Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Modul 8 membahas analisis keuangan dan akunting dalam penyusunan anggaran dan menganalisis masa resesi. Modul ini terdiri atas dua kegiatan belajar yaitu penggunaan analisis keuangan untuk penyusunan anggaran dan kerancuan dalam akunting.
2. Tinjauan Umum Modul 8
Secara umum, Modul 8 akan membahas tentang analisis keuangan dan akunting dalam
penyusunan anggaran.
Modul 8 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Penggunaan Analisis Keuangan untuk Penyusunan Anggaran;
• Kegiatan Belajar 2 – Kerancuan dalam Akunting.
Setelah mempelajari Modul 8, diharapkan mampu:
• Menjelaskan penggunaan rasio keuangan untuk penyusunan anggaran;
• Menganalisis masa resisi untuk penyusunan anggaran;
• Menganalisis aktiva tak berwujud dan aktiva tetap tak berwujud;
• Menganalisis kewajiban dan modal sendiri;
• Menganalisis penghasilan dan pendapatan;
• Menganalisis biaya dan beban;
• Menganalisis biaya produksi dan biaya pabrik;
• Menganalisis periode waktu dalam laporan keuangan.
2
3. Financial Ratio
Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Dengan menggunakan analisis rasio keuangan dapat menjelaskan tentang gambaran baik buruk
-nya keadaan keuangan perusahaan bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio
keuangan yang digunakan sebagai standar yang disebut dengan rasio rata-rata.
3
4. Financial Ratio
Penyusunan Anggaran
Data Ilustrasi:
a. Rasio utang dan modal
b. Rasio cepat
c. Perputaran aktiva
d. Periode pengumpulan piutang
e. Margin laba kotor
f. Perputaran sediaan produk jadi
g. Perputaran sediaan produk dalam proses
h. Perputaran sediaan bahan baku
i. Rasio utang jangka panjang dengan modal
j. Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Saham biasa
Laba ditahan
Sediaan produk jadi awal
Sediaan produk dalam proses awal
30%
100%
0.839161 kali
30 hari
40%
8 kali
10 kali
8 kali
10%
Rp 30.000
Rp 40.000
Rp 100.000
Rp 10.000
Rp 5.000
Rp 4.000
4
5. Financial Ratio
Penyusunan Anggaran
a. Utang
= Rasio utang dan modal x (Saham biasa + Laba ditahan)
= 30% x (Rp 100.000 + Rp 10.000)
= Rp 33.000
b. Total pasiva = utang + modal + total aktiva
= Rp 33.000 + Rp 100.000 + Rp 10.000
= Rp Rp 143.000
c. Utang jangka panjang = Rasio utang jangka panjang dengan modal x Modal
= 10% x (Rp 100.000 + Rp 10.000)
= Rp 11.000
Utang jangka pendek = Utang – utang jangka panjang
= Rp 33.000 – Rp 11.000
= Rp 22.000
d. Kas + Piutang = Rasio cepat x Utang jangka pendek
= 100% x Rp 22.000
= Rp 22.000
e. Jualan = Perputaran aktiva x aktiva
= 0.8139161 x Rp 143.000
= Rp 120.000
5
6. Financial Ratio
Penyusunan Anggaran
f.
Piutang = (Jualan x Periode pengumpulan piutang) / 360
= (Rp 120.000 x 30) / 360
= Rp 10.000
g. Kas
= Rp 12.000
h. Harga pokok jualan
= Jualan - (Jualan x Margin laba kotor)
= Rp 120.000 – (Rp 12.000 x 40%)
= Rp 72.000
i. Sediaan produk jadi = Harga pokok jualan / perputaran sediaan produk jadi
= Rp 72.000 / 8
= Rp 9.000
j. Sediaan bahan baku = Biaya bahan baku / perputaran sediaan bahan baku
= Rp 30.000 / 8
= Rp 3.750
k. Harga pokok produk selesai dibuat = Harga pokok jualan + Sediaan produk jadi akhir –
Sediaan produk jadi awal
= Rp 72.000 + Rp 9.000 – Rp 5.000
= Rp 76.000
6
7. Financial Ratio
Penyusunan Anggaran
l.
m.
n.
o.
p.
Sediaan produk dalam proses = Harga pokok produk jadi/Perputaran sediaan produk dalam proses
= Rp 76.000/10
= Rp 7.600
Biaya pabrik
= Harga pokok produk jadi + Sediaan produk dalam proses akhir –
Sediaan produk dalam proses awal
= Rp 76.000 + Rp 7.600 – Rp 4.000
= Rp 79.600
Biaya overhead pabrik = Biaya pabrik – (Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung)
= Rp 79.600 – (Rp 30.000 + Rp 40.000)
= Rp 9.600
Aktiva lancar
= Kas + Piutang + Sediaan produk jadi + Sediaan produk dalam proses +
Sediaan bahan baku
= Rp 12.000 + Rp 10.000 + Rp 9.000 + Rp 7.600 + Rp 3.750
= Rp 42.350
Aktiva tetap
= Aktiva – Aktiva lancar
= Rp 143.000 – Rp 42.350
= Rp 100.650
7
8. Financial Ratio
Anggaran Neraca
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Sediaan produk jadi
Sediaan produk dalam proses
Sediaan bahan baku
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12,000
10,000
9,000
7,600
3,750
42,350
100,650
143,000
Utang
Utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Total utang
Modal
Modal saham
Laba ditahan
Total modal
Total Pasiva
Rp
Rp
Rp
22,000
11,000
33,000
Rp
Rp
Rp
Rp
100,000
10,000
110,000
143,000
Anggaran Rugi-Laba
Jualan
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Biaya pabrik
Sediaan produk dalam proses awal
Biaya produksi
Sediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok produk jadi
Sediaan produk jadi awal
Produk siap dijual
Sediaann produk jadi akhir
Harga pokok jualan
Laba kotor
Rp 120,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
30,000
40,000
9,600
79,600
4,000
83,600
7,600
76,000
5,000
81,000
9,000
Rp
Rp
72,000
48,000
8
9. Financial Ratio
Anggaran Neraca
Kas
Rp 12.000
28%
Aktiva lancar Rp 42.350
Piutang
Rp 10.000
Rasio piutang
45%
Utang jangka pendek Rp 22.000
Aktiva lancar
Rp 42.350
Rasio lancar
193 %
Utang jangka pendek Rp 22.000
Modal sendiri Rp 110.000
Struktur keuangan v ertikal
333 %
Utang
Rp 33.000
Modal sendiri Rp 110.000
Struktur keuangan horizontal
109 %
Aktiva tetap Rp 100.650
Rasio kas
9
10. Recession Period
Dalam masa resesi, laba yang merupakan arus kas masuk akan mengalami penurunan dan
kemungkinan untuk memenuhi keperluan kas dari sumber lain sangat terbatas.
Hal yang perlu diperhatikan dan dianalisis oleh manajemen dalam masa resesi antara lain:
1. Memperkirakan berapa lama masa resesi tersebut akan terjadi;
2. Menentukan tingkat risiko yang dapat diterima pada masa resesi;
3. Menentukan kemampuan perusahaan dalam bersaing, baik dalam hal jualan maupun dalam
hal menekan biaya.
10
11. Recession Period
Penyusunan Anggaran
Kas
Piutang
Sediaan
Aktiva Tetap Bersih
Total Aktiva
Neraca per 31 Desember 2010
Rp
2,000 Utang dagang
Rp
10,000 Utang dividen
Rp
20,350 Utang jangka panjang
Rp
27,650 Modal saham
Laba ditahan
Rp
60,000 Total Pasiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
8,000
10,000
12,000
20,000
10,000
60,000
Perluasan perusahaan dilakukan dengan membeli mesin baru seharga Rp 100.000 pada 2011;
Masa resesi segera dimulai tahun 2012 dan berlangsung pada tahun 2012 dan 2013;
Jualan tahun 2011 diperkirakan Rp 300.000 namun pada 2012 diperkirakan turun 70% dari
jualan tahun 2011 dan pada 2013 turun 80% dari tahun 2011;
Harga pokok jualan (tidak termasuk depresiasi) pada tahun 2011, 2012, 2013 masing-masing
sebesar 60%, 70%, dan 65% dari jualan tahun itu;
Sediaan 25% dari harga pokok jualan; Depresiasi 10% dari nilai aktiva tetap bersih;
Piutang 15% dari jualan; Utang dagang 20% dari harga pokok jualan;
Beban usaha variabel 20% dari jualan;
Beban usaha tetap Rp 15.000 setahun (belum termasuk depresiasi);
Dividen akan dibayar tiap awal tahun akan datang sebesar Rp 10.000;
Pajak 10% dibayar tahun yang akan datang kecuali pajak tahun 2010 tela dibayar akhir tahun 2010;
Saldo kas awal dan akhir yang diinginkan Rp 2.000.
11
12. Recession Period
Penyusunan Anggaran
Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Jualan
Harga pokok jualan
Laba kotor
Beban usaha tetap
Beban usaha variabel
Beban depresiasi
Jumlah beban
Laba (rugi)
Pajak 10%
Laba (rugi) bersih
Dividen
Laba ditahan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2011
300,000
180,000
120,000
15,000
60,000
12,765
87,765
32,235
3,224
29,012
10,000
19,012
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2012
210,000
147,000
63,000
15,000
42,000
11,488.50
68,489
(5,489)
(5,489)
10,000
(15,489)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2013
240,000
156,000
84,000
15,000
48,000
10,340
73,300
10,700
521.15
10,179
10,000
179
12
13. Recession Period
Penyusunan Anggaran
Anggaran Kas
Keterangan
Kas Masuk
Laba sebelum pajak
Depresiasi
Piutang turun
Sediaan turun
Utang dagang naik
Jumlah kas masuk
Kas Keluar
Rugi sebelum pajak
Beli mesin
Dividen
Pajak hasilan
Pajak naik
Sediaan naik
Utang dagang turun
Jumlah kas keluar
Surplus (defisit)
Surplus (defisit) kumulatif
2011
Rp
Rp
Rp
Rp
2012
32,235
12,765 Rp
Rp
Rp
28,000
73,000 Rp
Rp
Rp 100,000
Rp 10,000 Rp
Rp
Rp 35,000
Rp 24,650
Rp
Rp 169,650 Rp
Rp (96,650) Rp
Rp (96,650) Rp
2013
33,239
10,700
10,300
Rp
Rp
1,800
22,800
Rp
10,000
Rp
Rp
11,489
13,500
8,250
Rp
Rp
4,500
2,250
5,489
10,000
3,224
6,600
25,313 Rp
7,926 Rp
(88,724) Rp
16,750
6,050
(82,674)
13
14. Recession Period
Penyusunan Anggaran
Anggaran Neraca
Keterangan
Aktiva Lancar
Kas
Piutang dagang
Sediaan produk
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tetap bersih
Aktiva
Utang jangka pendek
Utang dagang
Utang pajak
Utang dividen
Jumlah utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Jumlah utang
Modal sendiri
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah modal sendiri
Dana yang diperlukan
Pasiva
2011
2012
Rp
2,000 Rp
Rp 45,000 Rp
Rp 45,000 Rp
Rp 92,000 Rp
Rp 114,885 Rp
Rp 206,885 Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2,000
31,500
36,750
70,250
103,396
173,646
36,000
3,224
10,000
49,224
12,000
61,224
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
29,400
10,000
39,400
12,000
51,400
Rp
20,000
Rp
29,011
Rp
49,011
Rp
96,650
Rp 206,885
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
20,000
13,522
33,522
88,724
173,646
2013
Rp
2,000
Rp 36,000
Rp 39,000
Rp 77,000
Rp 93,096
Rp 170,096
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
31,200
521
10,000
41,721
12,000
53,721
Rp
20,000
Rp
13,701
Rp
33,701
Rp
82,674
Rp 170,096
14