ANALISIS DISIPLIN KERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT LANCANG KUNING PEKANBARU
KONTRIBUSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACY TERHADAP STRES KERJA
1. KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES
KERJA (STUDI PADA PERA WAT RSVP DR. SOERADJI
TIRTONEGORO KLATEN)
'ahyu Rahardjo
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
11. Margonda Raya 100, Depok - 16424
wahyu_rahardjo@yahoo,com
A BSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji konlribusi anlara variabel bebas yailU
hardiness dan self-efficacy terhadap variabel terikat yaitu sires kerja, Subjek penelilian adalah
perawat MUP Dr. Soeradji Tirlonegoro Klaten sebanyak 99 orang dengan perincian perawat wanila
sebmlyak 67 orang dan perawat pria sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dilakulam dengan
menggunalam melode ang/cel dengan memberikall kuesioner yang ditaruh pada 16 bangsal yang ada,
Teknik analisis regresi ganda yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan niloi R2 (delerminasi)
sebesar 0.301 dengan tara! signifikansi 0.000. Dengan demikian penelilian ini lelah berhasil
membuktilam adanya konlribusi yang signifikan amara variabe! hardiness dan self-efficacy lerhadap
Sires /cerja perawal MUP Dr, Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Kala Kunci: Hardiness. Self-Efficacy, Sires Kcrja. Perawat
1. PENDAHULUAN dari penurunan produksi sampai pada
kerugian materi. -
Banyaknya persoalan yang berujung Stres kerja sendiri pasti dapat
pada stres yang harus dihadapi oleh manusia dijumpai pada hampir semua pekerjaan,
seringkaJi terjadi dalam banyak hal dalam hanya saja ada beberapa pekerjaan tertentu
lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu yang memiliki stres kerja di atas rata-rata
lingkungan yang paling potensial pekerjaan yang lainnya dan salah satu
menghadirkan stres adalah Iingkungan kerja pekerjaan itu adalah perawat. Kecemasan,
di mana beban tugas dari pekerjaan yang depresi dan penurunan kesehatan lainnya
bersangkutan benar-benar danat mengganggu kerap kali dijumpai pada perawat. Beban
karyawan atau pekerja y.-:.ng bersangkutan. tugas yang beret dau kadang berlebih
Stres yang berasal dan berkaitaj'. dengan diketahui sebagai sumber potensial penyebab
segala sesuatu dari lingkungan kerja ini lazim stres kerja pada peraw!!t.
disebut dengan stres kerja. Menurut Spector, Individu sendiri temyata memiliki
Chen & O'Conneli (2000), stres kerja telah kemampuan untuk bisa mempengaruhi stres
cukup lama diyakini dan diteliti sebagai kerja yang dirasakannya, paling tidak
faktor yang sangat ~empengaruhi kesehatan mereduksi apa yang dirasakan dan
dan kesejahteraan karyawan. Secara lebih meminimalisasi efek buruk yang dialami.
lanjut juga diketahui bahwa kerugian yang Salah satu hal yang dapat mempengaruhi
ditimbulkan oleh stres kerja bukan hanya tinggi rendahnya stres kerja yang dirasakan
dialami oleh karyawan yang bersangkutan adalah hardiness. Hardiness telah banyak
tetapi juga oleh perusahaan tempat di mana dipertimbangkan sebagai suatu sikap mental
mereka bekerja. Kerugian yang dialami oleh yang dapat mengurangi efek stres secara fisik
perusahaan maupun organisasi ini tampak maupun mental pada individu (Florian,
Mikuliricer & Taubman, 1995). Individu
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P47
(Wahyu Rahardjo)
2. dengan hardiness yang tinggi percaya bahwa 2. TINJAUAN TEORITIS
semua masalah yang barus dihadapi,
tennasuk segaIa masalah dan beben kerja A. Perawat
yang ada adalab sesuatu yang tidak mungkin Perawat adalah orang yang bertugas
dihindari sehingga mereka dapat melakukan untuk merawat dan menyembuhkan orang
hal yang dianggap tepat untuk menyelesaikan yang sakit baik yang dilaksanakan sendiri
masalah. Sebaliknya, individu dengan maupun di bawah pengawasan dokter atau
hardiness yang rendah seringkali suster kepala. Beberapa peran dari seorang
menganggap banyak hal dalam pekerjaan perawat antara lain adalah memberikan
sebagai ancaman dan sumber stres sehingga pelayanan yang baik dalam bidang kesehatan
ketika dirinya merasakan stres kerja maka dan melindungi hak-hak dari pasien,
konsekuensi negatif yang hams ia hadapi membuat keputusan yang tepat akan kondisi
menjadi semakin berat. Individu dengan kesehatan pasien, bertanggungjawab terhadap
hardiness yang tinggi selain lebih taban proses perawatan yang profesional, meemberi
terhadap stres kerjajuga lebih sulitjatuh sakit infonnasi kesehatan terhadap pasien, dan
dibandingkan individu dengan hardiness sebagai role model bagi masyarakat yang
yang rendah. Jika dikaitkan dengan perawat berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan
sebagai salah satu pekerjaan dengan stres kewajiban perawat antara lain adalah
kerja yang besar dijelaskan oleh Buunk, de memberikan pelayanan standar sesuai dengan
Jonge, Ybema & de Wolff (1998) bahwa standar profesi, bekerjasama dengan tenaga
perawat dengan hardiness yang linggi medis terkait lainnya dalam memberikan
biasanya memiliki tingkat stres dan burnout pelayanan kesehatan dan keperawatan dan
yang rendah. melakukan pelayanan darurat sebagai tugas
Di sisi lain, stres kerja juga bisa kemanusiaan sesuai dengan batas-batas
dipengaruhi oleh self-efficacy. lndividu yang kewenangannya.
memiliki sell-efficacy tinggi cenderung
berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang B. Stres Kerja
hams dilakukan dan menjadi kewajibannya Stres .kerja adalah suatu keadaan
secara tuntas dengan baik. Tugas-tugas yang yang tidak menyenangkan dan menganggu
berkaitan dengan pekerjaan seringkali pelaksanaan tugas dan kinerja individu yang
menjadi beban dan sumber stres kerja yang tercipta karena segala tuntutan, perubahan
potensial. Self-efficacy yang tinggi membantu dan beban yang ada dilam pekerjaan dan
individu untuk menyelesaikan tugas dan perusahaan.
mengurangi beban kerja secara psikologis Sumber-sumber stres kerja antara lain
maupun fisik sehingga s!"es yang dirl'sakan adalah (I) faktor-faktor yang berkaitan
pun keeil. Jika i!ldividu perca~'a bahwa dengan tugas seperti tugas dan beban kerja
dengan kemampuannya ia akan dapltt yang berlebih, shift malam, waktu bekerja
menghadapi stres yang dirasakan maka ia yang sebentar, pekerjaan yang monoton dan
cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah membosankan, cara pengoperasian mesin dan
dibanding individu dengan self-efficacy yang kesulitan yang ditimbulkannya, kurangnya
rendah (Bandura, C~ffi, Taylor & Brouillard, pelatihan dan pendidikan yang berhubungan
1988). Pekerjaan pun dapat benar-benar dengan pekerjaan, (2) faktor-faktor yang
menjadi ancaman dan sumber stres bagi berkaitan dengan individu atau faktor-faktor
individu yang tidak memiliki keyakinan dan interpersonal seperti lingkungan fisik yang
self-efficacy yang tinggi bahwa dirinya sangat sesak, tanggung jawab atas
mampu mengerjakan dan menyelesaikan kesejahteraan orang lain, kontlik dengan
tugas-tugas yang diberikan padanya (Jex, atasan dan rekan kerja, kekerasan dan
Bliese, Buzzel & Primeau, 200 I). pelecehan, ambiguitas peran, kontlik peran,
perasaan tidak dihargai sebagai individu oleh
P48 Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ...
(Wahyu Rahardjo)
3. lingkungan organisasi, tidak dipercayai oleh individu akibat stres kerja yang tampak
atasan, kurangnya dukungan d2ri atasan dan adalah banyaknya kesalahan yang dibuat
kepemimpinan atasan yang burek, (3,faktor- ind!vidu ketika bekerja, menurunnya
faktor yang berkaitan dengan lingkungan kemampuan mengingat, konsentrasi dan
seperti suhu udara yang panas, pen2bayaan, a.<urasi penilaian individu, menurunnya
kebisingan, dan lingkl'ngan yang kotor, (4) kesehr..tan mental d&n munculnya penyakit
ancamar- personal terhadap individu seperti pada diri individu, dan rendahnya
keamanan secva fisik, ketic!akpastian produktivitas kerja. Sedangkan bagi
pekerjaan, takut kehilangan pekerjaan, pe!usahaan akibat stres kerja yar,g tampak
ancaman bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah kekacauan, hambatan dan gangguan
tidak diperlukan ~agi, kecilnya peluang untuk aktivitas kerja sertr.. penurunan produktivitas
mendapatkan promosi a~u kenaikan jabatan, pe.'11sahaan dan k:r.Jgian bagi perusahaan
kurangnya kebebasan pengambilan keputusan tersebut.
dalam beke~ja dan kurangnya kebebasan
individ~ pada area kerja yang sifatnya C Hardiness
pribadi. Hardiness adalah suatu konstelasi
Adapun sumber stres kerja p~.da karakteristik kepribadian yang Iilembuat
perawat, yaitu (I) tanggung, jawab dan beban individu menjadi lebih Kuat, tahan, stabil dan
kerja yang berat, (2) shift kerja, (3) waktu ol=timis dalam menghadapi stres dan
kerja yang berlebih dan keadaan serta kondisi mengurangi efek negatifyang dihadapi.
kerja yang tidak dapat di~rkirakan, (4) Fungsi dari hardiness adalah (I)
kurangnya keterlibatan dalam pengambiJan mp,mbantu individu dalam proses adaptasi
keputusan, (5) klJrangnya ump'll1 balil.c dari dan lebih memiliki toleransi terhadap stres,
supervisor sebagai penghargaan tcrhadap (2) mengurangi akibat buruk dari stres
kinerja, (6) konflik dengan rekan kerja, c&n kemungkinan terjadinya burnout dan
(6) bias peran peraw'lt dalam kOilteks penilaian negatif terh&dap suatu kejadian
hubungan dokter-pera~...at, serta (7) yang mengancam dan meningkatkan
perubahan kontrek kerja dengan perusahaan. pengharapan untuk rr.elakukan coping yang
Gejala-gejala dari stres kerja sendiri berhasil, (3) membuat indiviju tidak mudah
tampak dari tiga hal yaitu fisik, psikis dan jatuh sakit, dan (4) membantu indivicu
perilaku. Gejala fisik antara lain adalah sakit mengambil keputusan yang baik dalam
kepala, kesu.litan tidur, penurunan nafsu keadaan stres.
makan, . penurunan gairal:t seksual, jantung Adapun dimensi hardiness adalah:
berdebar, mudah lelah, gangguan pemafasan, I. Cc,-'tro[ atau keyakinan bahwa individu
nyeri otot, nyeri punggung dan sebagainya. dapat mempengaruhi apa aja yang ~apat
Gejala psikis yang tampak seperti mudah terjad1 dalam hidupnya
tersinggung dan mcrah, mudah cemas, 2. Commitment atau keyakinan bahwa hidup
mengurung diri, tersisihkan dan merasa itu bermakna dan memiliki tujuan, dan
sendiri, kehilangan motivasi, spontanitas, 3. Challenge atau pengertian bahwa hal-hal
kreativitas dan semangat hidup, menurunnya yang sulit dilakukan atau diwujudkan
rasa percaya diri, nerasa jenuh. Sedangkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam
gejala perilaku yang ditunjukkan adalah kehidupan namun pada akhimya akan
sering datang terlambat dan absen, menarik datang kesempatan untuk melakukan dan
diri di tempat kerja, malas bekerja, penurunan mewujudkan hal tersebut.
produktivitas dan membuntknya hubungan
dengankeluarga dan rekan kerja. D. Self-Efficacy
Sedangkan beberapa akibat buruk
dari stres kerja dapat dibagi menjadi dua, . Self-efficacy adalah penilaian dan
yaitu bagi individu dan perusahaan. Bagi keyakinan seseorang tentang kemampuannya
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P4~
(Wahyu Rahardjo)
4. dalam melaksanakan tugas dan menampilkan E. Kontribusi Hardiness dan Self-EffICacy
tinda1can tertentu yang berkaitan dengan Terhadap Sires Kerja
tugasnya dengan baik dan efektif.
Sedangkan self-efficacy memiliki Ada begitu banyak jenis pekerjaan
fungsi-fungsi untuk (I) menentukan pilihan tetapi beberapa diantaranya begitu identik
tingkah laku illltuk memilih tugas yang dengan stres kerja Salah satu contoh jenis
diyakini dapat dikerjakan dengan baik dan pekerjaan tersebut adalah perawat. Hal ini
menghindari tug&s yang sulit, (2) menentukan bisa terjadi karena karakteristik perawat itu
seberapa hesar usaha dan ketekunan yang sendiri yang memiliki reban kerja berat dan
diperh:kan untuk menyelesaikan tugas tanggung jawab yang tinggi. Berbagai hal
tersebut, (3) mempengaruhi pola pikir dan yang harus dihadapi perawat selama bekerja
reaksi emosional terhadap mampu tidaknya seperti beban kerja yang berat, tanggung
individu dalam menyelesaikan tugas, (4) jawab yang besar ditambah dengan
meramalkan tingkah laku selanjutnya, dan (5) konsekuensi emosi ketika harus berhadapan
menunjukkan kinerja selanjutnya di mana dengan berbagai macam pasien menimbulkan
kesuksesan akan mampu berpengaruh positif stres kerja yang tidak ringan bagi perawat.
terhadap self-efficacy yang dimiliki. Setiap pekerjaan dapat menciptakan
Ada beberapa faA.tor yang dapat stres kerja, demikian pula perawat. HanyE.
mempengaruhi 3elf-efficacy. Faktor-faktor saja karena pekerjaan yang dilakukan perawat
terse but adalah (I) performance termasuk spesifik dengan beban kerja di atas
accomplishment atau sumber pengharapan rata-rata pekerjaan yang lain maka stres kerja.
yang muncul ketika illdividu berhasil yang ditimbulkannya pun juga relatif lebih
menyelesaikan tugas dengan baik, (2) berat. Penurunan kesehatan fisik dan mental
vicarious eAperiences atau sumber sampai kinerja kerap kali ditemui pada
pengharapan ketika individu melihat orang perawat. Kecemasan dan depresi juga lazim
lain berhasil menyelesaikan tugas dengan ditemui (Wong, Leung, So & Lam, 2001),
baik, (3) verbal persuasion atau dukungan termasuk disfungsi sosial dan gangguan tidur
verbal kepada inciividu agar dapat (Lasch inger, Finegan, Sham ian & Wilk,
menyelesaikan tugas dengan baik, (4) 2003). Bahkan perawat bisa sampai terlibat
emotional arousal atau gejolak fisiologis dalam obat-obatan, alkohol dan kasus bunuh
kctika mdividu berada daJam keadaan diri sebagai akibat terburuk dari stres kerja
tertekan, dan (5) physical or affective status yang dialami (Jones, 1995). Oleh karena itu
atau kondisi fi.iik dan afeksi yang dirasakan dikatakan bahwa stres kerja yang dialami
oleh individu. perawat dapat secara perlahan mengubah
Self-efficacy sendiri memiliki tiga- keadaan fisik dan mental para pekerja medis
dimensi. Ketiga dimensi itu adala;l ( I ) :;eperti perawat menjadi lebih buruk (Goode,
dimen3i magnitude atau dimensi yang Haley, Roth & Ford, 1998).
berkE.itar. dengan kesulitan tugas di mana Tetapi stres kerja sendiri dapat
individu akan memilih tugas berdasarkan dipengaruhi oleh beberapa hal, dua di
tingkat kesulitannya, (2) dimensi generality antaranya adalah hardines.~ dan self-efficacy.
atau k~yaklnan indivi(iu untuk menyelesaikan Individu dengan hardiness yang tinggi
tugas-rugas tertentu dengan tuntas dan baik di cenderung lebih kuat dalam menghadapi stres
mana tt.;gas-tugas tersebut beragam dengan sehingga efek negatif dari stres kerja seperti
individu lainnya, dan (3) dimensi strength masalah kesehatan lebih sulit terjadi. Maka
atau dimensi yang berkaitan dengan sampai perawat dengan hardiness yang tinggi
sejauh mana individu yakin dapat dikatakan memiliki kecenderungan untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. lebih kuat dan tidak mudah jatuh sakit ketika
sedang mer.ga!ami stres kerja. Sebaliknya,
perawat dengan hardiness yang rendah
P50 Kontribusi Hardiness dar. Self-Efficacy ...
(Wahyu Rahardjo)
5. cenderung lebih mudah terkena efde negatif dan self-efflCOCJl (X2) sedangkan variabel
dari stres kerja. Florian, Mikulincer &: terikatnya adalah stres kaja (Y).
Taubman (1995) menegaskan hal ini dengan Sedangbn definisi operasional dari
mengatakan bahwa hardiness memiliki variabel-variabel daIam penelitian ini adaIab:
pengaruh yang positif berkaitan denpn fisik 1. Hardiness adaIah suatu konstelasi
dan mental individu ketika sedang mengalami karakteristik kepribadian yang membuat
stres kerja. individu menjadi lebilt kuat, tahan, stabil
Oi SISI lain, stres kerja juga dan optimis dalam menghadapi stres dan
dipengaruhi oleh self-efficacy yang dimiliki mengurangi efde negatif yang dihadapi.
oleh individu yang bersangkutan. Individu Untuk mengetahui hardiness digunakan
dengan self-efficacy tinggi cenderung Skala Hardiness yang disusun oleh
berusaba menyelesaikan tugas-tugas yang penulis berdasarkan dimensi hardiness,
harus dilakukan dan menjadi kewajibannya yaitu control, commitment dan challenge.
secara tuntas dengan baik, termasuk tugas- 2. Self-EfflCllq adaIah penilaian dan
tugas yang menjadi sumber stres kerja. keyakinan sescorang tentang
Self-efficacy berguna untuk kemampuannya daIam melaksanakan
menentukan tindakan apa yang harus tugas dan menampilkan tindakan tertentu
dilakukan ketika stres kerja itu datang, yang berkaitan dengan tugasnya dengan
seberapa besar usaha dan seberapa lama perlu baik dan efektif. Untuk mengetahui self-
dilakukan (Bandura &: Cervone, 1983).Oleh efficacy digunakan Skala Self-Efficacy
karena itu perawat dengan self-efficacy yang yang disusun oleh penulis berdasarkan
tinggi cenderung akan berusaba menyelesai- dimensi self-efficacy, yaitu magnitude,
kan tugas yang memang harus dikerjakannya generality dan strength.
dan masalab-masal~.h kerja yang ada serta 3. Stres Kerja adaIah keadaan yang tidak
mengurangi beban kerja secara psikologis menyenangkan dan rnenganggu
maupun fisik sehingga stres kerja yang pelaksanaan tugas dan kinerja individu
dirasakan pun tidak terlalu besar. Bandura, yang tcrcipta karena segala tuntutan,
Cioffi, Taylor & Brouillard (1988) men- perubahan dan beban yang ada dalam
dukung pemyataan di ares dengan pekerjaan dan perusahaan. Untuk
mengatakan bahwa individll dengan self- mengetahui stres kerja digunakan Skala
efficacy tinggi biasanya berusaha menyelesai- Stres Kerja yang disusun oleh penulis
kan segala sumber permasalahan secara aktif berdasarkan sumber-sumber stres kerja
terutama masalah pekerjaan hingga stres seperti (I) faktor-faktor yang berkaitan
kerjanya rendah. dengan tugas; (2) faktor-faktor yang
Jika seorang perawat memiliki hard- berkaitan dengan indiv!1u atau faktor-
iness dan self-efficacy yang tinggi makz. stres faktor interpersonal, (3) faktor-faktor
kerja yang dimiliki cenderung rendah dan yang berkaitan dengan lingkungan, dan
tidak sebesar perawat dengan hardiness dan (4) aneaman personal terhadap individu.
self-efficacy yang rendah. Hal tentu menarik Untuk ketiga skala tersebut di atas
untuk dipelajari secara lebih jauh karena digunakan Skala Likert dalam pembuatannya
dengan hardiness tian self-efficacy yang dengan rentang I sampai dengan 6, adapun
tinggi maka pekerjaan dengan resiko stres perinciannya adalab sebagai berikut, yaitu
kerja yang besar termasuk perawat akan lebih Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Agak Kurang
mudah dijalani dalam prakteknya sehari-hari. Sesuai (AKS), Agak Tidak Sesuai (ATS),
Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai
3. METODE PENELITIAN . (STS).
Uji validitas item pada penelitia!1 ini
Adapun yang menjadi variabel bebas menggonakan korelasi product moment
dalam penelitian ini adalah hardiness (X 1)
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P5I
(Wahyu Rahardjo)
6. Pearson dan uji reliabilitas instrumen Dari data pada Tabel I. di atas dapat
dilakukan dengan teknik A/pha Cronbach diketahui bahwa rerata empirik untuk skor
yang dibantu dengan program SPSS Ver. hardiness lebih besar dari rerata teoritis. Hal
11.0. Adapun teknik anatisis data dilakukan ini mengindikasikan bahwa perawat yang
dengan menggunakan analisis regresi. menjadi subjek penelitian termasuk individu
yang tangguh dan teguh dalam mcnghadapi
4. HASIL PENELITIAN kesulitan-kesulitan hidup termasuk di
dalamnya adalah stres kerja. Secara lebih
Proses pengambilan data berJangsung rinei terlihat dari Tabel 2. di bawah ini yang
selama tiga hari mulai tanggal 14 - 16 April menunjukkan bahwa rerata skor empirik
2005 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro hardiness pada setiap dimensinya memang
Klaten Jawa Tengah. Teknik pengambilan lebih tinggi dibandingkan skor teoritiknya.
sam pel yang dilakukan adalah try out terpakai
mengingat kesibukan dan beban kerja yang Tabe/2. Skar Rerata Hardiness Per Dimensi
berat pada perawat ketika mereka sedang
bekerja yang tidak memungkinkan
pengambilan sampel berulang kali. Angket
sendiri disebar sebanyak 100 buah ke 16
bangsal yang berbeda. Pada saat pengambilan
angket hanya 99 angket yang kembali. Hal ini
herarti sampel penelitian adalah sejumlah 99
orang dengan perincian 32 orang perawat pria Tabel3. Data Skor Self-Efficacy
dan 67 orang perawat wan ita.
Untuk Skala Hardiness, dari 33 item
yang diujicobakan, temyata item yang gugur
berjumlah 14 sehingga item yang sahih atau
valid berjumlah 19 item dengan validitas
bergerak dari 0.3024 sampai dengan 0.5204.
Untuk Skala Self-Efficacy, dari 45 item yang Ada beberapa hal yang memungkinkan
diujicobakan, temyata item yang gugur individu bisa memiliki skor self-efficacy yang
berjumlah 15 sehingga item yang sahih atau tinggi, seperti (I) adanya panutan sebagai
valid berjumlah 30 item dengan validitas contoh keberhasilan dalam bekerja (vicarious
bergerak dari 0.3158 sampai dengan 0.7281. experiences), (2) keberhasilan individu dalam
Sedangkan untuk Skala Stres Kerja, dari 41 bekerja (performance accomplishment) dan
item yang diujicobakan, temyata item yang (3) dukungan -c:>sial yang bisa memberikan
gugur berjumlah 6 sehingga item yang sahih dorongan secara verbal ~verba/ persuasion).
atau valid berjumlah 35 item dengan validitas Paparan perbedaan skor rerata untuk per
bergerak dari 0.3324 sampai dengan 0.6527. dimensi pada Tabel 4. di bawah ini juga
Adapun reliabilitas untuk Skala Hardiness memperlihatkan hal yang sarna.
adalah 0.7987, Skala Self-Efficacy adalah
0.8987 dan Skala Stris Kerja adalah 0.8999. Tabel4. Skar Rerata Self-Efficacy Per
Dimensi
Tabe/I. Data Skar Hardiness
r-- -. ..• - . -; •
( ;- ,t! I -
'1IIIm!IiIII"'_
-~ - .... - --- - --- + -- - -----
-.....,.~ -, ~.; .... t t'~,' ::-. ~'J ,f" '" ,. ' , I
' .
• t~""'l! l~~ ~f;..!/J L
,,_
I '?.,.~
1
.II ~1!
1
' ~';"'t·-i"."i-, ~...-~
: "-.,r'I:~ tZI_f..to}i1~~U '-~" ) ''':'~'''''~IIEIIII
""-~l~~~
~ ~~~~.J~~~
P52 Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ...
(Wahyu Rahardjo)
7. Tabe! 5. Data Slcor SIres Kerja
Tabe! 6. S/cor SIres Kerja Per Dimens;
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa bangsal dengan stres keJja
tertinggi adalah Instalasi Ra.vat InteMif atau
yang sering disebut dengan ICU. Hal ini tidak
Tabel 6. di atas menunjukkan bahwa mengherankan mengingat pasien-pasien yang
stres kerja perawat yang disebabkan brena berada dalam kondisi kritis memang dirawat
faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas, di sini. Urutan selanjutnya adalah Ruang B
individu dan ancaman personal sedikit lebih (PICUINICU). Hal tnl juga tidak
rendah atau hampir sarna dengan rata-rata mengherankan mengingat merawat pasien
stres kerja. Hal yang berbeda terjadi pada anak-anak dan bayi jelas merupskan suatu
stres kerja perawat yang dikarenakan faktor- stresor tersendiri karena sangat tidak mudah
faktor yang berkaitan dengan Iingkungan di memberikan pengarahan kepada orang tua
mana jarak perbedaan rerata empiriknya yang anaknya sedang sakit, juga taktor bayi
sedikit lebih banyak dibandingkan rerata yang belum bisa dirawat seperti orang dew-elsa
teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa faktor- dan kerewelan dari bayi itu sendiri.
faktor yang berkaitan dengan lingkungan
seperti pencahayaan, kebisingan dan kondisi Tabe! 8. Perbandingan Rerata Sires Kerja
lingkungan yang tidak bersih adalah hal-hal Perawat Pria dan Wanila
yang paling banyak menciptakan stres kerja
bagi perawat di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
Tabe! 7. Perbedaan Skor Rerata Sires Kerja
Per Ballgsai
Berdasarkan tabel di alas dapat
diketahui bahwa stres kerja yang dialami oleh
perawat pria temyata lebih tinggi
dibandingkail stres kerja yang dia!ami oleh
perawat wan ita. Hal ini mungkin saja terjadi
mengingat coping stres kerja yang dilakukan
oleh perawat pria kebanyakan sifatnya pasif
seperti bermain komputer. Sedangkan coping
stres kerja seperti berbagi beban dengan
rekan kerja labih banyak dilakukan oleh
perawat wanita sehingga sedikit banyak stres
kerja yang ada akan lebih berkurang.
Instalasi Gawat 122.5 122.83
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P53
(Wahyu Rahardjo)
8. Tahel9. Perbandingan Rerata Sires Kerjo Setelah dilakukan regresi antara
Pet-awol dengan Status !ajang dan Menilralr variabel hardiness terhadap stres kaja,
diperoleh R Square at:w koefisien
dctenninasi sebesar 8.3 yang benuti 13 %
stres kerja perawat dapat dijelasbn oIeh
variabel hardiness. Sedangkan sisanya (tOO
% - 8.3 % = 91.7 %) dijelaskan oleb ~
schab lain seperti kemampuan adaptasi,
dukungan sosial, kemampuan melakukan
Berdasarkan tabel di atas dapat coping yang baik dar. sebagainj'&. Dari uji
diketahui bahwa temy!lta r:rata empirik stres ANOV A atau F test, diperoleh F hitung 8.736
kerja untuk perawat lajang berada di bawah dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh
rerata teori:ik sedangkan rerata empirik stres karena probabilitas yang ada jauh Icbih keeil
kerja perawai: dengan status mcnikah sedikit dari 0.05 maka model regresi dapat dipakai
berada di bawah rerata teoritik atau tergolong untuk mempreriiksi stres kerja. Diketahui
kategori sedang. Hal ini mungkin saja terjadi pula bahwa F hitung > F tabel (8.736 >
mengingat perawat deng-an status lajang 3.943), sehingga hipotesis 1 pada penelitian
memiliki usia yang relatif masih muda ini diterima, yaitu terdapat kontribusi yang
dengan lama bekerja yang masih baru signifikan dari hardiness terhadap stres kerja.
sehingga belum menemui kesulitan-kesulitan
kerja sebagaimana perawat-perawat senior label 9. Koefisiim Determinasi Pada Regresi
yang sudah menikah. Hal tnl juga Antara Variabel Self-Efficacy Terhadap Sires
menunjukkan bahwa keberadaan keluarga Kerja
tidak menjamin stres kerja yang dirasakan
akan rendah, bahkan mungkin saja stres kerja
yang dirasakan bercampur dengan masalah-
masalah yang rnuncul di rumah.
Tabel7. Korelasi Antara Hardi~less dan Self-
ModIf
1
•
A
s.c~,
~
I
l~e ~
301 28'
1-
IConsunU. SElf
=-
SodE_
2O.ulS
'~V~STR!:S
"llWi
HAADINES
-
Efficacy dengan Stres kerja
STRES
1.GOO
·287
1WI!lINES
·281
1.000
SEI.F
·.541
.S48
Setelah dil:lkukan regresi antara
variabel self-efficacy terhadap stres kerja,
-
SEI.F •.541 .S<8 1.000 diperoleh R Square atau koefisien
Sig.(1.-) STAfS . , .002 .000
.ocr. .000 determinasi sebesar 30.1 yang berarti 30.1 %
SElF I .000 .000
stres kerja perawat dapat dijelaskan· :>leh
N STRES II lSI II
HMDINEl' variabel self-efficacy. Sedangkan sisanya
SEI.F '"
II
II
II
II
lSI
(100 % - 30.1 % = 69.9 %) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain seperti kualitas tugas yang
Tabel 8. Koefisien Determinasi Pada Regresi h&.-us dikerjakan, jumlah tugas. pembagian
Antara Variabel Hardiness Terhadap Stres tugas dan sebagainya. Dari uji A..NOVA atau
t. Kerja F test, diperoleh F hitung 4 J. 766 dengan
-.........,., tingkat signifikansi 0.000. Oleh brena
probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi stres
kerja. Diketahui pula bahwa F hitung > F
tabel (41.766> 3.943), sehingga hipotesis 2
pada penelitian ini diter;ma, yaitu terdapat
P54 Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ...
(Wahyu Rahardjo)
9. kontribusi yang signifikan dari self-efficacy sehingga tingkatannya menjadi sedang.
terhadap stres kerja. Sedangkan korelasi antara hardiness dan self-
efficacy terhadap stres kerja sendiri sifatnya
Tabel 10. Koefisien Delerm;nasi Pada negatif, artinya semakin tinggi hardiness dan
Regresi Anlora VariabelHardiness dan Self- self-efficacy yang dimiliki olch per8wat maka
Efficacy Terhadap Sires Ketja akan semakin rendah stres kerja yang
--.., dirasakan.
0..- _ _ Tingginya hardiness perawat dibukti-
---
.... kan dengan mayoritas perawat yang
-
I
R
.541'
II
""-
_301
.-_:~.IS.F._
.-~V_:S1'R£S
I"'::'" 211.- I=T~
.211 .lO1 20_
drl
2
d!2!
!IS
"sv-,
C,,"-
.000
menyebutkan bahwa mer-...ka jarang jatuh
sakit karena stres pekerjaan yang mereka
rasakan. Sedangkan tingginya self-efficacy
Setelah dilakukan regresi antara yang dimiliki karena mayoritas dari mereka
variabel hardiness dan self-efficacy terhadap memiliki panutan dalam bekerja, memiliki
stres kerja, diperoleh R Square atau koefisien kebanggaan dan makna yang mendalam akan
determinasi sebesar 30.1 yang berarti 30.1 % keberhasilan tugas dan dukungan sosial
stres kerja perawat dapat dijelaskan oleh dalam bekerja dari orang-orang yang berarti
variabel hardiness dan self-efficacy. buat mereka.
Sedangkan sisanya (100 % - 30.1 % = 69.9
%) dijelaskan oleh sebab-sebl1b lain seperti 6. SARAN
tipe kepribadian dan sebagainya. Dari uji
ANOVA atau FIest, diperoleh F hitung Berdasarkan kesimpulan yang ada
20.689 dengan tingkat signifikansi 0.000. dapat dikemukakan saran-saran sebagai
Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 berikut:
maka model regresi dapat dipakai untuk I. Bagi perawat RSUP Dr. Soeradji
memprediksi stres kerja. Diketahui pula Tirtonegoro diharapkan untuk lebih
bahwa F hitung > F tabel (20.689> 3.094), mampu rr.empertahankan hardiness dan
sehingga hipotesis 3 pada penelitian ini self-efficacy yang dimiliki sehingga
diterima, yaitu terdapat kontribusi yang selain lebih tahan terhadap kondisi-
signifikan dari hardiness dan self-efficacy kondisi kerja yang sangat potensial
secara bel'sama-sama terhadap stres kerja. menciptakan stres kerja, efek positif
lainnya adalah bahwa setiap tugas yang
5. KESIMPULAN harus dikerjakan bisa diselesaikan dengan
baik sehingga tidak menambah beban
Berdasarkan hasil analisis data dari yang sudah ada dari pekerjaan itu sendiri.
penelitian yang telah dilakukan pada perawat Dengan demikian maka stres kerja yang
di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dirasakan pun tidak tinggi tingkatannya.
dapat diketahui bahwa hardiness dan self- 2. Bagi pihak rumah sakit agar lebih
efficacy memi>erikan kontribusi terhadap stres memperhatikar. kondif' i kerja dari para
kerja sebesar 30.4%, sedangkan kontribusi perawat, antara lain terutama:
hardiness terhadap str~s kerja adalah sebesar a. Pengadaan fasilitas peralatan
13.7% dan kontribusi self-efficacy terhadap kesehatan yang selama ini banyak
stres kerja adalah sebesar 29.7%. dikeluhkan baik oleh perawat dan
Hasil penelitian tnt menunjukkan pasien sebagai salah satu sumber
bahwa perawat RSUP Dr. Soeradji stres kerja. Penempatan TV dan
Tirtonegoro memiliki tingkat hardiness dan komputer ternyata bisa berfungsi
self-efficacy yang tinggi dan memberikan sebagai pengusir stres kerja yang
kontribusi terhadap stres kerja yang dirasakan dirasakan ketika para perawat sedang
menggunakannya di waktu senggang
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P55
(Wahyu Rahardjo)
10. yang ada. Oleh karena itu sebaiknya bagi peneliti selanjutnya maupun
pencmpatan komputer dan terutama pengembangan ilmu pengetahuan.
TV dipertahankan.
b. Hal lain yang dapat dilakukan adalah 7. DAFTAR PUSTAKA
dengan melalrukan pemeriksaan
psikologis kcpada para calon perawat [I] A. Bandura and D. Cervone, "Self-
agar dapat diketahui tingkat Efficacy Mechanism Governing the
h::lrdiness dan self-efficacy yang Motivational Effects of Goal Systems,
dimiliki schingga dapat diperoleh Journal of Personality and Social
gambaran yang lebih menyeluruh dari Psychology, 45, 1017-1028, 1983.
perawat yang bersangkutan. Pada
akhirnya ketika terjadi penurunan [2] A. Bandura, D. CioffI, C.B. Taylor and
hardiness dan self-efficacy para M.C. Brouillard, "Perceived Self-
perawat, maka pihak ruma." sakit Efficacy with Cognitive Stressors &
dapat memberikan semacam Opioid Addiction", Journal of
pelatihan untuk meningkatkannya Personality and Social Psychology,
kembali. 1988, 55, 479-488.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
agardapat: [3] B.P. Buunk, J. de Jonge, J.F. Ybema
a. Menemukan atau mengikutsertakan and C.J. de Wolff, "Psychosocial
variabel - variabel lain yang dapat Aspects of Occupational Stress In
mempengaruhi stres kerja seperti Handbock of Work and Organizational
dukungan sosial, budaya organisasi, Psychology, Volume 2: Work
disain ruangan, tipe kepribadian dan Psychology (Second Edition), Pieter
sebagainya atau variabel lain yang J.D. Drenth, Henk Thierry & Charles J.
berhubungan dengan stres kerja de Wolff, Eds., East Sussex:
seperti burnout. Psychological Press, Ltd., 1998.
b. Memperhatikan budaya tertentu yang
mempengaruhi individu di mana [4] D.F.K. Wong, S.S.K. Leung, C.K.O.
rumah sakit berada juga hal yang So and D.O.B. Lam, "Mental Health
penting untuk diperhatikan sehingga of Chinese Nurses in Hong Kong: The
pada penelidan lebih lanjut dapat Roles of Nursing Stresses and Coping
diperoleh subjek penelitian dengan Strategies" Online Journal of Issues in
latar belal-..ang budaya yang lebih Nursing, May Edition, 2001.
heterogen. <http://www .ana.org/ojinltopi;; l2Itpc I
4. Hal-hal lain yang harus diperhatikan 2 7.htm>
secara lebih lanjut adalah kelemahan
pada Skala Self-Efficacy yang kurang [5] F. Jones, Managing Stress in Health
kontekstual sehingga pada penelitian Care: Issues for Staff and Patient Care,
selanjutnya lebih ditekankan pada in Psychology for Nursu and Health
deskripsi tugas dari perawat itu sendiri, Care Professionals, David Messer &
kurang spesifi~ya gejala-gejala stres Claire Meldrum, Eds., Hertfordshire:
kerja yang dijadikan acuan teoritis dan Prentice-HalllHarvester Wheatsheaf,
perlunya diadakannya penelitian kembali 1995.
pada rumah sakit yang lebih besar dan
sibuk atau pada beberapa rumah sakit [6] H.K.S. Lasch inger, J. Finegan, J.
secara sekaligus. Penelitian tersebut dapat Sham ian and P. Wilk, "Workplace
menjadi studi banding dan memberikan Empowerment as a Predictor of Nurse
masukan-masukan lain yang berguna Burnout in Restructured Healthcare
P56 Kontribu~! Hardi!!ess dan Self-Efficacy ...
(Wahyu Rahardjo)
11. Settings", Longwoods Review Vol.I, Journal of Applied Psychology, 2000,
No.3,2003. Vol. 85, No.2, 211-2/8.
<http://www.longwoods.com/
LReviewlLR13lLRl3HSLaschinger.ht [9] S.M. Jex, P.O. Bliese, S. Buzzel and J.
ml> Primeau, "The Impact of Self-Efficacy
on Stressor-Strain Relations: Coping
[7] K.T. Goode, W.E. Haley, D.L. Roth Style as An Explanatory Mechanism",
and G.R. Ford, G.R, "Predicting Journal of Applied Psychology, 200/,
Longitudinal Changes in Caregiver Vol. 86. No.3, 40/-409.
Physical and Mental Health: A Stress
Process Model", Health Psychology, [10] V. Florian, M. Mikulincer and O.
Vol. 17, No.2. /90-198, /998. Taubman, "Does Hardiness Contribute
to Mental Health During a Stressful
[8] P.A. Spector, P.Y. Chen and B.J. Real-Life Situation? The Role of
O'Connell, "A Longitudinal Study of Appraisal and Coping", Journal of
Relations Between Job Stressor and Personality and Social Psychology,
Job Strains While Controlling for Prior 1995. 68, 687-695.
Negative Affectivity and Strains",
Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy ... P'"
""
(Wahyu Rahardjo)