SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
SUMBER FOTO : WWW.ETSY.COM
JENIS-JENIS
SUMBU LILIN
PRAKATA
Melanjutkan artikel sebelumnya mengenai
karakteristik wax dalam pembuatan lilin.
Kali ini saya merangkum mengenai
karakteristik sumbu dan penggunaannya
dalam pembuatan lilin. Semoga bermanfaat.
Mala Pidiyanti
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Bagaimana lilin menyala ?
Sebelum mengenal berbagai type sumbu, maka kita harus mengetahui dasar teori pembakaran
nyala api pada lilin.
gb.1 Nyala Lilin
Fakta sains apa yang terjadi di balik nyala api lilin
Lilin yang terbakar adalah contoh reaksi kimia antara tiga unsur utama: oksigen, hidrogen,
dan karbon.
Wax dalam lilin terdiri dari atom hidrogen dan karbon. Saat sumbu dinyalakan, lilin mulai
meleleh, dan atom karbon dan hidrogen menaikkan sumbu untuk bereaksi dengan atom
oksigen di nyala api. Sebenarnya, nyala api pada lilin adalah bukti reaksi kimia dari atom
karbon dan hidrogen dengan oksigen. Panas dari sumbu menyebabkan atom karbon dan
hidrogen pecah, dan bergabung dengan oksigen untuk membentuk gas. Ini disebut pirolisa.
Faktanya jika diamati nyala lilin menghasilkan warna yang berbeda. Bagian biru nyala api
adalah bagian terpanas dari api. Nyala api itu biru karena cukup oksigen yang disediakan
dalam reaksi. Jika tidak tersedia cukup oksigen untuk nyala api maka reaksi pembakaran yang
terjadi tidak sempurna akibatnya menghasilka jumlah atom karbon yang berlebihan yang
kemudian berkelompok membentuk jelaga.
Karena jelaga berwarna hitam, mudah menyerap panas; dan dengan panas ini menghasilkan
api yang terang dan bersinar. Molekul karbon inilah yang menciptakan bagian kuning, oranye,
dan merah dari api. Saat partikel jelaga bersinar karena panas, proses ini disebut
incandescence. Pada akhirnya, lilin yang menyala mengeluarkan uap air, dan karbon dioksida
(gas yang sama yang kita keluarkan saat bernapas)
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
gb.2 Pembakaran lilin menghasilkan H2O dan CO2
Semua lilin pada dasarnya terdiri dari senyawa hidrokarbon, seperti yang pernah saya bahas
pada artikel ‘Karakteristik Wax dalam pembuatan Lilin’. Senyawa Hidrokarbon artinya terdiri
atom Hidrogen (H) dan Carbon (c)
Saat Anda menyalakan lilin, panas nyala api melelehkan lilin di dekat sumbu. Cairan lilin ini
kemudian terserap kedalam sumbu dengan aksi kapiler.
Panas nyala api menyebabkan lilin yang sudah mencair menguap (mengubahnya menjadi gas
panas), dan mulai memecah hidrokarbon menjadi molekul hidrogen dan karbon. Molekul
penguapan ini ditarik ke dalam nyala api, di mana mereka bereaksi dengan oksigen dari udara
untuk menciptakan panas, cahaya, uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2).
Sekitar seperempat energi yang diciptakan oleh pembakaran lilin dilepaskan saat panas
menyebar dari api ke segala arah.
Panas yang cukup dibuat untuk memancarkan kembali dan melelehkan lebih banyak lilin agar
proses pembakaran tetap menyala sampai bahan bakar habis atau panas dihilangkan.
Perlu beberapa menit saat Anda menyalakan lilin untuk proses pembakaran ini agar stabil.
Nyala api mungkin berkedip atau ada sedikit asap pada awalnya, tapi begitu prosesnya stabil,
nyala api akan menyala dengan bersih dan mantap dan tenang, mengeluarkan karbondioksida
dan uap air.
Api lilin yang menyala tenang seperti mesin pembakaran yang sangat efisien. Tapi jika nyala
api mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak udara atau bahan bakar, dapat
mengakibatkan nyala api berkedip atau berkobar dan partikel karbon yang tidak terbakar akan
luput dari nyala api sebelum bisa terbakar habis sehinga timbulah jelaga atau asap hitam.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Warna nyala api Lilin
gb.3 Warna nyala api
Jika Anda melihat dari dekat api lilin, Anda akan melihat area biru di dasar nyala api. Di
atasnya ada bagian berwarna jingga-coklat tua, dan di atas lagi ada wilayah api berwarna
kuning besar yang kita persepsikan sebagai nyala api lilin sebenarnya.
Zona biru kaya oksigen adalah tempat molekul hidrokarbon menguap dan mulai pecah menjadi
atom hidrogen dan karbon. Atom Hidrogen adalah yang paling pertama memisahkan diri dan
bereaksi dengan oksigen membentuk uap air (H2O). Sedangkan sebagian karbon terbakar
membentuk karbon dioksida.
Zona jingga-kecoklatan atau wilayah gelap diatas Zona biru memiliki oksigen yang relatif
sedikit. Di sinilah berbagai bentuk karbon terus runtuh dan sebagian partikel karbon yang
mengeras mulai terbentuk. Saat karbon bebas itu naik, bersamaan dengan uap air dan karbon
dioksida yang tercipta di zona biru, panasnya mencapai kira-kira 1000 derajat celcius. Pada
Zona ini pembentukan partikel karbon (jelaga) meningkat. Kemudian karbon ini naik lagi
kezona selanjutnya, suhunya terus memanas sehingga menghasilkan nyala pijar yang
memancarkan spektrum cahaya tampak berwarna kuning.
Pada Zona kuning, Suhunya dapat mencapai 1200o C. Warna kuning dari spektrum adalah
yang paling dominan saat karbon menyala, warna inilah yang dipersepsikan sebagai warna
nyala lilin yang sebenarnya
Zona keempat (dijuluki the veil) adalah nyala biru pucat yang berada di tepi api biru yang
memanjang dari zona biru di dasar nyala api dan di sisi kerucut api. Zona ini berwarna biru
karena langsung bertemu dengan oksigen di udara, dan merupakan bagian terpanas dari nyala
api, biasanya mencapai 1400 o
C.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Mengapa nyala api lilin selalu mengarah ke atas?
gb.4 Arus konveksi udara
Saat lilin menyala, nyala api memanaskan udara di dekatnya. Saat udara hangat ini bergerak
naik, udara dingin dan oksigen mengalir deras di dasar api untuk menggantinya.
Ketika udara dingin itu dipanaskan, ia juga naik dan digantikan oleh udara dingin di dasar nyala
api. Menciptakan siklus pergerakan udara terus menerus seperti arus konveksi, membentuk api
yang memanjang seperti bentuk tetesan air yang terbalik keatas (tear drop shape).
Karena "naik" dan "turun" adalah fungsi dari gravitasi bumi, para ilmuwan bertanya-tanya
seperti apa nyala lilin di luar angkasa dengan tarikan gravitasi minimal.
Pada akhir 1990-an, ilmuwan NASA menjalankan beberapa percobaan untuk melihat
bagaimana nyala api menyala dalam kondisi mikrogravitasi. Seperti yang bisa Anda lihat dari
foto NASA di bawah ini, nyala lilin dalam kondisi mikrogravitasi berbentuk bulat dan bukan
bentuknya yang memanjang seperti nyala api lilin di Bumi. Tanpa gravitasi, tidak ada arah
"naik" agar udara hangat naik untuk menciptakan arus konveksi.
gb. 5 Nyala api pada gravitasi bumi gb.6 Nyala api pada kondisi mikrogravitasi
Apa yang menyebabkan nyala lilin berasap dan bagaimana menghilangkan efek
tersebut?
Lilin yang baik hampir tidak menghasilkan asap saat dibakar atau
dinyalakan. Terkadang penyebab asap ini karena efek dari jenis
wax, parfum, pewarna atau aditif lainya yang digunakan dalam
formulasi lilin. Namun sebenarnya asap ini diisebabkan oleh
gangguan pembakaran. Jika sumbu terlalu panjang, atau arus
udara mengganggu bentuk kerucut api pada lilin, sejumlah kecil
partikel karbon yang tidak terbakar (jelaga) akan terlepas dari nyala
api sebagai gumpalan asap yang terlihat. Setiap lilin akan menjadi
jelaga jika nyala api terganggu.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Untuk menghindari hal ini, selalu rapikan panjang sumbu sampai ¼ inci sebelum setiap
penggunaan dan pastikan hindari untuk menyalakan lilin di dekat ventilasi atau ruangan
dengan arus udara yang tidak stabil. Jika lilin terus berkedip atau berasap, artinya lilin tidak
menyala dengan benar untuk itu harus dipadamkan. Biarkan lilin mendingin, rapikan sumbu,
pastikan area sekitarnya bebas dari angin lalu nyalakan kembali lilin tersebut.
Apakah lilin scented dangan kandungan parfum menghasilkan lebih banyak asap
dibanding lilin tanpa parfum?
Tidak juga. Minyak parfum yang ditemukan dalam wewangian tertentu dapat sedikit
meningkatkan sejumlah kecil jelaga yang dihasilkan oleh lilin, namun panjang sumbu dan
gangguan nyala api adalah faktor utama timbulnya asap.
Produsen lilin yang baik hanya menggunakan parfum yang khusus dibuat untuk dibakar dalam
lilin. Mereka juga sangat hati-hati dalam menambahkan konsentrasi parfum untuk memastikan
agar lilin bisa menyala dengan bersih dan benar.
Apakah jelaga itu berbahaya?
Tidak. Jumlah jelaga yang sangat kecil yang dihasilkan oleh lilin adalah hasil samping alami
dari pembakaran yang tidak sempurna. Jelaga lilin terutama terdiri dari partikel karbon
elemental, dan mirip dengan jelaga yang dilepaskan oleh pemanggang roti dapur dan minyak
goreng. Sumber jelaga sehari-hari dari jelaga ini tidak dianggap sebagai masalah kesehatan,
dan secara kimiawi berbeda dengan jelaga yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar
diesel, batubara, bensin, dan lain-lain.
Produksi jelaga lilin juga dapat diminimalkan dengan cara berikut: Potong Sumbu sampai ¼ inci
sebelum setiap penggunaan agar lilin menyala dengan baik, letakkan lilin di area yang bebas
dari angin agar api tidak berkedip-kedip.
Dapat disimpulkan penyebab terjadinya asap pada lilin adalah:
 Adanya gangguan arus udara disekitar lilin
 Kualitas parfum yang tidak sesuai atau konsentrasi parfum terlalu banyak
 Ukuran atau jenis sumbu yang salah
 Asap pada lilin adalah hasil dari terlalu banyak bahan bakar (kombinasi wax, parfum
dan pewarna)
 Kualitas Wax dalam lilin yang kurang bagus
Pemilihan jenis sumbu lilin
Saat memilih sumbu, ada beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan, antara lain :
 Menghasilkan nyala yang konsisten
 Temperatur pembakaran tidak terlalu panas
 Tidak menghasilkan jelaga atau jikapun ada sangat minimal
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
 Menghasilkan kolam lilin/ wax pool yang sempurna
gb.7 Wax pool gb.8 Tunneling
Pada gambar tunneling diatas, terjadi karena kesalahan pemilihan ukuran dan karakteristik
sumbu yang tidak sesuai dengan karakteristik lilin. Sehingga pembakaran sumbu tidak sampai
membuat permukaan lilin meleleh secara keseluruhan, akibatnya membentuk terowongan lilin
atau tunneling. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya tunneling adalah, durasi nyala api
yang sebentar-sebentar, wax pool belum terbentuk tetapi nyala api sudah dipadamkan, dan hal
ini diulagi terus menerus, akibatnya terbentuklah tunneling pada lilin
Lilin yang bagus adalah apabila wax dan sumbu habis secara bersamaan. Tunneling
mengakibatkan sumbu terbakar habis terlebih dahulu namun wax masih tersisa banyak.
Biasanya nyala api pada lilin yang mengalami tunneling juga lebih redup dan tidak stabil
Ada berbagai macam bahan sumbu yang digunakan untuk lilin antara lain
1. Sumbu kapas atau katun
2. Sumbu hemp atau tali rami dan
3. Sumbu kayu.
Di Indonesia sumbu katun hasil produksi lokal berbahan dasar katun asli berwarna agak sedikit
kecoklatan namun demikian dengan diameter yang sama atau jumlah benang pintal (ply) yang
sama dengan sumbu katun impor, sumbu katun lokal menghasilkan nyala api yang lebih panas,
konsisten dan nyaris tanpa jelaga. Hanya saja untuk pembuatan lilin dekoratif penampilan
warna dan bentuk pintalan yang kurang ‘bersih’ dan rapih menjadikan sumbu lokal kurang
diminati untuk pembuatan lilin dekoratif. Selain itu sumbu katun local kurang mememiliki
kemampuan self trimming setelah dibakar.
Gb.9 sumbu katun lokal
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Sumbu katun impor berdasarkan type inti sumbunya di bagi menjadi : paper core, zinc core dan
cotton core. Selain berdasarkan jenis bahan inti sumbu, sumbu lilin juga dibedakan
berdasarkan pola pintalan benang sumbunya.
Sumbu katun impor biasanya dijual dalam bentuk pintalan sumbu aslinya, pre waxed dan pre-
tabbed. Sumbu yang sudah di pre-waxed menghasilkan sumbu yang kaku, mudah dibenuk dan
ditegakkan sehingga memudahkan para pembuat lilin untuk membuat lilin dalam wadah yang
tinggi. Sedangkan sumbu yang di pre-tab memberikan kepraktisan agar sumbu memiliki
dudukan untuk berdiri tegak di dasar wadah.
MACAM SUMBU KATUN
Sumbu katun berdasarkan pola pintalan benangnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Flat braid cotton – Berbentuk pipih, sumbu jenis ini adalah yang paling umum
digunakan untuk lilin batangan atau lilin pilar. Sumbu ini akan menjadi keriting selama
pembakaran lilin dan perlahan terpangkas dengan sendirinya (self trimming) sehingga
menghilangkan efek akumulasi karbon pada sumbu. Akumulasi karbon pada sumbu
menyebabkan efek ‘mushrooming’ atau bagian atas sumbu yang terbakar seakan-akan
seperti kepala jamur (lihat gambar 1.1).
Rajutan sumbu Flat Braid biasanya terbuat dari tiga bundel serat, sangat konsisten
dalam pembakaran dan menghasilkan efek keriting dalam nyala api – curl effect- , serta
menghasilkan self trimming yang baik. Sumbu Flat braid memiliki efek self trimming
yang lebih baik dibanding sumbu square braid
Gb.10 Sumbu Flat Braid gb.11 Curl efect gb.12 Mushrooming efect
Flat Braided Wicks (Pillar and Taper Candles)
This wick is designed for use in pillars and tapers. This wick gives a slight curl when burning
which reduces carbon buildup and makes the wicks self-trimming. This wick is ideal for hand
dipping and extruding and dipping machines. This wick is constructed
of 100% natural fibers with a chemical treatment to improve the burn performance. These wicks
are effective in paraffin-based waxes. Available in 8 oz. rolls and 3 lb. bulk rolls.
b. Square braid cotton - Sumbu yang dikepang ini juga keriting pada saat dibakar.
Karena sumbu ini lebih bulat dan sedikit lebih kuat daripada Flat Braid, sumbu ini lebih
disukai dalam aplikasi lilin lebah dan dapat membantu menghambat penyumbatan
sumbu ketika ada kandungan bahan additif lilin yang tidak mudah terbakar seperti
pigmen atau parfum dengan konsentrasi tinggi. Sumbu ini paling banyak digunakan
pada aplikasi lilin pilar berbahan dasar besswax dan soy wax.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
gb.13. Sumbu Square Braid
Square Braided Wicks (untuk Lilin Pilar, Taper, dan Wadah Besar)
Sumbu square braid pada awalnya dirancang untuk bees wax dan vegetable wax tapi
sebenarnya dapat digunakan di semua jenis wax. Sumbu berbentuk persegi ini dirancang untuk
menghasilkan efek curl saat dibakar agar meminimalkan penumpukan karbon. Sumbu ini
terbuat dari 100% serat alami dan dibuat dengan proses khusus. Sumbu ini sangat efektif untuk
lilin dalam wadah besar.
Type sumbu katun berdasarkan material inti sumbu :
1. ZINC CORE Wicks -. memiliki material dari bahan Zinc kaku yang membuat sumbu ini
tetap lurus saat berada dalam lilin cair. Zinc core wicks sangat populer dan sangat
mudah digunakan. Kelemahan dari sumbu ini adalah sangat mudah terjadi efek
mushrooming akibat penumpukan deposit carbon saat pembakaran lilin dibanding
dengan type sumbu lainnya. Dibutuhkan ketepatan pemilihan ukuran dan pemangkasan
tinggi sumbu yang tepat untuk mengurangi efek mushrooming. Sumbu Zinc Core
direkomendasikan untuk digunakan dalam lilin parafin dan lilin gel. Di pasaran tersedia
2 macam sumbu Zinc Core, yang telah di waxed dan yang tanpa di waxed. Dilakukan
waxed pada sumbu tujuannya adalah agar sumbu dapat berdiri tegak dan kaku.
Sumbu dengan inti seng ini digunakan di banyak aplikasi seperti lilin tea lights, votives
dan lilin dalam wadah. Sumbu dengan inti Zinc memberikan kekauan pada sumbu
shingga sumbu mudah ditegakan. Sumbu ini dibuatdengan menggunakan 100% serat
alami dan dibagian tengahnya berisi kawang zinc halus. Sumbu Zinc Core paling efektif
untuk lilin parafin dan lilin Gel, tidak dianjurkan untuk digunakan dalam vegetable wax.
Gb. 14 Sumbu katun Zinc Core
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
2. HTP Wicks - Versi Amerika dari "sumbu Jerman". HTP adalah singkatan dari High
Temperature Paper. Sumbu ini dilapisi lilin dan merupakan sumbu flat braid dengan
sehelai kertas dikepang ke dalamnya agar menghasilkan pembakaran yang lebih
panas. Sumbu ini merupakan sumbu kaku dan juga bersifat self trimming, sehingga
mengurangi pembentukan karbon yang biasa terjadi pada sumbu Zinc Core. Digunakan
pada hamper semua jenis lilin seperti lilin jar, gel, votives dan pilar.
gb. 15 Sumbu HTP yang sudah di pre-waxed dan pretabbed
Sumbu HTP menghasilkan pembakaran yang bersih dari jelaga. Umumnya digunakan
jika sebuah lilin memerlukan pembakaran yang lebih panas. Sebuah lilin memerlukan
pembakaran yang lebih panas apabila permukaan lilin cukup luas dan bahan lilin
terbuat dari wax dengan titik leleh yang tinggi. Sumbu ini sanagt baik digunakan untuk
hamper semua jenis wax seperti paraffin, gel and beberapa vegetable wax yang
membutuhkan suhu pembakaran yang lebih tinggi.
3. RRD-- adalah sumbu berbentuk bulat dengan inti katun dan benang yang kaku.
Dirancang untuk membakar lilin wangi atau lilin berwarna secara optimal dalam wadah
seperti gelas atau toples. Seri ini mungkin salah satu yang lebih populer karena
fleksibilitasnya untuk parafin wax, soy wax, palm wax dan lilin nabati lainya. Dapat
digunakan untuk lilin pilar atau kontainer. Sumbu RRD merupakan sumbu katun bulat
unik yang dikepang yang menghasilkan sedikit curl saat terbakar dan Menampilkan
karakteristik self trimming yang cukup baik. Terdapat juga dalam bentuk waxed dan
unwaxed
4. LX-- adalah sumbu flat braided dengan untaian benang katun telah distabilkan yang
membantu sumbu menjadi "curl" selama proses pembakaran. Sumbu LX bebas timbal
dan zinc. Cocok juga untuk digunakan dalam lilin votives, kontainer dan pilar yang
terbuat dari soy wax dan palm wax.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
‘Curl’ pada sumbu yang terbakar menggerakkan ujung sumbu ke bagian terpanas dari
api, yang membantu meminimalkan atau menghilangkan penumpukan karbon atau
mushrooming, mengurangi jelaga, dan memberikan efek pemangkasan sumbu ‘self
trimming’ yang baik serta menciptakan nyala api yang sangat stabil dan konsisten.
LX Wick adalah sumbu kapas/katun yang dikepang datar dengan struktur yang kaku
untuk memudahkan pada saat lilin cair ditangkan kedalam sumbu. Dibandingkan
dengan sumbu lainnya, sumbu ini terbakar dengan nyala api yang sangat stabil yang
membuatnya menjadi sumbu terbaik bagi parafin wax. Cocok untuk segala macam
paraffin wax dalam lilin container, pilar dan votives. nyala api yang konsisten membantu
memastikan bahwa wadah kaca tidak terlalu panas di satu sisi dan tidak terbentuk
'terowongan' atau tunneling pada lilin.
Sumbu Kayu
Terbuat dari kayu dari pohon pinus atau dari pohon kayu lainnya. Sumbu kayu
diciptakan sekaligus di patenkan oleh Lumetique, Inc. Perusahaan ini merupakan milik
seorang seorang model fashion bernama DayNa Decker. Perusahaan yang sudah
dibangun sejak 2001 ini telah memiliki lebih dari 40 paten peralatan dan desain sumbu
kayu di seluruh dunia mencakup sumbu kayu lapis tunggal, sumbu kayu multi lapis,
sumbu kayu berbentuk lengkung dan dekoratif yang terbuat dari 100% kayu, semi kayu,
bahan berserat atau kombinasi kapas dan kayu. Omset dari inovasi Lumetique’s telah
melampaui $4 milyar dolar dari penjualannya diseluruh dunia.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Sumbu kayu tidak memerlukan pemangkasan setelah pembakaran karena memiliki self
trimming yang baik, tidak menghasilkan efek kepala jamur atau mushrooming, dan
menghasilkan lilin yang cepat meleleh sehingga lebih cepat terbentuk kolam lilin atau
wax pool pada permukaan lilin yang nyalanya menggunakan sumbu kayu ini
Secara impresif sumbu kayu ini disukai karena efek suara gemeretak dari kayu yang
terbakar saat apinya menyala. Efek ini bagi sebagian orang sangat menyenangkan
karena membawa memori suara kayu bakar di pedesaan. Bagi mereka yang tinggal di
lingkungan kota atau apartemen tentunya dapat mengobati rindu akan suasana tempo
dulu atau suasana pedesaan yang alami
Untuk menghasilkan lilin wangi atau scented candle yang baik dengan menggunakan
sumbu kayu,perlu memperhatikan faktor-faktor seperti campuran lilin, jenis wewangian,
konsentrasi parfum, warna, dan ukuran wadah.
Sumbu HEMP atau Tali rami
Sumbu yang dikepang ini dibuat dari serat alami rami dan bukan kapas. Sumbu rami
menghasilkan tekstur sumbu yang lebih kaku dan pembakaran yang lebih panas. Digunakan
dengan semua jenis waxes.Hemp cored wicks adalah inti rami 100% yang dilapisi dengan
lengan katun. Sumbu ini menawarkan kekakuan yang sangat baik untuk pembuatan lilin dalam
wadah / container.
Sisi lain tanaman rami yang jarang diketahui :
“Hemp is the world’s most promising source of tree-free paper.”
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
RAMI vs KAPAS (KATUN)
 Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan serat sebanding dengan 2 sampai 3
hektar kapas.
 Serat rami lebih kuat dan lebih lembut dari kapas, bertahan dua kali lebih lama dari
kapas, dan tidak akan jamur.
 Kapas hanya tumbuh di iklim sedang dan membutuhkan lebih banyak air daripada rami.
 Rami tahan beku, hanya membutuhkan air dalam jumlah moderat, dan mudah tmbuh
dihampir semua iklim
 Kapas membutuhkan pestisida dan herbisida dalam jumlah besar.
 Rami tidak memerlukan pestisida, tidak ada herbisida, dan hanya sedikit pupuk.
RAMI vs KAYU
 Butuh bertahun-tahun agar pohon tumbuh sampai bisa dipanen untuk digunakan
sebagai kertas atau kayu, tapi rami siap dipanen hanya dalam 120 hari setelah ditanam.
 Rami membentuk akar tunggak dalam 30 hari yang mencegah erosi lapisan atas dan
membatasi jumlah air yang dibutuhkannya sehingga membuatnya menjadi tanaman
yang hebat untuk daerah gersang.
 Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan kertas setara dengan 2 sampai 4 hektar
pohon.
 Rami dapat digunakan untuk menghasilkan segala sesuatu mulai dari kertas tisu hingga
karton.
 Permintaan kertas global akan berlipat ganda dalam waktu 25 tahun kedepan.
 Rami adalah sumber kertas non pohon kayu yang paling menjanjikan di dunia.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
 Kualitas kertas rami lebih unggul dari kertas berbasis pohon kayu.
 Kertas rami akan bertahan ratusan tahun tanpa menurun kualitasnya,
 Kertas rami dapat didaur ulang lebih banyak dari pada kertas berbasis pohon kayu, dan
membutuhkan bahan kimia yang kurang beracun dalam proses pembuatannya daripada
kertas yang dibuat dari pohon kayu.
 Rami dapat digunakan untuk memproduksi papan serat yang lebih kuat dari kayu, lebih
ringan dari kayu.
 Rami dapat tumbuh di lahan pertanian, namun pohon kayu memerlukan hutan dan
memerlukan lahan yang luas yang hanya tersedia di lokasi tertentu.
Wikipedia
BAGAIMANA MEMILIH SUMBU YANG TEPAT UNTUK SCENTED CANDLE ?
Sumbu mana yang harus saya gunakan? Ini adalah pertanyaan paling umum yang kami
tanyakan. Mengingat tujuan setiap candlemaker adalah menghasilkan lilin dengan pembakaran
yang lambat dan bersih serta menghasilkan aroma yang hebat. Untuk mencapai ini, Anda
harus menemukan sumbu dengan lilin yang tepat. Bahkan pembuat lilin paling berpengalaman
pun akan memberi tahu Anda bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan tersebut
dengan pasti adalah dengan TEST, TEST, TEST. Mengapa?
Banyak faktor dalam lilin yang mempengaruhi kualitas pembakaran antara lain:
• Diameter Lilin
• Jenis Lilin (Container atau Free-Standing)
• Tipe wax atau bahan bakar (Gel, parafin, lilin lebah, kedelai / sayuran, kelapa sawit, cair)
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
• Titik leleh wax
• Aditif
• Pewarna (Terang atau Gelap)
• Parfum atau tanpa parfum
Sumbu yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pada setiap lilin. Perbedaan yang
harus Anda perhatikan saat Anda membakar lilin adalah diameter permukaan leleh, tinggi api,
dan tingkat pembakaran (jumlah waktu yang dibutuhkan sumbu tertentu untuk mengkonsumsi
semua wax dalam lilin).
Begitu Anda telah memperoleh lilin paling aman dan terbaik, setiap kali Anda mengganti satu
formulasi lilin, Anda harus melakukan tes ulang. Pembuatan lilin – Candlemaking-adalah suatu
ilmu yang membutuhkan eksperimen yang luas untuk mendapatkan produk lilin yang
berkualitas.
Lilin berbahan gel wax terbakar pada suhu yang lebih panas dari pada paraffin, karena itu
membutuhkan sumbu yang lebih besar daripada lilin parafin dengan asumsi diameter lilin yang
sama. Hal yang sama berlaku untuk Beeswax. Karena Beeswax adalah lilin yang jauh lebih
sulit meleleh daripada parafin, biasanya dibutuhkan sumbu berukuran lebih besar. Soy wax
memiliki titik leleh yang rendah dan akan membutuhkan sumbu yang lebih kecil ketimbang lilin
parafin dengan ukuran lilin yang sama.
Komponen lilin lain yang mempengaruhi efisiensi sumbu pembakaran adalah parfum dan
pewarna. Parfum terdiri dari kombinasi minyak atsiri, resin, dan bahan kimia aromatik lainnya
(keton dan aldehida). Beberapa bahan parfum ini akan dengan mudah menaiki sumbu dan
bereaksi dengan oksigen sedangkan bahan yang lain tidak menaiki sumbu dengan mudah.
Setiap komponen minyak wangi memiliki titik nyala – flash point - tersendiri (suhu di mana
uapnya akan terbakar). Bila minyak wangi memiliki base note yang lebih tinggi, seperti musk,
vanila, amber, lilin tersebut mungkin memerlukan sumbu yang lebih besar untuk
memungkinkan terjadinya pirolisa. Komponen yang memiliki flash point yang lebih rendah
dengan mudah akan melewati sumbu dan terbakar. Perhatian khusus harus dilakukan saat
menggunakan wewangian jenis citrus yang memiliki flash point rendah. Jika ukuran sumbu
terlalu besar, dapat menyebabkan aroma citrus mengeluarkan aroma minyak bumi dan bukan
aroma jeruk. Menggunakan sumbu yang terlalu besar dengan pewangi citrus yang memiliki
flash point yang rendah juga bisa menimbulkan bahaya kebakaran; menyebabkan seluruh
bagian atas lilin menyala.
Pewarna juga dapat mempengaruhi pembakaran sumbu lilin. Lilin membutuhkan pewarna yang
secara khusus digunakan untuk pembuatan lilin. Pewarnaan apapun yang mengandung air
atau gliserin tidak akan bekerja pada lilin. Pigmen warna, pigmen mika, dan titanium dioksida
tidak bekerja dengan baik di bagian dalam lilin. Pigmen ini menyumbat sumbu lilin;
menyebabkan meningkatnya asap dan berpotensi menyebabkan sumbu lilin Anda berhenti
terbakar. Jika jenis pigmen ini digunakan saat pembuatan lilin, mereka hanya digunakan untuk
mewarnai bagian luar lilin dengan cara mencelupkan lilin yang sudah mengeras. Krayon adalah
contoh pigmen warna yang tersuspensi dalam media lilin. Tidak disarankan untuk mewarnai
lilin Anda dengan krayon seperti yang disarankan oleh beberapa sumber media.
Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti
Jaga agar sumbu dipangkas sampai 1/4 inci setiap saat. Sumbu harus dipangkas setiap 3-4
jam waktu bakar. Cukup memadamkan api, biarkan lilin sampai ke suhu kamar, dan rapikan
sumbu ke 1/4 inci sebelum dbakar kembali.
Menjaga sumbu dipangkas sampai 1/4 inci membantu mengendalikan jumlah "bahan bakar"
atau wax yang ada. Dengan membatasi jumlah bahan bakar, akan menciptakan pembakaran
sempurna yang ideal dimana partikel karbon diserap oleh nyala api. Ini berarti jelaga terbentuk
sangat minimal saat lilin menyala. Pembentukan jelaga tidak ada kaitannya dengan jenis lilin
(soy wax, parafin, vegetable wax, atau lainnya) karena semua barang yang terbakar
menghasilkan jelaga sebagai produk pembakaran yang tidak sempurna. Itu semua ada
hubungannya dengan kualitas sumbu dan perawatan lilin yang tepat!
Hentikan penggunaan lilin jika lilin hanya tersisa ½ " dari dasar toples/wadah. Hal ini akan
mencegah kemungkinan kerusakan panas pada wadah itu sendiri. Kaca bisa menjadi panas di
bagian bawah saat nyala api mendekati dasar toples dan sebagian besar lilin telah dikonsumsi.
Agar lilin terbakar dan menghasilkan nyala api yang baik, jauhkan dari arus udara/gangguan
angin, sumber panas lainnya dan barang-barang yang mudah terbakar. Agar aman jauhkan
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan pernah meninggalkan lilin yang
terbakar tanpa diawasi. Selalu letakan lilin di permukaan wadah yang tahan api dan tahan
panas.
Reference Wesite :
1. http://www.peakcandle.com
2. http://livingscents.com.au
3. http://candles.org
4. http://www.candlewic.com
5. http://www.hempwickbeeline.com
6. http://www.lonestarcandlesupply.com
7. https://www.candlescience.com
8. https://www.wikipedia.com
9. http://www.naturesgardencandles.com
Note : Artikel ini juga ditulis berdasarkan pengalaman penulis dalam membuat scented candle.

More Related Content

What's hot

Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatAzizah Fitria Sari
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon 100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon Pakardan Tea
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaLaksmi_Perwira
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)KLOTILDAJENIRITA
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaFeren Jr
 

What's hot (20)

Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerobFermentasi anaerob
Fermentasi anaerob
 
100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon 100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Percobaan ingenhouz
Percobaan ingenhouzPercobaan ingenhouz
Percobaan ingenhouz
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)
 
Air sadah
Air sadahAir sadah
Air sadah
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 

Similar to Sumbu dan proses pembakaran lilin

Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013
Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013
Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013Dephianaa Zezazeo
 
Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Eko Kiswanto
 
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiBab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiwafiqasfari
 
Bab 7 hidrokarbon kelas x
Bab 7 hidrokarbon kelas xBab 7 hidrokarbon kelas x
Bab 7 hidrokarbon kelas xSinta Sry
 
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01sanoptri
 
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBayu Ariantika Irsan
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarRaven Oppier
 
Minyak Bumi - Kelompok 1
Minyak Bumi - Kelompok 1Minyak Bumi - Kelompok 1
Minyak Bumi - Kelompok 1Alfian Isnan
 
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Nur RahMi
 
hidrokarbon dan minyak bumi
 hidrokarbon dan minyak bumi hidrokarbon dan minyak bumi
hidrokarbon dan minyak bumimfebri26
 
Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Eko Kiswanto
 
Dampak Pembakaran MinyakBumi
Dampak Pembakaran MinyakBumiDampak Pembakaran MinyakBumi
Dampak Pembakaran MinyakBumiAliya Huzna V
 

Similar to Sumbu dan proses pembakaran lilin (20)

Minyak bumi
Minyak bumi Minyak bumi
Minyak bumi
 
Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013
Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013
Presentasi minyak bumi besok 15 05 2013
 
Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2
 
Materi pelatihan teori api
Materi pelatihan teori apiMateri pelatihan teori api
Materi pelatihan teori api
 
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiBab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
 
Bab 7 hidrokarbon kelas x
Bab 7 hidrokarbon kelas xBab 7 hidrokarbon kelas x
Bab 7 hidrokarbon kelas x
 
Bab7 hidr
Bab7 hidrBab7 hidr
Bab7 hidr
 
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
 
Bab7 hidr
Bab7 hidrBab7 hidr
Bab7 hidr
 
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
 
Teori api
Teori apiTeori api
Teori api
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakar
 
minyak bumi
minyak bumi minyak bumi
minyak bumi
 
Minyak Bumi - Kelompok 1
Minyak Bumi - Kelompok 1Minyak Bumi - Kelompok 1
Minyak Bumi - Kelompok 1
 
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
hidrokarbon dan minyak bumi
 hidrokarbon dan minyak bumi hidrokarbon dan minyak bumi
hidrokarbon dan minyak bumi
 
Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1
 
Makalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogenMakalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogen
 
Dampak Pembakaran MinyakBumi
Dampak Pembakaran MinyakBumiDampak Pembakaran MinyakBumi
Dampak Pembakaran MinyakBumi
 

More from Mala Pidiyanti_LidahBuaya (12)

Liposome, a novel delivery system
Liposome, a novel delivery systemLiposome, a novel delivery system
Liposome, a novel delivery system
 
Level pencapain 5R
Level pencapain 5RLevel pencapain 5R
Level pencapain 5R
 
Kaizen untuk 5R
Kaizen untuk 5RKaizen untuk 5R
Kaizen untuk 5R
 
Penerapan R4 Rawat - R5-Rajin
Penerapan R4 Rawat - R5-RajinPenerapan R4 Rawat - R5-Rajin
Penerapan R4 Rawat - R5-Rajin
 
R3 Resik
R3 ResikR3 Resik
R3 Resik
 
Kampanye R2 rapi
Kampanye R2 rapiKampanye R2 rapi
Kampanye R2 rapi
 
Glosarium formulator kosmetik
Glosarium formulator kosmetikGlosarium formulator kosmetik
Glosarium formulator kosmetik
 
Karakteristik wax dalam pembuatan lilin
Karakteristik wax dalam pembuatan lilinKarakteristik wax dalam pembuatan lilin
Karakteristik wax dalam pembuatan lilin
 
Determining HLB Value
Determining HLB ValueDetermining HLB Value
Determining HLB Value
 
Masalah Kulit
Masalah KulitMasalah Kulit
Masalah Kulit
 
BARRIER FUCTION1
BARRIER FUCTION1BARRIER FUCTION1
BARRIER FUCTION1
 
Surfactant Class for Cosmetics Formulation
Surfactant Class for Cosmetics FormulationSurfactant Class for Cosmetics Formulation
Surfactant Class for Cosmetics Formulation
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 

Recently uploaded (9)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 

Sumbu dan proses pembakaran lilin

  • 1. SUMBER FOTO : WWW.ETSY.COM JENIS-JENIS SUMBU LILIN PRAKATA Melanjutkan artikel sebelumnya mengenai karakteristik wax dalam pembuatan lilin. Kali ini saya merangkum mengenai karakteristik sumbu dan penggunaannya dalam pembuatan lilin. Semoga bermanfaat. Mala Pidiyanti
  • 2. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Bagaimana lilin menyala ? Sebelum mengenal berbagai type sumbu, maka kita harus mengetahui dasar teori pembakaran nyala api pada lilin. gb.1 Nyala Lilin Fakta sains apa yang terjadi di balik nyala api lilin Lilin yang terbakar adalah contoh reaksi kimia antara tiga unsur utama: oksigen, hidrogen, dan karbon. Wax dalam lilin terdiri dari atom hidrogen dan karbon. Saat sumbu dinyalakan, lilin mulai meleleh, dan atom karbon dan hidrogen menaikkan sumbu untuk bereaksi dengan atom oksigen di nyala api. Sebenarnya, nyala api pada lilin adalah bukti reaksi kimia dari atom karbon dan hidrogen dengan oksigen. Panas dari sumbu menyebabkan atom karbon dan hidrogen pecah, dan bergabung dengan oksigen untuk membentuk gas. Ini disebut pirolisa. Faktanya jika diamati nyala lilin menghasilkan warna yang berbeda. Bagian biru nyala api adalah bagian terpanas dari api. Nyala api itu biru karena cukup oksigen yang disediakan dalam reaksi. Jika tidak tersedia cukup oksigen untuk nyala api maka reaksi pembakaran yang terjadi tidak sempurna akibatnya menghasilka jumlah atom karbon yang berlebihan yang kemudian berkelompok membentuk jelaga. Karena jelaga berwarna hitam, mudah menyerap panas; dan dengan panas ini menghasilkan api yang terang dan bersinar. Molekul karbon inilah yang menciptakan bagian kuning, oranye, dan merah dari api. Saat partikel jelaga bersinar karena panas, proses ini disebut incandescence. Pada akhirnya, lilin yang menyala mengeluarkan uap air, dan karbon dioksida (gas yang sama yang kita keluarkan saat bernapas)
  • 3. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti gb.2 Pembakaran lilin menghasilkan H2O dan CO2 Semua lilin pada dasarnya terdiri dari senyawa hidrokarbon, seperti yang pernah saya bahas pada artikel ‘Karakteristik Wax dalam pembuatan Lilin’. Senyawa Hidrokarbon artinya terdiri atom Hidrogen (H) dan Carbon (c) Saat Anda menyalakan lilin, panas nyala api melelehkan lilin di dekat sumbu. Cairan lilin ini kemudian terserap kedalam sumbu dengan aksi kapiler. Panas nyala api menyebabkan lilin yang sudah mencair menguap (mengubahnya menjadi gas panas), dan mulai memecah hidrokarbon menjadi molekul hidrogen dan karbon. Molekul penguapan ini ditarik ke dalam nyala api, di mana mereka bereaksi dengan oksigen dari udara untuk menciptakan panas, cahaya, uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Sekitar seperempat energi yang diciptakan oleh pembakaran lilin dilepaskan saat panas menyebar dari api ke segala arah. Panas yang cukup dibuat untuk memancarkan kembali dan melelehkan lebih banyak lilin agar proses pembakaran tetap menyala sampai bahan bakar habis atau panas dihilangkan. Perlu beberapa menit saat Anda menyalakan lilin untuk proses pembakaran ini agar stabil. Nyala api mungkin berkedip atau ada sedikit asap pada awalnya, tapi begitu prosesnya stabil, nyala api akan menyala dengan bersih dan mantap dan tenang, mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Api lilin yang menyala tenang seperti mesin pembakaran yang sangat efisien. Tapi jika nyala api mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak udara atau bahan bakar, dapat mengakibatkan nyala api berkedip atau berkobar dan partikel karbon yang tidak terbakar akan luput dari nyala api sebelum bisa terbakar habis sehinga timbulah jelaga atau asap hitam.
  • 4. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Warna nyala api Lilin gb.3 Warna nyala api Jika Anda melihat dari dekat api lilin, Anda akan melihat area biru di dasar nyala api. Di atasnya ada bagian berwarna jingga-coklat tua, dan di atas lagi ada wilayah api berwarna kuning besar yang kita persepsikan sebagai nyala api lilin sebenarnya. Zona biru kaya oksigen adalah tempat molekul hidrokarbon menguap dan mulai pecah menjadi atom hidrogen dan karbon. Atom Hidrogen adalah yang paling pertama memisahkan diri dan bereaksi dengan oksigen membentuk uap air (H2O). Sedangkan sebagian karbon terbakar membentuk karbon dioksida. Zona jingga-kecoklatan atau wilayah gelap diatas Zona biru memiliki oksigen yang relatif sedikit. Di sinilah berbagai bentuk karbon terus runtuh dan sebagian partikel karbon yang mengeras mulai terbentuk. Saat karbon bebas itu naik, bersamaan dengan uap air dan karbon dioksida yang tercipta di zona biru, panasnya mencapai kira-kira 1000 derajat celcius. Pada Zona ini pembentukan partikel karbon (jelaga) meningkat. Kemudian karbon ini naik lagi kezona selanjutnya, suhunya terus memanas sehingga menghasilkan nyala pijar yang memancarkan spektrum cahaya tampak berwarna kuning. Pada Zona kuning, Suhunya dapat mencapai 1200o C. Warna kuning dari spektrum adalah yang paling dominan saat karbon menyala, warna inilah yang dipersepsikan sebagai warna nyala lilin yang sebenarnya Zona keempat (dijuluki the veil) adalah nyala biru pucat yang berada di tepi api biru yang memanjang dari zona biru di dasar nyala api dan di sisi kerucut api. Zona ini berwarna biru karena langsung bertemu dengan oksigen di udara, dan merupakan bagian terpanas dari nyala api, biasanya mencapai 1400 o C.
  • 5. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Mengapa nyala api lilin selalu mengarah ke atas? gb.4 Arus konveksi udara Saat lilin menyala, nyala api memanaskan udara di dekatnya. Saat udara hangat ini bergerak naik, udara dingin dan oksigen mengalir deras di dasar api untuk menggantinya. Ketika udara dingin itu dipanaskan, ia juga naik dan digantikan oleh udara dingin di dasar nyala api. Menciptakan siklus pergerakan udara terus menerus seperti arus konveksi, membentuk api yang memanjang seperti bentuk tetesan air yang terbalik keatas (tear drop shape). Karena "naik" dan "turun" adalah fungsi dari gravitasi bumi, para ilmuwan bertanya-tanya seperti apa nyala lilin di luar angkasa dengan tarikan gravitasi minimal. Pada akhir 1990-an, ilmuwan NASA menjalankan beberapa percobaan untuk melihat bagaimana nyala api menyala dalam kondisi mikrogravitasi. Seperti yang bisa Anda lihat dari foto NASA di bawah ini, nyala lilin dalam kondisi mikrogravitasi berbentuk bulat dan bukan bentuknya yang memanjang seperti nyala api lilin di Bumi. Tanpa gravitasi, tidak ada arah "naik" agar udara hangat naik untuk menciptakan arus konveksi. gb. 5 Nyala api pada gravitasi bumi gb.6 Nyala api pada kondisi mikrogravitasi Apa yang menyebabkan nyala lilin berasap dan bagaimana menghilangkan efek tersebut? Lilin yang baik hampir tidak menghasilkan asap saat dibakar atau dinyalakan. Terkadang penyebab asap ini karena efek dari jenis wax, parfum, pewarna atau aditif lainya yang digunakan dalam formulasi lilin. Namun sebenarnya asap ini diisebabkan oleh gangguan pembakaran. Jika sumbu terlalu panjang, atau arus udara mengganggu bentuk kerucut api pada lilin, sejumlah kecil partikel karbon yang tidak terbakar (jelaga) akan terlepas dari nyala api sebagai gumpalan asap yang terlihat. Setiap lilin akan menjadi jelaga jika nyala api terganggu.
  • 6. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Untuk menghindari hal ini, selalu rapikan panjang sumbu sampai ¼ inci sebelum setiap penggunaan dan pastikan hindari untuk menyalakan lilin di dekat ventilasi atau ruangan dengan arus udara yang tidak stabil. Jika lilin terus berkedip atau berasap, artinya lilin tidak menyala dengan benar untuk itu harus dipadamkan. Biarkan lilin mendingin, rapikan sumbu, pastikan area sekitarnya bebas dari angin lalu nyalakan kembali lilin tersebut. Apakah lilin scented dangan kandungan parfum menghasilkan lebih banyak asap dibanding lilin tanpa parfum? Tidak juga. Minyak parfum yang ditemukan dalam wewangian tertentu dapat sedikit meningkatkan sejumlah kecil jelaga yang dihasilkan oleh lilin, namun panjang sumbu dan gangguan nyala api adalah faktor utama timbulnya asap. Produsen lilin yang baik hanya menggunakan parfum yang khusus dibuat untuk dibakar dalam lilin. Mereka juga sangat hati-hati dalam menambahkan konsentrasi parfum untuk memastikan agar lilin bisa menyala dengan bersih dan benar. Apakah jelaga itu berbahaya? Tidak. Jumlah jelaga yang sangat kecil yang dihasilkan oleh lilin adalah hasil samping alami dari pembakaran yang tidak sempurna. Jelaga lilin terutama terdiri dari partikel karbon elemental, dan mirip dengan jelaga yang dilepaskan oleh pemanggang roti dapur dan minyak goreng. Sumber jelaga sehari-hari dari jelaga ini tidak dianggap sebagai masalah kesehatan, dan secara kimiawi berbeda dengan jelaga yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar diesel, batubara, bensin, dan lain-lain. Produksi jelaga lilin juga dapat diminimalkan dengan cara berikut: Potong Sumbu sampai ¼ inci sebelum setiap penggunaan agar lilin menyala dengan baik, letakkan lilin di area yang bebas dari angin agar api tidak berkedip-kedip. Dapat disimpulkan penyebab terjadinya asap pada lilin adalah:  Adanya gangguan arus udara disekitar lilin  Kualitas parfum yang tidak sesuai atau konsentrasi parfum terlalu banyak  Ukuran atau jenis sumbu yang salah  Asap pada lilin adalah hasil dari terlalu banyak bahan bakar (kombinasi wax, parfum dan pewarna)  Kualitas Wax dalam lilin yang kurang bagus Pemilihan jenis sumbu lilin Saat memilih sumbu, ada beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan, antara lain :  Menghasilkan nyala yang konsisten  Temperatur pembakaran tidak terlalu panas  Tidak menghasilkan jelaga atau jikapun ada sangat minimal
  • 7. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti  Menghasilkan kolam lilin/ wax pool yang sempurna gb.7 Wax pool gb.8 Tunneling Pada gambar tunneling diatas, terjadi karena kesalahan pemilihan ukuran dan karakteristik sumbu yang tidak sesuai dengan karakteristik lilin. Sehingga pembakaran sumbu tidak sampai membuat permukaan lilin meleleh secara keseluruhan, akibatnya membentuk terowongan lilin atau tunneling. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya tunneling adalah, durasi nyala api yang sebentar-sebentar, wax pool belum terbentuk tetapi nyala api sudah dipadamkan, dan hal ini diulagi terus menerus, akibatnya terbentuklah tunneling pada lilin Lilin yang bagus adalah apabila wax dan sumbu habis secara bersamaan. Tunneling mengakibatkan sumbu terbakar habis terlebih dahulu namun wax masih tersisa banyak. Biasanya nyala api pada lilin yang mengalami tunneling juga lebih redup dan tidak stabil Ada berbagai macam bahan sumbu yang digunakan untuk lilin antara lain 1. Sumbu kapas atau katun 2. Sumbu hemp atau tali rami dan 3. Sumbu kayu. Di Indonesia sumbu katun hasil produksi lokal berbahan dasar katun asli berwarna agak sedikit kecoklatan namun demikian dengan diameter yang sama atau jumlah benang pintal (ply) yang sama dengan sumbu katun impor, sumbu katun lokal menghasilkan nyala api yang lebih panas, konsisten dan nyaris tanpa jelaga. Hanya saja untuk pembuatan lilin dekoratif penampilan warna dan bentuk pintalan yang kurang ‘bersih’ dan rapih menjadikan sumbu lokal kurang diminati untuk pembuatan lilin dekoratif. Selain itu sumbu katun local kurang mememiliki kemampuan self trimming setelah dibakar. Gb.9 sumbu katun lokal
  • 8. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Sumbu katun impor berdasarkan type inti sumbunya di bagi menjadi : paper core, zinc core dan cotton core. Selain berdasarkan jenis bahan inti sumbu, sumbu lilin juga dibedakan berdasarkan pola pintalan benang sumbunya. Sumbu katun impor biasanya dijual dalam bentuk pintalan sumbu aslinya, pre waxed dan pre- tabbed. Sumbu yang sudah di pre-waxed menghasilkan sumbu yang kaku, mudah dibenuk dan ditegakkan sehingga memudahkan para pembuat lilin untuk membuat lilin dalam wadah yang tinggi. Sedangkan sumbu yang di pre-tab memberikan kepraktisan agar sumbu memiliki dudukan untuk berdiri tegak di dasar wadah. MACAM SUMBU KATUN Sumbu katun berdasarkan pola pintalan benangnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Flat braid cotton – Berbentuk pipih, sumbu jenis ini adalah yang paling umum digunakan untuk lilin batangan atau lilin pilar. Sumbu ini akan menjadi keriting selama pembakaran lilin dan perlahan terpangkas dengan sendirinya (self trimming) sehingga menghilangkan efek akumulasi karbon pada sumbu. Akumulasi karbon pada sumbu menyebabkan efek ‘mushrooming’ atau bagian atas sumbu yang terbakar seakan-akan seperti kepala jamur (lihat gambar 1.1). Rajutan sumbu Flat Braid biasanya terbuat dari tiga bundel serat, sangat konsisten dalam pembakaran dan menghasilkan efek keriting dalam nyala api – curl effect- , serta menghasilkan self trimming yang baik. Sumbu Flat braid memiliki efek self trimming yang lebih baik dibanding sumbu square braid Gb.10 Sumbu Flat Braid gb.11 Curl efect gb.12 Mushrooming efect Flat Braided Wicks (Pillar and Taper Candles) This wick is designed for use in pillars and tapers. This wick gives a slight curl when burning which reduces carbon buildup and makes the wicks self-trimming. This wick is ideal for hand dipping and extruding and dipping machines. This wick is constructed of 100% natural fibers with a chemical treatment to improve the burn performance. These wicks are effective in paraffin-based waxes. Available in 8 oz. rolls and 3 lb. bulk rolls. b. Square braid cotton - Sumbu yang dikepang ini juga keriting pada saat dibakar. Karena sumbu ini lebih bulat dan sedikit lebih kuat daripada Flat Braid, sumbu ini lebih disukai dalam aplikasi lilin lebah dan dapat membantu menghambat penyumbatan sumbu ketika ada kandungan bahan additif lilin yang tidak mudah terbakar seperti pigmen atau parfum dengan konsentrasi tinggi. Sumbu ini paling banyak digunakan pada aplikasi lilin pilar berbahan dasar besswax dan soy wax.
  • 9. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti gb.13. Sumbu Square Braid Square Braided Wicks (untuk Lilin Pilar, Taper, dan Wadah Besar) Sumbu square braid pada awalnya dirancang untuk bees wax dan vegetable wax tapi sebenarnya dapat digunakan di semua jenis wax. Sumbu berbentuk persegi ini dirancang untuk menghasilkan efek curl saat dibakar agar meminimalkan penumpukan karbon. Sumbu ini terbuat dari 100% serat alami dan dibuat dengan proses khusus. Sumbu ini sangat efektif untuk lilin dalam wadah besar. Type sumbu katun berdasarkan material inti sumbu : 1. ZINC CORE Wicks -. memiliki material dari bahan Zinc kaku yang membuat sumbu ini tetap lurus saat berada dalam lilin cair. Zinc core wicks sangat populer dan sangat mudah digunakan. Kelemahan dari sumbu ini adalah sangat mudah terjadi efek mushrooming akibat penumpukan deposit carbon saat pembakaran lilin dibanding dengan type sumbu lainnya. Dibutuhkan ketepatan pemilihan ukuran dan pemangkasan tinggi sumbu yang tepat untuk mengurangi efek mushrooming. Sumbu Zinc Core direkomendasikan untuk digunakan dalam lilin parafin dan lilin gel. Di pasaran tersedia 2 macam sumbu Zinc Core, yang telah di waxed dan yang tanpa di waxed. Dilakukan waxed pada sumbu tujuannya adalah agar sumbu dapat berdiri tegak dan kaku. Sumbu dengan inti seng ini digunakan di banyak aplikasi seperti lilin tea lights, votives dan lilin dalam wadah. Sumbu dengan inti Zinc memberikan kekauan pada sumbu shingga sumbu mudah ditegakan. Sumbu ini dibuatdengan menggunakan 100% serat alami dan dibagian tengahnya berisi kawang zinc halus. Sumbu Zinc Core paling efektif untuk lilin parafin dan lilin Gel, tidak dianjurkan untuk digunakan dalam vegetable wax. Gb. 14 Sumbu katun Zinc Core
  • 10. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti 2. HTP Wicks - Versi Amerika dari "sumbu Jerman". HTP adalah singkatan dari High Temperature Paper. Sumbu ini dilapisi lilin dan merupakan sumbu flat braid dengan sehelai kertas dikepang ke dalamnya agar menghasilkan pembakaran yang lebih panas. Sumbu ini merupakan sumbu kaku dan juga bersifat self trimming, sehingga mengurangi pembentukan karbon yang biasa terjadi pada sumbu Zinc Core. Digunakan pada hamper semua jenis lilin seperti lilin jar, gel, votives dan pilar. gb. 15 Sumbu HTP yang sudah di pre-waxed dan pretabbed Sumbu HTP menghasilkan pembakaran yang bersih dari jelaga. Umumnya digunakan jika sebuah lilin memerlukan pembakaran yang lebih panas. Sebuah lilin memerlukan pembakaran yang lebih panas apabila permukaan lilin cukup luas dan bahan lilin terbuat dari wax dengan titik leleh yang tinggi. Sumbu ini sanagt baik digunakan untuk hamper semua jenis wax seperti paraffin, gel and beberapa vegetable wax yang membutuhkan suhu pembakaran yang lebih tinggi. 3. RRD-- adalah sumbu berbentuk bulat dengan inti katun dan benang yang kaku. Dirancang untuk membakar lilin wangi atau lilin berwarna secara optimal dalam wadah seperti gelas atau toples. Seri ini mungkin salah satu yang lebih populer karena fleksibilitasnya untuk parafin wax, soy wax, palm wax dan lilin nabati lainya. Dapat digunakan untuk lilin pilar atau kontainer. Sumbu RRD merupakan sumbu katun bulat unik yang dikepang yang menghasilkan sedikit curl saat terbakar dan Menampilkan karakteristik self trimming yang cukup baik. Terdapat juga dalam bentuk waxed dan unwaxed 4. LX-- adalah sumbu flat braided dengan untaian benang katun telah distabilkan yang membantu sumbu menjadi "curl" selama proses pembakaran. Sumbu LX bebas timbal dan zinc. Cocok juga untuk digunakan dalam lilin votives, kontainer dan pilar yang terbuat dari soy wax dan palm wax.
  • 11. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti ‘Curl’ pada sumbu yang terbakar menggerakkan ujung sumbu ke bagian terpanas dari api, yang membantu meminimalkan atau menghilangkan penumpukan karbon atau mushrooming, mengurangi jelaga, dan memberikan efek pemangkasan sumbu ‘self trimming’ yang baik serta menciptakan nyala api yang sangat stabil dan konsisten. LX Wick adalah sumbu kapas/katun yang dikepang datar dengan struktur yang kaku untuk memudahkan pada saat lilin cair ditangkan kedalam sumbu. Dibandingkan dengan sumbu lainnya, sumbu ini terbakar dengan nyala api yang sangat stabil yang membuatnya menjadi sumbu terbaik bagi parafin wax. Cocok untuk segala macam paraffin wax dalam lilin container, pilar dan votives. nyala api yang konsisten membantu memastikan bahwa wadah kaca tidak terlalu panas di satu sisi dan tidak terbentuk 'terowongan' atau tunneling pada lilin. Sumbu Kayu Terbuat dari kayu dari pohon pinus atau dari pohon kayu lainnya. Sumbu kayu diciptakan sekaligus di patenkan oleh Lumetique, Inc. Perusahaan ini merupakan milik seorang seorang model fashion bernama DayNa Decker. Perusahaan yang sudah dibangun sejak 2001 ini telah memiliki lebih dari 40 paten peralatan dan desain sumbu kayu di seluruh dunia mencakup sumbu kayu lapis tunggal, sumbu kayu multi lapis, sumbu kayu berbentuk lengkung dan dekoratif yang terbuat dari 100% kayu, semi kayu, bahan berserat atau kombinasi kapas dan kayu. Omset dari inovasi Lumetique’s telah melampaui $4 milyar dolar dari penjualannya diseluruh dunia.
  • 12. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Sumbu kayu tidak memerlukan pemangkasan setelah pembakaran karena memiliki self trimming yang baik, tidak menghasilkan efek kepala jamur atau mushrooming, dan menghasilkan lilin yang cepat meleleh sehingga lebih cepat terbentuk kolam lilin atau wax pool pada permukaan lilin yang nyalanya menggunakan sumbu kayu ini Secara impresif sumbu kayu ini disukai karena efek suara gemeretak dari kayu yang terbakar saat apinya menyala. Efek ini bagi sebagian orang sangat menyenangkan karena membawa memori suara kayu bakar di pedesaan. Bagi mereka yang tinggal di lingkungan kota atau apartemen tentunya dapat mengobati rindu akan suasana tempo dulu atau suasana pedesaan yang alami Untuk menghasilkan lilin wangi atau scented candle yang baik dengan menggunakan sumbu kayu,perlu memperhatikan faktor-faktor seperti campuran lilin, jenis wewangian, konsentrasi parfum, warna, dan ukuran wadah. Sumbu HEMP atau Tali rami Sumbu yang dikepang ini dibuat dari serat alami rami dan bukan kapas. Sumbu rami menghasilkan tekstur sumbu yang lebih kaku dan pembakaran yang lebih panas. Digunakan dengan semua jenis waxes.Hemp cored wicks adalah inti rami 100% yang dilapisi dengan lengan katun. Sumbu ini menawarkan kekakuan yang sangat baik untuk pembuatan lilin dalam wadah / container. Sisi lain tanaman rami yang jarang diketahui : “Hemp is the world’s most promising source of tree-free paper.”
  • 13. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti RAMI vs KAPAS (KATUN)  Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan serat sebanding dengan 2 sampai 3 hektar kapas.  Serat rami lebih kuat dan lebih lembut dari kapas, bertahan dua kali lebih lama dari kapas, dan tidak akan jamur.  Kapas hanya tumbuh di iklim sedang dan membutuhkan lebih banyak air daripada rami.  Rami tahan beku, hanya membutuhkan air dalam jumlah moderat, dan mudah tmbuh dihampir semua iklim  Kapas membutuhkan pestisida dan herbisida dalam jumlah besar.  Rami tidak memerlukan pestisida, tidak ada herbisida, dan hanya sedikit pupuk. RAMI vs KAYU  Butuh bertahun-tahun agar pohon tumbuh sampai bisa dipanen untuk digunakan sebagai kertas atau kayu, tapi rami siap dipanen hanya dalam 120 hari setelah ditanam.  Rami membentuk akar tunggak dalam 30 hari yang mencegah erosi lapisan atas dan membatasi jumlah air yang dibutuhkannya sehingga membuatnya menjadi tanaman yang hebat untuk daerah gersang.  Setiap tahun 1 hektar rami akan menghasilkan kertas setara dengan 2 sampai 4 hektar pohon.  Rami dapat digunakan untuk menghasilkan segala sesuatu mulai dari kertas tisu hingga karton.  Permintaan kertas global akan berlipat ganda dalam waktu 25 tahun kedepan.  Rami adalah sumber kertas non pohon kayu yang paling menjanjikan di dunia.
  • 14. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti  Kualitas kertas rami lebih unggul dari kertas berbasis pohon kayu.  Kertas rami akan bertahan ratusan tahun tanpa menurun kualitasnya,  Kertas rami dapat didaur ulang lebih banyak dari pada kertas berbasis pohon kayu, dan membutuhkan bahan kimia yang kurang beracun dalam proses pembuatannya daripada kertas yang dibuat dari pohon kayu.  Rami dapat digunakan untuk memproduksi papan serat yang lebih kuat dari kayu, lebih ringan dari kayu.  Rami dapat tumbuh di lahan pertanian, namun pohon kayu memerlukan hutan dan memerlukan lahan yang luas yang hanya tersedia di lokasi tertentu. Wikipedia BAGAIMANA MEMILIH SUMBU YANG TEPAT UNTUK SCENTED CANDLE ? Sumbu mana yang harus saya gunakan? Ini adalah pertanyaan paling umum yang kami tanyakan. Mengingat tujuan setiap candlemaker adalah menghasilkan lilin dengan pembakaran yang lambat dan bersih serta menghasilkan aroma yang hebat. Untuk mencapai ini, Anda harus menemukan sumbu dengan lilin yang tepat. Bahkan pembuat lilin paling berpengalaman pun akan memberi tahu Anda bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan pasti adalah dengan TEST, TEST, TEST. Mengapa? Banyak faktor dalam lilin yang mempengaruhi kualitas pembakaran antara lain: • Diameter Lilin • Jenis Lilin (Container atau Free-Standing) • Tipe wax atau bahan bakar (Gel, parafin, lilin lebah, kedelai / sayuran, kelapa sawit, cair)
  • 15. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti • Titik leleh wax • Aditif • Pewarna (Terang atau Gelap) • Parfum atau tanpa parfum Sumbu yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pada setiap lilin. Perbedaan yang harus Anda perhatikan saat Anda membakar lilin adalah diameter permukaan leleh, tinggi api, dan tingkat pembakaran (jumlah waktu yang dibutuhkan sumbu tertentu untuk mengkonsumsi semua wax dalam lilin). Begitu Anda telah memperoleh lilin paling aman dan terbaik, setiap kali Anda mengganti satu formulasi lilin, Anda harus melakukan tes ulang. Pembuatan lilin – Candlemaking-adalah suatu ilmu yang membutuhkan eksperimen yang luas untuk mendapatkan produk lilin yang berkualitas. Lilin berbahan gel wax terbakar pada suhu yang lebih panas dari pada paraffin, karena itu membutuhkan sumbu yang lebih besar daripada lilin parafin dengan asumsi diameter lilin yang sama. Hal yang sama berlaku untuk Beeswax. Karena Beeswax adalah lilin yang jauh lebih sulit meleleh daripada parafin, biasanya dibutuhkan sumbu berukuran lebih besar. Soy wax memiliki titik leleh yang rendah dan akan membutuhkan sumbu yang lebih kecil ketimbang lilin parafin dengan ukuran lilin yang sama. Komponen lilin lain yang mempengaruhi efisiensi sumbu pembakaran adalah parfum dan pewarna. Parfum terdiri dari kombinasi minyak atsiri, resin, dan bahan kimia aromatik lainnya (keton dan aldehida). Beberapa bahan parfum ini akan dengan mudah menaiki sumbu dan bereaksi dengan oksigen sedangkan bahan yang lain tidak menaiki sumbu dengan mudah. Setiap komponen minyak wangi memiliki titik nyala – flash point - tersendiri (suhu di mana uapnya akan terbakar). Bila minyak wangi memiliki base note yang lebih tinggi, seperti musk, vanila, amber, lilin tersebut mungkin memerlukan sumbu yang lebih besar untuk memungkinkan terjadinya pirolisa. Komponen yang memiliki flash point yang lebih rendah dengan mudah akan melewati sumbu dan terbakar. Perhatian khusus harus dilakukan saat menggunakan wewangian jenis citrus yang memiliki flash point rendah. Jika ukuran sumbu terlalu besar, dapat menyebabkan aroma citrus mengeluarkan aroma minyak bumi dan bukan aroma jeruk. Menggunakan sumbu yang terlalu besar dengan pewangi citrus yang memiliki flash point yang rendah juga bisa menimbulkan bahaya kebakaran; menyebabkan seluruh bagian atas lilin menyala. Pewarna juga dapat mempengaruhi pembakaran sumbu lilin. Lilin membutuhkan pewarna yang secara khusus digunakan untuk pembuatan lilin. Pewarnaan apapun yang mengandung air atau gliserin tidak akan bekerja pada lilin. Pigmen warna, pigmen mika, dan titanium dioksida tidak bekerja dengan baik di bagian dalam lilin. Pigmen ini menyumbat sumbu lilin; menyebabkan meningkatnya asap dan berpotensi menyebabkan sumbu lilin Anda berhenti terbakar. Jika jenis pigmen ini digunakan saat pembuatan lilin, mereka hanya digunakan untuk mewarnai bagian luar lilin dengan cara mencelupkan lilin yang sudah mengeras. Krayon adalah contoh pigmen warna yang tersuspensi dalam media lilin. Tidak disarankan untuk mewarnai lilin Anda dengan krayon seperti yang disarankan oleh beberapa sumber media.
  • 16. Jenis sumbu untuk pembuatan Lilin – Mala Pidiyanti Jaga agar sumbu dipangkas sampai 1/4 inci setiap saat. Sumbu harus dipangkas setiap 3-4 jam waktu bakar. Cukup memadamkan api, biarkan lilin sampai ke suhu kamar, dan rapikan sumbu ke 1/4 inci sebelum dbakar kembali. Menjaga sumbu dipangkas sampai 1/4 inci membantu mengendalikan jumlah "bahan bakar" atau wax yang ada. Dengan membatasi jumlah bahan bakar, akan menciptakan pembakaran sempurna yang ideal dimana partikel karbon diserap oleh nyala api. Ini berarti jelaga terbentuk sangat minimal saat lilin menyala. Pembentukan jelaga tidak ada kaitannya dengan jenis lilin (soy wax, parafin, vegetable wax, atau lainnya) karena semua barang yang terbakar menghasilkan jelaga sebagai produk pembakaran yang tidak sempurna. Itu semua ada hubungannya dengan kualitas sumbu dan perawatan lilin yang tepat! Hentikan penggunaan lilin jika lilin hanya tersisa ½ " dari dasar toples/wadah. Hal ini akan mencegah kemungkinan kerusakan panas pada wadah itu sendiri. Kaca bisa menjadi panas di bagian bawah saat nyala api mendekati dasar toples dan sebagian besar lilin telah dikonsumsi. Agar lilin terbakar dan menghasilkan nyala api yang baik, jauhkan dari arus udara/gangguan angin, sumber panas lainnya dan barang-barang yang mudah terbakar. Agar aman jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan pernah meninggalkan lilin yang terbakar tanpa diawasi. Selalu letakan lilin di permukaan wadah yang tahan api dan tahan panas. Reference Wesite : 1. http://www.peakcandle.com 2. http://livingscents.com.au 3. http://candles.org 4. http://www.candlewic.com 5. http://www.hempwickbeeline.com 6. http://www.lonestarcandlesupply.com 7. https://www.candlescience.com 8. https://www.wikipedia.com 9. http://www.naturesgardencandles.com Note : Artikel ini juga ditulis berdasarkan pengalaman penulis dalam membuat scented candle.