Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai urinalisis atau pemeriksaan urine. Urinalisis digunakan untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan makroskopis, kimiawi, dan mikroskopis untuk menguji ciri-ciri fisik urine, kadar zat seperti protein, glukosa, dan bilirubin, serta sel-sel yang ada dalam urine. Hasil urinalisis dapat men
2. URINE
•
1. Definisi urine : Hasil filtrasi glomerulus ginjal yang mengandung sisa-sisa
metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh.
2. Proses pembentukan urine :
Setiap menit sekitar 20 % darah mengalir ke ginjal melalui arteri renalis ---> filtrasi
di glomerulus ---> reabsorbsi tubulus proksimal ---> sekresi tubulus distal --->
ureter ---> kandung kemih ---> uretra ---> urine
3. Ciri-ciri urine normal :~ warna bening orange pucat
~ tidak ada endapan ( jernih )
~ baunya tajam
~ ph sedikit asam ( sekitar 6 )
~ BJ sekitar 1,010 – 1,025
4. Komposisi urine normal :
~ Air ( 95% ), ureum, asam urat, amoniak, kreatinin, elektrolit, kalsium,
bikarbonat, fosfat dan sulfat, bilirubin, urobilin, toksin dan hormon.
3. MANFAAT URINALISIS
• Untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran
kemih.
• Untuk mendeteksi adanya gangguan metabolisme yg tidak
berhubungan dgn ginjal.
• Yang diuji dlm urinalisis adalah :
~ warna, tampilan, bau, pH, protein, keton, glukosa dan
bilirubin yg diperiksa secara strip reagen.
~ Berat jenis urine ( BJ ); dgn Urinometer
~ pemeriksaan mikroskopis urine ( sedimen urine )
dilakukan untuk mendeteksi eritrosit, lekosit, epitel,
kristal dan bakteri
4. MACAM-MACAM SAMPEL URINE
1. Urine segar ( freshly voided urine )
2. Urine 3 gelas ( utk melihat gambaran letak
radang atau lesi pada saluran kemih laki-laki )/
3. Urine pagi (utk pemeriksaan sedimen, urine
rutin, BJ, protein dan kehamilan)
4. Urine sewaktu ( utk berbagai pemeriksaan )
5. Urine 24 jam (utk pemeriksaan metabolisme)
6. Urine 2 jam PP (utk pemeriksaan glukosa)
5. PENAMPUNG URINE
Syarat-syarat penampung urine :
~ terbuat dari plastik, tidak mudah pecah
~ wadah harus bermulut lebar, bersih, kering
dan bertutup rapat.
~ dapat menampung 10 -15 ml urine.
~ untuk sekali pakai , karena dapat ter
kontaminasi jika pencucian tdk bersih.
Pengambilan sampel
~ identitas pasien , nama, nomor rekam medis, tgl dan
jam pengambilan.
6. PEMERIKSAAN URINE
I. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE ( FISIK )
II. PEMERIKSAAN KIMIA URINE
III. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE
( MIKROBIOLOGIS )
9. 1. Volume urine
~ banyaknya urine yg dikeluarkan oleh ginjal dalam
24 jam ( dihitung dgn gelas ukur ).
~ volume urine yg normal 1200 – 1500 ml /24 jam.
~ poliuria : vol urine > 2000 ml/24 jam
~ oliguria : vol urine < 300 -750 ml/24 jam.
~ poliuria dpt disebabkan oleh input >>, nervositas,
minuman berefek diuretik, DM Insipidus, hipertensi
dan udema.
10. Manfaat pemeriksaan volume urine :
~ Untuk menentukan adanya gangguan fungsi ginjal.
~ melihat adanya gangguan keseimbangan cairan tubuh .
~ menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semikuantitatif .
Faktor-faktor yg mempengaruhi volume urine:
~ umur ~ suhu badan
~ jenis kelamin ~ iklim
~ berat badan ~ aktivitas
~ makanan/minuman
Menentukan jumlah urine dapat dilakukan dgn mengukur :
a. urine 24 jam
b. urine siang 12 jam dan urine malam 12 jam
c. urine sewaktu
d. timed specimen pada sesuatu percobaan tertentu.
11. • 2. Bau urine
~ bau yang normal tidak menyengat.
~ disebabkan oleh asam-asam organik
yang mudah menguap.
~ bau yg lain dpt disebabkan oleh makanan
dan obat2an.
~ bau amoniak krn perombakan ureum
oleh bakteri.
12. 3. Warna urine
~ ditentukan oleh besarnya diuresis.
~ semakin besar diuresis ---> semakin muda warnanya.
~ normalnya antara kuning muda dan kuning tua.
~ disebabkan oleh beberapa zat warna spt urochrom dan
urobilin.
~ bila zat warna abnormal, kemungkinan karena gangguan
metabolisme , jenis makanan dan obat-obatan.
~ pemeriksaan warna urine dilakukan dgn penyinaran.
4. Buih
~ jika buihnya putih mengandung protein.
~ jika buih nya kuning mengandung empedu ( bilirubin )
13. • WARNA URINE
~ tidak berwarna
~ kuning muda
~ kuning
~ kuning tua
~ kuning bercampur merah
~ merah bercampur kuning
~ merah
~ coklat kuning bercampur hijau
~ putih susu dll
14. 5. Kekeruhan
~ cara mengujinya sama seperti menguji warna yaitu jernih,
agak keruh, keruh dan sangat keruh.
~ tidak semua kekeruhan sifatnya abnormal.
~ urine normal bisa keruh bila dibiarkan atau didinginkan.
~ kekeruhan ringan disebut nubecula yg terjadi dari lendir, sel
epitel dan lekosit yg lambat laun mengendap.
Penyebab urine keruh setelah dibiarkan :
~ nubecula
~ urat-urat amorf
~ fosfat amorf dan karbonat
~ bakteri
15. 6. pH urine
~ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa.
~ pemeriksaan ph pada urine segar untuk mendeteksi
adanya infeksi saluran kemih.
~ normal : sedikit asam ( sekitar 6 )
~ bila ph urine asam---> infeksi oleh E. Coly
~ bila ph urine basa ---> infeksi Proteus
16. 7. Berat Jenis urine
~ pengukuran BJ urine utk mengetahui fungsi pemekatan atau
pengenceran oleh ginjal dan komposisi serta dilusi urine itu
sendiri.
~ menggunakan urinometer, refraktometer dan carik celup.
~ normal : 1,010 – 1,025
~ Isoshtenuria apbl BJ urine berkisar 1,010
~ Hyposthenuria apbl BJ urine < 1,008
~ tergantung dari jumlah zat yg terlarut didalam urine atau terbawa
didalam urine, fungsi ginjal dan produksi urine itu sendiri.
~ BJ urine yg rendah dpt disebabkan oleh udara dingin, diabetes
insipidus dan banyak minum.
~ BJ urine yg tinggi karena dehidrasi, proteinuria dan DM.
17. PEMERIKSAAN KIMIA URINE
• 1. Proteinuria
~ ringan : < 0,5 gr protein /hari
~ sedang : 0,5 – 4 gr protein / hari
~ berat : > 4 gr protein / hari
• 2. Glukosuria : normal 100 – 200 mg /24 jam
• 3. Ketonuria : normal (negatif)
• 4. Bilirubinuria : normal ( negatif )
• 5. Urobilinuria : normal 4 gr /hari
• 6. hemoglobinuria
• 7. Nitrit
• 8. Kalsiuria
• 9. Indikanuria
18. PROTEINURIA
• DEFINISI : Adanya protein didalam urine manusia melebihi normal
( > 150 mg/24 jam ) akibat kerusakan ginjal.
• PENYEBAB :
1. Gangguan pd glomerulus : GN, glomerulosklerosis ( DM dan hipertensi )
2. Gangguan pada tubulus: nefritis interstisialis kronis, poliurik pada
tubulus akut, sindrom fanconi, toksin tubulus ( aminoglikosid, timah dan
kadmium )
3. Penyakit non ginjal : demam, olahraga berat, gagal jantung, proteinuria
orthostatik ( proteinuria pada saat tegak, tapi tidak pada saat berbaring)
4. Infeksi saluran kemih, tumor dan adanya kalkuli.
5. meningkatnya produksi ptotein yg bIsa disaring: rantai panjang
imunoglobulin (protein Bence Jones ) pada myeloma,mioglobulinuria
dan hemoglobinuria.
6. Trombosis vena renalis adalah sebab sekaligus akibat proteinuria.
19. FISIOLOGI PROTEINURIA
• Dinding pembuluh darah dan struktur jaringan yg
ada disekitarnya berperan penting sbg barier
terhadap melintasnya makromolekul spt globulin
dan albumin. Hal ini terjadi krn peran sel endotel
pada kapiler, membran basal glomerulus dan
epitel viseral. Makromolekul yg melintasi dinding
kapiler berbanding terbalik dengan ukurannya,
sehingga dapat menghambat albumin utk
melewati dinding kapiler glomerulus. Adanya
proses peradangan pada glomerulus berakibat
terjadinya perubahan ukuran barier dan
hilangnya hambatan tsb shg terjadilah
proteinuria.
20. PATOFISIOLOGI PROTEINURIA
Menurut Bawazier, proteinuria dpt meningkat
karena :
1. Peningkatan permeabilitas glomerulus thd
protein.
2. Kegagalan tubulus ginjal mengabsorbsi
protein.
3. Filtrasi glomerulus yang abnormal.
4. Sekresi protein yg menungkat dalam tubuh.
21. JENIS-JENIS PROTEINURIA
1. Proteinuria fisiologis
Apabila terdapat proteinuria < 200 mg/hari dan
bersifat sementara. Misalnya pada :
~ demam tinggi
~ gagal jantung
~ olahraga berat
~ kehamilan
~ penggunaan epinefrin
~ stress , dll
2. Proteinuria patologis
Apabila protein dlm urine > 150 mg/24 jam dan
bertahan sampai 3 bulan.
22. METODE PEMERIKSAAN PROTEINURIA
1. Secara kualitatif : utk melIhat ada tidaknya
protein dlm urine.
a) metode Exton
b) metode enzimatik ( carik celup )
c) tes biokimia ( uji Biuret )
2. Secara semi kuantitatif : utk memprediksi kadar
protein dlm urine.
a) metode pemanasan dgn asam asetat
b) metode Bang
c) metode carik celup
23. TAFSIRAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEINURIA
• Negatif ( - ) tidak ada kekeruhan
• Positif ( + ) kekeruhan ringan tanpa butir-butir.
• Positif (++) kekeruhan mudah dilihat dan tampak
butir-butir dlm kekeruhan tersebut.
• Positif (+++) jelas keruh dgn kepingan-kepingan.
• Positif (++++) sangat keruh dgn kepingan-kepingan
besar atau bergumpal-gumpal atau
memadat.
24. GLUKOSURIA
• Definisi : suatu keadaan dimana adanya
glukosa dlm urine walaupun KGD normal atau
rendah.
• Klasifikasi glukosuria
• 1. Glukosuria fisiologis
• 2. Glukosuria patologis.
25. GLUKOSURIA FISIOLOGIS
• 1. Glukosuria alimenter ; pada saat
mengkonsumsi KH yg berlebihan.
• 2. Glukosuria emotional ; pada saat marah,
latihan jasmani yg berat dan stress.
• 3. Glukosuria renal ; pada masa ambang ginjal
yg rendah.
26. AKIBAT GlUKOSURIA PATOLOGIS
• 1. Hipergikemia
• Proses terjadinya hiperglikemia :
• 1) Transport glukosa ygmelintasi membran sel berkurang.
• 2) Glukogenesis ( pembentukan glikogen dari glukosa) berkurang
• dan terdapat kelebihan KGD.
• 3) Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat glikogen
• berkurang. glikusa hati tercurah kedalam darah secara
• terus menerus melebihi kebutuhan.
• 4) Glukogenesis (pembentukan glukosa dari unsur non KH)
• meningkat lebih banyaak lagi glukosa hati yg dicurahkan
• kedlm darah hasi pemecahan asam amino dan lemak.
• 2. Hiperosmolaritas
• 3. Starvasi seluler
27. GLUKOSURIA PATOLOGIS
• Sebagian besar penyakit DM dapat
dihubungkan dengan efek utama defisiensi
insulin, yaitu :
• 1. Kurangnya penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh sehingga terjadi peningkatan KGD.
• 2. Peningkatan mobilisasi lemak dan daerah
penyimpanan lemak gangguan met lemak
dan arteriosklerosis.
• 3. Kurangnya protein dlm tubuh.
28. BILIRUBINURIA
~ Adanya bilirubin dalam urine.
~ Secara normal bilirubin tidak ada dalam urine.
~ Bilirubin terbentuk dari penguraian Hb dan ditransfer
kehati, tempat bilirubin berkonyugasi dan diekskresi
dalam bentuk empedu.
~ Biirubin terkonyugasi ( Bilirubin direct ) ini larut dalam
air dan di ekskresikan kedalam urine jika terjadi
peningkatan kadar dlm serum.
~ Bilirubin Indirect bersifat larut dlm lemak, sehingga
tidak dapat diekskresikan kedalam urine.
~ Pengujian harus dilakukan dlm waktu 1 jam dan urine
hrs dihindarkan dari sinar matahari langsung agar
bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.
29. MASALAH KLINIS BILIRUBINURIA
• Mengindikasikan adanya gangguan hati dan
saluran empedu.,seperti ikterus parenkimatik,
ikterus obstruktif, kanker hati dan CHF disertai
ikterik.
• Urine yg mengandung bilirubin yg tinggi
tampak berwarna kuning pekat dan jika
dikocok akan timbul busa.
• Obat-obatan yg dapat menyebabkan
bilirubinuria adalah fenotaizin, klorpromazin
dll
30. PEMERIKSAAN BILIRUBIN
• Pemerksaan bilirubin dalam urine berdasarkan
reaksi antara garam diazonium dengan
bilirubin dalam suasana asam yg menimbul
kan warna biru atau ungu tua.
• Adanya bilirubin 0,05 – 1 mg/dl urine akan
memberikan hasil positif dan keadaan ini
menunjukkan adanya kelainan hati dan
saluran empedu.
31. UROBILINOGEN
• Empedu yg sebagian besar dibentuk dari bilirubin
terkonyugasi mencapai area duodenum tempat bakteri
usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen.
• Sebagian besar urobilinogen akan berkurang difeses,
sebagian lagi kembali kehati melalui aliran darah. Disini
urobiinogen akan diproses ulang menjadi empedu dan
sekitar 1% diekskresi oleh ginjal ke urine ( urobilin ).
• Ekskresi urobilinogen kedlm urine sekitar 1 – 4 mg/24
jam.
• Ekskresi mencapai kadar puncak pada pk 14 – 16.00,
oleh karena itu dianjurkan pengambilan sampel
dilakukan pada jam-jam tsb.
32. UROBILIN
• Merupakan hasil oksidasi dari urobilinogen.
• Arti klinik pemeriksaan sama dengan
urobilinigen
33. INDIKAN
• Indikan adalah hasil pemecahan dari triptofan dalam
usus yg diabsorbsi kedalam darah dan dibuang
bersama urine .
• Triptofan diubah menjadi indol oleh bakteri usus dan
diserap kembali kedalam darah dan dibawa ke hati.
• Didalam hati indol mengalami oksidasi dan konjugasi
menjadi indoksil sulfat (indikan).
• Jumlah indikan urine menggambarkan proses
pembusukan dalam usus.
• Tujuan pemeriksaan indikan ; utk mengetahui adanya
radang usus, radang lambung dan sembelit.
34. DARAH TERSAMAR
~ Adanya darah dlm urine (hemoglobinuria)
menunjukkan adanya trauma, perdarahan
ginjal,perdarahan saluran kemih, infeksi,
tumor dan batu ginjal.
~ Metode pemeriksaannya :
1. Metode benzidin basa
2. metode benzidin HCl
3. metode benzidin guayac
35. PENILAIAN HASIL HEMOGLOBINURIA
• ( - ) : Tidak terjadi perubahan warna.
• ( + ) : warna hijau
• (++) : biru campur hijau
• (+++) : biru
• (++++) : biru tua
• Pembacaan hasil sebaiknya dilakukan kurang
dari 5 menit, krn bisa terjadi perubahan
warna.
36. NITRIT
• Dalam urine normal terdapat nitrat sbg hasil
metabolisme protein.
• Jika terdapat infeksi saluran kemih oleh kuman
dari spesies enterobacter, citrobacter,
escherichia, proteus, klebsiela yg
mengandung enzim reduktase, maka nitrat
akan dirubah menjadi nitrit.
37. KALSIUM
• Adanya kalsium dlm urine disebut kalsiuria.
• Metode pemeriksaannya : metode Sulkovich.
• Untuk mengetahui adanya gangguan faal dari
kelenjar tiroid dan gangguan metabolisme
kalsium.
• Hasil pemeriksaan dilaporkan secara
semikuantitatif.
38. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
(SEDIMEN URINE)
~ Sedimen urine adalah unsur yg tidak larut dlm
urine yg berasal dari darah, ginjal dan saluran
kemih.
~ Pemeriksaan sedimen urine penting untuk
membantu menegakkan diagnosa dan
mengikuti perjalanan penyakit ginjal dan
saluran kemih.
40. SEL EPITEL
• Sel yang menyusun permukaan dinding bagian
dalam ginjal dan saluran kemih.
• Hampir selalu ada dalam urine, biasanya berasal
dari kandung kemih, uretra dan vagina.
• Berinti satu, ukuran > leukosit.
• Bentuknya berbeda berdasarkan tempat asalnya.
• Sel epitel gepeng banyak terdapat pada wanita,
biasanya dari uretra distal.
• Normalnya negatif.
41. LEUKOSIT
• Seperti benda bulat yang berbutir halus.
• Leukosituria disebabkan oleh peradangan atau
infeksi.
• Normalnya 1 – 5 per LPB.
42. ERITROSIT
• Seperti benda bulat tanpa terstruktur, warna
kehijauan.
• Dalam urine pekat terlihat mengkerut.
• Dalam urine encer membesar dan hampir
tidak berwarna.
• Karena radang, trauma, diatesis hemoragik,
dll.
• Normalnya : 0 – 1 per LPB.
43. SILINDER
~ endapan protein yg dibentuk dlm tubuli ginjal.
~ ukurannya berbeda-beda menurut besarnya lumen tubuli.
~ semakin besar lumen, semakin berat keadaan utk terbentuknya
silinder.
~ normal 0 – 1 per LPK.
~ pembentukan silinder dipengaruhi oleh faktor-faktor: osmolalitas,
volume, ph, dan adanya glikoprotein yg disekresi oleh tubuli
ginjal.
~ syarat terbentuknya ; proteinuria, ph asam, oliguria – anuria.
~ terdiri dari silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit dan
leukosit.
~ adanya silinder dlm urine menunjukkan adanya penyakit ginjal yang
berat.
44. BAKTERI
• Karena adanya infeksi.
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut ( pemeriksaan
Bakteriologis )
• Perlu pemeriksaan nitrit untuk membuktikan
adanya infeksi.
• Normalnya negatif.
45. SEDIMEN ANORGANIK
• Kristal -kristal
~ Terdiri dari bahan amorf, kristal asam urat, Ca oksalat, triple
fosfat, dll
~ Adanya kristal tidak berkaitan dgn batu ginjal tetapi merupakan
zat sisa metabolisme.
~ Dalam urine normal terdapat garam-garam organik, sedikit sel
darah ( eritrosit dan leukosit ) dan sel epitel.
~ Dalam urine patologis, terdapat garam organik, sel darah, sel
epitel, sel silinder (cast), parasit (trichomonas) dan bakteri.
~ Dalam urine dgn BJ < 1,007 eritrosit akan menghemolisis dan
leukosit akan mngembang.
~ Selain pemeriksaan rutin, jika hasil tes positif utk leukosit,
eritrosit, protein ,nitrit dan ph >7 , maka sedimen urine dapat
dianalisis secara mikroskopis utk menentukan diagnosa yg lebih
akurat.
46. PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Tujuan ; utk mengetahui adanya eritrosit, leukosit,sel epitel ,
bakteri , jamur dan kristal.
Urine yg dipakai:
1) urine segar, atau urine yg diberi formalin.
2) urine pekat ( BJ urine >1,023 ) , biasanya urine pagi krn
unsur sedimen belum pecah.
Pemeriksaan dilakukan dgn memakai lensa objektif kecil ( 10x )
disebut LPK ( Lapangan Penglihatan Kecil ), dan lensa objektif
besar ( 40X ) disebut LPB ( Lapangan Penglihatan Besar ).
Metode pemeriksaan :
1. metode Natif (tanpa pewarnaan).
2. metode Sterheimer Malbia (dgn pewarnaan).
47. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN SEDIMEN
I. TUJUAN : Untuk mengetahui unsur organik dan anorganik pada penderita
tractus urinarius.
II. PRINSIP : Adanya elemen-elemen atau unsur yg tersuspensi dlm urine akan
dipresipitasikan dgn jumlah disentrifuge.
III. PERSIAPAN ALAT :
1. Sampel urine
2. mikroskop
3. pipet tetes
4. objeck glass & deck glass
5. tabung centrifuge
6. sentrifuge
7. gelas ukur
48. IV. PROSEDUR KERJA :
1. Botol berisi urine digoyangkan agar sedimen
bercampur secara homogen.
2. Tambahkan 15 ml urine kedalam tabung sentrifuge.
3. Putar dgn alat sentifuge 3 – 5 menit dgn kecepatan
1500 – 2000 rpm.
4. Isi tabung dituang habis ketabung lain dgn sekali
gerakan dan cepat.
5. Dasar tabung pertama diketok beberapa kali agar sisa
urine dan endapan bercampur.
6. Letakkan 1 tetes campuran tsb diatas objeck glass dan
tutup dgn deck glass.
7. Periksa dibawah mikroskop dgn cahaya rendah.