Switch gear adalah peralatan listrik yang dapat memutus atau menghubungkan sirkuit listrik untuk menjaga keandalan sistem pasokan daya. Switch gear melindungi peralatan listrik seperti generator dan transformator dari gangguan, dan memastikan kesinambungan pasokan daya. Switch gear terdiri dari berbagai komponen seperti busbar, circuit breaker, dan disconnecting switch yang bekerja sama untuk menyalurkan dan melindungi aliran daya.
1. SWITCH GEAR
Presented by:
YANSTI YUSHAR MAHMUD
SAMSURYADI ANSAR AZIS
ALIMUDDIN
Pembimbing : Ir.Makmur Saini. MT
Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2. Pengertian dan Fungsi Switch Gear
Secara umum pengertian Switch Gear adalah
suatu unit peralatan listrik yang dapat
memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian
listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak
normal demi keandalan sistem pelayanan daya
listrik.
Fungsi Switch Gear adalah untuk menjaga
keandalan serta juga memiliki fungsi untuk
memproteksi atau melindungi peralatan-
peralatan listrik seperti; generator, transformator
daya dari suatu pembangkit dan jalur transmisi
daya lainnya terhadap gangguan-gangguan yang
mungkin dapat terjadi kapan saja.
4. Tipe-tipe Switch Gear
Metal Clad Switch Gear
Metal Enclosed Low Voltage Switch
Gear
Metal Enclosed Interrupter Switch
Gear
Station Tipe Cubicle Switch Gear
7. Komponen-komponen utama
Switch Gear
Busbar (Rel)
Circuit Breaker (CB)
Disconnection Switch (DS)
Alat Ukur dan Alat Pelindung
Peralatan tambahan
8. Busbar (Rel)
Busbar (Rel) adalah salah satu
komponen utama dari switch gear
yang berfungsi sebagai tempat atau
mediator untuk menghubungkan
beberapa rangkaian atau peralatan.
Bahan untuk Busbar umumnya
terbuat dari tembaga, aluminium,
dan alloy.
9. Jenis Busbar
Rel tunggal (Single Bus)
Rel Ganda (Double Bus)
Rel Gelang (Ring Bus)
Tipe Busbar
Ada 2 tipe busbar yaitu:
Rel kaku : plat dan Pipa
Rel lemah : kawat pilin
10. Circuit Breaker (Pemutus Beban)
CB digunakan untuk memutuskan
beban bila terjadi gangguan pada saluran
transmisi dan distribusi dan gangguan
peralatan lain yang dapat membahayakan
sistem.
CB harus dapat menyalurkan arus
beban penuh untuk waktu yang lama
tanpa pemanasan berlebihan dan
menahan gangguan untuk waktu tertentu
maupun mencegah terjadinya busur api.
11. Berdasarkan medium yang digunakan,
maka CB dapat dibagi atas :
Oil Circuit Breaker (OCB), yaitu CB
yang menggunakan minyak untuk
memadamkan busur api.
Air Circuit Breaker (ACB), yaitu CB
yang menggunakan udara untuk
memadamkan busur api.
Gas Circuit Breaker (GCB), yaitu CB
yang menggunakan medium gas
untuk memadamkan busur api.
17. Disconnecting Switch (DS)
Pemisah (DS) adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan bagian
rangkaian tertentu dan rangkaiannya
dalam suatu sistem dan hanya dapat
diproses pada saat rangkaian tak
berbeban.
DS hanya dapat dilihat secara
visual bahwa suatu peralatan listrik
sudah bebas dari tegangan kerja.
19. Rating Pemutus Daya
Rating ini berhubungan dengan
nilai-nilai karakteristik yang
membatasi kondisi kerja dimana
pemutus daya tersebut dipasang.
Pemutus Daya juga harus
memutuskan arus secara aman.
20. Pembagian dari pemutus daya antara
lain :
Rating tegangan
Rating arus kontinyu
Rating arus pemutus
Rating kapasitas pemutus
21. Alat-alat Pelindung dan Alat
Ukur Switch Gear
Alat Pelindung
Alat pelindung merupakan suatu
alat yag melindungi peralatan tenaga
listrik dengan membatasi surja
(Surge) tegangan lebih yang datang
dan menagalirkannya ke tanah.
22. Adapun Beberapa Jenis Alat Pelindung
adalah :
1. Arrester, adalah suatu alat proteksi yang
melindungi tegangan lebih abnormal yang bersifat
surja (kejutan).
2. Sela Batang, adalah suatu alat pelindung yang
paling sederhana yang terdiri dari 2 buah batang
logam yang mempunyai penampang tertentu.
3. Sela sekring, adalah sela batang yang
dihubungkan secara seri dengan sekring yang
digunakan untuk menangani arus susulan (power
follow) yang diakibatkan oleh percikan api.
4. Tabung pelindung, digunakan untuk melindungi
isolator saluran transmisi, DS, isolator rel (Bus).
24. Alat Ukur Swirch Gear
Seperti yang diketahui bahwa
tegangan pada Switch Gear
merupakan tegangan tinggi,
sehingga untuk mengukur arus dan
tegangannya maka besaran ukur
tersbut haruslah ditransformasikan
terlebih dahulu ke trafo ukur ke
harga yang lebih kecil yang
selanjutnya dimasukkan ke dalam
relay-relay dan alat ukur lainnya.
25. Macam-macam Transformator Ukur terbagi
atas 2, yakni:
Transformator Ukur Tagangan
Berfungsi untuk merubah tegangan
jaringan ke arah yang rendah dan sebagai
alat proteksi dengan memperlihatkan
kemampuan beban trafo.
Transformator Ukur Arus
Trafo ini bertujuan untuk mennurunkan
arus besar/tinggi pada tegangan
tinggi/menengah menjadi arus kecil pada
tegangan rendah.
26. JENIS GANGGUAN PADA SWITCH
GEAR
Pada suatu jaringan Transmisi
pastilah banyak terjadi hal-hal yang
dapat mengganggu kerja dari suatu
Switch Gear dengan kata lain kondisi
abnormal pada Switch Gear baik itu
gangguan yang berasal dari dalam
(internal) maupun gangguan dari
luar (eksternal).
27. Gangguan Terhadap Tegangan
Lebih
Gangguan Tegangan Lebih Kilat
Gangguan ini timbul akibat sambaran petir
sehingga mengakibatkan tegangan lebih .
Gangguan Tegangan lebih Switching (TLS)
Gangguan ini timbul akibat penyambungan
dan pemutusan saluran daya.
Gangguan Tegangan Lebih Temporer (TLR)
Gangguan ini terjadi akibat proses switching
seperti pelepasan suatu beban yang sangat
besar.
28. Macam-macam bentuk gelombang TLS
a. Gelombang pemutus arus hubung singkat.
b. Gelombang pemasukan kembali.
c. Gelombang pengisian daya pada saluran.
642 86420 6420
29. Gangguan Arus Hubung
Singkat
Gangguan ini timbul akibat
terjadinya hubung singkat, baik itu
fasa ke fasa ataupun fasa ke tanah.
Gangguan arus hubung singkat ini
berakibat secara thermis maupun
mekanis terhadap peralatan-
peralatan yang dilaluinya.
30. Gangguan Beruntun
Terjadi karena adanya tegangan
lebih akibat pemutusan trafo tak
berbeban yang dapat menagkibatkan
flash over disuatu tempat yang
akhirnya berakibat hubung singkat
penuh.
Untuk mengatasi gangguan
beruntun, maka ada 3 macam
langkah proteksi yaitu :
31. Pemutusan Trafo Pada Beban Nol
Tegangan tinggi yang timbul di atasi dengan
satu cara yakni dengan tahanan paralel dengan
kontak-kontak PD untuk menyerap energi L pada
trafo sehingga lebih dapat ditekan.
Pemutusan Jaringan Transmisi Tak Berbeban
Bila tegangan antara 1 dan 2 cukup besar
maka akan terjadi restrike dalam PD dimana
energi yang tersimpan dalam C akan discharge
kembali dalam bentuk osilasi.
Pemutusan Dalam Keadaan Out of Phase
Umumnya dipasang pada sistem yang besar
dimana banya terdapat pusat pembangkit,
dimana salah satu pembangkit mengalami out of
phase terhadap pembangkit lainnya.
32. SISTEM PROTEKSI PADA
SWITCH GEAR
1. Proteksi Over Current
Dimana jika arus yang melewati suatu
alat melampaui suatu nilai tertentu maka
akan memicu terjadinya trip dengan
bekerjanya saklar dimana waktu
pengoperasiannya biasanya dibuat
bertingkat dan diberikan kelonggaran
waktu pengoperasian pada CB.
33. 2. Overcurrent dan Directional
Untuk memperoleh diskriminasi di
dalam suatu sistem loop diperlukan
suatu sifat directional tambahan,
rele-rele overcurrent directional dan
nondirectional mempunyai waktu
pada suatu gangguan teretentu
34. 3. Proteksi Jarak
Dimana jarak antara suatu tempat
gangguan dan awal saluran
berbanding lurus dengan impendansi
yakni rasio antara nilai tegangan dan
arus.
Karakteristik pengaman ini
memiliki 3 ciri dasar yaitu harus
responsif terhadap ; arah, jarak, dan
waktu.
35. 4. Sistem Proteksi Unit
Pada suatu loop atau tiap-tiap
bagian dari elemen yanmg terpisah
dari sistem diputuskan atau
dihubungkan jika terjadi gangguan
dari dalam dan pihak bagian yang
dilindungi harus tetap terhubung
dengan laluan arus yang mengalir
kedalam suatu gangguan dari luar.
36. 5. Sistem Rel Differensial
Jika arus mempunyai harga dan
fasa yang sama maka rele tidak
bekerja, namun jika terjadi
gangguan didalam Zona yang
dilindungi maka rele akan bekerja.
Arus sirkulasi ini biasanya
digunakan pada generator, feeder-
feeder, trafo arus dan busbar serta
mneyediakan selektifitas yang
sangat baik.
37. 6. Proteksi Arus Pembawa
Pada sistem arus pembawa, suatu
sinyal frekuensi dalam band 80 –
500kHz dan bertingkat daya rendah
dikirim melalui via konduktor lin
daya dan biasanya sinyal frekuensi
tinggi diinjeksi pada lin daya dengan
kapasitor gandeng dan dikopel
dengan konduktor satu fasa antara 2
konduktor.
38. 7. Proteksi Busbar
Dalam hal ini biasanya digunakan
sistem proteksi relay differensial,
dikarenakan seslektifitasnya yang
sangat baik.
Apabila terjadi gangguan-
gangguan pada busbar maka semua
hubungan ke bus-bus dari sumber
harus diputus untuk mengisolasi
gangguan pada busbar.
39. 8. Penangkal Surja
Sistem ini memiliki sifat-sifat antara lain:
1. Dapat memberikan respon yang cepat
terhadap terjadinya tegangan surja
2. Memiliki karakteriostik R yang non-linier
3. Memiliki kemampuan termal yang tinggi
untuk dapat menyerap energi petir
4. Tidak tergantung pada polaritas
tegangan surja
5. Memiliki kemampuan memadamkan arus
lanjut yang besar bilamana tegangan
surja telah lewat
40. 9. Kawat Petir
Kawat petir memiliki fungsi antara lain:
Bertindak sebagai perisai bagi konduktor
daya terhadap sambaran petir
Bilamana mengenai petir dapat dengan
cepat mengalirkannya ke tanah
Terdapat hubungan dielektrik dan
magnetik antara kawat petir dan
konduktor daya, yang memngkinkan
terjadinya kerusakan pada isolasi
41. HUBUNGAN KERJA SWITCH
GEAR
Hubungan Kerja Switch Gear Dengan
Transformator.
Antara Switch Gear dengan
transformator daya saling terinterkoneksi
dalam suatu jaringan tegangan tinggi,
dimana arus yang berasal dari pusat
pembangkit terutama transformator akan
mengalirkannnya ke Switch Gear.
Sehingga Switch Gear dalam hal ini
selain sebagai pengaman juga sebagai
penyalur/pendistribusi daya selama CB
tertutup hingga ke konsumen.
42. Hubungan Kerja Switch Gear Terhadap
Jaringan Tegangan Tinggi
Hubungan yang terinterkoneksi
dimana dari Switch Gear, daya yang
diterima akan disalurkan dari trafo
menuju jaringan tegangan tinggi
yang sebelumnya diturunkan arus
dan tegangannya terlebih dahulu.
43. KESIMPULAN
1. Switch Gear adalah suatu unit peralatan
listrik yang dapat memutuskan ataupun
menghubungkan rangkaian listrik pada
kondisi yang diinginkan sehingga
menghasilkan pelayanan yang handal.
2. Memberikan kontiunitas pelayanan daya
listrik.
3. Tingkat keandalan dan efisiensi dalam
penyaluran daya listrik semakin baik dan
terjamin.
4. Melindungi peralatan dari gangguan
yang berakibat fatal.