1. Dosen pengampu: Fachrur Razi Amir, M.Ag
Oleh: Juhdi Heryadi
NIM:F1310599
MPI-FKIP UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
1437H/2015M
PEMIKIRAN PENDIDIKAN
KH.HASYIM ASY’ARI
2. BIOGRAFI K.H.HASYIM ASY’ARI
Muhammad Hasyim Asy’ari bin Abdul
Wahid bin Abdul Halim (pangeran
Benawa) bin Abdurahman (Jaka
Tingakir/Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah
bin Adul Azis bin Abdul Fattah bin
Maulana Ishaq (Ayah kandung Raden
Ainul Yaqin atau Sunan Giri).Ayahnya
adalah keturunan ke-8 dari penguasa
kerajaan Islam Demak,Jaka
Tingkir,Sultan Pajang pd 1598,yg
merupakan putra Brawijaya VI,Penguasa
kerajaan Maja Pahit.
_Muhammad Kholil,Etika Pendidikan
Islam,(Yogyakarta, Titian Wacana,2007 ) hml xi.
3. Nasabnya K.H. Hasyim Asy’ri merupakan
campuran dua darah atau Trah,satunya
darah biru,ningrat,priyai, kraton dan
satunya darah putih,kalangan tokoh
Agama kiyai,santri.
K.H. Hasyim Asy’ari lahir pd hari selasa
kliwon,24 Djulqo’dah 1287 H/14 Februari 1871 M
di desa Gedang,Tambakrejo yg terletak
disebelah utara Jombang (jawa timur) setelah
ibunya mengandung selama 14 bulan,ayahnya
bernama Kiya’i Asy’ari berasal dari Demak (jawa
tengah) dan ibunya bernama Halimah,
putri kiya’i Utsman(pendiri ponpes Gedang).
4. KELUARGA K.H. HASYIM ASY’ARI
Pd tahun 1303H/1892M, Kiai Hasyim
pd saat usia 21 tahun menikah
dengan Nyai Khodijah,putri Kiai
Ya’qub.
Selama bermukim 7 tahun di
Makkah beliau dikaruniai anak yg
bernama Abdullah.
Ditengah kekembiraan tersebut Nyai
Khodijah meninggal dunia karena
5. Bersamaan dengan berdirinya pondok
pesantren Tebuireng
(1317H/1899M),K.H.M.Hasyim Asy’ari
menikah lagi dengan Nafiqoh Putri Kiai Ilyas
pengasuh ponpes Sawulan Madiun,dari
perkawinan ini beliau dikaruniai 10 Putera
dan Puteri.
Menjelang akhir tahun 1930 M,K.H.M
Hasyim menikah lagi dengan Nyai
Masrurah,puteri kiai Hasan,pengasuh
ponpes Kapurejo,Kecamatan pagu
kediri,dari penikahan tersebut dikaruniai 4
putera dan puteri.
7. RIWAYAT PENDIDIKAN K.H HASYIM
ASY’ARI
Ponpes Sono dan Sewulan di Sidoarjo,Ponpes
Langitan Tuban dan Ponpes Bangkalan
Madura,asuhan SyekhKholil waliyulloh.Selesai
menimba ilmu di Ponpes Bangkalan,K.H Hasyim
Asy’ari melanjutkan study ke Makkah Al-
mukarromah dan menetap selama bbrpa tahun
disana dan berguru keberapa ulama besar saat
itu,diantaranya kpd: Syakh Muhammad Nawawi bin
Umar Banten,
Syekh Khotib Minangkabau,Syakh Syu’aib bin
Abdurrahman,
8. Syekh Ahmad Amin al-thar,Syekh Ibrahim Arab,Syekh
Sai’d Yamani,Syekh Rahmatullah,Syekh
Bafaddhal,Sayyid Sulthan Hasyim al-Daghistani,Syyid
Abdullah al-Zawawi,Sayyid Ahmad bin Hasan al-
Atthas,Sayyid Alwi al-segaf,Sayyid Abu bakar Syatha
al-Dimyathi,Sayyid Husain al-Habsyi (mufti makkah),
Sayyid Abbas al-Maliki al-Hasani(ahli hadits)dan
Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah Termas(Ahli
ilmu Syari’at(fiqh),ilmu alat nahwu/shorof,ilmu
Adab(sastra),
dan beberapa ilmu kajian kontemporer lainya.
9. PENDIRIAN PESANTREN
TEBUIRENG (1317H/1899M)
K.H. Hasyim seorang Ulama yg luar
biasa yg mempunyai gelar Hadratus-
Syekh(Maha Guru) ini mampu
menjadikan pesantren tebuireng sbg
“pabrik”pencetak kiya’i,sehingga pd
tahun 1942 Gestapo Jepang menyurvai
data kiya’i di jawa mencapai 25 ribu
kiya’i semuanya alumnus tebuireng.Dari
sini dpt dilihat betapa besar pengaruh
tebuireng dalm pengembangan
dan penyebaran Islam dijawa pd awal
10. PENDIDIK SEJATI
K.H.Hasyim sngat ahli mengatur
kurikulum,mengatur strategi pmblajaran,
memutuskan persoalan-pesoalan aktual
kemasyarakatan dan mengarang kitab.
Pd thn 1919 beliau membentuk badan
semacam koperasi bernama Syirkatul
Inan li Murabathati Ahli al-Tujjar, guna
mencari solusi alternatif bg
pengembangan ekonomi umat
12. Artinya:
“Hai orang-orang yg beriman bila dikatakan
kpd mu:
”Berlapang-lapanglah dlm Majlis”,maka
lapangkanlah niscaya allah akan memberikan
kelapangan untuk mu.Dan apabila
dikatakn:”berdirilah kamu”,maka berdirilah
kamu,niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yg beriman diantara mu
dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.Dan Allah maha mengetahui
apa yg kamu kerjakan”.(Al-Mujaadilah :11)
13. PEMIKIRAN KEPENDIDIKAN
KH.M.HASYIM ASY’ARI
Karya beliau yg paling monumental tentang
pendidikan adalah kitab”Adab al Alim wa al
Muta’allim fima Yahtaj ilah al Muta’allim fi
Ahuawal ta ‘allum wama yataqaff al
Mu’allim fi Maqamat Ta’limih”.
Beliau lebih tekankan masalah pendidikan
etika (pendidikan karakter);walau tidak
menafikan aspek pendidikan yg lain.
14. SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN
TEBUIRENG
Sejak awal berdirinya pesantren
tebuireng menggunakan sistem
pengajaran sorogan dan
bandongan
Pd thn 1916 baru diperkenalkan
sistem klasikal
(madrasah),madrasah tebuireng
membuka 7 jenjang kelas dan
dibagi menjadi 2 tingkatan.Tahun
15. Mulai thn 1919,madrasah
tebuireng secara resmi
diberinama madrasah Salafiyah
Syafi’iyah
Kurikulumnya ditambah dgn
materi bhs.Indonesia,Matematika
dan geografi.
Pd thn 1926 ditambah dengan
pelajaran bhs.Belanda dan
Sejarah
16. Signifikansi pendidikan
Beliau menyebutkan bahwa tujuan utama
ilmu pengetahuan adalah
mengamalkannya.
Terdapat 2 hal yg harus diperhatikan dalm
menuntut ilmu yaitu:
1. Bagi murid hendaknya berniat suci dlm
menuntut ilmu,jngn sekali-kali berniat
untuk hal duniawi dan jgn
menyepelekannya.
2. Bagi guru dlm mengajarkan ilmu
hendaknya meluruskan niatnya terlebih
dahulu,tidak mengharapkan materi
semata.
17. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
MURID
1. Etika yang harus diperhatiakan dlm belajar:
Membersihkan hati dari gangguan iman dan
keduniaan.
Membersihkan niat,dan tidak menunda-nunda
kesempatan belajar,bersabar dan qana’ah.
Pandai mengatur waktu.
Menyederhanakan makan & minum.
Bersifat Wara’ (berhati-hati);
Menghindari kemalasan;
Menyedikitkan waktu tidur selagi tidak merusak
kesehatan ;
Meninggalkan hal-hal yg kurang berfaedah.
18. 2. Etika seorang murid terhadap guru
Hendaknya selalu memperhatikan dan mendengarkan
guru;
Memilih guru yg Wara’
Mengikuti jejak guru;
Memuliakan dan memperhatikan hak guru
Bersabar terdapat kekerasan guru
Brkunjung pd guru pd tmpatnya dn meminta izin lbh dulu
Duduk dgn rapih bila berhadapan dengan guru
Berbicara dengan sopan dan lembut dgn guru
Dngrkan sgla fatwa guru dn jngn menyela pmbicaraanya
Gunakan anggota kanan bila menyerahkan sesuatu pd
guru
19. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
GURU
1. Etika seorang guru
Senantiasa mendekatkan diri pd
Allah swt
Takut pd Allah,tawadhu’,zuhud dan
ksuyu’
Bersikap tenang dan senantiasa
berhati-hati
Mengadukan sgl persoalan kpd
Allah
Tidak menggunakan ilmunya untuk
meraih dunia
20. • Mengamalkan sunnah Nabi
Mengistiqamahkan membaca al-quran
Bersikap ramah,ceria dan suka menabur
salam
Menumbuhkan semangat untuk
menambah ilmu
Membiasakan diri menulis,mengarang
dan meringkas
21. 2. Etika guru dalam mengajar
(bersifat pragmatis )
Jangan mengajarkan hal-hal yang syubhat
Mensucikan diri,berpakaian sopan dan
memakai wewangian
Berniat beribadah ketika mengajar, dan
memulainya dengan do’a
Biasakan membaca untuk menambah ilmu
Menjauhkan diri dari bersenda gurau dan
banyak katawa
Jangan sekali-kali mengajar dalam
keadaan lapar,mengantuk atau marah
22. • Usahakan tampilan ramah,lemah,lembut,
dan tidak sombong
Mendahulukan materi-materi yg sesuai dan
profesional yg dimiliki
Menasehati dan menegur dengan baik jika
anak didik bandel
Bersikap terbuka terhadap berbagai persoalan
yang di temukan
Memberikan kesempatan pada anak didik yang
datangnya terlambat dan ulangilah
penjelasanya agar tahu apa yg dimaksudkan
Beri anak kesempatan bertanya pd hal-hal yg
belum dipahami
23. 3. Etika guru bersama murid
(profesional dlm pendidikn)
Berniat mendidik dan menyebarkan ilmu
Mengindari ketidak ikhlasan
Memprgunakn metode yg mdh dipahami anak
Memperhatikan kemampuan anak didik
Tidak memunculkan salah satu peserta didik dan
menafikan yg lain
Bersifat tebuka ,lapang dada,arif dan tawadu’
Membantu memecahkan masalah2 anak didik
Bila ada anak yg behalangan hendaknya mencari
ikhwalnya
24. 4. Etika terhadap buku,alat pelajaran
dan hal2 lain yg berkaitan dgn nya
Menganjurkan untuk mengusahakan agar memeiliki
buku
Merelakan dan mengizinkan bila ada kawan
meminjam buku pelajaran,sebaliknya bagi peminjam
menjaga barang pinjamannya
Memeriksa dahulu bila membeli dan meminjamnya
Bila menyalin buku syari’ah hendaknya bersuci dan
mengawalinya dgn basmallah,sedangkan bila ilmu
retorika atau semacamnya,maka awalilah dgn
Hamdallah dan shalawt Nabi
25. Relevansi pemikiran Kh.Hasyim
Asy’ari dgn pendidikan sekarang
Nampak pd munculnya lembaga-lembaga yg
dinaungi panji Islam/pondok pesantren dan
hingga kini pesantren diharapkan mampu
melahirkan sosok ulama yg berkualitas,dlm arti
mendalam ilmu pengetahuanya,agung moralitas
dan besar dedikasi sosialnya.
Label kiya’i tidak bisa diberikan oleh pesantren,
tapi oleh masyarakat stlh melihat ilmu,moral dan
perjuanganya ditengah masyarakat.
26. KH.HASYIM ASY’RI BERGELAR
PAHLAWAN NASIONAL
Pengabdian beliau bukan hanya didunia pndidikn
ttapi brperang mlawan penjajah Blanda dan
Jpang,dengan Resolusi jihadnya membangkitkan
semangat Nasionalisme dan Patriotisme pd saat
jiwa bangsa yg sdng trblenggu penjajah,tidak
bisa diukur dgn angka dan harta.
Memang cukup sulit mana yg pengabdian beliau
terhadap Agama dan yg mana pula pengabdian
beliau terhadap bangsa dan negara.Sebab
kedua unsur trsbt slg memadu dilm diri beliau.
27. Beliau sering kali ditemui para tokoh pejuang
nasional seperti Bung Tomo maupun
Jnd.Sudirman,guna menadapat saran dan
bimbingan dlm rngka perjuangan mengusir
penjajah.
Pd tgl 7 Ramadhan 1366 bertepatan tgl 25 juli
1947,K.H.M Hasyim Asy’ri berpulang
kerahmatullah dlm usia 79thn,setelah kurang
lebih 2 thn terbebasnya dari penjara jepang.Atas
jasa2 beliau, pemerintah menganugrahi gelar
“Pahlawan Nasional”.
28. KARYA-KARYA K.H.HASYIM ASY’ARI
1. Adabul ‘Alim wa Al-Muta’allim;
2. Ziyadatu Ta’liqat;
3. At-tabihatu Al-Wajibat;
4. Ar-Risalah Al-Jami’ah;
5. An-Nur al Mubin Fi Mahabbatin Sayyidi Al-Mursalin;
6. Hasyiyyatu ‘ala fath Ar-Rahman bi syarhi Risalati Al
Waliy Ruslan li Syekh al-Islam Zakariya al-Anshori ;
7. Ad -Durrah al-Muntatsirah fi al Masail at-Tis’a ‘Asyarah;
8. At-Tibyan Fi an-Nahyi ‘an Munqatha’ati al Arham wa al
aqaribi wa al ikhwan;
9. Ar-Risalatu At-tauhidiyyah;
29. 10. Al-Qolaid Fi Bayani Ma Yajibu min Al ‘Aqaid;
11. Mukaddimah Sal-Qanun Al- Asasiy Al-
jam’iyyah Nahdhatul Ulama
12. Risalah fi Ta’kid Al-akhdz bi Madzhab Al-
A’immah Al-Arba’ah
13. Mawaidz (beberapa nasihat)
14. Arba’in Haditsan Tata ‘allaq bi mabadi
Jam’iyyah Nahdhatul Ulama
15 Risalah Ahli sunnah wal jama’ah fi Hadits Al-
Mauta wa Syarat
as-Sa’ah wa Bayan Mafhum al-Sunnah wa
al-bid’ah
16. Dhau’ul Misbah fi bayan Ahkam al-Nikah
17. Al-Risalah fi al-’Aqaid