Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penentuan Critical Business Function (CBF) dalam manajemen keberlanjutan bisnis berdasarkan ISO 22301.
2. CBF adalah aktivitas dan proses bisnis yang harus dipulihkan jika terjadi gangguan untuk memastikan kemampuan organisasi.
3. Diberikan contoh-contoh CBF seperti akuntansi, surat menyurat, humas, hukum, fasilitas, dan
2. The Critical Business Functions (CBF)
• CBF adalah aktivitas dan proses bisnis
yang harus dipulihkan jika terjadi
gangguan untuk memastikan kemampuan
melindungi aset organisasi, memenuhi
kebutuhan organisasi, dan memenuhi
peraturan.
3. Critical
Business
Functions
(CBF)
ACCOUNTING
•Accounts Payable
•Accounts
•Receivable
•etc
MAIL ROOM
• Couriers
• Mail
• Suppliers
• etc
P R
• Organization
Image
• Lenders
• Stockholders
• etc
L E G A L
• Customer
• Vendor contracts
• etc
FACILITIES
• Environment Control
• Electricity
• Building
• etc
H R
• Payroll
• Personnel
• Insurance
• Travel. etc
COMMUNICATIONS
• Inbound
• Outbound
• Telephone
Service, etc
I T / M I S
• Computers
• Data
• Email
• etc
4. Cara Sederhana Menentukan CBF:
Business Impact:
• Dampak: Keras (H) / Lunak (S)
Dampak Keras: Dampak Keuangan Langsung.
Dampak Lunak: Dampak Keuangan Tidak Langsung
dan Dampak Non Keuangan.
• Contoh Dampak Finansial dan Non Finansial
5. Total ($) Dampak
• Hitung total dampak keuangan pada unit bisnis Anda
jika Anda tidak menjalankan fungsi bisnis ini selama X
hari kalender.
Menghitung Dampak :
• Jelaskan pertimbangan dalam pembuatannya, dengan
fokus pada item yang paling signifikan.
• Misalnya: adanya penalti kontrak, klaim bunga, peluang
bisnis yang terlewat, dan hilangnya komisi, yang
dinyatakan sebagai formula.
6. Qualifikasi:
• Jumlah dari dampak keuangan langsung dalam
mata uang untuk jangka waktu X hari.
• Sebutkan jangka waktu jika kurang dari X hari,
mengingat beberapa fungsi bisnis akan
berhenti beroperasi dalam satu atau dua hari
setelah bencana karena tidak ada transaksi
baru.
7. Remark: Bagaimana dampak keras dihitung?
• Berikan cara penghitungannya atau dasar
untuk menghitung jumlah kerugian.
• Misalnya, $ 20.000 diterima per hari dikalikan
dengan pembayaran bunga 2%, dikalikan
dengan X hari penghentian.
8. Penentuan CBF dengan Penilaian
Tingkat Prioritas Risiko (FMEA)
• Lakukan identifikasi risiko
• Setelah melakukan identifikasi risiko,
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan
memberikan skor dampak, kemungkinan dan
deteksi.
• Untuk setiap risiko yang muncul akan dilakukan
perhitungan nilai RPN (Risk Priority Number),
RPN nantinya merupakan skala untuk dapat
menilai tingkat prioritas risiko.
9. Metode FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis) dalam CBF
• FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)
adalah suatu metode sistematis yang
digunakan untuk melakukan identifikasi
akibat atau konsekuensi dari potensi
kegagalan sistem atau proses, serta
mengurangi peluang terjadinya kegagalan.
• FMEA merupakan salah satu alat yang dapat
diandalkan untuk mengurangi kerugian yang
terjadi akibat kegagalan.
10. Langkah-langkah dari FMEA
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi komponen-komponen dan fungsi yang
terkait
2. Mengidentifikasi mode kegagalan (failure modes)
3. Mengidentifikasi dampak dari mode kegagalan (failure
mode)
4. Menentukan nilai keparahan (severity) dari kegagalan
5. Mengidentifikasi penyebab dari kegagalan
6. Menentukan nilai frekuensi sering terjadinya (occurence)
kegagalan
7. Mengidentifikasi kontrol yang diperlukan
8. Menentukan nilai keefektifan kontrol yang sedang berjalan
(detection)
9. Melakukan kalkulasi nilai RPN (risk priority number)
10. Menentukan tindakan untuk mengurangi kegagalan
11. • Untuk dapat menggunakan FMEA sebagai alat
untuk melakukan penilaian risiko dan
menghasilkan keluaran yang akurat, maka
terlebih dahulu ada beberapa hal yang perlu
dilakukan penentuan nilai, yaitu Severity (S),
Occurence (O) dan Detection (D).
• Berikut adalah pembahasan dari ketiganya:
Langkah … FMEA
12. Penentuan Nilai Dampak (Severity= S)
• Pengukuran nilai dampak akan dilihat
seberapa besar intensitas suatu kejadian
atau gangguan dapat mempengaruhi aspek
aspek penting dalam organisasi. Terdapat
tiga aspek yang akan dijabarkan, yaitu aspek
jadwal, aspek biaya dan aspek teknis.
14. Penentuan Nilai Kemungkinan (Occurence=O)
• Nilai kemungkinan atau occurrence
merupakan pengukuran terhadap tingkat
frekuensi atau keseringan terjadinya masalah
atau gangguan yang dapat menghasilkan
kegagalan.
• Pada tabel 2.3 dibawah, terdapat penjelasan
nilai kemungkinan dan kemungkinan
terjadinya risiko.
16. Petunjuk Pemberian Skor (Detection = D)
• Nilai deteksi atau detection merupakan
suatu nilai pengukuran terhadap
kemampuan organisasi dalam melakukan
kontrol dan kendali terhadap suatu
gangguan atau kegagalan yang akan
terjadi.
18. Penentuan Level Risiko
(Risk Priority Number / RPN)
• Dalam metode FMEA, angka prioritas akhir
risiko disebut Risk Priority Number (RPN).
• RPN merupakan suatu hasil matematis dari
dampak (Severity), kemungkinan terjadinya
penyebab dari risiko yang akan menimbulkan
kegagalan (Occurence) dan kemampuan
dalam mendeteksi kegagalan (detection).
• Nilai RPN ditunjukan dengan persamaan
berikut :
RPN = S * O * D
20. Menentukan Prioritas Pemulihan
• Penentuan prioritas pemulihan CBF dilakukan
dengan cara mengombinasikan hasil penilaian
kritikalitas dan kompleksitas fungsi bisnis yang
kritis. Hasil dari kombinasi kedua komponen
penilaian tersebut kemudian diurutkan dari
prioritas tertinggi hingga terendah.
• Berdasarkan hasil penentuan prioritas, dapat
ditetapkan sedemikian banyak fungsi bisnis kritis
yang memiliki prioritas dengan level tinggi, yang
prioritas dengan level sedang, dan sisanya yang
memiliki prioritas dengan level rendah.
21. IPA (Importance & Performance Analysis)
Tingkat
Kepentingan
I
Prioritas Rendah
II
Prioritas Utama
III
Prioritas Sedang
(Perlu dipertahankan)
IV
Abaikan Sementara
Rata-rata Importance
Rata-rata
Performance
Kinerja (Performance)