1. SUMBER FOTO : WWW.ETSY.COM
JENIS-JENIS
SUMBU LILIN
PRAKATA
Melanjutkan artikel sebelumnya mengenai
karakteristik wax dalam pembuatan lilin.
Kali ini saya merangkum mengenai
karakteristik sumbu dan penggunaannya
dalam pembuatan lilin. Semoga bermanfaat.
Mala Pidiyanti
2. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Bagaimana lilin menyala ?
Sebelum mengenal berbagai type sumbu, maka kita harus mengetahui dasar teori pembakaran
nyala api pada lilin.
gb.1 Nyala Lilin
Fakta sains apa yang terjadi di balik nyala api lilin
Lilin yang terbakar adalah contoh reaksi kimia antara tiga unsur utama: oksigen, hidrogen,
dan karbon.
Wax dalam lilin terdiri dari atom hidrogen dan karbon. Saat sumbu dinyalakan, lilin mulai
meleleh, dan atom karbon dan hidrogen menaikkan sumbu untuk bereaksi dengan atom
oksigen di nyala api. Sebenarnya, nyala api pada lilin adalah bukti reaksi kimia dari atom
karbon dan hidrogen dengan oksigen. Panas dari sumbu menyebabkan atom karbon dan
hidrogen pecah, dan bergabung dengan oksigen untuk membentuk gas. Ini disebut pirolisa.
Faktanya jika diamati nyala lilin menghasilkan warna yang berbeda. Bagian biru nyala api
adalah bagian terpanas dari api. Nyala api itu biru karena cukup oksigen yang disediakan
dalam reaksi. Jika tidak tersedia cukup oksigen untuk nyala api maka reaksi pembakaran yang
terjadi tidak sempurna akibatnya menghasilka jumlah atom karbon yang berlebihan yang
kemudian berkelompok membentuk jelaga.
Karena jelaga berwarna hitam, mudah menyerap panas; dan dengan panas ini menghasilkan
api yang terang dan bersinar. Molekul karbon inilah yang menciptakan bagian kuning, oranye,
dan merah dari api. Saat partikel jelaga bersinar karena panas, proses ini disebut
incandescence. Pada akhirnya, lilin yang menyala mengeluarkan uap air, dan karbon dioksida
(gas yang sama yang kita keluarkan saat bernapas)
3. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
gb.2 Pembakaran lilin menghasilkan H2O dan CO2
Semua lilin pada dasarnya terdiri dari senyawa hidrokarbon, seperti yang pernah saya bahas
pada artikel ‘Karakteristik Wax dalam pembuatan Lilin’. Senyawa Hidrokarbon artinya terdiri
atom Hidrogen (H) dan Carbon (c)
Saat Anda menyalakan lilin, panas nyala api melelehkan lilin di dekat sumbu. Cairan lilin ini
kemudian terserap kedalam sumbu dengan aksi kapiler.
Panas nyala api menyebabkan lilin yang sudah mencair menguap (mengubahnya menjadi gas
panas), dan mulai memecah hidrokarbon menjadi molekul hidrogen dan karbon. Molekul
penguapan ini ditarik ke dalam nyala api, di mana mereka bereaksi dengan oksigen dari udara
untuk menciptakan panas, cahaya, uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2).
Sekitar seperempat energi yang diciptakan oleh pembakaran lilin dilepaskan saat panas
menyebar dari api ke segala arah.
Panas yang cukup dibuat untuk memancarkan kembali dan melelehkan lebih banyak lilin agar
proses pembakaran tetap menyala sampai bahan bakar habis atau panas dihilangkan.
Perlu beberapa menit saat Anda menyalakan lilin untuk proses pembakaran ini agar stabil.
Nyala api mungkin berkedip atau ada sedikit asap pada awalnya, tapi begitu prosesnya stabil,
nyala api akan menyala dengan bersih dan mantap dan tenang, mengeluarkan karbondioksida
dan uap air.
Api lilin yang menyala tenang seperti mesin pembakaran yang sangat efisien. Tapi jika nyala
api mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak udara atau bahan bakar, dapat
mengakibatkan nyala api berkedip atau berkobar dan partikel karbon yang tidak terbakar akan
luput dari nyala api sebelum bisa terbakar habis sehinga timbulah jelaga atau asap hitam.
4. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Warna nyala api Lilin
gb.3 Warna nyala api
Jika Anda melihat dari dekat api lilin, Anda akan melihat area biru di dasar nyala api. Di
atasnya ada bagian berwarna jingga-coklat tua, dan di atas lagi ada wilayah api berwarna
kuning besar yang kita persepsikan sebagai nyala api lilin sebenarnya.
Zona biru kaya oksigen adalah tempat molekul hidrokarbon menguap dan mulai pecah menjadi
atom hidrogen dan karbon. Atom Hidrogen adalah yang paling pertama memisahkan diri dan
bereaksi dengan oksigen membentuk uap air (H2O). Sedangkan sebagian karbon terbakar
membentuk karbon dioksida.
Zona jingga-kecoklatan atau wilayah gelap diatas Zona biru memiliki oksigen yang relatif
sedikit. Di sinilah berbagai bentuk karbon terus runtuh dan sebagian partikel karbon yang
mengeras mulai terbentuk. Saat karbon bebas itu naik, bersamaan dengan uap air dan karbon
dioksida yang tercipta di zona biru, panasnya mencapai kira-kira 1000 derajat celcius. Pada
Zona ini pembentukan partikel karbon (jelaga) meningkat. Kemudian karbon ini naik lagi
kezona selanjutnya, suhunya terus memanas sehingga menghasilkan nyala pijar yang
memancarkan spektrum cahaya tampak berwarna kuning.
Pada Zona kuning, Suhunya dapat mencapai 1200o C. Warna kuning dari spektrum adalah
yang paling dominan saat karbon menyala, warna inilah yang dipersepsikan sebagai warna
nyala lilin yang sebenarnya
Zona keempat (dijuluki the veil) adalah nyala biru pucat yang berada di tepi api biru yang
memanjang dari zona biru di dasar nyala api dan di sisi kerucut api. Zona ini berwarna biru
karena langsung bertemu dengan oksigen di udara, dan merupakan bagian terpanas dari nyala
api, biasanya mencapai 1400 o
C.
5. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Mengapa nyala api lilin selalu mengarah ke atas?
gb.4 Arus konveksi udara
Saat lilin menyala, nyala api memanaskan udara di dekatnya. Saat udara hangat ini bergerak
naik, udara dingin dan oksigen mengalir deras di dasar api untuk menggantinya.
Ketika udara dingin itu dipanaskan, ia juga naik dan digantikan oleh udara dingin di dasar nyala
api. Menciptakan siklus pergerakan udara terus menerus seperti arus konveksi, membentuk api
yang memanjang seperti bentuk tetesan air yang terbalik keatas (tear drop shape).
Karena "naik" dan "turun" adalah fungsi dari gravitasi bumi, para ilmuwan bertanya-tanya
seperti apa nyala lilin di luar angkasa dengan tarikan gravitasi minimal.
Pada akhir 1990-an, ilmuwan NASA menjalankan beberapa percobaan untuk melihat
bagaimana nyala api menyala dalam kondisi mikrogravitasi. Seperti yang bisa Anda lihat dari
foto NASA di bawah ini, nyala lilin dalam kondisi mikrogravitasi berbentuk bulat dan bukan
bentuknya yang memanjang seperti nyala api lilin di Bumi. Tanpa gravitasi, tidak ada arah
"naik" agar udara hangat naik untuk menciptakan arus konveksi.
gb. 5 Nyala api pada gravitasi bumi gb.6 Nyala api pada kondisi mikrogravitasi
Apa yang menyebabkan nyala lilin berasap dan bagaimana menghilangkan efek
tersebut?
Lilin yang baik hampir tidak menghasilkan asap saat dibakar atau
dinyalakan. Terkadang penyebab asap ini karena efek dari jenis
wax, parfum, pewarna atau aditif lainya yang digunakan dalam
formulasi lilin. Namun sebenarnya asap ini diisebabkan oleh
gangguan pembakaran. Jika sumbu terlalu panjang, atau arus
udara mengganggu bentuk kerucut api pada lilin, sejumlah kecil
partikel karbon yang tidak terbakar (jelaga) akan terlepas dari nyala
api sebagai gumpalan asap yang terlihat. Setiap lilin akan menjadi
jelaga jika nyala api terganggu.
6. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Untuk menghindari hal ini, selalu rapikan panjang sumbu sampai ¼ inci sebelum setiap
penggunaan dan pastikan hindari untuk menyalakan lilin di dekat ventilasi atau ruangan
dengan arus udara yang tidak stabil. Jika lilin terus berkedip atau berasap, artinya lilin tidak
menyala dengan benar untuk itu harus dipadamkan. Biarkan lilin mendingin, rapikan sumbu,
pastikan area sekitarnya bebas dari angin lalu nyalakan kembali lilin tersebut.
Apakah lilin scented dangan kandungan parfum menghasilkan lebih banyak asap
dibanding lilin tanpa parfum?
Tidak juga. Minyak parfum yang ditemukan dalam wewangian tertentu dapat sedikit
meningkatkan sejumlah kecil jelaga yang dihasilkan oleh lilin, namun panjang sumbu dan
gangguan nyala api adalah faktor utama timbulnya asap.
Produsen lilin yang baik hanya menggunakan parfum yang khusus dibuat untuk dibakar dalam
lilin. Mereka juga sangat hati-hati dalam menambahkan konsentrasi parfum untuk memastikan
agar lilin bisa menyala dengan bersih dan benar.
Apakah jelaga itu berbahaya?
Tidak. Jumlah jelaga yang sangat kecil yang dihasilkan oleh lilin adalah hasil samping alami
dari pembakaran yang tidak sempurna. Jelaga lilin terutama terdiri dari partikel karbon
elemental, dan mirip dengan jelaga yang dilepaskan oleh pemanggang roti dapur dan minyak
goreng. Sumber jelaga sehari-hari dari jelaga ini tidak dianggap sebagai masalah kesehatan,
dan secara kimiawi berbeda dengan jelaga yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar
diesel, batubara, bensin, dan lain-lain.
Produksi jelaga lilin juga dapat diminimalkan dengan cara berikut: Potong Sumbu sampai ¼ inci
sebelum setiap penggunaan agar lilin menyala dengan baik, letakkan lilin di area yang bebas
dari angin agar api tidak berkedip-kedip.
Dapat disimpulkan penyebab terjadinya asap pada lilin adalah:
Adanya gangguan arus udara disekitar lilin
Kualitas parfum yang tidak sesuai atau konsentrasi parfum terlalu banyak
Ukuran atau jenis sumbu yang salah
Asap pada lilin adalah hasil dari terlalu banyak bahan bakar (kombinasi wax, parfum
dan pewarna)
Kualitas Wax dalam lilin yang kurang bagus
Pemilihan jenis sumbu lilin
Saat memilih sumbu, ada beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan, antara lain :
Menghasilkan nyala yang konsisten
Temperatur pembakaran tidak terlalu panas
Tidak menghasilkan jelaga atau jikapun ada sangat minimal
7. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Menghasilkan kolam lilin/ wax pool yang sempurna
gb.7 Wax pool gb.8 Tunneling
Pada gambar tunneling diatas, terjadi karena kesalahan pemilihan ukuran dan karakteristik
sumbu yang tidak sesuai dengan karakteristik lilin. Sehingga pembakaran sumbu tidak sampai
membuat permukaan lilin meleleh secara keseluruhan, akibatnya membentuk terowongan lilin
atau tunneling. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya tunneling adalah, durasi nyala api
yang sebentar-sebentar, wax pool belum terbentuk tetapi nyala api sudah dipadamkan, dan hal
ini diulagi terus menerus, akibatnya terbentuklah tunneling pada lilin
Lilin yang bagus adalah apabila wax dan sumbu habis secara bersamaan. Tunneling
mengakibatkan sumbu terbakar habis terlebih dahulu namun wax masih tersisa banyak.
Biasanya nyala api pada lilin yang mengalami tunneling juga lebih redup dan tidak stabil
Ada berbagai macam bahan sumbu yang digunakan untuk lilin antara lain
1. Sumbu kapas atau katun
2. Sumbu hemp atau tali rami dan
3. Sumbu kayu.
Di Indonesia sumbu katun hasil produksi lokal berbahan dasar katun asli berwarna agak sedikit
kecoklatan namun demikian dengan diameter yang sama atau jumlah benang pintal (ply) yang
sama dengan sumbu katun impor, sumbu katun lokal menghasilkan nyala api yang lebih panas,
konsisten dan nyaris tanpa jelaga. Hanya saja untuk pembuatan lilin dekoratif penampilan
warna dan bentuk pintalan yang kurang ‘bersih’ dan rapih menjadikan sumbu lokal kurang
diminati untuk pembuatan lilin dekoratif. Selain itu sumbu katun local kurang mememiliki
kemampuan self trimming setelah dibakar.
Gb.9 sumbu katun lokal
8. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Sumbu katun impor berdasarkan type inti sumbunya di bagi menjadi : paper core, zinc core dan
cotton core. Selain berdasarkan jenis bahan inti sumbu, sumbu lilin juga dibedakan
berdasarkan pola pintalan benang sumbunya.
Sumbu katun impor biasanya dijual dalam bentuk pintalan sumbu aslinya, pre waxed dan pre-
tabbed. Sumbu yang sudah di pre-waxed menghasilkan sumbu yang kaku, mudah dibenuk dan
ditegakkan sehingga memudahkan para pembuat lilin untuk membuat lilin dalam wadah yang
tinggi. Sedangkan sumbu yang di pre-tab memberikan kepraktisan agar sumbu memiliki
dudukan untuk berdiri tegak di dasar wadah.
MACAM SUMBU KATUN
Sumbu katun berdasarkan pola pintalan benangnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Flat braid cotton – Berbentuk pipih, sumbu jenis ini adalah yang paling umum
digunakan untuk lilin batangan atau lilin pilar. Sumbu ini akan menjadi keriting selama
pembakaran lilin dan perlahan terpangkas dengan sendirinya (self trimming) sehingga
menghilangkan efek akumulasi karbon pada sumbu. Akumulasi karbon pada sumbu
menyebabkan efek ‘mushrooming’ atau bagian atas sumbu yang terbakar seakan-akan
seperti kepala jamur (lihat gambar 1.1).
Rajutan sumbu Flat Braid biasanya terbuat dari tiga bundel serat, sangat konsisten
dalam pembakaran dan menghasilkan efek keriting dalam nyala api – curl effect- , serta
menghasilkan self trimming yang baik. Sumbu Flat braid memiliki efek self trimming
yang lebih baik dibanding sumbu square braid
Gb.10 Sumbu Flat Braid gb.11 Curl efect gb.12 Mushrooming efect
Flat Braided Wicks (Pillar and Taper Candles)
This wick is designed for use in pillars and tapers. This wick gives a slight curl when burning
which reduces carbon buildup and makes the wicks self-trimming. This wick is ideal for hand
dipping and extruding and dipping machines. This wick is constructed
of 100% natural fibers with a chemical treatment to improve the burn performance. These wicks
are effective in paraffin-based waxes. Available in 8 oz. rolls and 3 lb. bulk rolls.
b. Square braid cotton - Sumbu yang dikepang ini juga keriting pada saat dibakar.
Karena sumbu ini lebih bulat dan sedikit lebih kuat daripada Flat Braid, sumbu ini lebih
disukai dalam aplikasi lilin lebah dan dapat membantu menghambat penyumbatan
sumbu ketika ada kandungan bahan additif lilin yang tidak mudah terbakar seperti
pigmen atau parfum dengan konsentrasi tinggi. Sumbu ini paling banyak digunakan
pada aplikasi lilin pilar berbahan dasar besswax dan soy wax.
9. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
gb.13. Sumbu Square Braid
Square Braided Wicks (untuk Lilin Pilar, Taper, dan Wadah Besar)
Sumbu square braid pada awalnya dirancang untuk bees wax dan vegetable wax tapi
sebenarnya dapat digunakan di semua jenis wax. Sumbu berbentuk persegi ini dirancang untuk
menghasilkan efek curl saat dibakar agar meminimalkan penumpukan karbon. Sumbu ini
terbuat dari 100% serat alami dan dibuat dengan proses khusus. Sumbu ini sangat efektif untuk
lilin dalam wadah besar.
Type sumbu katun berdasarkan material inti sumbu :
1. ZINC CORE Wicks -. memiliki material dari bahan Zinc kaku yang membuat sumbu ini
tetap lurus saat berada dalam lilin cair. Zinc core wicks sangat populer dan sangat
mudah digunakan. Kelemahan dari sumbu ini adalah sangat mudah terjadi efek
mushrooming akibat penumpukan deposit carbon saat pembakaran lilin dibanding
dengan type sumbu lainnya. Dibutuhkan ketepatan pemilihan ukuran dan pemangkasan
tinggi sumbu yang tepat untuk mengurangi efek mushrooming. Sumbu Zinc Core
direkomendasikan untuk digunakan dalam lilin parafin dan lilin gel. Di pasaran tersedia
2 macam sumbu Zinc Core, yang telah di waxed dan yang tanpa di waxed. Dilakukan
waxed pada sumbu tujuannya adalah agar sumbu dapat berdiri tegak dan kaku.
Sumbu dengan inti seng ini digunakan di banyak aplikasi seperti lilin tea lights, votives
dan lilin dalam wadah. Sumbu dengan inti Zinc memberikan kekauan pada sumbu
shingga sumbu mudah ditegakan. Sumbu ini dibuatdengan menggunakan 100% serat
alami dan dibagian tengahnya berisi kawang zinc halus. Sumbu Zinc Core paling efektif
untuk lilin parafin dan lilin Gel, tidak dianjurkan untuk digunakan dalam vegetable wax.
Gb. 14 Sumbu katun Zinc Core
10. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
2. HTP Wicks - Versi Amerika dari "sumbu Jerman". HTP adalah singkatan dari High
Temperature Paper. Sumbu ini dilapisi lilin dan merupakan sumbu flat braid dengan
sehelai kertas dikepang ke dalamnya agar menghasilkan pembakaran yang lebih
panas. Sumbu ini merupakan sumbu kaku dan juga bersifat self trimming, sehingga
mengurangi pembentukan karbon yang biasa terjadi pada sumbu Zinc Core. Digunakan
pada hamper semua jenis lilin seperti lilin jar, gel, votives dan pilar.
gb. 15 Sumbu HTP yang sudah di pre-waxed dan pretabbed
Sumbu HTP menghasilkan pembakaran yang bersih dari jelaga. Umumnya digunakan
jika sebuah lilin memerlukan pembakaran yang lebih panas. Sebuah lilin memerlukan
pembakaran yang lebih panas apabila permukaan lilin cukup luas dan bahan lilin
terbuat dari wax dengan titik leleh yang tinggi. Sumbu ini sanagt baik digunakan untuk
hamper semua jenis wax seperti paraffin, gel and beberapa vegetable wax yang
membutuhkan suhu pembakaran yang lebih tinggi.
3. RRD-- adalah sumbu berbentuk bulat dengan inti katun dan benang yang kaku.
Dirancang untuk membakar lilin wangi atau lilin berwarna secara optimal dalam wadah
seperti gelas atau toples. Seri ini mungkin salah satu yang lebih populer karena
fleksibilitasnya untuk parafin wax, soy wax, palm wax dan lilin nabati lainya. Dapat
digunakan untuk lilin pilar atau kontainer. Sumbu RRD merupakan sumbu katun bulat
unik yang dikepang yang menghasilkan sedikit curl saat terbakar dan Menampilkan
karakteristik self trimming yang cukup baik. Terdapat juga dalam bentuk waxed dan
unwaxed
4. LX-- adalah sumbu flat braided dengan untaian benang katun telah distabilkan yang
membantu sumbu menjadi "curl" selama proses pembakaran. Sumbu LX bebas timbal
dan zinc. Cocok juga untuk digunakan dalam lilin votives, kontainer dan pilar yang
terbuat dari soy wax dan palm wax.
11. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
‘Curl’ pada sumbu yang terbakar menggerakkan ujung sumbu ke bagian terpanas dari
api, yang membantu meminimalkan atau menghilangkan penumpukan karbon atau
mushrooming, mengurangi jelaga, dan memberikan efek pemangkasan sumbu ‘self
trimming’ yang baik serta menciptakan nyala api yang sangat stabil dan konsisten.
LX Wick adalah sumbu kapas/katun yang dikepang datar dengan struktur yang kaku
untuk memudahkan pada saat lilin cair ditangkan kedalam sumbu. Dibandingkan
dengan sumbu lainnya, sumbu ini terbakar dengan nyala api yang sangat stabil yang
membuatnya menjadi sumbu terbaik bagi parafin wax. Cocok untuk segala macam
paraffin wax dalam lilin container, pilar dan votives. nyala api yang konsisten membantu
memastikan bahwa wadah kaca tidak terlalu panas di satu sisi dan tidak terbentuk
'terowongan' atau tunneling pada lilin.
Sumbu Kayu
Terbuat dari kayu dari pohon pinus atau dari pohon kayu lainnya. Sumbu kayu
diciptakan sekaligus di patenkan oleh Lumetique, Inc. Perusahaan ini merupakan milik
seorang seorang model fashion bernama DayNa Decker. Perusahaan yang sudah
dibangun sejak 2001 ini telah memiliki lebih dari 40 paten peralatan dan desain sumbu
kayu di seluruh dunia mencakup sumbu kayu lapis tunggal, sumbu kayu multi lapis,
sumbu kayu berbentuk lengkung dan dekoratif yang terbuat dari 100% kayu, semi kayu,
bahan berserat atau kombinasi kapas dan kayu. Omset dari inovasi Lumetique’s telah
melampaui $4 milyar dolar dari penjualannya diseluruh dunia.
12. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Sumbu kayu tidak memerlukan pemangkasan setelah pembakaran karena memiliki self
trimming yang baik, tidak menghasilkan efek kepala jamur atau mushrooming, dan
menghasilkan lilin yang cepat meleleh sehingga lebih cepat terbentuk kolam lilin atau
wax pool pada permukaan lilin yang nyalanya menggunakan sumbu kayu ini
Secara impresif sumbu kayu ini disukai karena efek suara gemeretak dari kayu yang
terbakar saat apinya menyala. Efek ini bagi sebagian orang sangat menyenangkan
karena membawa memori suara kayu bakar di pedesaan. Bagi mereka yang tinggal di
lingkungan kota atau apartemen tentunya dapat mengobati rindu akan suasana tempo
dulu atau suasana pedesaan yang alami
Untuk menghasilkan lilin wangi atau scented candle yang baik dengan menggunakan
sumbu kayu,perlu memperhatikan faktor-faktor seperti campuran lilin, jenis wewangian,
konsentrasi parfum, warna, dan ukuran wadah.
Sumbu HEMP atau Tali rami
Sumbu yang dikepang ini dibuat dari serat alami rami dan bukan kapas. Sumbu rami
menghasilkan tekstur sumbu yang lebih kaku dan pembakaran yang lebih panas. Digunakan
dengan semua jenis waxes.Hemp cored wicks adalah inti rami 100% yang dilapisi dengan
lengan katun. Sumbu ini menawarkan kekakuan yang sangat baik untuk pembuatan lilin dalam
wadah / container.
Sisi lain tanaman rami yang jarang diketahui :
“Hemp is the world’s most promising source of tree-free paper.”
13. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
RAMI vs KAPAS (KATUN)
Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan serat sebanding dengan 2 sampai 3
hektar kapas.
Serat rami lebih kuat dan lebih lembut dari kapas, bertahan dua kali lebih lama dari
kapas, dan tidak akan jamur.
Kapas hanya tumbuh di iklim sedang dan membutuhkan lebih banyak air daripada rami.
Rami tahan beku, hanya membutuhkan air dalam jumlah moderat, dan mudah tmbuh
dihampir semua iklim
Kapas membutuhkan pestisida dan herbisida dalam jumlah besar.
Rami tidak memerlukan pestisida, tidak ada herbisida, dan hanya sedikit pupuk.
RAMI vs KAYU
Butuh bertahun-tahun agar pohon tumbuh sampai bisa dipanen untuk digunakan
sebagai kertas atau kayu, tapi rami siap dipanen hanya dalam 120 hari setelah ditanam.
Rami membentuk akar tunggak dalam 30 hari yang mencegah erosi lapisan atas dan
membatasi jumlah air yang dibutuhkannya sehingga membuatnya menjadi tanaman
yang hebat untuk daerah gersang.
Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan kertas setara dengan 2 sampai 4 hektar
pohon.
Rami dapat digunakan untuk menghasilkan segala sesuatu mulai dari kertas tisu hingga
karton.
Permintaan kertas global akan berlipat ganda dalam waktu 25 tahun kedepan.
Rami adalah sumber kertas non pohon kayu yang paling menjanjikan di dunia.
14. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Kualitas kertas rami lebih unggul dari kertas berbasis pohon kayu.
Kertas rami akan bertahan ratusan tahun tanpa menurun kualitasnya,
Kertas rami dapat didaur ulang lebih banyak dari pada kertas berbasis pohon kayu, dan
membutuhkan bahan kimia yang kurang beracun dalam proses pembuatannya daripada
kertas yang dibuat dari pohon kayu.
Rami dapat digunakan untuk memproduksi papan serat yang lebih kuat dari kayu, lebih
ringan dari kayu.
Rami dapat tumbuh di lahan pertanian, namun pohon kayu memerlukan hutan dan
memerlukan lahan yang luas yang hanya tersedia di lokasi tertentu.
Wikipedia
BAGAIMANA MEMILIH SUMBU YANG TEPAT UNTUK SCENTED CANDLE ?
Sumbu mana yang harus saya gunakan? Ini adalah pertanyaan paling umum yang kami
tanyakan. Mengingat tujuan setiap candlemaker adalah menghasilkan lilin dengan pembakaran
yang lambat dan bersih serta menghasilkan aroma yang hebat. Untuk mencapai ini, Anda
harus menemukan sumbu dengan lilin yang tepat. Bahkan pembuat lilin paling berpengalaman
pun akan memberi tahu Anda bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan tersebut
dengan pasti adalah dengan TEST, TEST, TEST. Mengapa?
Banyak faktor dalam lilin yang mempengaruhi kualitas pembakaran antara lain:
• Diameter Lilin
• Jenis Lilin (Container atau Free-Standing)
• Tipe wax atau bahan bakar (Gel, parafin, lilin lebah, kedelai / sayuran, kelapa sawit, cair)
15. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
• Titik leleh wax
• Aditif
• Pewarna (Terang atau Gelap)
• Parfum atau tanpa parfum
Sumbu yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pada setiap lilin. Perbedaan yang
harus Anda perhatikan saat Anda membakar lilin adalah diameter permukaan leleh, tinggi api,
dan tingkat pembakaran (jumlah waktu yang dibutuhkan sumbu tertentu untuk mengkonsumsi
semua wax dalam lilin).
Begitu Anda telah memperoleh lilin paling aman dan terbaik, setiap kali Anda mengganti satu
formulasi lilin, Anda harus melakukan tes ulang. Pembuatan lilin – Candlemaking-adalah suatu
ilmu yang membutuhkan eksperimen yang luas untuk mendapatkan produk lilin yang
berkualitas.
Lilin berbahan gel wax terbakar pada suhu yang lebih panas dari pada paraffin, karena itu
membutuhkan sumbu yang lebih besar daripada lilin parafin dengan asumsi diameter lilin yang
sama. Hal yang sama berlaku untuk Beeswax. Karena Beeswax adalah lilin yang jauh lebih
sulit meleleh daripada parafin, biasanya dibutuhkan sumbu berukuran lebih besar. Soy wax
memiliki titik leleh yang rendah dan akan membutuhkan sumbu yang lebih kecil ketimbang lilin
parafin dengan ukuran lilin yang sama.
Komponen lilin lain yang mempengaruhi efisiensi sumbu pembakaran adalah parfum dan
pewarna. Parfum terdiri dari kombinasi minyak atsiri, resin, dan bahan kimia aromatik lainnya
(keton dan aldehida). Beberapa bahan parfum ini akan dengan mudah menaiki sumbu dan
bereaksi dengan oksigen sedangkan bahan yang lain tidak menaiki sumbu dengan mudah.
Setiap komponen minyak wangi memiliki titik nyala – flash point - tersendiri (suhu di mana
uapnya akan terbakar). Bila minyak wangi memiliki base note yang lebih tinggi, seperti musk,
vanila, amber, lilin tersebut mungkin memerlukan sumbu yang lebih besar untuk
memungkinkan terjadinya pirolisa. Komponen yang memiliki flash point yang lebih rendah
dengan mudah akan melewati sumbu dan terbakar. Perhatian khusus harus dilakukan saat
menggunakan wewangian jenis citrus yang memiliki flash point rendah. Jika ukuran sumbu
terlalu besar, dapat menyebabkan aroma citrus mengeluarkan aroma minyak bumi dan bukan
aroma jeruk. Menggunakan sumbu yang terlalu besar dengan pewangi citrus yang memiliki
flash point yang rendah juga bisa menimbulkan bahaya kebakaran; menyebabkan seluruh
bagian atas lilin menyala.
Pewarna juga dapat mempengaruhi pembakaran sumbu lilin. Lilin membutuhkan pewarna yang
secara khusus digunakan untuk pembuatan lilin. Pewarnaan apapun yang mengandung air
atau gliserin tidak akan bekerja pada lilin. Pigmen warna, pigmen mika, dan titanium dioksida
tidak bekerja dengan baik di bagian dalam lilin. Pigmen ini menyumbat sumbu lilin;
menyebabkan meningkatnya asap dan berpotensi menyebabkan sumbu lilin Anda berhenti
terbakar. Jika jenis pigmen ini digunakan saat pembuatan lilin, mereka hanya digunakan untuk
mewarnai bagian luar lilin dengan cara mencelupkan lilin yang sudah mengeras. Krayon adalah
contoh pigmen warna yang tersuspensi dalam media lilin. Tidak disarankan untuk mewarnai
lilin Anda dengan krayon seperti yang disarankan oleh beberapa sumber media.
16. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Jaga agar sumbu dipangkas sampai 1/4 inci setiap saat. Sumbu harus dipangkas setiap 3-4
jam waktu bakar. Cukup memadamkan api, biarkan lilin sampai ke suhu kamar, dan rapikan
sumbu ke 1/4 inci sebelum dbakar kembali.
Menjaga sumbu dipangkas sampai 1/4 inci membantu mengendalikan jumlah "bahan bakar"
atau wax yang ada. Dengan membatasi jumlah bahan bakar, akan menciptakan pembakaran
sempurna yang ideal dimana partikel karbon diserap oleh nyala api. Ini berarti jelaga terbentuk
sangat minimal saat lilin menyala. Pembentukan jelaga tidak ada kaitannya dengan jenis lilin
(soy wax, parafin, vegetable wax, atau lainnya) karena semua barang yang terbakar
menghasilkan jelaga sebagai produk pembakaran yang tidak sempurna. Itu semua ada
hubungannya dengan kualitas sumbu dan perawatan lilin yang tepat!
Hentikan penggunaan lilin jika lilin hanya tersisa ½ " dari dasar toples/wadah. Hal ini akan
mencegah kemungkinan kerusakan panas pada wadah itu sendiri. Kaca bisa menjadi panas di
bagian bawah saat nyala api mendekati dasar toples dan sebagian besar lilin telah dikonsumsi.
Agar lilin terbakar dan menghasilkan nyala api yang baik, jauhkan dari arus udara/gangguan
angin, sumber panas lainnya dan barang-barang yang mudah terbakar. Agar aman jauhkan
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan pernah meninggalkan lilin yang
terbakar tanpa diawasi. Selalu letakan lilin di permukaan wadah yang tahan api dan tahan
panas.
Reference Wesite :
1. http://www.peakcandle.com
2. http://livingscents.com.au
3. http://candles.org
4. http://www.candlewic.com
5. http://www.hempwickbeeline.com
6. http://www.lonestarcandlesupply.com
7. https://www.candlescience.com
8. https://www.wikipedia.com
9. http://www.naturesgardencandles.com
Note : Artikel ini juga ditulis berdasarkan pengalaman penulis dalam membuat scented candle.