1. MODUL 4
PENGAMBILAN CONTOH
(SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA
DAN PANGAN YANG DIDUGA
MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA
Direktorat PengawasanProduk &
Bahan Berbahaya,
Badan Pengawas Obat & Makanan
Republik Indonesia
bekerja sama dengan
Southeast Asian Food and Agricultural
Science& Technology (SEAFAST)
Center, Institut Pertanian Bogor
2015
2.
3. MODUL
PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING)
BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG
DIDUGA MENGANDUNG BAHAN
BERBAHAYA
Tim pengarah:
1. Drs. Suratmono, MP
2. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes
Tim Penyusun:
1. Prof.Dr.Ir. Nuri Andarwulan, MSi
2. Desty Gitapratiwi, STP, MSi
3. Dian Herawati, STP, MSi
4. Drs. Bosar Pardede, Apt, Msi
5. Dra. Asnelia, Apt.
6. Dra. Ani Rohmaniyati, Apt., M.Si
7. Dra. Yayan Cahyani, Apt.
8. Ratminah, S.Si, Apt., M.P
9. Sondang W.E, S.Si, Apt., M.Kes
10. Rinova Ria Susanti, S.Farm, Apt.
2015
4.
5. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
i
Modul Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan
Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
Modul ini disusun atas kerja sama antara Direktorat Pengawasan
Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI dan Southeast
Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST)
Center Institut Pertanian Bogor.
Cetakan I: Maret 2015
25 halaman, 14,85 cm x 21 cm
ISBN 978-979-1269-37-7
Diterbitkan oleh:
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya
Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta 10560 Indonesia
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit.
6. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
ii
SAMBUTAN
Bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan
mudah didapat dan diperjualbelikan di pasar secara bebas. Hal
ini berpotensi pada kemungkinan peningkatan praktek
penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan. Salah satu
strategi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI untuk merespon
masalah peredaran bahan berbahaya di pasar adalah dengan
menginisiasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.
Program ini bertujuan memberdayakan komunitas pasar untuk
dapat melakukan pengawasan bahan berbahaya termasuk
pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya secara
mandiri dan berkesinambungan. Berdasarkan Rencana Strategis
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya tahun
2015-2019, Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya akan
menghasilkan 201 Pasar Contoh yang tersebar di 31 propinsi
dari pada akhir tahun 2019. Pasar Contoh tersebut diharapkan
menjadi model yang dapat direplikasi oleh Pemda dan pelaku
usaha yang memiliki program Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, untuk mendukung
pengembangan Pasar Contoh baru di wilayahnya.
Salah satu strategi yang harus dijalankan dalam implementasi
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya adalah Pelatihan
bagi Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan partisipasi fasilitator pasar dalam mewujudkan pasar aman
dari bahan berbahaya. Untuk itu, Badan POM RI melalui
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya bekerja
sama dengan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor
menyusun 6 Modul Pelatihan Fasilitator Program Pasar Aman
dari Bahan Berbahaya. Melalui Modul Pelatihan ini diharapkan
dapat dicetak fasilitator pasar aman yang handal dan profesional.
Jakarta, Februari 2015
Deputi III Bidang Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya
Drs. Suratmono, M.P
NIP. 19580728 198910 1 001
7. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
iii
KATA PENGANTAR
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai
komoditi termasuk bahan berbahaya yang sering disalahgunakan
dalam pangan. Bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam
pangan ditemukan dijual secara bebas di los/kios penjual pangan
di pasar. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil sampling
dan pengujian terhadap pangan yang dilakukan di pasar, masih
ditemukan produk pangan yang positif mengandung bahan
berbahaya. Bahan berbahaya tersebut antara lain boraks,
formalin, pewarna tekstil rhodamin B dan methanil yellow. Dalam
rangka mencegah dan mereduksi peredaran bahan berbahaya di
pasar maka perlu ada peran aktif dari lintas sektor terkait. Untuk
itu Badan POM RI membuat suatu gagasan berupa Program
Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.
Sesuai dengan Pedoman Implementasi Program Pasar Aman
dari Bahan Berbahaya, perlu diadakan suatu program pelatihan
bagi fasilitator (pembina, manager/ penanggungjawab program
di daerah). Untuk itu telah disusun 6 (enam) modul pelatihan
untuk fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya,
yaitu (i) Pengetahuan Bahan Berbahaya, (ii) Identifikasi Pasar
untuk Pengendalian Bahan Berbahaya, (iii) Identifikasi Pedagang
Pasar & Inventarisasi, (iv) Pengambilan Contoh (Sampling) untuk
Pengujian Bahan Berbahaya, (v) Pengujian Bahan Berbahaya,
dan (vi) Monev Pengawasan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca/pengguna sangat
diperlukan untuk perbaikan ke depan.
Semoga modul ini bermanfaat dan peredaran bahan berbahaya
dan pangan yang mengandung bahan berbahaya di pasar dapat
dikendalikan.
Jakarta, Februari 2015
Direktur Pengawasan Produk
dan Bahan Berbahaya
Drs. Mustofa, Apt., M.Kes
NIP.19591015 198603 1 001
8.
9. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
i
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN............................................................... 2
1.1 Latar Belakang............................................................ 2
1.2 Tujuan......................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup............................................................ 3
2 SAMPLING PEDAGANG YANG DIDUGA MENJUAL
BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG
MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA............................. 4
2.1 Pengumpulan Data Pedagang...................................... 5
2.2 Penentuan Jumlah Pedagang Ter-sampling................... 6
2.3 Penentuan Nama/Kios Pedagang Ter-sampling ............. 8
3 MELAKUKAN SAMPLING PRODUK PANGAN DARI
PEDAGANG TARGET ...................................................... 9
3.1 Jumlah dan Jenis Sampel dari Tiap Pedagang............... 9
3.2 Tahapan Sampling dari Tiap Pedagang....................... 11
3.2.1 Melengkapi data pedagang target........................ 11
3.2.2 Menghitung jumlah sampel dari tiap pedagang...... 11
3.2.3 Memberi identitas sampel ................................... 13
4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SAMPLING
UNTUK PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DI
PASAR...........................................................................14
4.1 Kelebihan.................................................................. 14
4.2 Kekurangan............................................................... 14
10. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
10
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka menjamin keamanan pangan bagi
masyarakat Indonesia, Badan POM RI menyelenggarakan
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Salah satu strategi
implementasi program penyelenggaraan pasar aman dari bahan
berbahaya adalah Program Pengawasan Keamanan Pangan
Pasar. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
program ini adalah:
1. Identifikasi pasar tradisional yang akan dikendalikan
sebagai pasar aman dari bahan berbahaya;
2. Identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan
berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan
berbahaya;
3. Pengambilan contoh (Sampling) bahan berbahaya
dan pangan yang diduga mengandung bahan
berbahaya;
4. Pengujian dan pelaporan hasil pengujian bahan
berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan
berbahaya; dan
5. Monitoring dan evaluasi.
Pengambilan contoh (sampling) untuk pengujian bahan
berbahaya di pasar tradisional perlu dilakukan dengan metode
yang benar agar hasil yang diperoleh dapat menggambarkan
kondisi sebenarnya. Dalam kegiatan sampling untuk pengujian
bahan berbahaya di pasar tradisional, sampling dilakukan untuk
mengambil sebagian contoh bahan berbahaya dan pangan dari
keseluruhan produk yang ada di pasar yang dicurigai berupa
bahan berbahaya atau pangan yang mengandung bahan
berbahaya. Sampling ini perlu dilakukan sebanyak dua tahap
yaitu sampling pedagang dan sampling jenis pangan mengingat
banyaknya pedagang pangan dan banyaknya jenis pangan yang
dijual oleh masing-masing pedagang. Dengan melakukan
sampling yang benar maka diharapkan hasil pengujian dapat
11. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
3
mewakili kondisi sebenarnya mengenai temuan cemaran bahan
kimia berbahaya pada pangan yang dijual di pasar tradisional.
1.2 Tujuan
Modul Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya
dan Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya ini
disusun sebagai panduan yang dapat digunakan oleh para
pemangku kepentingan khususnya fasilitator program pasar
aman dari bahan berbahaya atau petugas yang berwenang untuk
mengambil contoh dalam rangka pengujian bahan berbahaya
dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya.
Kegiatan sampling bahan berbahaya dan pangan yang
diduga mengandung bahan berbahaya itu sendiri mempunyai
tujuan untuk memperoleh contoh yang representatif (mewakili)
terhadap kondisi populasi contoh untuk pengujian bahan
berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan
berbahaya di pasar.
1.3 Ruang Lingkup
Modul ini akan menjelaskan kegiatan sampling bahan
berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan
berbahaya, yaitu:
a. Melakukan sampling pedagang yang diduga menjual
bahan berbahaya (Boraks, Formalin, Rhodamin B dan
Methanyl Yellow) dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya.
b. Melakukan sampling pangan dari tiap pedagang target.
c. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sampling untuk
pengujian bahan berbahaya di pasar.
12. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
4
* Diduga menjual bahan berbahaya dan pangan mengandung bahan
berbahaya
Pedagang
pasar
Pedagang
non
pangan
Pedagang pangan tidak
diduga*
Pedagang
pangan Fokus kegiatan sampling
Pedagang pangan
diduga*
2 SAMPLING PEDAGANG YANG DIDUGA
MENJUAL BAHAN BERBAHAYA DAN
PANGAN YANG MENGANDUNG BAHAN
BERBAHAYA
Pedagang di pasar tradisional dapat dikelompokkan ke
dalam dua kelompok besar yaitu pedagang pangan dan non
pangan. Pedagang pangan dapat dikelompokkan menjadi
pedagang yang tidak diduga dan pedagang yang diduga menjual
bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya. Kegiatan sampling pedagang hanya difokuskan
terhadap pedagang yang diduga menjual bahan berbahaya dan
pangan yang mengandung bahan berbahaya, seperti skema
yang ditampilkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Skema fokus kegiatan sampling pedagang pasar
13. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
5
Metode yang dapat digunakan untuk sampling pada objek
tertentu seperti halnya pedagang yang diduga menjual bahan
berbahaya dan pangan mengandung bahan berbahaya di pasar
adalah metode purposive (tertuju). Dalam pelaksanaanya,
kegiatan sampling pedagang dilakukan dalam 3 tahap yaitu:
pengumpulan data pedagang, penentuan jumlah pedagang yang
tersampling dan penentuan nama/kios pedagang tersampling.
2.1 Pengumpulan Data Pedagang
Data-data pedagang pasar yang diperlukan untuk kegiatan
purposive sampling pedagang ini dikumpulkan dari hasil kegiatan
pada Modul Identifikasi Pedagang Pasar dan Inventarisasi
Bahan Berbahaya dan Pangan yang Diduga Mengandung
Bahan Berbahaya. Rekapitulasi data dari Modul tersebut
memuat informasi seperti:
a. Nama pedagang (kios) yang diduga diduga menjual
bahan berbahaya dan pangan yang mengandung
bahan berbahaya
b. Jumlah pedagang yang diduga menjual bahan
berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya
c. Peluang risiko pedagang diduga menjual bahan
berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya
Data-data tersebut kemudian digunakan sebagai data
dasar dalam menentuan jumlah pedagang dan jenis pangan dari
tiap pedagang yang akan di sampling. Informasi besarnya risiko
juga menjadi dasar pertimbangan dalam prioritas sampling yang
dilakukan.
14. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
6
2.2 Penentuan Jumlah Pedagang Ter-sampling
Jumlah populasi pedagang yang dijadikan target
sampling adalah jumlah pedagang yang dicurigai menjual bahan
berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya.Jumlah ini diperoleh dari keseluruhan pedagang yang
berhasil diidentifikasi pada kegiatan Modul Identifikasi
Pedagang Pasar dan Inventarisasi Bahan Berbahaya dan
Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya.
Penentuan jumlah pedagang yang akan disampling dari populasi
pedagang dihitung berdasarkan Rumus Slovin, yaitu:
�
� =
(1 + �2)
n = Jumlah pedagang yang akan disampling
N = Jumlah populasi pedagang yang diduga menjual
bahan berbahaya dan pangan yang
mengandung bahan berbahaya
= Error (5, 10 atau 20%)
Tabulasi jumlah pedagang yang disampling berdasarkan rumus
Slovin disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah sampel pedagang berdasarkan rumus Slovin
Jumlah
Populasi
(N)
Jumlah sampel
(n) pada
Jumlah
Populasi
(N)
Jumlah sampel
(n) pada
5% 10% 20% 5% 10% 20%
1 1 1 1 35 32 26 15
2 2 2 2 40 36 29 15
3 3 3 3 45 40 31 16
4 4 4 3 50 44 33 17
5 5 5 4 60 52 38 18
6 6 6 5 70 60 41 18
15. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
7
Jumlah
Populasi
(N)
Jumlah sampel
(n) pada
Jumlah
Populasi
(N)
Jumlah sampel
(n) pada
5% 10% 20% 5% 10% 20%
7 7 7 5 80 67 44 19
8 8 7 6 90 73 47 20
9 9 8 7 100 80 50 20
10 10 9 7 150 109 60 21
11 11 10 8 200 133 67 22
12 12 11 8 250 154 71 23
13 13 12 9 300 171 75 23
14 14 12 9 350 187 78 23
15 14 13 9 400 200 80 24
20 19 17 11 450 212 82 24
25 24 20 13 500 222 83 24
30 28 23 14 600 240 71 24
Langkah-langkah penentuan jumlah pedagang yang di-
sampling berdasarkan rumus Slovin adalah sebagai berikut:
a. Tentukan nilai N (pedagang yang diduga menjual bahan
berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya) dari tabel
b. Tentukan nilai n (pedagang) yang disampling dengan
melihat Tabel 2.1.
c. Misal pedagang yang teridentifikasi diduga menjual bahan
berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya adalah 10 orang (N=10), maka jumlah pedagang
yang disampling adalah 10 untuk = 5%, 9 untuk = 10%
dan 7 untuk = 20%.
d. Pilihlah salah satu nilai , misalnya = 20% maka jumlah
pedagang yang disampling hanya 7 orang.
16. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
8
2.3 Penentuan Nama/Kios Pedagang Ter-
sampling
Nama kios/pedagang yang ter-sampling ditentukan
berdasarkan skala prioritas risiko bahaya secara berurutan
hingga diperoleh jumlah yang dibutuhkan. Langkah-langkah
penentuan nama pedagang dilakukan dengan tahapan berikut:
a. Mengurutkan nama pedagang berdasarkan tingkat
risiko dari tertinggi hingga terendah
b. Mengambil urutan nama teratas sesuai dengan
jumlah pedagang yang perlu di-sampling.
c. Membuat daftar nama pedagang ter-sampling secara
terpisah dan daftar tersebut dinyatakan sebagai
daftar pedagang target.
17. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
9
3 MELAKUKAN SAMPLING PRODUK
PANGAN DARI PEDAGANG TARGET
Kegiatan sampling produk pangan dari masing-masing
pedagang adalah kegiatan sampling produk dari masing-masing
pedagang target yang terpilih dari proses sampling pedagang.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh sampel yang diduga
berupa bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan
berbahaya yang dijual setiap pedagang target.
3.1 Jumlah dan Jenis Sampel dari Tiap Pedagang
Seorang pedagang sangat dimungkinkan menjual lebih dari
satu jenis produk yang diduga berupa bahan berbahaya atau
pangan yang mengandung bahan berbahaya. Berikut adalah
beberapa kemungkinan jenis dan jumlah sampel yang dijual oleh
pedagang target, yaitu:
a. Seorang pedagang target kemungkinan menjual lebih
dari 1 bahan yang diduga berupa bahan berbahaya,
seperti contoh berikut:
Gambar 3.1. Produk yang diduga berupa Boraks1
b. Seorang pedagang target kemungkinan menjual lebih
dari satu bahan pangan yang diduga mengandung satu
jenis bahan berbahaya, seperti contoh berikut:
1
Ilustrasigambar diperoleh dari dokumentasi SEAFAST Center dalam rangka
Training of Trainer (TOT) Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya, Kerjasama dengan World Health Organization dan BPOM RI
18. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
10
Gambar 3.2. Berbagai jenis ikan segar dan produk
olahannya yang diduga mengandung
formalin2
c. Seorang pedagang target kemungkinan menjual bahan
pangan yang diduga mengandung lebih dari satu bahan
berbahaya. Misal:
- Mi basah dapat diduga mengandung boraks dan
formalin.
- Tahu dapat diduga mengandung boraks, formalin
dan kuning metanil.
Dengan berbagai kemungkinan yang ada, petugas harus
dapat melakukan sampling dengan baik untuk produk yang dijual
oleh setiap pedagang. Sampling yang baik akan menghasilkan
sampel yang mewakili kondisi seluruh produk yang dijual oleh
seorang pedagang.
2
Ilustrasigambar diperoleh dari dokumentasi SEAFAST Center dalam rangka
Training of Trainer (TOT) Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya, Kerjasama dengan World Health Organization dan BPOM RI
19. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
11
3.2 Tahapan Sampling dari Tiap Pedagang
3.2.1 Melengkapi data pedagang target
Data pedagang target yang telah diperoleh dari tahap
pemilihan pedagang ditabulasi dan dilengkapi dengan informasi
jenis produk untuk setiap bahan berbahaya yang mungkin ada di
dalamnya. Tabulasi data pedagang disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data pedagang target dan produk yang diduga
mengandung bahan berbahaya
No. Pedagang
Kelompok Bahan
Berbahaya
Produk/pangan*
1 Pedagang 1 Boraks
Formalin
Rhodamin B
Methanil Yellow
2 Pedagang 2 Boraks
Formalin
Rhodamin B
Methanil Yellow
dst dst Dst
Untuk dapat mengisi Tabel 3.1.diperlukan berbagai data.
Data tersebut diperoleh dari:
Daftar pedagang target dari hasil sampling.
Form P02 atau Form P03, yaitu mengenai daftar produk
yang diduga berupa bahan berbahaya dan pangan yang
mengandung bahan berbahaya yang dijual oleh masing-
masing pedagang target.
3.2.2 Menghitung jumlah sampel dari tiap pedagang
Sampel dari tiap pedagang dikelompokkan berdasarkan
jenis bahan berbahaya yang mungkin ada seperti pada Tabel
3.1. Sampel kemudian diambil dari setiap kelompok bahan
berbahaya.
Jumlah sampel dari tiap kelompok bahan berbahaya dari
tiap-tiap pedagang ditentukan dengan rumus Slovin seperti yang
20. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
12
terdapat pada Tabel 2.1.Contoh penggunaan Tabel Slovin untuk
penentuan jumlah sampel dari tiap kelompok bahan berbahaya
dari tiap pedagang disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Contoh penentuan jumlah sampel dari tiap pedagang
dengan rumus Slovin
No. Pedagang
Kelompok
Bahan
Berbahaya
Jenis produk
Jumlah
produk
(N)
Jumlah
sampel (n),
=20%
1 Pedagang
1
Boraks Bakso ikan
Otak-otak ikan
2 2
Formalin Ikan laut, Ikan
air tawar,
Bakso, Otak-
otak
4 3 (3 dari 4
diambil
secara
acak)
Rhodamin
B
Tidak ada 0 Tidak ada
Methanil
Yellow
Tidak ada 0 Tidak ada
2 Pedagang
2
Boraks Kerupuk
gendar,lontong,
Ketupat,
kerupuk mie,
kerupuk karak
5 4 (4 dari 5
diambil
secara
acak)
Formalin Tidak ada 0 Tidak ada
Rhodamin
B
Kerupuk merah
Sirup merah
2 2
Methanil
Yellow
Sirup kuning 1 1
21. Pengambilan Contoh (Sampling) Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan
Berbahaya
13
3.2.3 Memberi identitas sampel
Setiap sampel yang telah diambil harus diberi identitas
yang jelas. Identitas tersebut antara lain: nama pedagang/kios,
jenis bahan berbahaya yang akan diujikan dan tanggal
pengambilan sampel, seperti contoh berikut:
Contoh hasil sampling
untuk pengujian boraks3
Contoh hasil sampling
untuk pengujian formalin4
Contoh hasil sampling
untuk pengujian
Rhodamin B5
Contoh hasil sampling
untuk pengujian Methanil
yellow6
3,4,5,6
Ilustrasigambar diperoleh dari dokumentasi SEAFAST Center dalam
rangka Training of Trainer (TOT) Fasilitator Program Pasar Aman dari
Bahan Berbahaya, Kerjasama dengan World Health Organization dan
BPOM RI
22. Pengambilan Contoh (Sampling) Di Pasar Untuk Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang
Diduga Mengandung Bahan Berbahaya
14
4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SAMPLING UNTUK PENGUJIAN BAHAN
BERBAHAYA DI PASAR
4.1 Kelebihan
a. Efisiensi biaya pengujian.
b. Efisiensi waktu pengujian.
c. Efisiensi peralatan pengujian.
4.2 Kekurangan
a. Kontaminasi dari produk yang mengandung bahan
berbahaya.
b. Risiko produsen jika yg terambil kebetulan yang positif
padahal tidak semua produk positif.
c. Risiko konsumen jika yang terambil hasilnya negatif padahal
ada sampel yang sebetulnya positif.