2. Aspek Kunci dalam Reformasi Keuangan
Pergeseran menuju alokasi kredit yang berorientasi pasar melaui
kemudahan atau dihapuskannya kewajiban portofoio, progam
kredit selektif, plafon kredit dan pagu suku bunga
Memperbaiki sistem kontrol moneter, stabilisasi dan mobilisasi
tabungan domestik
3. •Anda mengambil jurusan ekonomi?
•Anda memanfaatkan atau mengerti sedikit
banyak tentang aktifitas perbankan?
•Apakah anda memiliki rekening tabungan?
•Berapa rekening tabungan yang anda mililki?
•Berapa jumlah handphone yang anda miliki?
•Berapa kali anda berganti handphone?
•Berapa kali anda berganti rekening?
4. Pemanfaatan Rekening Tabungan
(%, umur di atas 15 Tahun)
Use of Formal Accounts (%, age
15+)
Indonesia Malaysia Korea Jerman
Kegiatan Usaha 3.2 6.5 19 36.9
Menerima gaji 7.7 26.3 49.4 45.9
Menerima Pembayaran dari
2.6 7.5 25.2 62
Pemerintah
Menerima remittances 6.1 9.6 39.9 17
Mengirim remittances 5.5 9.9 50.9 24.8
5. Rekening Tabungan: Gap dengan negara lain
Indonesia Malaysia Korea Jerman
All adults (%, age 15+) 19.6 66.2 93 98.1
Male adults (%, age 15+) 20 69.2 93 97.5
Female adults (%, age 15+) 19.2 63.1 87.3 98.7
Young adults (%, ages 15–24) 12.8 57.1 84.1 96
Older adults (%, age 25+) 21.3 70.2 96.3 98.4
Adults with a primary education or less (%, age
10.2 39.7 91.4 97.2
15+)
Adults with a secondary education or more (%,
age 15+)
29.4 74.1 93.3 98.6
Adults in income quintiles I (lowest) and II (%,
age 15+)
10.3 39.8 89.3 98.8
Adults in income quintiles III, IV, and V (highest)
(%, age 15+)
26.4 76.9 95.5 95.2
Adults living in a rural area (%, age 15+) 16.2 51.8 84.8 NA
Adults living in an urban area (%, age 15+) 28.9 77.6 94.6 NA
7. Mobile Banking : The End of the Cash Era
• Terdapat lebih dari 4 miliar mobile phones digunakan
di seluruh dunia dan tiga per empatnya berada di
negara sedang berkembang*.
• Lebih dari 1 miliar orang di negara sedang
berkembang tidak memiliki rekening di bank tetapi
memiliki mobile phones (ADB Institute, 2009).
7
Mobile Banking Electronic
Money
8. Mobile Phone:
InstrumenMeningkatkan Inklusi Keuangan
• Kemudahan akses jasa keuangan dalam 24/7
• Aksesibilitas cakupan wilayah untuk dapat mengakses
jasa keuangan lebih luas, misalnya melalui toko, stasiun
pengisian bahan bakar, apotek, dll.
• Efisien berbagai prosedur dapat dijalankan secara
otomatis dan transaksi dapat dilakukan tanpa harus
mengunjungi kantor cabang bank dan bertatap muka
dengan petugas bank
8
9. • Rapidity transaksi keuangan real time
• Fitur jasa keuangan yang dapat diakses melalui
phone banking cukup beragam. Misalnya
penyetoran dan pengambilan tunai, cek saldo
rekening, transfer, membayar tagihan,
pembelian barang, membayar cicilan
pinjaman, menerima transfer subsidi dari
pemerintah, dan transaksi keuangan lainnya.
10. Mobile Phone:
InstrumenMeningkatkan Inklusi Keuangan (2)
• Penyederhanan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your
Customer/KYC)
• Kemudahan bertransaksi
• Melayani transaksi dalam skala kecil
• Mengirim uang/transfer
• Transfer subsidi dari pemerintah lebih aman dan
murah
• Affordability Tidak ada saldo minimum
• Edukasi keuangan memperkenalkan jasa keuangan
kepada masyarakat miskin
• Financial security masyarakat miskin dapat menyimpan
uang tunainya dengan lebih aman karena tidak disimpan di
rumah
10
11. Liberalisasi finansial dapat mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi dengan syarat(Fry ; 1988)
Membebaskan suku bunga dari kontrol pemerintah
(liberalisasi suku bunga)
Menurunkan reserve requiment
Menjaga agar sistem finansial beroperasi secara kompetitif di
bawah kondisi free entry
Memperbaiki kualitas investasi dan bukan kuantitas investasi
12. Pengaruh Suku Bunga dalam Perekonomian
• Rendahnya suku bunga deposito akan menimbulkan bias dalam
mendorong konsumsi saat ini dengan mengorbankan konsumsi masa
depan.
• Para penabung potensial akan lebih menyukai investasi yang relatif low-yielding
dibanding mendepositokan uang yang ada di bank agar
dipinjamkan untuk membiayai proyek yang higher yielding
• Bank – bank peminjam akan memperoleh semua dana yang mereka
inginkan pada tingkat bunga pinjaman yang rendah dan cenderung
memilih kepada proyek yang lebih padat modal.
13. Perbedaan Antara Liberalisasi Finansial Dalam
Lingkup Eksternal dan Internal
Liberalisasi finansial eksternal umumnya ditandai dengan dibukanya
pasar finansial domestik terhadap aliran uang internasional,
ditiadakannya kontrol devisa, dihapuskannya hambatan masuk bagi
bank asing, dan sebagainya
Liberalisasi finanasial internal diartikan sebagai reformasi yang
mengarah pada semakin bebasnya pasar finansial domestik yang
mencakup ditiadakannya kontrol terhadap kredit domestik yang
berkaitan dengan pembatasan kredit, plafon suku bunga, dan
diskriminasi reserve requrements
14. Aspek Kunci Finansial Reformasi di Asia
• Aspek kunci finansial di Asia adalah liberalisasi suku bunga,
dikuranginya kontrol kredit, diturunkannya reserve requerments,
ditingkatkannya persaingan dan efisiensi dalam sisitem finansial dan
diperkuatnya pengawasan terhadap industri perbankan
• Hal yang lebih penting lagi, liberalisasi finansial di negara – negara
Asia melalui proses yang perlahan, bertahap dan kontinu dan bukan
sekaligus dan komprehensif seperti di Amerika Serikat
15. Hasil Umum Reformasi Keuangan
Liberalisasi finansial telah meningkatkan persaingan yang lebih tinggi di antara
berbagai tipe lembaga keuangan
Liberalisasi finansial telah mendorong pendalaman finansial (munculnya
produk finansial baru dan kombinasi baru dari instrumen yang ada) dan
meskipun agak jarang ditemui, hambatan bagi transaksi modal internasional
menurun
Membiarkan kekuatan mekanisme pasar untuk memainkan peranan yang
lebih besar dalam sistem finansial
16. Dampak Deregulasi Terhadap Sektor Keuangan
•Deregulasi finansial sering ditandai dengan
akselerasi pertumbuhan uang kuasi dan inovasi
berbagai produk baru jasa keuangan, yang pada
gilirannya meningkatkan pendalaman finansial
•Salah satu tujuan deregulasi finansial adalah
meningkatkan tabungan domestik
17. Penyebab Turunnya Investasi di Indonesia
Faktor pertama adalah menjamurnya kegiatan
pemburu rente. Indonesia sampai detik ini
memiliki sejumlah pemburu rente yang
sebagian besar disebabkan oleh kebijakan
kredit selektif
18. Faktor kedua kemungkinan diakibatkan oleh utang
luar negeri. Produktivitas modal dan proyek – proyek
yang dibiayai dengan bantuan luar negeri banyak
yang rendah karena mempunyai masa tenggang
waktu dan masa pembayaran kembali yang panjang.
19. Faktor ketiga adalah kuranganya kompetisi
dalam sektor keuangan yang ditandai dengan
intervensi pemerintah dan tingginya konsentrasi
industri perbankan yang membuat sistem
perbankan bekerja kurang efisien dan produktif
20. Arah Pembangunan Sektor Keuangan
•Memperkuat kembali struktur perbankan
nasional
•Memperluas akses kredit
•Memperkuat konsumen melalui pemberian
pendidikan finansial kepada masyarakat
umum
21. Visi API
(Arsitektur Perbankan Indonesia)
Visi API di Indonesia adalah mencapai sistem
perbankan yang sehat, kuat dan efisien yang
dapat membantu dalam memelihara
kestabilan sistem keuangan
22.
23. Tujuan Bank Consolidation
•Membangun industri perbankan yang baik,
kuat dan efisien yang dapat memberikan
kontribusi dan nilai tambah yang lebih besar
bagi perekonomian Indonesia.
•Meningkatkan kemampuan bersaing bank –
bank lokal pada skal regional dalam
menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN
24. Definisi Stabilitas Sistem Keuangan
(SSK)
Pertama, SSK berarti sistem keuangan memiliki
kemampuan untuk mengalokasikan dana – dana
secara efisien dan menyerap berbagai
goncangan ketika goncangan tersebut muncul
sehingga dapat mencegah gangguan terhadap
aktivitas sektor rill dan sistem keuangan
25. Kedua, SSK adalah sebuah kondisi dimana
mekanisme pembentukan harga, alokasi
dana, dan manajemen resiko berjalan secara
sesuai dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi.
Ketiga, SSK adalah sebuah kondisi yang
diwakili oleh sistem keuangan yang kuat
yang mampu menahan berbagai goncangan
terhadap aktivitas ekonomi.