1. Keimanan
Kepada Allah
S.W.T
FIA ADILIA ALFINA CHUSWANDONO 2190108184
ERIKA DIAH SAFITRI 21901081185
ELFANA DWI FIRDAUS 21901081189
MOHAMAD RAMADHANY IDRIS 21901081191
M. HAIDAR ALI 21901081240
SHAFA AURELIA AZZAHRA 219010842
SALMAN AL FRIZY 21901081245
2. A.Pengenalan Terhadap Allah
Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada perkara yang dipelajari dalam ilmu tersebut.
Karena tidak ada yang lebih mulia daripada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, maka ilmu mengenal
Allâh merupakan ilmu yang paling mulia. Cara mengenal Allâh itu bisa dilakukan melalui :
• Ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda keagungan Allâh pada alam semesta atau seluruh
makhlukNya), dan
• Ayat-ayat syar’iyah (tanda-tanda keagungan Allâh, pada syari’at atau agama-Nya).
2
3. 3
Mengenal Allâh Azza wa Jalla
mencakup 4 bagian yaitu :
1. Mengenal keberadaan Allâh.
2. Mengenal keesaan rububiyah Allâh.
3. Mengenal keesaan uluhiyah Allâh
(hak Allâh untuk diibadahi)
4. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat
Allâh Azza wa Jalla
4. “1. MENGENAL KEBERADAAN ALLAH SUB’HANAHU WA TA’ALA
Kita wajib meyakini bahwa Allâh Pencipta seluruh makhluk benar-benar ada, walaupun
kita tidak pernah bertemu, melihat, mendengar secara langsung. Banyak sekali dalil-dalil
yang menunjukkan hal ini.
Diantaranya firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala pada Q.S Ath-Thur/52:35 yang artinya :
╺ Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun (yakni tanpa Pencipta), ataukah mereka
yang menciptakan (diri mereka sendiri)? [ath-Thûr/52:35]
4
5. Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang
sudah ada ini tidak lepas dari salah satu dari tiga
keadaan :
Mereka ada tanpa Pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang bisa
menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.
Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi. Karena
bagaimana mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan sesuatu yang
ada.
Inilah yang haq, yaitu Allâh Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka, Dialah
Sang Pencipta, Penguasa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
5
6. 6
2. MENGENAL KEESAAN RUBUBIYAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA :
Kita wajib meyakini keesaan rububiyah Allâh,
yaitu bahwa hanya Allâh yang mencipta,
memiliki, menguasai, dan mengatur seluruh
makhluk
Rububiyah (mencipta, memiliki, dan mengatur/menguasai)
seluruh alam semesta ini hanyalah bagi Allâh semata. Allâh
Azza wa Jalla berfirman :
َينَمَلاَعْال َب َر َ ه َّلِل ُدْمَحْال
Segala puji bagi Allah, Rabb (Pemilik, Penguasa) semesta
alam. [al-Fâtihah/1:2]
7. “╺ 3. MENGENAL KEESAAN ULUHIYAH ALLAH (HAK-NYA UNTUK DIIBADAHI).
Kita meyakini bahwa yang berhak diibadahi hanya Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Tidak boleh
memberikan ibadah kepada selain Allâh, walaupun kepada makhluk yang dekat kepada-Nya, seperti
malaikat atau rasul Allâh Azza wa Jalla .
╺ Tauhid inilah makna yang terkandung di dalam perkataan Lâ ilâha illa Allâh, karena maknanya
adalah tidak ada yang berhak diibadahi selain Allâh. Dia Azza wa Jalla berfirman :
ُينَعَتْسَن َهاكيَإ َو ُدُبْعَن َهاكيَإ
╺ Hanya Engkaulah yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. [al-
Fâtihah/1:5]
7
8. “╺ Ibadah kepada Allâh yaitu merendahkan diri dan taat kepada Allâh
Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh kecintaan, pengagungan,
mengharapkan rahmat, dan takut terhadap siksa
╺ Adapun ruang lingkup ibadah yaitu segala yang dicintai dan diridhai oleh Allâh
Azza wa Jalla , baik berupa perkataan dan perbuataan, yang lahir maupun
yang batin.
╺ Ibadah akan diterima oleh Allâh dengan dua syarat yaitu ikhlas dan
mutâba’ah. Ikhlas yaitu: mencari ridha Allâh semata, sedangkan mutâba’ah,
yaitu mengikuti Sunnah (ajaran) Nabi Muhammad.
8
9. 4. MENGENAL NAMA-NAMA DAN SIFAT ALLAH
Yaitu mengimani dan menetapkan seluruh nama-nama Allâh dan sifat-sifat-
Nya, yang tersebut di dalam Kitab al-Qur’ân dan Sunnah yang shahih,
dengan tanpa menyerupakan dengan makhluk.
Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam Q.S Al- A’raf ayat 108
Yang Artinya :
“Hanya milik Allâh asmâ-ul husnâ, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmâ-ul husnâ itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan. [al-A’râf/7: 180]
9
10. 10
Dan kami mengatakan (tentang sifat Allâh) sebagaimana Dia
berkata; Kami menyifati-Nya dengan semua sifat yang Allâh
pergunakan untuk menyifati diri-Nya; Dan kami tidak melanggar
batasan itu. Dan penyifatan dari orang-orang yang menyifati-Nya
tidak sampai kepada hakikat-Nya
Kami beriman kepada al-Qur’ân semuanya, baik yang muhkam
(maknanya jelas) dan mutasyabih (maknanya samar). Dan kami tidak
akan menghilangkan dari-Nya satu sifat pun dari sifat-sifat-Nya
karena kekejian yang dibuat-buat, kami tidak melanggar batas al-
Qur’ân dan al-Hadîts. Dan kami tidak mengetahui hakekatnya keculai
dengan membenarkan Rasûlullâh n dan menetapkan al-Qur’ân.”
[Lum’atul I’tiqâd, hlm. 3]
11. 2. Dasar Keimanan Kepada Allah
Semua kesan / rangsangan dari luar tentang alam ini
dipertimbangkan oleh hati, hati yang memberi pertimbangan atau
berkeyakinan untuk berbicara berbuat, adanya alam semesta ini
dan zat yang menciptakannya, yakni Allah di yakini oleh hati.
Keyakinan ini di ikuti dengan ucapan pengakuan akan adanya
Allah serta dibarengi pula dengan perbuatan berupa amal ibadah
kepadanya, pengakuan hati merupakan dasar iman.
11
╺ Namun demikian untuk mencapai iman yang benar
tidak cukup adanyan dengan pengakuan
hati,pengucapan lisan dan mengamalkan angota badan
tetapi juga harus di padukan dengan tuntunan oleh Allah
(Alquran)serta hadis rasullulah.
12. ╺ Iman kepada Allah SWT.
╺ Iman kepada malaikat-malaikat Allah. Malaikat-malaikat yang wajib diketahui sebanyak
10 malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, ‘Atid, Malik, dan
Ridwan.
╺ Iman kepada kita-kitab Allah. Kitab-kitab yang wajib diketahui sebanyak empat kitab, yaitu
: Taurat ( diturunkan kepada Nabi Musa ), Zabûr ( diturunkan kepada Nabi Dawud ), Injil (
diturunkan kepada Nabi Isa ), dan Al-Qur’an ( diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ).
╺ Iman kepada rasul-rasul Allah. Rasul-rasul yang wajib diketahui sebanyak 25 orang, yaitu :
Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’kub, Yusuf, Ayyub,
Syu’aib, Musa, Harun, Zulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya,
Isa, dan Muhammad SAW.
╺ Iman kepada hari kiamat, sebagai hari pembalasan terhadap segala perbuatan manusia
selama di dunia.
╺ Iman kepada takdir, yaitu ketentuan baik dan buruk dari Allah SWT.
.
12
Dasar-dasar keimanan (Arkân al-Imân ) yang enam itu adalah :
13. ╺ Nabi juga bersabda sebagai jawaban terhadap
Malaikat ketika bertanya tentang iman:
╺ “(Iman adalah) engkau mengimani Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian dan mengimani takdir
yang baik dan yang buruk.” (HR. al-Bukhari, I/19, 20 dan Muslim, I/37)
13