SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
STERILISASI
TERMAL
LUKMAN AZIS
1
PENDAHULUAN
• Sterilisasi merupakan salah satu
metode untuk mematikan
mikroorganisme yang tidak diinginkan
dalam suatu bahan atau produk
• Sterilisasi  produk kaleng
• Kelemahan sterilisasi  suhu tinggi,
kerusakan nutrisi, pembentukan
senyawa toxic dan perubahanan
karakteristik bahan
2
• Proses sterilisasi termal pada produk
kaleng  mengawetkan makanan
• Keadaan steril dicapai dengan
menggunakan panas saja atau
kombinasi antara pH, Aw dan
pengawetan kimiawi
• Kemasan hermetis (kedap udara,
mikroba dan bahan-bahan lainnya
masuk) dapat menjaga produk tetap
steril
3
• Sterilisasi komersial  membunuh semua
mikroorganisme yang tumbuh pada produk
pangan pada suhu ruang
• Produk sterilisasi komersial, aseptis, dan dikemas
hermetis  tidak hanya kaleng tapi juga glassjar
• Sterilisasi medis semua jenis mikroorganisme
mati
• Sterilisasi komersial  bakteri suhu ruang mati,
kemasan dipastikan vakum dan aseptis 
selama distribusi dan pemasaran produk aman,
mikroba tidak dapat hidup dan berkembang biak
4
• Faktor utama yang diterapkan pada
industry pangan untuk proses
sterilisasi komersial dirasa cukup
adalah inaktivasi bakteri berspora
(Clostridium dan Bacillus)
• Spora bakteri (especially Clostridum)
 tahan panas sehingga suhu
sterilisasi harus mencapai suhu spora
bakteri target mati
5
• Sterilisasi harus dilakukan dengan
akurat dan hati-hati  menjamin
keamanan produk
• Produk kaleng  sterilisasi tidak benar
 C. botulinum membentuk toxic
botulin
• Botulin jika dikonsumsi akan membuat
keracunan hingga menyebabkan
kematian
6
7
KARAKTERISTIK MIKROORGANISME
• Pada proses pengawetan pangan,
mikroorganisme dikendalikan
• Mikroorganisme  bakteri, khamir,
kapang
• Mikroorganisme dikelompokkan
berdasarkan sifat mikroskopisnya dan
penampakan visual ketika tumbuh
berkoloni
• Karakter mikroorganisme: kurva
pertumbuhan, faktor intrinsic, faktor
ekstrinsik
8
KURVA PERTUMBUHAN
• Mikroorganisme membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya hingga akhirnya
berkembangbiak dan mati
• Fase lag, log, stasioner dan kematian
adalah tahapan kehidupan bakteri
9
10
FAKTOR INTRINSIK
• Untuk tumbuh dan berkembang,
bakteri memerukan lingkungan yang
mendukung
FATTOM
• Food
• Acid
• Time
• Temperature
• O2
• Moisture
11
FAKTOR EKSTRINSIK
• Faktor yang berkaitan dengan kemampuan mikroba untuk tetap hidup
• Suhu (mikroba dibagi menjadi 3: mikroba psikrofilik atau psikrotrofik -7 s/d 10˚C,
mesofilik 25 s/d 40˚C dan termofilik >45˚C berdasarkan suhu optimum
pertumbuhannya)
• Kelembaban Relatif (Rh tinggi  air tinggi sehingga bakteri mendapatkan media
yang cocok)
• Jenis dan Konsentrasi Gas (CO2 10% pada penyimpanan atmosfer terkendali
dapat menghambat pertumbuhan mikroba)
• Radiasi (Radiasi elektromagnetik dapat mendestruksi mikroba)
12
KEBUSUKAN OLEH BAKTERI
Indikasi kebusukan oleh bakteri:
• Bakteri menghasilkan gas sehingga kaleng akan menggembung
• Bakteri pembentuk spora akan menghasilkan asam, sehingga produk kaleng tidak
menggembung melainkan rasa berubah menjadi asam
• Produk kaleng yang menggembung adalah indikasi utama produk kaleng tidak
boleh dikonsumsi
• Penampakan atau bau dari sisi dalam kaleng merupakan indikator kebusukan
• Bau apek dan larutan gula/ garam yang biasa jenih menjadi keruh
• Kemasan glass jar  endapan warna putih dibawah produk
13
14
PENYEBAB KEBUSUKAN
• Kebusukan pada bahan pangan
sebelum dikalengkan
• Kontaminasi yang disebabkan oleh
kebocoran kemasan
• Ketidak cukupan pemanasan (suhu
tidak mencapai titik optimal)
• Pertumbuhan bakteri termofilik dalam
produk kaleng
15
AWAL KEBUSUKAN SEBELUM PROSES
PENGALENGAN
• Bahan pangan yang akan dikalengkan
tidak langsung dikalengkan dan dilakukan
sterilisasi
• Suhu dan lama penundaan proses
sterilisasi dapat mempengaruhi mikroba
pembusuk alami tumbuh
• Adanya tekanan vakum dalam kaleng
dapat mengakibatkan tekanan dalam
kaleng yang berlebihan selama sterilisasi
dalam retort sehingga lipatan dalam
kaleng rusak
• Beberapa kemasan yang tidak tahan
tekanan tinggi akan pecah/ bocor
16
KONTAMINASI SETELAH PROSES
• Kebocoran menyebabkan kontaminasi
• Kobocoran  sulit terdeteksi,
membutuhkan waktu berminggu-
minggu untuk timbul indikasi
• Penyebab  pelipatan tutup tidak
sempurna, kerusakan kemasan atau air
pendingin terkontaminasi mikroba
• Industri pangan melakukan inkubasi
pada produk untuk mengetahui
adanya kebocoran
17
KETIDAKCUKUPAN PEMANASAN
• Suhu yang tidak tercapai untuk
membunuh C. bulinum  keracunan
pada konsumen
• Proses pemanasan yang tidak tercapai:
a) suhu dan lama proses pemanasan
melihat dari ukuran kemasan
b) Prosedur pemanasan tidak
terpenuhi yang diakibatkan kesalahan
teknis atau kesalahan manusia
18
KEBUSUKAN OLEH BAKTERI TERMOFILIK
• Spora bakteri termofilik memiliki
ketahanan terhadap suhu tinggi lebih baik
dibandingkan spora bakteri mesofilik
• Proses pemanasan yang dirancang untuk
membunuh bakteri pembusuk mesofilik
tidak cukup untuk membunuh bakteri
pembusuk termofilik kecuali produk
disimpan dingin pada suhu pertumbuhan
bakteri psikrofilik
• Jagung, kapri, makanan bayi dan daging 
masalah utamanya adalah bakteri
pembusuk termofilik
19
20
21
BOTULISME
• Keracunan yang disebabkan oleh C.botulinum
• Bakteri ini ketika tumbuh menyebabkan keracunan karena menghasilkan toxic
• Tumbuh hampir disemua lingkungan dan dapat diisolasi dari tanah dan air
• C. botulinum  tumbuh tanpa O2 dan mampu membentuk spora
• Substrat protein digunakan sebagai media tumbuh namun substrat karbohidrat
juga dapat digunakan pada strain botulinum lainnya
• Suhu optimum pertumbuhan 30-37˚C, 4-38˚C dan <4˚C
22
23

More Related Content

What's hot

Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganAgnescia Sera
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganTeknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganmartunis rofh
 
Kerusakan Bahan Pangan
Kerusakan Bahan PanganKerusakan Bahan Pangan
Kerusakan Bahan PanganRizza Muh
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimalmisspure
 
Pengawetan makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkk
Pengawetan  makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkkPengawetan  makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkk
Pengawetan makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkkSekolah Online
 
Pengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananPengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananArya Aria
 
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota Bandung
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota BandungPengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota Bandung
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota BandungWulan Marayani
 

What's hot (18)

Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
3. pendinginan-lia
3. pendinginan-lia3. pendinginan-lia
3. pendinginan-lia
 
Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganTeknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan pangan
 
13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan
 
Kerusakan Bahan Pangan
Kerusakan Bahan PanganKerusakan Bahan Pangan
Kerusakan Bahan Pangan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimal
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Pengawetan makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkk
Pengawetan  makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkkPengawetan  makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkk
Pengawetan makanan dengan cara pengalengan dan pengeringan yuda dkk
 
Pengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananPengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makanan
 
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota Bandung
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota BandungPengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota Bandung
Pengalengan/Wulan Marayani/Universitas Pasundan Kota Bandung
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Fermentasi mikroba
Fermentasi mikrobaFermentasi mikroba
Fermentasi mikroba
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 

Similar to 4. Sterilisasi Termal

3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofiliinmashar
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptadhisusilo2
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptBuyungRizqiMaharani
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptxHafizmuchti
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanWidyalestarinurpratama
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxNathasaWeisdania
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptxBocahAngon8
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendah
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendahPengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendah
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendahTeknologi Hasil Pertanian
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 

Similar to 4. Sterilisasi Termal (20)

3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
 
Clostridium
ClostridiumClostridium
Clostridium
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
 
Sterilisasi pangan
Sterilisasi panganSterilisasi pangan
Sterilisasi pangan
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
 
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS
 
6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
OUM-NESTLE 2008 1
OUM-NESTLE 2008 1OUM-NESTLE 2008 1
OUM-NESTLE 2008 1
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendah
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendahPengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendah
Pengawetan bahan hasil pertanian dengan suhu rendah
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 

More from Universitas Al-Azhar Indonesia

1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi PengemasanUniversitas Al-Azhar Indonesia
 

More from Universitas Al-Azhar Indonesia (20)

5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi
 
6. Karotenoid
6. Karotenoid6. Karotenoid
6. Karotenoid
 
4. Klorofil
4. Klorofil4. Klorofil
4. Klorofil
 
5. Flavonoid
5. Flavonoid5. Flavonoid
5. Flavonoid
 
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
 
5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru
 
Menciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan BaruMenciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan Baru
 
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan FungsionalRadikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
 
4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran
 
5. pendinginan
5. pendinginan5. pendinginan
5. pendinginan
 
4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah
 
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
 
3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu
 
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
 
Mengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan FungsionalMengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan Fungsional
 
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: KewirausahaanMATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
 
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan PanganMATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
 
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

4. Sterilisasi Termal

  • 2. PENDAHULUAN • Sterilisasi merupakan salah satu metode untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam suatu bahan atau produk • Sterilisasi  produk kaleng • Kelemahan sterilisasi  suhu tinggi, kerusakan nutrisi, pembentukan senyawa toxic dan perubahanan karakteristik bahan 2
  • 3. • Proses sterilisasi termal pada produk kaleng  mengawetkan makanan • Keadaan steril dicapai dengan menggunakan panas saja atau kombinasi antara pH, Aw dan pengawetan kimiawi • Kemasan hermetis (kedap udara, mikroba dan bahan-bahan lainnya masuk) dapat menjaga produk tetap steril 3
  • 4. • Sterilisasi komersial  membunuh semua mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan pada suhu ruang • Produk sterilisasi komersial, aseptis, dan dikemas hermetis  tidak hanya kaleng tapi juga glassjar • Sterilisasi medis semua jenis mikroorganisme mati • Sterilisasi komersial  bakteri suhu ruang mati, kemasan dipastikan vakum dan aseptis  selama distribusi dan pemasaran produk aman, mikroba tidak dapat hidup dan berkembang biak 4
  • 5. • Faktor utama yang diterapkan pada industry pangan untuk proses sterilisasi komersial dirasa cukup adalah inaktivasi bakteri berspora (Clostridium dan Bacillus) • Spora bakteri (especially Clostridum)  tahan panas sehingga suhu sterilisasi harus mencapai suhu spora bakteri target mati 5
  • 6. • Sterilisasi harus dilakukan dengan akurat dan hati-hati  menjamin keamanan produk • Produk kaleng  sterilisasi tidak benar  C. botulinum membentuk toxic botulin • Botulin jika dikonsumsi akan membuat keracunan hingga menyebabkan kematian 6
  • 7. 7
  • 8. KARAKTERISTIK MIKROORGANISME • Pada proses pengawetan pangan, mikroorganisme dikendalikan • Mikroorganisme  bakteri, khamir, kapang • Mikroorganisme dikelompokkan berdasarkan sifat mikroskopisnya dan penampakan visual ketika tumbuh berkoloni • Karakter mikroorganisme: kurva pertumbuhan, faktor intrinsic, faktor ekstrinsik 8
  • 9. KURVA PERTUMBUHAN • Mikroorganisme membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya hingga akhirnya berkembangbiak dan mati • Fase lag, log, stasioner dan kematian adalah tahapan kehidupan bakteri 9
  • 10. 10
  • 11. FAKTOR INTRINSIK • Untuk tumbuh dan berkembang, bakteri memerukan lingkungan yang mendukung FATTOM • Food • Acid • Time • Temperature • O2 • Moisture 11
  • 12. FAKTOR EKSTRINSIK • Faktor yang berkaitan dengan kemampuan mikroba untuk tetap hidup • Suhu (mikroba dibagi menjadi 3: mikroba psikrofilik atau psikrotrofik -7 s/d 10˚C, mesofilik 25 s/d 40˚C dan termofilik >45˚C berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya) • Kelembaban Relatif (Rh tinggi  air tinggi sehingga bakteri mendapatkan media yang cocok) • Jenis dan Konsentrasi Gas (CO2 10% pada penyimpanan atmosfer terkendali dapat menghambat pertumbuhan mikroba) • Radiasi (Radiasi elektromagnetik dapat mendestruksi mikroba) 12
  • 13. KEBUSUKAN OLEH BAKTERI Indikasi kebusukan oleh bakteri: • Bakteri menghasilkan gas sehingga kaleng akan menggembung • Bakteri pembentuk spora akan menghasilkan asam, sehingga produk kaleng tidak menggembung melainkan rasa berubah menjadi asam • Produk kaleng yang menggembung adalah indikasi utama produk kaleng tidak boleh dikonsumsi • Penampakan atau bau dari sisi dalam kaleng merupakan indikator kebusukan • Bau apek dan larutan gula/ garam yang biasa jenih menjadi keruh • Kemasan glass jar  endapan warna putih dibawah produk 13
  • 14. 14
  • 15. PENYEBAB KEBUSUKAN • Kebusukan pada bahan pangan sebelum dikalengkan • Kontaminasi yang disebabkan oleh kebocoran kemasan • Ketidak cukupan pemanasan (suhu tidak mencapai titik optimal) • Pertumbuhan bakteri termofilik dalam produk kaleng 15
  • 16. AWAL KEBUSUKAN SEBELUM PROSES PENGALENGAN • Bahan pangan yang akan dikalengkan tidak langsung dikalengkan dan dilakukan sterilisasi • Suhu dan lama penundaan proses sterilisasi dapat mempengaruhi mikroba pembusuk alami tumbuh • Adanya tekanan vakum dalam kaleng dapat mengakibatkan tekanan dalam kaleng yang berlebihan selama sterilisasi dalam retort sehingga lipatan dalam kaleng rusak • Beberapa kemasan yang tidak tahan tekanan tinggi akan pecah/ bocor 16
  • 17. KONTAMINASI SETELAH PROSES • Kebocoran menyebabkan kontaminasi • Kobocoran  sulit terdeteksi, membutuhkan waktu berminggu- minggu untuk timbul indikasi • Penyebab  pelipatan tutup tidak sempurna, kerusakan kemasan atau air pendingin terkontaminasi mikroba • Industri pangan melakukan inkubasi pada produk untuk mengetahui adanya kebocoran 17
  • 18. KETIDAKCUKUPAN PEMANASAN • Suhu yang tidak tercapai untuk membunuh C. bulinum  keracunan pada konsumen • Proses pemanasan yang tidak tercapai: a) suhu dan lama proses pemanasan melihat dari ukuran kemasan b) Prosedur pemanasan tidak terpenuhi yang diakibatkan kesalahan teknis atau kesalahan manusia 18
  • 19. KEBUSUKAN OLEH BAKTERI TERMOFILIK • Spora bakteri termofilik memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi lebih baik dibandingkan spora bakteri mesofilik • Proses pemanasan yang dirancang untuk membunuh bakteri pembusuk mesofilik tidak cukup untuk membunuh bakteri pembusuk termofilik kecuali produk disimpan dingin pada suhu pertumbuhan bakteri psikrofilik • Jagung, kapri, makanan bayi dan daging  masalah utamanya adalah bakteri pembusuk termofilik 19
  • 20. 20
  • 21. 21
  • 22. BOTULISME • Keracunan yang disebabkan oleh C.botulinum • Bakteri ini ketika tumbuh menyebabkan keracunan karena menghasilkan toxic • Tumbuh hampir disemua lingkungan dan dapat diisolasi dari tanah dan air • C. botulinum  tumbuh tanpa O2 dan mampu membentuk spora • Substrat protein digunakan sebagai media tumbuh namun substrat karbohidrat juga dapat digunakan pada strain botulinum lainnya • Suhu optimum pertumbuhan 30-37˚C, 4-38˚C dan <4˚C 22
  • 23. 23