11. Provinsi DKI Jakarta yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata berkisar 8 m d.p.l., bahkan lebih kurang 40% dari wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki ketinggian dibawah permukaan laut. Hal ini ditambah dengan 13 sungai yang mengaliri Jakarta menyebabkan kecenderungan untuk semakin rentannya wilayah Jakarta untuk tergenang air dan banjir pada musim hujan . Komentar : Jika pola berpikir masih dg konsep yg lama, memang akan sangat rentan , solusinya akan sangat mahal dan berkelanjutan ( Besarkan saluran/ sungai, buang dg pompa, keruk, sodet, BKB.BKT.. Banjir Kanal Pusat , Banjir Kanal Utara .dll ). Perlu perubahan mendasar ; Air hujan ditahan selama mungkin dan dimasukan kedalam lapisan aquifer di Jakarta Selatan dan Selatan Jakarta, tidak di gelontorkan kedaerah 40 % yg lebih rendah
12.
13.
14.
15.
16.
17. PETA 40 % DAERAH RENDAH Kondisi Alam Jakarta sebagian merupakan dataran rendah 40 % dari luas DKI Jakarta (24.000 Ha) adalah daerah rendah, terutama di daerah Jakarta Utara misalnya di kelurahan Sungai Bambu, Papanggo, Warakas dan lain-lain, ketinggian yang berada 1,00 Meter dibawah muka air pasang (maksimum). Daerah yang bisa ditanggulangi baru 9.000 Ha. Luas dataran rendah 24.000 Ha (Luas DKI Jakarta : 65.000 Ha)
18.
19.
20.
21.
22.
23. P = SR + I + ( T + E ) (sumber: Todd, 1995) ocean
24.
25.
26.
27. Berdasarkan data dari PAM Jaya, total kapasitas produksi air bersih yang dikelola oleh kedua mitra kerjasama tersebut pada tahun 2007 adalah 18.260 l/det, dengan jumlah pelanggan sebanyak 755.555 dengan tingkat kebocoran berkisar 40 – 50%. Sumber air baku yang kedua operator tersebut berasal dari air permukaan dan airtanah tertekan/dalam. Untuk sumber air baku dari air permukaan berasal dari :…. Sedangkan sumber air baku dari airtanah tertekan/dalam dilakukan pengeboran di daerah Rawa Bambu. Komentar : PAM, Palija & Thames mengambil air tanah tertekan . Apakah mereka juga ikut mengisi kembali ??
28. Rumus Dasar Solusi Banjir F = SR – ( Q 2 + Q 4 ) ………...( 1 ) P = SR + I + ( T + E ) ----- SR = P – I – ( T + E ) ………..( 2 ) I = Q 1 + Q 3 + Q 5 …………….( 3 ) F = P – ( Q1 + Q3 + Q5 ) – ( T + E ) – ( Q2 + Q4 ) F = Flooding / jumlah air yg melebihi kapasitas daya tampung saluran ( Q 2 & Q 4 ) SR = Surface run off / jumlah air yg mengalir di permukaan I = Infiltration / jumlah air yg meresap kedalam tanah P = Precipitation / jumlah air hujan yg turun T = Transpiration / jumlah air yg menguap di darat E = Evaporation / jumlah air yg menguap di laut Q1 = Natural recharge / jumlah air yg meresap di tanah secara alami Q3 = Artificial recharge / jumlah air yg meresap di sumur resapan Q5 = Artificial recharge / jumlah air yg meresap di waduk resapan Q2 = Jumlah air di saluran irigasi ,kanal & waduk tandon Q4 = Jumlah air yg mengalir di sungai alami
45. 23. Al Mu'minuun 18. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran ; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi , dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
46. 25. Al Furqaan 48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,
47. 2. Al Baqarah 60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) [55] . Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. [55]. Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160.