1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai tantangan dunia pendidikan salah satunya adalah masalah kualitas,
khusus dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah
yang memiliki kemampuan menguasai, menerapkan dan memiliki kreativitas dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu berkompetisi secara
aktif.
Supervisor merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan
prestasi belajar dan mutu sekolah yang kompetitif. Pengawasan atau supervisi
pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan
kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu
maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
Penilaian itu dilakukan untuk penentuan derajat kualitas berdasarkan
kriteria (tolok ukur) disertai instrument-instrumen yang ditetapkan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sedangkan kegiatan pembinaan dilakukan
dalam bentuk memberikan arahan, saran dan bimbingan.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi supervisor pendidikan ?
2. Bagaimana kompetensi supervisor pendidikan ?
3. Bagaimana keterampilan dalam bidang kompetensi supervisor pendidikan?
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Supervisor Pendidikan
Agar kita dapat memahami pembahasan ini dan terhindar dari
kesalahfahaman maka akan diuraikan berbagai pengertian tentang Kompetensi
supervisor pendidikan dari berbagai sudut pandangan, Pius A. Partanto dalam
kamus ilmiah popular mengartikan Kompetensi sebagai kecakapan; kewenangan;
kekuasaan; kemampuan.1 Syaiful Sagala mengartikan kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati
dan dikuasai oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.2
Supervisor dapat diartikan Pengawas yakni seseorang yang menjalankan
fungsi kepengawasan dalam pendidikan.
Maryono mengartikan Supervisor adalah orang yang melaksanakan
pekerjaan supervisi. Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal,
seperti penglihatan,pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat-
/jabatan posisi dan sebagainya.3 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara nomor 118/1996 menyatakan bahwa pengawas adalah pegawai
negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan
penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
Selanjutnya dalam pedoman pengembangan administrasi dan
supervisi pendidikan yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI dinyatakan
bahwa, Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai tugas pokok,
1 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 358.
2 Syaiful sagala, Supervisi Pembelajaran dalamprofesi pendidikan (Bandung:Alfabeta,2010), 160.
3 Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
2011), 17.
3. tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan supervisi pendidikan sekolah atau
madrasah dilingkungan Depertemen Agama dan Guru Agama di Sekolah umum.
Kedua pengertian tersebut mengandung makna yang serupa tetapi tidak sama dalam
hal tempat tugas, SK Menpan menitik beratkan pengawas secara umum sedangkan
dalam keputusan bimbingan Islam Depag menitik beratkan khusus kepada
pengawas di Madrasah dan guru Agama di Sekolah umum.
Supervisor adalah orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
merespon untuk perencanaan dan pengendalian pekerjaan sekelompok orang
langsung. Menurut Keputusan Mendikbud RI Nomor 020/U/1998 supervisor
adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penilaian
dan pembinaan dari segi teknik pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan
pra sekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.4
Pendidikan menurut Brubeker bahwa pendidikan merupakan proses timbal
balik antara kepribadian individu dalam penyesuaian diri dengan
lembaga/lingkungan pendidikan. Yang dimaksud lembaga/lingkungan pendidikan
adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian individu tumbuh
dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan.
M.J. Langeveled Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada pekembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidunya
sendiri tidak dengan bantuan orang lain, dengan kata lain membimbing anak
mencapai kedewasaan. Menurut John Dewey, pendidikan adalah Proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual emosional
4 Departemen Agama RI, Profesionalisme pengawas pendais (Jakarta:Dirjen kelembagaan Agama
Islam, 2003), 5.
4. kearah alam dan sesama manusia. Dengan kata lain usaha pengembangan potensi
individu setiap peserta didik. Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan berbagai pengertian kompetensi supervisor pendidikan dari sudut
pandang di atas maka penulis dapat merumuskan pengertian secara global bahwa
kompetensi supervisor adalah kemapuan, keahlian dan keterampilan seseorang
yang menjalankan tugas dan fungsi kepengawasan dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dari berbagai aspek kehidupan diberbagai lembaga pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
B. Kompetensi Supervisor Pendidikan
Kompetensi supervisor/pengawas telah diatur dalam Peraturan menteri
pendidikan nasional No. 12 Tahun 2007 tentang standar pengawas
sekolah/Madrasah terdiri dari kompetensi kepribadian, Supervisi manajerial,
supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan dan kmpetensi
sosial. Sudawan Danim dan Khairil menulis bahwa kompetensi supervisor dapat
dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu:
1. Komponen kompetensi profesional,
2. Komponen kompetensi personal dan
3. Komponen kompetensi sosial.5
Ketiga komponen ini dipahami dapat mencakup keseluruhan standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor atau pengawas pendidikan.
5 Sudarwan danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 126.
5. Buku pedoman rekrutmen calon pengawas oleh Departemen Agama
menyebutkanbahwa pengawas harus memiliki dua kompetensi yakni kompetensi
utama dan kompetensi pendukung. Kompetensi utama terdiri dari kompetensi
akademik dan kompetensi praktis sedangkan kompetensi pendukung terdiri dari
membangun hubungan komunikasi, kepemimpinan dan pengembangan diri ( Self
development). Kompetensi utama dan kompetensi pendukung dapat dijelaskan
sebagai berikut;
1. Kompetensi Akademik adalah penguasaan secara mendasar seluk-beluk
pendidikan, hakekat, tujuan, aliran-aliran, ideologi-ideologi, yang melatar
belakangi, strategi pencapaian pendidikan.
2. Kompetensi Praktis Tuntutan kemampuan mempraktekkan teori-teori pendidikan
yang telah diketahui dan keahlian dalam perencanaan, pelaksanaan dan proses
penilaian (planning, actuating, evaluating process)
3. Membangun hubungan komunikasi artinya dapat menciptakan suasana komunikasi
personal dan profesional yang memberikan efek signifikan terhadap suksesnya
pendidikan.
4. Kepemimpinan yang dimaksud adalah Kemampuan leadership merupakan
keterampilan dan keahlian dalam menjalankan tugas , termasuk guru, pengawas dan
lembaga pendidikan. Kemampuan kepemimpinan yang cukup merata sangat
penting untuk membentuk sebuah kepemimpinan yang kolaboratif dan berdampak
positif bagi terciptanya sebuah kerja yang kolektif.
5. Mengembangkan diri adalah upaya peningkatan keahlian dan kapasitas diri secara
terus menerus dengan menunjukkan sensibilitas tinggi terhadap perkembangan
yang terjadi, tanggap dan menyediakan diri dengan sepenuhnya untuk aksi baru
dalam pendidikan dan pengajaran.
6. Kompetensi utama dan kompetensi pendukung bagi pengawas ini
memberikan kesempatan dan peluang bagi pengawas untuk kematangan diri dan
profesionalitas.
Syaiful Sagala menulis dalam buku supervisi pembelajaran ada enam
dimensi kompetensi supervisor/pengawas kalau mengacu pada permendiknas
nomor 12 tahun 2007 yakni (1) dimensi kepribadian (2) dimensi
supervisi Manajerial (3) dimensi supervisi akademik (4) dimensi evaluasi
pendidikan (5) dimensi penelitian dan pengembangan (6) dan dimensi
Sosial. Setiap dimensi dikembangkan menjadi beberapa kompetensi utama.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian pengawas sekolah adalah kemampuan pengawas
dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai peribadi yang:
a. memiliki akhlak mulia dan dapat diteladani;
b. memiliki tanggungjawab terhadap tugas;
c. memiliki kreatifitas dalam bekerja dan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan tugas jabatan;
d. memiliki kcinginan yang kuat untuk belajar hal-hal yang baru tentang
pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok
dan tanggung jawabnya; dan
e. memiliki motivasi yang kuat kerja pada dirinya dan paua pihak-pihak
pemangku kepentingan.6
Makna dari kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan di atas
adalah sikap dan perilaku yang ditampilkan pengawas sekolah dalam melaksanakan
tugas harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain dalam hal berkerpibadian
ahklak mulia, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan motivasi dalam kerja selalu
menjadi teladan bagi guru dalam pribadi dan perilakukanya.
6 Kementerian Agama RI, Permenag RI Nomor 2 Tahun 2012, tentang PengawasMadrasah dan
Pengawas Pendidikan Agama Pada Sekolah, Bab VI Pasal 8, ayat 1 lihat Permendiknas No. 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
7. 2. Kompetensi Supervisi Manajerial
Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan manajerial. Syaiful sagala menjelaskan bahwa:
Pengawasan manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada
dasarnyamemberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai
dari penyusunan rencana program sekolah berbasis data sekolah,
proses pelaksanaan program berdasarkan sasaran, sampai dengan penilaian
program dan hasil yang ditargetkan.7
Jadi pada dasarnya kompetensi manajerial pengawas sekolah adalah
kemampuan melakukan pembinaan, penilaian, bimbingan dalam bidang
administrasi dan pengelolaan sekolah yangmeliputi kemampuan pengawas sekolah
menguasai teori, konsep, merode dan tehnik pengawasan pendidikan dan
aplikasinya dalam menyusun program. Oleh sebab itu pengawas dituntut memiliki
kemampuan manajerial maupun kemampuan menguasai program dan kegiatan
bimbingan serta memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah
binaannya.
3. Kompetensi Supervisi Akademik
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni membina dan menilai guru
dalam rangka mempertinggi kualitas pembelajaran. Adapun dimensi dari
kompetensi ini adalah:
a. mampu memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan
perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau
mata pelajaran PAI pada Sekolah;
b. mampu membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan
atau mata pelajaran PAI pada Sekolah berlandaskan standar isi, standar kompetensi
dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum;
7 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalamprofesi pendidikan (Bandung:Alfabeta,2010), 15.
8. c. mampu membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/meto-
de/teknikpembeiajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi
siswa melalui bidang pengembangan atau mata pelajaran PAI pada Sekolah;
d. mampu membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran PAI pada Sekolah;
e. mampu membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran /bimbing-
an untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan atau mata
pelajaran PAI pada sekolah;
f. mampu memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembeiajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mala pelajaran di
Madrasah dan/alau PAI pada Sekolah.
Mencermati kompetensi supervisi akademik tersebut di atas tampak jelas
bahwa kompetensi supervisi akademik intinya adalam membimbing, mengarahkan,
memotivasi, memberi contoh kepada guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran yang terdiri darisilabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang kemudian diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran dengan pemilihan
strategi, metode, tehnik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi,
menilai proses dan hasil pembelajaran serta penilitian tindakan kelas.
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Kompetensi Evaluasi Pendidikan adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan
menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
pendidikan. Dimensi kompetensi evaluasi pendidikan dijabarkan menjadi enam
kompetensi inti yaitu:
a. mampu menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan
pembeiajaran/bimbingan Madrasah dan/atau PAI pada Sekolah;
b. mampu membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai
dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran di
Madrasah dan/atau PAI pada sekolah;
9. c. mampu memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa
serta menganalisisnya untuk perbaikan mum pembelajaran/b^iiiblngan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran di Madrasah dan/atau PAI pada Sekolah;
d. mampu membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata
pclajaran di Madrasah dan/atau PAI pada Sekolah; dan
e. mampu mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala, kinerja
guru dan staf Madrasah.8
Penjabaran kompetensi evaluasi pendidikan tersebut tampak bahwa
materi pokoknya adalah penilaian proses dan hasil belajar, penilaian program
pendidikan, penilaian kinerja guru, kinerja kepala sekolah. Penilaian itu sendiri
diartikan sebagai proses pemberian pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.
5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian pendidikan serta
menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidikan.
Dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan terdiri atas:
a) Mengusai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dan pendidikan.
b) Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan
tugas kepengawasan maupun untuk pengembangan karir profesi.
c) Menyusun proposal penelitian pendidikan baik penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif.
d) Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan dan
perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok dan tanggung
jawabnya.
e) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
8 Kementerian Agama RI, Permenag RI Nomor 2 Tahun 2012, tentang PengawasMadrasah dan
PengawasPendidikan Agama Pada Sekolah,Bab VI Pasal 8, ayat 1 lihat Permendiknas No. 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
10. f) Menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan dan kepengawasan serta
memanfaatkannya untuk perbaikan kualitas pendidikan.
g) Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah.
Kompetensi penelitian adalah kemampuan pengawas dalam menulis
laporan hasil penelitian sebagai karya tulis ilmiah serta memanfaatkan hasil-hasil
penelitian. Kompetensi penelitian bagi pengawas bermanfaat ganda yakni manfaat
untuk dirinya sendiri agar dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) berbasis
penelitian dan manfaat untuk membina guru dan kepala sekolah dalam hal
merencanakan dan melaksanakan penelitian khususnya research action (penelitian
tindakan).
6. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial pengawas sekolah adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam
kegiatan Asosiasi Profesi pengawas Indonesia (APSI). Kompetensi pengawas
sekolah mengindikasikan dua ketrampilan yang harus dimiliki pengawas sekolah
yakni 1. Keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan termasuk
ketrampilan bergaul, 2. Keterampilan bekerja dengan orang lain baik secara
individu maupun secara kelompok/ organisasi.
Makna yang terkandung dalam kompetensi sosial ini adalah tampilnya sosok
pribadi pengawas yang luwes, terbuka, maupun menerima kritik serta selalu
memandang positif orang lain. Seluruh kompetensi yang telah disebutkan di
atas dipersayaratkan untuk dapat menjalankan tugas sebagai pengawas
profesional menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki dan dijiwai oleh pengawas
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam membina dan membimbing kinerja
guru PAI di sekolah.
C. Keterampilan dalam Kompetensi Supervisor Pendidikan
Dalam kaitan dengan kompetensi supervisor/pengawas harus
memperhatikan beberapa aspek yakini:
11. 1. Menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran subtansi/materi ideal yang
seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh seorang supervisor
atau pengawas pendidikan dalam menjalankan tugasnya.
2. Merujuk kepada kompetensi sebagai gambaran untuk kerja nyata yang tampak
dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan
pekerjaannya secara piawai.
3. Merujuk kepada kompetensi sebagai hasil (output dan atau outcome) dari unjuk
kerja.
Jon Willes dan Joseph Bondi dalam buku Supervision: A guide to
Practice,mengemukakan ada delapan bidang keterampilan khusus yang merupakan
bidang kompetensi bagi para supervisor, yaitu :
a) Supervisor adalah orang yang mengembangkan manusia.
b) Supervisor adalah pengembang kurikulum karena supervisor bekerja langsung
dengan guru-guru mengenai problem-problem pengajaran, mereka mempunyai
kesempatan yang paling baik untuk mempengaruhi perkembangan kurikulum.
c) Supervisor adalah spesialis pengajaran membantu guru
mendemonstrasikan caramengajar di kelas.
d) Supervisor adalah pekerja hubungan manusia kebanyakan kerja supervisor adalah
informasi dan dari orang ke orang.
e) Supervisor adalah pengembang staf.
f) Supervisor adalah administrator yakni terampil dalam administrasi.
g) Supervisor adalah pemimpin perubahan
h) Supervisor adalah menilai penampilan guru, pencapaian program, bahan-bahan
pengajaran dan buku teks, dan menganalisa hasil tes kesemuanya adalah bagian dari
peranan evaluasi.
Keterampilan dalam kompetensi supervisor ini dapat dipedomani dengan
baik maka dapat dipastikan segala program yang berkaitan dengan pendidikan akan
berhasil, berkualitas dan kompetitif.
12. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut di atas, maka dapatlah
diungkapkan beberapa pernyataan yang merupakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi supervisor pendidikan dapat diartikan sebagai kemapuan, keahlian
dan keterampilan seseorang yang menjalankan tugas dan fungsi kepengawasan
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dari berbagai aspek kehidupan diberbagai
lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Kompetensi supervisor pendidikan
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensisupervisi Manajerial, kompetensi
supervisi akademik, kompetensi evaluasi
pendidikan,kompetensi penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial.
3. Keterampilan dalam kompetensi supervisor adalah sebagai berikut:
a) Supervisor adalah orang yang mengembangkan manusia.
b) Pengembang Kurikulum
c) Supervisor adalah spesialis pengajaran mendemonstrasikan mengajar di kelas.
d) Supervisor adalah Informan.
e) Supervisor adalah pengembang staf.
f) Supervisor adalah administrator terampil dalam administrasi.
g) Supervisor adalah pemimpin perubahan.
h) Supervisor adalah penilai, menilai penampilan guru, pencapaian program, bahan-
bahan pengajaran dan buku teks, dan menganalisa hasil tes kesemuanya adalah
bagian dari peranan evaluasi.
13. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Profesionalisme pengawas pendais (Jakarta:Dirjen kelembagaan
Agama Islam, 2003), 5.
Kementerian Agama RI, Permenag RI Nomor 2 Tahun 2012, tentang
PengawasMadrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Pada Sekolah, Bab VI
Pasal 8, ayat 1 lihat Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas.
Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan ( Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2011), 17.
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,
2001), 358.
Syaiful sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi pendidikan (Bandung: Alfabeta,
2010), 160.
Sudarwan danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 126