Khutbah Jumat pertama memberikan pesan untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan ini akan membedakan orang yang dimuliakan di sisi Allah. Al-Quran banyak mengingatkan untuk bertakwa dan melakukan evaluasi diri untuk memperbaiki masa depan.
1. KHUTBAH JUMAT PERTAMA
ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْال َو ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْال
ْحَو ُهللا إال َهَلإ ال ْأن ُدَهْشَأ . ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْال همُث
ُُ َد
ب ِّيّبَن َ
ال ْيّذهال ُهُل ْوُسَرَو ُُ ُدْبَع اًدهمَحُم َانَدِّّيَس هأن ُدوأشه ُهَل َيك ّ
َرش ال
. ُُ َدع
ِّّلَص همُههللَا
َحْصَأَو ّهّلَأ ىَلَعَو هللا عبد دابنهمَحُم َانِّّيّبَن ىَلَع ْمِّّلَسَو
ْنَمَو ّهّبا
،ُدْعَب اهمَأ .ّةَماَيّقال ّم ْوَي ىَلّإ ٍانَسْحّإّب ْمُهَعّبَت
ّهّباَتّك ّمَكْحُم في ّلّئاَقْال ّهللا ى َوْقَتّب ْيّسْفَنَو ْمُكْي ّ
ص ْوُأ يِّّنّإَف
هنّإَف واُدهو َََتَو :
َخ
. ابَبْلَ ْ
اْل يّلوُأ اَي ّونُقهتاَو ،ى َوْقهتال ّادهَال َرْي
ٍَدغّل ْتَمهدَق اهم ٌسْفَن ْرُنظَتْلَو َ ه
ٱَلِل ۟واُقهتٱ ۟واُنَماَء َينّذهٱل اَهُّيَأََٰٓي : َلاَقَو
۟واُقهتٱَو
َ ه
ٱَلِل
وُلَمْعَت اَمّب ٌٌۢيرّبَخ َ ه
ٱَلِل هنّإ
َن
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang dicintai Allah
Di antara kewajiban yang harus dilakukan seorang khatib dalam khutbah
Jumatnya adalah senantiasa mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada
jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Wasiat takwa ini menjadi rukun khutbah Jumat yang apabila ditinggalkan
oleh khatib maka tidak sah khutbah Jumat yang disampaikannya. Sementara
para ulama mendefinisikan takwa itu sendiri sebagai
اًّرّس ّهْيّهاََون َُابنّتْاجَو ّهللا ّ
رّامَوَأ ُلاَثّتْام
اًنّاطَبَو اًرّهاَظ ًةهيّن َ
َلَعَو
Yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya baik dalam keadaan sepi maupun ramai, lahir dan juga batin.
Oleh karenanya pada kesempatan Jumat kali ini, khotib berpesan kepada
diri khotib sendiri dan tentunya kepada para jamaah semuanya, mari kita
bersama-sama menguatkan komitmen untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Allah swt.
Takwa ini sendiri akan menjadi pembeda bagi orang yang dimuliakan di
sisi Allah. Orang yang bertakwa akan mendapat prioritas kemuliaan di sisi Allah
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13:
ْمُكىقْتَا ّهللا َدْنّع ْمُكَم َرْكَا هنّا
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa”.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang dicintai Allah
Dalam Al-Qur’an, perintah untuk bertakwa kepada Allah swt sangatlah
banyak. Perintah ini juga banyak yang dipadukan dengan berbagai perintah
untuk terus memperkuat diri dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah swt dalam rangka menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Di
antaranya seperti disebutkan dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
2. ٍَدغّل ْتَمهدَق اهم ٌسْفَن ْرُنظَتْلَو َ ه
ٱَلِل ۟واُقهتٱ ۟واُنَماَء َينّذهٱل اَهُّيَأََٰٓي
هتٱَو
۟واُق
َ ه
ٱَلِل
َونُلَمْعَت اَمّب ٌٌۢيرّبَخ َ ه
ٱَلِل هنّإ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah
sekaligus terus melakukan evaluasi, muhasabah atau introspeksi diri dengan
melihat apa yang telah kita perbuat di masa lalu dan mempersiapkan masa
depan agar lebih baik dari hari ini.
Langkah ini bisa menjadi wujud syukur atas karunia yang telah diberikan
Allah kepada kita karena apa? karena kita masih diberi kesempatan untuk hidup
di dunia ini sampai dengan awal tahun ini.
Mudah-mudahan dengan syukur ini, nikmat Allah akan terus ditambahkan
kepada kita berupa karunia dipanjangkan umur kita oleh Allah sehingga kita akan
bisa terus beribadah dan berbuat baik dalam kehidupan di dunia.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang dicintai Allah
Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa termasuk orang-orang yang
bertakwa adalah mereka yang selalu memperhitungkan perbuatannya sendiri,
apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak. Sehingga jika kita lebih banyak
melanggar larangan Allah, maka hendaklah kita berusaha menutupnya dengan
amal-amal saleh.
Ayat ini memerintahkan manusia agar selalu mawas diri,
memperhitungkan segala yang telah dan akan diperbuatnya sebelum Allah
menghitungnya di akhirat nanti.
Ayat ini pun ditutup dengan sebuah peringatan untuk bertaqwa kembali
kepada Allah, karena Allah mengetahui semua yang dikerjakan hamba-hamba-
Nya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang lahir maupun yang
batin, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.
Oleh karena itu, sebagai insan yang bertaqwa, mari kita senantiasa
melihat masa lalu kita di tahun kemarin dan mengkalkulasi, apakah lebih banyak
kebaikan yang telah kita lakukan dibanding dengan keburukan?
Atau malah sebaliknya, banyak hal-hal yang buruk kita lakukan sehingga
kebaikan kita tertutup oleh keburukan? Introspeksi ini akan menjadi modal bagi
kita untuk mempersiapkan masa depan agar hal-hal yang buruk tidak terjadi lagi.
Sehinga tahun ini akan lebih baik daripada tahun yang kemarin.
Seperti sholat kita, jangan sampai sholat kita, kegiatan mengaji kita di
pesantren tercinta ini tergolong lebih buruk dari tahun kemarin.
Marilah kita bersama sama menyongsong perubahan dengan
memperbaiki sholat kita, terutama sholat shubuh tidak usah menunggu pengurus
mengeluarkan amarahnya, tapi berfikirlah kalau yang membangunkan kita
secara terus menerus saat shubuh itu adalah pengurus pusat, maka apaguna
teman-teman pengurus di asrama, semoga ini bisa menjadi bahan evaluasi kita
semua untuk menyongsong tahun baru yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw pun mengingatkan kepada kita semua agar terus
melakukan perubahan-perubahan menuju kebaikan sehingga menjadi orang-
3. orang beruntung. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi apalagi sampai
menjadi golongan orang celaka dengan tidak memperbaiki masa depan ke arah
yang lebih baik:
. ٌحّباَر َوُهَف ّهّسْمَأ ْنّم اًرْيَخ ُهُم ْوَي َانَك ْنَم
ّهّسْمَأ َلْثّم ُهُم ْوَي َانَك ْنَمَو
ٌن ْوُعْلَم َوُهَف ّهّسْمَأ ْنّم اًَّرش ُهُم ْوَي َانَك ْنَمَو . ٌن ْوُبْغَم َوُهَف
Artinya: “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong
orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin
dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk
dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang dicintai Allah
Saatnya di penghujung tahun ini kita juga mengamalkan pesan Khalifah
Umar bin Khatthab:
ْوُبَساَحُت ْنَأ َلْبَق ْمُكَسُفْنَأ واُبّاسَح
ا
Artinya: “Hitung-hitunglah (evaluasilah) dirimu sebelum kamu dihitung”
Dalam hal ini, mengapa Sayyidina Umar menilai bahwa evaluasi diri lebih
dini akan menguntungkan kita pada kehidupan kelak? Karena apa, karena
dengan mengevaluasi diri sendiri, kita akan mengenali kekurangan-kekurangan
kita yang diharapkan dapat diperbaiki sesegera mungkin. Kondisi ini akan
meminimalkan kesalahan sehinga tanggung jawab dalam kehidupan kita di
akhirat nanti menjadi lebih ringan.
Semoga kita senantiasa diberikan rahmat oleh Allah swt agar masa depan
kita di tahun yang akan datang bisa lebih baik dari tahun ini. Amin.
آ ْنّم ّهْيّفاَمّب ْمُكاهيّإ َو يّنَعَفَن َو ّْميّظَعلْا ّآن ْرُقلْا ىّف ْمُكَل َو يّل هللا َكَارَب
ّ
رْكّذ َو ّةَي
ّْميّكَحْال
َ
ْمي ّحهالر ُر ْوُفَغال َوُه ُههنّإ َْميّظَعال َهللا ُرّفْغَتْسأَف اَذَه يّل ْوَق ُل ْوُقَأ
KHUTBAH JUMAT KEDUA
ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْلا َو ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْلا
ي َّرش ال ُُ َدْح َو ُهللا إال َهَلإ ال ْأن ُدَهْشَأ . ّ ه ّ
َلِل ُدْمَحْلا همُث
ُهَل َك
َع ْمِّّلَسَو ِّّلَص همُههللَا . ُُ َدبع ِّيّبَن َ
ال ّْيذهلا ُهُل ْوُسَر َو ُُ ُدْبَع ًادهمَحُم َانَدِّّيَس هأن ُدوأشه
ىَل
ّةَماَيّقال ّم ْوَي ىَلّإ ٍانَسْحّإّب ْمُهَعّبَت ْنَم َو ّهّباَحْصَأ َو ّهّلَأ ىَلَع َو ٍدهمَحُم َانِّّيّبَن
َن ْوُقهتُمْلا ََاَف ْدَقَف ّهللا ى َوْقَتّب ْيّسْفَن َو ْمُكْي ّ
ص ْوُأ ُاسهنال اَهُّيَأاَيَف ُدْعَب اهمَأ
ىَلاَعَت ُهللا َلاَقَف .
ّئ َ
َلَم َو َهللا هنّا
َس َو ّهْيَلَع ا ْوُّلَص ا ْوُنَمأ َْنيّذهلا اَهُّيَأي ِّّيّبهنال ىَلَع َن ْوُّلَصُي ُهَتَك
اًمْيّلْسَت ا ْوُمِّّل
ّيآءْحَالَا ّاتَمّلْسُملْاَو َنْيّمّلْسُملْاَو َّاتنّمْؤُملْاَو َنْيّنّمْؤُمْلّل ْرّفْغا همُهالل
ْمُهْنّم
هنَع ْعَفْدا همُهالل . ّاتَوْمَالْاَو
ّلمْاَو َل ّ
ََالهَالَو َن ْو ُرُقوال َءاَبَلوْاَو َءََلَبلْا ا
َنَح
اهيّسْيّنوُدْنّا َانّدَلَب ْنَع َنَطَب اَمَو اَهْنّم َرَهَظ اَم َنَحّلمْاَو ّنَتّفلْا َء ْوُسَو
َأ همُههالل .َنْيّمَلاَعلْا هبَر اَي ًةهمعآ َنْيّمّلْسُملْا ّانَدْلُبلْا ّ
رّئاَسَو ًةهصخآ
َن ّ
ر
هَّ َحْال ا
َانهبَر ُهَبَانّتْاج َانْقَُ ْارَو ً
َلّاطَب َلّاطَبْال َان ّ
رَأَو ُهَعاَبِّّتا َانْقَُ ْارَو اًّقَح
ىّف َانّتآ
ّ
ارهنال َابَذَع َانّقَو ًَةنَسَح ّةَر ّآلخْا ىّفَو ًَةنَسَح اَيْنُّدال