SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
TEORI BELAJAR KECERDASAN BERGANDA
( MULTIPLE INTELLINGENCES )

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Andhika Ayu W. M.Pd

Oleh:

1. Diyah Sri Hariyanti

(1051500083)

2. Yenti Sri Astuti

(1051500082)

3. Muslikhah R.M.

(1051500088)

4. Sidiq Widodo

(1051500096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas karunia-Nya
makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai
pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak
didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu
menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu
memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan
secara optimal potensi yang ada pada dirinya.Oleh karena itu pembelajaran ini di harapkan
dapat meningkatkan bakat dan kecerdasaan terutama di kalangan mutu pendidikan nasional
saat ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini,serta saran dan kritik dari pembaca, penulis
harapkan demi kesempuraan makalah ini
Akhirnya,kami berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh civitas
akademika,khususnya bagi para mahasiswa agar dapat mengikuti proses belajar mengajar di
universitas secara efektif.

Sukoharjo,7 desember 2011

penulis
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................

i

KATA PENGANTAR.........................................................................

ii

DAFTAR ISI.........................................................................................

iii

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................
B. Rumusan Masalah........................................................
C. Tujuan............................................................................

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian IQ, EQ dan SQ...........................................

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu pengertian kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah konsep
kecerdasan yang dipaparkan oleh Wechsler. Kecerdasan menurut Wechsler didefenisikan
sebagai konsep generik yang melibatkan kemampuan individual untuk berbuat dengan tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Chaplin (1975) kecerdasan merupakan kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, dikenal ada 3 jenis kecerdasan, yaitu:
kecerdasan intelektual(IQ), kecerdasan emosional(EQ), kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan intelektual diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi Prancis abad
ke-20. Dalam kecerdasan ini, kajiannya hanya sebatas kemampuan individu yang bertautan
dengan aspek kognitif saja. Kemudian timbul kajian Emosional Quotient(EQ) oleh pakar
psikologi, Daniel Goleman(1997). Emosional Quotient(EQ) dianggap sebagai faktor penting
yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Goelman mengemukakan bahwa kecerdasan
emosi merujuk pada kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain.
Pada dasarnya kecerdasan intelektual(IQ) dan kecerdasan emosional(EQ) berpangkal pada
kecerdasan spiritual(SQ) yang dapat membuat seseorang tidak hanya mengejar kesuksesan
dunia dengan IQ dan EQ yang ia miliki untuk dirinya sendiri dengan menghalalkan segala
cara. Karena itu, Spiritual Quotient(SQ) merupakan pengendali terhadap segala sesuatu yang
dikerjakan oleh manusia.
Kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih
kesuksesan sesuai yang dia inginkan. Karena seseorang yang mempunyai tingkat
intelektualitas yang tinggi namun memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang rendah maka sering
kali ia gagal karena tidak bisa mengendalikan emosi, berempati dan bertindak sesuai dengan
situasi yang dihadapi. Namun, kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) harus
dilandasi dengan kecerdasan spiritual (SQ) yang mengontrol segala perilaku manusia baik
sebagai makhluk individu maupun sosial. Oleh karena itu, sekolah maupun perkuliahan
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan memasok kebutuhan sumber daya manusia
pada masyarakat, berusaha menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul di bidangnya tapi
juga memiliki sikap dan perilaku yang beretika. Karena itu dalam sekolah dan perkuliahan
juga diberikan mata pelajaran yang menunjang terbentuknya karakter peserta didik seperti;
agama, kewarganegaraan, dan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah atau di kampus.
Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai
pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak
didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu
menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu
memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan
secara optimal potensi yang ada pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang
dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang.
Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara
optimal.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard
Gardner seorang professor psikologi dari Harvard University akan dijadikan acuan untuk
lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan
lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam
membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IQ, EQ dan SQ
1. IQ (Intellegence Questiont)
Kecerdasan Intelektual/Intelligence Questient (IQ) merupakan kecerdasan
dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan
intelektual) kecenderungan menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa,
pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca,
menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini sering kita kenal dengan
kecerdasan rasional, karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah.
Tingkat kecerdasan intelektual seseorang dapat di uji melalui tes, yakni dengan ujian
daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung, dan
menganalisis data.
Kecerdasan Intelektual muncul sejak dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat, sejak sejak anak berada di dalam kandungan(masa pranata) sampai
tumbuh menjadi dewasa. Kecerdasan rasional ini merupakan aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang dalam perolehan pembelajaran.
Proses kerja Intelligence Questient(IQ) terkenal dengan linier. Pertanyaan
menimbulkan jawaban dalam hal yang begitu mirip dengan cara neuron (sel saraf
mencari) neuron lain.(Covey, Steven, 2004).
Intelegensi adalah suatu konsep yang dioperasionalisasikan dengan suatu alat
ukur, dan keluaran dari alat ukur inilah yang berupa IQ. Angka yang keluar adalah
angka berdasarkan satuan tertentu. Semacam ‟gram‟ untuk berat dan ‟meter‟ untuk
jarak. Konsep inilah yang harus diluruskan agar tidak menimbulkan beragam
penafsiran, IQ adalah satuan ukur.
Ketika disadari seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa
faktor emosi tidak kalah pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan
dipandang lebih penting dari pada kecerdasan intelegensi. Daniel Goleman, walaupun
bukan pencetus pertama, telah mempopulerkan pada pertengahan 1990-an. Konsep
kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi alat ukur dan keluarannya disebut
EQ.

2. EQ (Emotional Quotient )
Kecerdasan emosi atau dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ)
adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Termasuk di dalamnya
kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain di sekitarnya. EQ ini tidak
saling bertabrakan dengan IQ karena memang punya wilayah „kekuasaan‟ yang
berbeda. IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis,
dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EQ lebih banyak berhubungan dengan
perasaan dan emosi (otak kanan). Kalau ingin mendapatkan tingkah laku yang cerdas
maka kemampuan emosi juga harus diasah. Untuk dapat berhubungan dengan orang
lain secara baik kita memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan
emosi diri dan orang lain secara baik. Di sinilah fungsi dari kecerdasan emosi.
Melalui kecerdasan emosi diharapkan semua unsur yang terlibat dalam
pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan lingkungannyasecara tepat,
memiliki rasa percaya diri (PD) , tidak iri hati, dengki, cemas, takut, murung, tidak
mudah putus asa, dan tidak mudah marah.

3. SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan kemampuan individu terhadap
mengelola nilai-nilai, norma-norma dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan
kekuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan suara hati (God
Spot).
Kecerdasan Spiritual (SQ) yang memadukan antara kecerdasan intelektual dan
emosional menjadi syarat penting agar manusia lebih memaknai hidup dan menjalani
hidup penuh berkah. Terutama pada masa sekarang, dimana manusia modern
terkadang melupakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.
Manusia modern adalah manusia yang mempunyai kualitas intelektual yang
memadai, karena telah menempuh pendidikan yang memadai pula. Salah satu ciri
yang kental dalam diri manusia modern adalah suka membaca. Namun, terkadang
kualitas intelektual tersebut tidak dibarengi dengan kualitas iman atau emosional
yang baik, sehingga berkah yang diharapkan setiap manusia dalam hidupnya tidak
dapat diperoleh.
B. Teori kecerdasan menurut Howard Gadner
Pada tahun 1983, seorang ahli psikologi bernama Howard Gardner dari
Manchester Instituit of Technology (MIT) dalam bukunya Frames of Mind,
mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan
menjelajahi berbagai disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat
dan sejarah. Ia menemukan bahwa dalam diri manusia terdapat berbagai potensi
kecerdasan. Tipe kecerdasan yang dikembangkannya adalah kecerdasan majemuk
(Multiple Intellegences). Kecerdasan majemuk ini dikembangkannya berdasarkan hasil
penelitian para pakar lainnya, yaitu Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu
kesimpulan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
kepemilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan keterampilan
yang dapat dikembangkan.
Kecerdasan ada pada setiap manusia tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Titik tekan dari teori kecerdasan majemuk Gadner terletak pada kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dan untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara lebih
terperinci dapat dinyatakan sebagai berikut :
a.

Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan
pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.

b.

Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam
memecahkan permasalahan dalam hidupnya.

c.

Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan
penggunaan pemahaman baru.
Berdasarkan kesimpulan itu, Gardner memperkenalkan kecerdasan majemuk

(Multiple Intellegences) yang terbagi menjadi 8 kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic intelligence)
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan penguasaan kosa kata atau bahasa
lisan maupun tulis, dan secara luas, komunikasi. Contoh orang yang memiliki
kecerdasan bahasa yaitu pengarang, penyair, wartawan, pembicara, pembaca berita.
William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail,
Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan
kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,
sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.
2. Kecerdasan Matematis/Logis (logical/mathematical intelligence)
Yaitu

kecerdasan

yang

berkaitan

erat

dengan

berpikir

deduktif-

induktif/beralasan, numerasi, dan pola-pola berpikir abstrak. Ciri ragam kecerdasan
ini adalah pada kemampuan memecahkan berbagai masalah abstrak dan memahami
hubungan sebab akibat. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah
distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik
dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan
tentu saja ahli matematika. Tokoh-tojoh yang terkenal antara lain Madame Currie,
Blaise Pascal, B.J. Habibie.

3. Kecerdasan Spasial (visual/spatial intelligence)
Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki
kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki
kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan
spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal
maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
4. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic intelligence)
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan gerak fisik (gerak tubuh dan anggota
tubuh), termasuk syaraf otak motorik yang mengontrol gerak tubuh dan anggota
tubuh. Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan
tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari,
melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.Sebut saja
Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), dan Susi Susanti adalah mereka yang
unggul dengan kecerdasan kinestetiknya.
5. Kecerdasan Musikal (Musical/rhythmic intelligence)
Yaitu kecerdasan yang yang berkaitan dengan nada, irama, pola titi nada, dan
warna nada. Kecerdasan ini berupa tingkatan sensitivitas pada pola-pola suara dan
kemampuan untuk merespon musik secara emosional.Bentuk kecerdasan ini sangat
menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita,
menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.Tokoh-tokoh yang sudah
mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, dan Titik
Puspa.

6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain.
Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti guru yang
sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa
kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan
seseorang.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Adalah kecerdasan yang berkenaan dengan pengetahuan diri. Ciri kecerdasan
ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan untuk
bertanggung jawab atas konsep-diri, sikap perilaku, perasaan, dan tindakan yang
dilakukan. Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan
mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kecerdasan ini
sering dinamakan dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan psikologi atau
filsafat. Tokoh-tojoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini
adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Adalah kecerdasan yang terkait dengan kemahiran dalam mengenali dan
mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungan seseorang.
Kecerdasan ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan
alam dan fenomenanya. Contohnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang
tinggal di daerah perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil,
rumah, dan sampul kaset (CD).
C. Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan ganda
Sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuankemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan
yang spesifik yaitu:
1. Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan
permainan merangkai kata, membuat buku harian atau menulis tentang apa saja yang
ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk
bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
2. Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan
gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang
interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan
tiga dimensi lainnya.
3. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih
menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5
detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki
silang/asah otak lainnya.
4. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan
musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk
bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan
gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
5. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan
berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,
kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya
khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
6. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal
yaitu belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan,
kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan
waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif
dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau
lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca,
pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).
7. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara pilihlah tokoh
favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam
memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang
dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali
sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali
secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
8. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai
program flora dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk
tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor,
memetik bunga yang sedang tumbuh.
D. Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan
dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
1. Orang tua murid
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan
dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat
berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu
memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi
yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
2. Guru
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori
kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil
seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
b. Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh
siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam
merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh
siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin
mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
3. Kurikulum
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah –
langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004)
mengemukakan proporsi waktu

yang

dapat

digunakan oleh guru

dalam

mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
a. 30 % pembelajaran langsung
b. 30 % belajar kooperatif
c. 30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan
lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer
kegiatan pembelajaran.Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah
perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak
mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik
misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu
mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang
memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan
fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas.Fasilitas tersebut dapat digunakan
oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas

dapat

berbentuk

media

pembelajaran dan peralatan

serta

perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan
ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
4. Sistem penilaian
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori
kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah
konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya
berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak
berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses
dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu
keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini
adalah metode penilaian portofolio.Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah
keterampilan atau pengetahuan.
PENUTUP

A.Kesimpulan
1)
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia
Pendidikan.Bandung : Kaifa
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.
Campbel, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple
Intelegences.Massachusetts : Allyn and Bacon
Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group.Australia : Thomas
Nelson
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa
Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and
Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and
Bacon

More Related Content

What's hot

Kecerdasan majemuk ppt
Kecerdasan majemuk pptKecerdasan majemuk ppt
Kecerdasan majemuk ppt
sofiailma
 
Presentasi menyimak
Presentasi menyimakPresentasi menyimak
Presentasi menyimak
endokemas
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Barna Yudha SutanMudo
 
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didikHakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
anah purwani
 
Memahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
Memahami Karakteristik dan Perbedaan IndividuMemahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
Memahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
dina septiana
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
KaRen GiNting
 
Strategi pembelajaran aud
Strategi pembelajaran audStrategi pembelajaran aud
Strategi pembelajaran aud
Salma Van Licht
 

What's hot (20)

8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
 
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
 
Kecerdasan majemuk ppt
Kecerdasan majemuk pptKecerdasan majemuk ppt
Kecerdasan majemuk ppt
 
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUDTeori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUD
 
Presentasi ppd kelompok 7
Presentasi ppd kelompok 7Presentasi ppd kelompok 7
Presentasi ppd kelompok 7
 
Presentasi menyimak
Presentasi menyimakPresentasi menyimak
Presentasi menyimak
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 
Makalah biologi tentang Teknologi pada Sistem Peredaran Darah Kelas XI Semest...
Makalah biologi tentang Teknologi pada Sistem Peredaran Darah Kelas XI Semest...Makalah biologi tentang Teknologi pada Sistem Peredaran Darah Kelas XI Semest...
Makalah biologi tentang Teknologi pada Sistem Peredaran Darah Kelas XI Semest...
 
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didikHakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
 
Penilaian paud 1
Penilaian paud 1Penilaian paud 1
Penilaian paud 1
 
Memahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
Memahami Karakteristik dan Perbedaan IndividuMemahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
Memahami Karakteristik dan Perbedaan Individu
 
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososialPerkembangan psikososial
Perkembangan psikososial
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Teori kecerdasan berganda 1
Teori kecerdasan berganda 1Teori kecerdasan berganda 1
Teori kecerdasan berganda 1
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Strategi pembelajaran aud
Strategi pembelajaran audStrategi pembelajaran aud
Strategi pembelajaran aud
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHANMERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
 

Viewers also liked (10)

Tafsir surat al qalam ayat 1 mochammad dawud
Tafsir surat al qalam ayat 1   mochammad dawudTafsir surat al qalam ayat 1   mochammad dawud
Tafsir surat al qalam ayat 1 mochammad dawud
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Rpp fiqih vii anyar
Rpp fiqih vii anyarRpp fiqih vii anyar
Rpp fiqih vii anyar
 
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik MagnetKapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
 
Perkembangan peserta didik.....
Perkembangan peserta didik.....Perkembangan peserta didik.....
Perkembangan peserta didik.....
 
Pengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit traumaPengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit trauma
 
RPP MTs Akidah Ahlak Kelas VIII
RPP MTs Akidah Ahlak Kelas VIIIRPP MTs Akidah Ahlak Kelas VIII
RPP MTs Akidah Ahlak Kelas VIII
 
RPP Fiqih Kelas 7 MTs Kurtilas Edisi Revisi
RPP Fiqih Kelas 7 MTs Kurtilas Edisi RevisiRPP Fiqih Kelas 7 MTs Kurtilas Edisi Revisi
RPP Fiqih Kelas 7 MTs Kurtilas Edisi Revisi
 

Similar to Makalah teori belajar kecerdasan berganda

Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Maya Sy
 
Apa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritualApa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritual
herul25
 

Similar to Makalah teori belajar kecerdasan berganda (20)

Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
IESQ
IESQIESQ
IESQ
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannya
 
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariUrgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
Essay beasiswa dataprint
Essay beasiswa dataprintEssay beasiswa dataprint
Essay beasiswa dataprint
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Apa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritualApa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritual
 
Pengaruh kecerdasan pada anak
Pengaruh kecerdasan pada anakPengaruh kecerdasan pada anak
Pengaruh kecerdasan pada anak
 
Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6
 
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalismeFaktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
 

More from Diyah Sri Hariyanti

Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
Diyah Sri Hariyanti
 
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
Diyah Sri Hariyanti
 
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Diyah Sri Hariyanti
 
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
Diyah Sri Hariyanti
 
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Diyah Sri Hariyanti
 
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
Diyah Sri Hariyanti
 
Contoh tugas penilaian hasil belajar
Contoh tugas penilaian hasil belajarContoh tugas penilaian hasil belajar
Contoh tugas penilaian hasil belajar
Diyah Sri Hariyanti
 
Contoh silabus matematika smp kelas 8
Contoh silabus matematika smp kelas 8Contoh silabus matematika smp kelas 8
Contoh silabus matematika smp kelas 8
Diyah Sri Hariyanti
 
1051500083 c diyah sri hariyanti
1051500083 c diyah sri hariyanti1051500083 c diyah sri hariyanti
1051500083 c diyah sri hariyanti
Diyah Sri Hariyanti
 

More from Diyah Sri Hariyanti (20)

Tugas pecahan
Tugas pecahanTugas pecahan
Tugas pecahan
 
Soal kisi kisi
Soal kisi kisiSoal kisi kisi
Soal kisi kisi
 
Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
Segitiga & segiempat mtk smp kelas 7
 
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
Ppt spldv diyah sri hariyanti 6 c absen 10 nim 1051500083
 
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
 
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
Ppt persamaan kuadrat [diyah sri hariyanti 6 c nim 1051500083]
 
Ppt masalah tes kel.4
Ppt masalah tes kel.4Ppt masalah tes kel.4
Ppt masalah tes kel.4
 
Ppt manajemen kurikulum
Ppt manajemen kurikulumPpt manajemen kurikulum
Ppt manajemen kurikulum
 
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
 
Magic graph
Magic graphMagic graph
Magic graph
 
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
Kristina apriliawati kelas 6 c nomor 21
 
Kewirausahaan hasil observasi
Kewirausahaan hasil observasiKewirausahaan hasil observasi
Kewirausahaan hasil observasi
 
Diagram venn
Diagram vennDiagram venn
Diagram venn
 
Contoh tugas penilaian hasil belajar
Contoh tugas penilaian hasil belajarContoh tugas penilaian hasil belajar
Contoh tugas penilaian hasil belajar
 
Contoh silabus matematika smp kelas 8
Contoh silabus matematika smp kelas 8Contoh silabus matematika smp kelas 8
Contoh silabus matematika smp kelas 8
 
Contoh rpp matematika sm
Contoh rpp matematika smContoh rpp matematika sm
Contoh rpp matematika sm
 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
 
1051500083 c diyah sri hariyanti
1051500083 c diyah sri hariyanti1051500083 c diyah sri hariyanti
1051500083 c diyah sri hariyanti
 
Tugas apkom super junior a4
Tugas apkom super junior a4Tugas apkom super junior a4
Tugas apkom super junior a4
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 

Makalah teori belajar kecerdasan berganda

  • 1. TEORI BELAJAR KECERDASAN BERGANDA ( MULTIPLE INTELLINGENCES ) Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Andhika Ayu W. M.Pd Oleh: 1. Diyah Sri Hariyanti (1051500083) 2. Yenti Sri Astuti (1051500082) 3. Muslikhah R.M. (1051500088) 4. Sidiq Widodo (1051500096) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2011
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas karunia-Nya makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal potensi yang ada pada dirinya.Oleh karena itu pembelajaran ini di harapkan dapat meningkatkan bakat dan kecerdasaan terutama di kalangan mutu pendidikan nasional saat ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini,serta saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan demi kesempuraan makalah ini Akhirnya,kami berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh civitas akademika,khususnya bagi para mahasiswa agar dapat mengikuti proses belajar mengajar di universitas secara efektif. Sukoharjo,7 desember 2011 penulis
  • 3. DAFTAR ISI JUDUL.................................................................................................. i KATA PENGANTAR......................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................. B. Rumusan Masalah........................................................ C. Tujuan............................................................................ BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IQ, EQ dan SQ........................................... 1
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pengertian kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah konsep kecerdasan yang dipaparkan oleh Wechsler. Kecerdasan menurut Wechsler didefenisikan sebagai konsep generik yang melibatkan kemampuan individual untuk berbuat dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Chaplin (1975) kecerdasan merupakan kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, dikenal ada 3 jenis kecerdasan, yaitu: kecerdasan intelektual(IQ), kecerdasan emosional(EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan intelektual diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi Prancis abad ke-20. Dalam kecerdasan ini, kajiannya hanya sebatas kemampuan individu yang bertautan dengan aspek kognitif saja. Kemudian timbul kajian Emosional Quotient(EQ) oleh pakar psikologi, Daniel Goleman(1997). Emosional Quotient(EQ) dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Goelman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain. Pada dasarnya kecerdasan intelektual(IQ) dan kecerdasan emosional(EQ) berpangkal pada kecerdasan spiritual(SQ) yang dapat membuat seseorang tidak hanya mengejar kesuksesan dunia dengan IQ dan EQ yang ia miliki untuk dirinya sendiri dengan menghalalkan segala cara. Karena itu, Spiritual Quotient(SQ) merupakan pengendali terhadap segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia. Kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan sesuai yang dia inginkan. Karena seseorang yang mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi namun memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang rendah maka sering kali ia gagal karena tidak bisa mengendalikan emosi, berempati dan bertindak sesuai dengan situasi yang dihadapi. Namun, kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) harus dilandasi dengan kecerdasan spiritual (SQ) yang mengontrol segala perilaku manusia baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Oleh karena itu, sekolah maupun perkuliahan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan memasok kebutuhan sumber daya manusia pada masyarakat, berusaha menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul di bidangnya tapi
  • 5. juga memiliki sikap dan perilaku yang beretika. Karena itu dalam sekolah dan perkuliahan juga diberikan mata pelajaran yang menunjang terbentuknya karakter peserta didik seperti; agama, kewarganegaraan, dan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah atau di kampus. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal potensi yang ada pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal. Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner seorang professor psikologi dari Harvard University akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IQ, EQ dan SQ 1. IQ (Intellegence Questiont) Kecerdasan Intelektual/Intelligence Questient (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan intelektual) kecenderungan menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini sering kita kenal dengan kecerdasan rasional, karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah. Tingkat kecerdasan intelektual seseorang dapat di uji melalui tes, yakni dengan ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung, dan menganalisis data. Kecerdasan Intelektual muncul sejak dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sejak sejak anak berada di dalam kandungan(masa pranata) sampai tumbuh menjadi dewasa. Kecerdasan rasional ini merupakan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang dalam perolehan pembelajaran. Proses kerja Intelligence Questient(IQ) terkenal dengan linier. Pertanyaan menimbulkan jawaban dalam hal yang begitu mirip dengan cara neuron (sel saraf mencari) neuron lain.(Covey, Steven, 2004). Intelegensi adalah suatu konsep yang dioperasionalisasikan dengan suatu alat ukur, dan keluaran dari alat ukur inilah yang berupa IQ. Angka yang keluar adalah angka berdasarkan satuan tertentu. Semacam ‟gram‟ untuk berat dan ‟meter‟ untuk jarak. Konsep inilah yang harus diluruskan agar tidak menimbulkan beragam penafsiran, IQ adalah satuan ukur. Ketika disadari seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa faktor emosi tidak kalah pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan dipandang lebih penting dari pada kecerdasan intelegensi. Daniel Goleman, walaupun
  • 7. bukan pencetus pertama, telah mempopulerkan pada pertengahan 1990-an. Konsep kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi alat ukur dan keluarannya disebut EQ. 2. EQ (Emotional Quotient ) Kecerdasan emosi atau dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain di sekitarnya. EQ ini tidak saling bertabrakan dengan IQ karena memang punya wilayah „kekuasaan‟ yang berbeda. IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis, dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EQ lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Kalau ingin mendapatkan tingkah laku yang cerdas maka kemampuan emosi juga harus diasah. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik kita memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi diri dan orang lain secara baik. Di sinilah fungsi dari kecerdasan emosi. Melalui kecerdasan emosi diharapkan semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan lingkungannyasecara tepat, memiliki rasa percaya diri (PD) , tidak iri hati, dengki, cemas, takut, murung, tidak mudah putus asa, dan tidak mudah marah. 3. SQ (Spiritual Quotient) Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan kemampuan individu terhadap mengelola nilai-nilai, norma-norma dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan suara hati (God Spot). Kecerdasan Spiritual (SQ) yang memadukan antara kecerdasan intelektual dan emosional menjadi syarat penting agar manusia lebih memaknai hidup dan menjalani hidup penuh berkah. Terutama pada masa sekarang, dimana manusia modern terkadang melupakan mata hati dalam melihat segala sesuatu. Manusia modern adalah manusia yang mempunyai kualitas intelektual yang memadai, karena telah menempuh pendidikan yang memadai pula. Salah satu ciri
  • 8. yang kental dalam diri manusia modern adalah suka membaca. Namun, terkadang kualitas intelektual tersebut tidak dibarengi dengan kualitas iman atau emosional yang baik, sehingga berkah yang diharapkan setiap manusia dalam hidupnya tidak dapat diperoleh. B. Teori kecerdasan menurut Howard Gadner Pada tahun 1983, seorang ahli psikologi bernama Howard Gardner dari Manchester Instituit of Technology (MIT) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan sejarah. Ia menemukan bahwa dalam diri manusia terdapat berbagai potensi kecerdasan. Tipe kecerdasan yang dikembangkannya adalah kecerdasan majemuk (Multiple Intellegences). Kecerdasan majemuk ini dikembangkannya berdasarkan hasil penelitian para pakar lainnya, yaitu Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit kepemilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan. Kecerdasan ada pada setiap manusia tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda. Titik tekan dari teori kecerdasan majemuk Gadner terletak pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara lebih terperinci dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya. b. Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya. c. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan penggunaan pemahaman baru. Berdasarkan kesimpulan itu, Gardner memperkenalkan kecerdasan majemuk (Multiple Intellegences) yang terbagi menjadi 8 kecerdasan yaitu:
  • 9. 1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic intelligence) Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan penguasaan kosa kata atau bahasa lisan maupun tulis, dan secara luas, komunikasi. Contoh orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu pengarang, penyair, wartawan, pembicara, pembaca berita. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini. 2. Kecerdasan Matematis/Logis (logical/mathematical intelligence) Yaitu kecerdasan yang berkaitan erat dengan berpikir deduktif- induktif/beralasan, numerasi, dan pola-pola berpikir abstrak. Ciri ragam kecerdasan ini adalah pada kemampuan memecahkan berbagai masalah abstrak dan memahami hubungan sebab akibat. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika. Tokoh-tojoh yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie. 3. Kecerdasan Spasial (visual/spatial intelligence) Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis. 4. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic intelligence) Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan gerak fisik (gerak tubuh dan anggota tubuh), termasuk syaraf otak motorik yang mengontrol gerak tubuh dan anggota tubuh. Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan
  • 10. tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), dan Susi Susanti adalah mereka yang unggul dengan kecerdasan kinestetiknya. 5. Kecerdasan Musikal (Musical/rhythmic intelligence) Yaitu kecerdasan yang yang berkaitan dengan nada, irama, pola titi nada, dan warna nada. Kecerdasan ini berupa tingkatan sensitivitas pada pola-pola suara dan kemampuan untuk merespon musik secara emosional.Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.Tokoh-tokoh yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, dan Titik Puspa. 6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence) Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang. 7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal intelligence) Adalah kecerdasan yang berkenaan dengan pengetahuan diri. Ciri kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan untuk bertanggung jawab atas konsep-diri, sikap perilaku, perasaan, dan tindakan yang dilakukan. Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kecerdasan ini sering dinamakan dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh-tojoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
  • 11. 8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence) Adalah kecerdasan yang terkait dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungan seseorang. Kecerdasan ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam dan fenomenanya. Contohnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil, rumah, dan sampul kaset (CD). C. Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan ganda Sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuankemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu: 1. Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, membuat buku harian atau menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat. 2. Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya. 3. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya. 4. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll). 5. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,
  • 12. kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup. 6. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang pantai). 7. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami. 8. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh. D. Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut : 1. Orang tua murid Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
  • 13. 2. Guru Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : a. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa b. Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa. 3. Kurikulum Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu : a. 30 % pembelajaran langsung b. 30 % belajar kooperatif c. 30% belajar independent Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran.Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
  • 14. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas.Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik. Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik. 4. Sistem penilaian Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio.Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan.Bandung : Kaifa Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta. Campbel, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple Intelegences.Massachusetts : Allyn and Bacon Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group.Australia : Thomas Nelson Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and Bacon