Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tape singkong secara tradisional. Tape singkong dibuat melalui proses fermentasi singkong yang ditaburi ragi dan ditutup rapat dengan daun pisang selama 1-2 hari. Penutupan ini penting agar tape mengalami fermentasi anaerobik sehingga berwarna kuning keemasan dan rasa manis.
1. TAPE SINGKONG
Nama Kelompok :
>Fauziah Fitriani
>Maulidiyah Hutami Widyadana
>Muhammad Agung Nugroho
>Nassarullah Hamid
>Nur Aini
>Raras Nurwijayanti
2. Pengertian Fermentasi
• Fermentasi adalah proses produksi energi dalam
sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
• Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi.
Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol,
asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
3. TAHAP PEMBUATAN TAPE
SINGKONG
*) Alat :
• Baskom
• Kain Lap
• Kompor
• Panci Kukus
• Penyaring
• Piring
• Pisau
• Sendok & Garpu
*) Bahan :
• Air secukupnya
• Daun pisang
• Ragi yang telah
dihaluskan
• Singkong 2 kg
4. *) Cara Kerja :
• Siapkan semua alat dan bahan.
• Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga
kesat.
• Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
• Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
• Sementara menunggu singkong kering, masukkan air
ke dalam panci samapai kira – kira terisi seperempat
lalu panaskan hingga mendidih.
• Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam
panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang,
kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa
ditusuk dengan garpu.
• Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak
lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan.
5. • Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami
menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah
singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom
yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
• Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan
singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi
yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan
• Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup
kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus
benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
• Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang,
diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak
dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
6. AEROB & ANAEROB
• Fermentasi Aerob (proses respirasi), yaitu disimilasi bahan-bahan
yang disertai dengan pengambilan oksigen. Semua organisme
untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari
hasil metabolisme bahan pangan, di mana organisme itu berada
Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme
untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka
mikroorganisme dapat mencerna glukosa menghasilkan air,
karbondioksida dan sejumlah besar energi. Contoh : fermentasi
asam asetat, asam nitrat, dan sebagainya.
• Fermentasi Anaerob, yaitu fermentasi yang tidak membutuhkan
adanya oksigen, Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan
energinya tanpa adanya oksigen. Jadi hanya sebagian bahan
energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi,
karbondioksida dan air, termasuk sejumlah asam laktat, asetat,
etanol, asam volatil, alkohol dan ester. Biasanya dalam fermentasi
ini menggunkan mikroba yeart, jamur dan bakteri.
7. KESIMPULAN
• Pada umumnya pembuatan tape singkong, setelah ditaburi ragi,
akan ditutup dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk ke
dalam wadah penyimpanan. Ini di seseabkan karena pada
pembutan tape singkong ini memanfaatkan bakteri anaerob, yaitu
bakteri yang tidak memerlukan udara dalam proses fermentasinya.
Tape dibungkus daun pisang untuk membuat suasana menjadi
mikroaerob agar singkong tidak berwarna putih dan rasa menjadi
alkoholik. pada tahap awal akan terjadi proses aerob, jika terbuka
akan mudah terkontaminasi. pada hari kedua terjadi proses
anaerob pembentukan citarasa alkohol oleh khamir sehingga butuh
tertutup. Berikutnya jika ada udara maka alkohol akan dioksidasi
menjadi asam asetat sehingga menjadi asam.
8. • Jadi dapat disimpulkan bahwa tape singkong
yang tidak dibungkus atau ditutup dalam proses
pembuatannya, maka akan berpengaruh pada
warna tape yang seharusnya kekuning kuningan
bersih, menjadi berwarna agak putih dan pucat.
Dari segi rasa, tape yang ditutup rapat, akan
terasa lebih manis, sedangkan yg dibiarkan
terbuka, akan tersa asam. Tape yang dibungkus
akan mengalami proses fermentasi yang lebih
cepat dibandingkan tape yang tidak di tutup.