2. 01
05 06 07
Ahmad
Abdul Mufid
Ainun
Naimah
Ihsan
Kurnia M.
Lani
Amalia
02 03
2
KELOMPOK 2
08
Imam
Hidayat
Michial
Vitaloka
04
Jesa
Arinda R.
Ika Rila Y.
3. Cooperative
Strategy
adalah suatu pendekatan di mana dua atau lebih
organisasi bekerja sama secara aktif untuk mencapai
tujuan bersama. Strategi ini melibatkan kolaborasi,
saling menguntungkan, dan upaya bersama antara
organisasi-organisasi yang terlibat.
3
4. Cooperative Strategy.
Bentuk kerja sama yang dipilih tergantung pada tujuan strategis perusahaan, sifat industri, dan
tingkat integrasi yang diinginkan antara perusahaan. Namun, strategi kerja sama juga memiliki
risiko yang harus dikelola dengan hati-hati. Risiko tersebut meliputi masalah kepercayaan, konflik
kepentingan, kesulitan dalam mengintegrasikan operasi, pembagian sumber daya yang tidak
seimbang, dan kemungkinan kegagalan dalam menjalankan kerja sama.
4
5. Cooperative Strategy.
Dengan perencanaan yang matang, manajemen yang efektif, dan komitmen yang kuat dari
semua pihak yang terlibat, strategi kerja sama dapat menjadi alat strategis yang kuat untuk
mencapai pertumbuhan dan keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang semakin
kompleks dan global. Dengan berkolaborasi dengan perusahaan lain, perusahaan dapat
mengakses sumber daya tambahan, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi
operasional, mengurangi risiko, dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
terlibat.
5
6. cooperative
strategies and why
firms use them.
6
Ada beberapa tujuan yang mendorong
organisasi untuk menerapkan strategi
kerjasama. Beberapa di antaranya meliputi:
7. Peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Melalui kerjasama, organisasi dapat
memanfaatkan keahlian khusus dan
kapabilitas masing-masing untuk mencapai
efisiensi yang lebih tinggi dalam operasi
mereka. Dengan berbagi pengetahuan dan
pengalaman, organisasi dapat saling belajar
dan meningkatkan kinerja mereka secara
keseluruhan
Akses ke sumber daya yang langka
atau sulit dijangkau. Dengan bekerja
sama, organisasi dapat saling
berbagi sumber daya yang tidak
dimiliki oleh satu pihak secara
eksklusif. Ini dapat meliputi akses
ke teknologi, modal, distribusi, atau
jaringan pemasaran yang lebih luas.
AKSES
PRODUKTIFITAS
7
8. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi kerjasama dapat
membantu organisasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Dengan
berkolaborasi, organisasi dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar
bagi pelanggan mereka, meningkatkan inovasi, atau memperluas pangsa
pasar.
8
PENINGKATAN DAYA SAING
9. Dengan membagi risiko dan biaya dengan mitra kerjasama, organisasi
dapat mengurangi beban dan eksposur mereka terhadap perubahan pasar
atau kejadian tak terduga. Kerjasama juga dapat membantu organisasi
mengurangi biaya pengembangan produk baru atau memasuki pasar baru
9
REDUKSI RISIKO DAN BIAYA
12. Jenis aliansi ini melibatkan tingkat integrasi dan kolaborasi yang signifikan,
karena mitra menjadi pemilik sebagian dari perusahaan satu sama lain.
Aliansi ekuitas sering kali menghasilkan pengambilan keputusan bersama,
berbagi sumber daya, dan berbagi risiko dan keuntungan. Jenis aliansi ini
umum digunakan ketika perusahaan ingin mencapai tujuan jangka panjang,
seperti mengakses pasar baru, berbagi teknologi atau keahlian, atau
menjalankan proyek penelitian dan pengembangan bersama.
12
Aliansi Strategis Ekuitas
13. Contoh:
Dua produsen otomotif membentuk aliansi strategis dengan mengakuisisi
kepemilikan minoritas dalam perusahaan satu sama lain untuk berkolaborasi
dalam pengembangan teknologi, pembagian biaya, dan perluasan pasar.
13
Aliansi Strategis Ekuitas
14. Dalam aliansi strategis non-ekuitas, perusahaan bekerja sama tanpa
mengakuisisi kepemilikan dalam bisnis satu sama lain. Sebaliknya, mereka
membentuk perjanjian kontraktual yang mengatur syarat kerjasama,
pembagian sumber daya, dan kegiatan bersama. Aliansi non-ekuitas fleksibel
dan memungkinkan perusahaan menjaga kemandirian mereka sambil
memanfaatkan kelebihan satu sama lain.
14
Aliansi Strategis Non- Ekuitas
15. Jenis aliansi ini sering digunakan ketika perusahaan ingin berkolaborasi dalam
proyek atau inisiatif tertentu tanpa membutuhkan integrasi atau pembagian
risiko yang luas.
Contoh: Sebuah perusahaan perangkat lunak bermitra dengan produsen
perangkat keras untuk menggabungkan produk mereka dan menawarkan solusi
terintegrasi kepada pelanggan tanpa pertukaran kepemilikan.
15
Aliansi Strategis Non- Ekuitas
16. jenis aliansi strategis di mana dua atau lebih perusahaan menciptakan entitas
hukum terpisah untuk mengejar tujuan bisnis tertentu. Dalam joint venture,
para mitra menyumbangkan sumber daya, keahlian, dan modal ke entitas
yang baru terbentuk dan berbagi risiko, biaya, dan keuntungan. Joint venture
memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan kekuatan mereka,
mengakses pasar baru, dan mencapai manfaat sinergis.
16
Joint Venture (JV)
17. Jenis aliansi ini umum digunakan ketika perusahaan ingin memasuki pasar
luar negeri, mengakses teknologi tertentu, atau mengejar proyek skala besar
yang membutuhkan investasi substansial.
Contoh: Dua perusahaan farmasi mendirikan joint venture untuk bersama-
sama mengembangkan dan memasarkan obat baru, berbagi biaya riset,
fasilitas manufaktur, dan upaya pemasaran.
17
Joint Venture (JV)
20. Aliansi strategis yang melengkapi melibatkan kerjasama antara
perusahaan-perusahaan yang memiliki keahlian, sumber daya, atau
kompetensi yang saling melengkapi satu sama lain. Dalam strategi ini,
perusahaan bekerja sama untuk menciptakan sinergi dengan saling
memanfaatkan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Aliansi ini
bertujuan untuk memperluas penawaran produk atau layanan, memperluas
jangkauan pasar, dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.
20
ALIANSI STRATEGIS YANG
MELENGKAPI
21. Strategi menanggapi persaingan melibatkan kerjasama antara perusahaan-
perusahaan untuk merespons tantangan persaingan yang dihadapi oleh
industri atau pasar tertentu. Dalam strategi ini, perusahaan bekerja sama
untuk mengatasi persaingan yang kuat dan saling melindungi dari ancaman
pesaing. Mereka dapat berbagi informasi pasar, riset, atau sumber daya
untuk meningkatkan daya saing dan mempertahankan pangsa pasar
mereka.
21
ALIANSI MENANGGAPI
PERSAINGAN
22. Strategi mengurangi persaingan melibatkan kerjasama antara perusahaan-
perusahaan yang biasanya saling bersaing dalam industri yang sama. Dalam
strategi ini, perusahaan bekerja sama untuk mengurangi intensitas persaingan
dengan mengatur pembagian pasar, alokasi sumber daya, atau kerjasama
operasional. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan
saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
22
STRATEGI MENGURANGI
PERSAINGAN
23. Strategi mengurangi ketidakpastian melibatkan kerjasama antara
perusahaan-perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian yang tinggi
dalam industri atau pasar. Dalam strategi ini, perusahaan bekerja sama
untuk berbagi risiko, informasi, atau pengetahuan untuk mengurangi
ketidakpastian dan meningkatkan peluang keberhasilan. Mereka dapat
melakukan riset bersama, membagi biaya pengembangan produk baru,
atau menggabungkan sumber daya untuk menghadapi tantangan yang
tidak pasti.
23
STRATEGI MENGURANGI
KETIDAKPASTIAN
24. Dalam strategi-strategi kerjasama tingkat bisnis ini, perusahaan-
perusahaan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,
mengatasi persaingan, mengurangi ketidakpastian, atau melengkapi
kekuatan dan kelemahan satu sama lain. Dengan bekerja sama,
perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dan keahlian yang saling
melengkapi, mengurangi risiko, dan meningkatkan daya saing mereka di
pasar.
24
25. CORPORATE-LEVEL
COOPERATIVE
STRATEGIES.
25
Strategi kerjasama tingkat korporasi melibatkan kolaborasi dan kemitraan
antara perusahaan pada tingkat organisasi yang lebih tinggi, biasanya antara
perusahaan korporasi. Strategi ini bertujuan untuk mencapai tujuan bersama,
memperluas jangkauan pasar, berbagi sumber daya, dan meningkatkan daya
saing. Penggunaan strategi kerjasama tingkat korporasi menawarkan beberapa
manfaat dan peluang bagi perusahaan diantaranya:
26. Strategi kerjasama tingkat korporasi memungkinkan perusahaan
memasuki pasar baru atau memperluas kehadirannya di pasar yang
sudah ada. Dengan menjalin kemitraan dengan organisasi lain,
perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya gabungan, jaringan
distribusi, dan basis pelanggan untuk mencapai audiens yang lebih luas
dan menembus daerah geografis baru.
26
EKSPANSI PASAR
27. Melalui kerjasama melalui strategi kerjasama tingkat korporasi,
perusahaan dapat saling berbagi sumber daya seperti teknologi,
fasilitas manufaktur, saluran distribusi, atau kekayaan intelektual.
Berbagi sumber daya ini membantu mengurangi biaya,
meningkatkan efisiensi, dan mengakses kemampuan yang
mungkin sulit dikembangkan secara independen.
27
BERBAGI SUMBER DAYA
28. Melalui kerjasama melalui strategi kerjasama tingkat korporasi,
perusahaan dapat saling berbagi sumber daya seperti teknologi,
fasilitas manufaktur, saluran distribusi, atau kekayaan intelektual.
Berbagi sumber daya ini membantu mengurangi biaya,
meningkatkan efisiensi, dan mengakses kemampuan yang
mungkin sulit dikembangkan secara independen.
28
BERBAGI SUMBER DAYA
29. Strategi kerjasama tingkat korporasi dapat membantu
perusahaan mendiversifikasi risiko dengan membaginya dengan
mitra mereka. Dengan menggabungkan sumber daya dan
keahlian, perusahaan dapat bersama-sama mengatasi tantangan,
mengelola ketidakpastian, dan menavigasi dinamika industri.
Berbagi risiko ini menciptakan lingkungan operasional yang lebih
stabil dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
29
PENGURANGAN RESIKO
30. Strategi kerjasama memfasilitasi pertukaran pengetahuan,
keahlian, dan teknologi antara perusahaan mitra. Transfer
pengetahuan ini dapat mengarah pada inovasi, perbaikan proses,
dan keunggulan kompetitif yang lebih baik. Perusahaan dapat
belajar dari praktik terbaik satu sama lain, mengakses teknologi
baru, dan mengembangkan inisiatif penelitian dan
pengembangan bersama.
30
TRANSFER PENGETAHUAN &
TEKNOLOGI
31. Upaya kolaboratif pada tingkat korporasi dapat menghasilkan ekonomi
skala, di mana perusahaan dapat menghemat biaya melalui pengadaan
bersama, produksi bersama, atau kegiatan pemasaran bersama. Dengan
menggabungkan kekuatan pembelian atau kapasitas produksi mereka,
perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih besar dan biaya yang
lebih rendah, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing mereka.
31
EKONOMI SKALA
32. Secara keseluruhan, strategi kerjasama tingkat korporasi memberikan peluang
bagi perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan mereka, mengakses pasar
baru, berbagi sumber daya, mengurangi risiko, dan meningkatkan daya saing.
Namun, penting bagi perusahaan untuk secara cermat mengevaluasi mitra
potensial, menyelaraskan tujuan strategis, membentuk saluran komunikasi
yang jelas, dan mengelola hubungan kerjasama secara efektif untuk
memastikan implementasi yang sukses dan saling menguntungkan.
32
35. Akses ke Pasar Asing
Berbagi Sumber Daya
& Pengurangan
Risiko
35
Aliansi strategis lintas batas memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk
memasuki pasar asing dan memperluas
kehadirannya secara global. Dengan
bermitra dengan perusahaan lokal atau
membentuk aliansi dengan perusahaan yang
sudah beroperasi di pasar target, perusahaan
dapat memanfaatkan pengetahuan mitra
tentang pasar lokal, saluran distribusi, basis
pelanggan, dan lingkungan regulasi
Aliansi strategis lintas batas memungkinkan
perusahaan untuk berbagi sumber daya,
kemampuan, dan risiko dengan mitra mereka.
Kolaborasi ini memungkinkan penggabungan
sumber daya keuangan, teknologi, manajerial, dan
operasional, yang dapat menghasilkan
penghematan biaya, peningkatan efisiensi, dan
peningkatan daya saing.
36. Transfer
Pengetahuan &
Keahlian
Mengatasi Hambatan
Masuk
36
Strategi kerjasama internasional memfasilitasi
pertukaran pengetahuan, keahlian, dan praktik terbaik
antara perusahaan mitra. Dengan berkolaborasi
dengan perusahaan dari berbagai negara dan budaya,
perusahaan dapat memperoleh wawasan berharga
tentang kondisi pasar lokal, preferensi konsumen,
praktik bisnis, dan kemajuan teknologi. Transfer
pengetahuan ini dapat meningkatkan inovasi,
memperbaiki proses operasional, dan memperkuat
keunggulan kompetitif perusahaan yang
berpartisipasi.
Aliansi strategis lintas batas dapat membantu perusahaan
mengatasi hambatan-hambatan ini dengan memanfaatkan
pengetahuan dan jaringan lokal mitra mereka. Dengan
bermitra dengan perusahaan lokal yang sudah mapan,
perusahaan dapat lebih efektif dalam menavigasi
kompleksitas pasar asing, membangun hubungan dengan
pemangku kepentingan kunci, dan menyesuaikan produk
atau layanan mereka dengan preferensi dan persyaratan
lokal.
37. Aliansi strategis lintas batas menawarkan peluang bagi perusahaan untuk
memanfaatkan sinergi yang muncul dari kombinasi kekuatan, sumber daya,
dan kemampuan yang saling melengkapi. Dengan berkolaborasi dengan mitra
dari berbagai negara, perusahaan dapat memanfaatkan keahlian, teknologi,
akses pasar, dan jaringan distribusi yang masing-masing dimiliki untuk
menciptakan proposisi nilai baru, mengembangkan produk atau layanan baru
yang inovatif, atau mengejar proyek penelitian dan pengembangan bersama.
Hal ini dapat menghasilkan peningkatan daya saing dan peningkatan pangsa
pasar.
37
Peluang Sinergis
38. Secara keseluruhan, aliansi strategis lintas batas sebagai strategi kerjasama internasional
memberikan peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi internasional, berbagi
sumber daya, mengurangi risiko, mentransfer pengetahuan, dan memanfaatkan peluang
sinergis. Namun, penting bagi perusahaan untuk dengan cermat memilih mitra mereka,
menetapkan tujuan dan harapan yang jelas, dan mengelola hubungan kerjasama dengan
efektif untuk memastikan keberhasilan dan manfaat bersama dari aliansi tersebut.
38
40. Risiko
Kepercayaan
dan Hubungan
Strategi-strategi kerja sama sangat bergantung pada kepercayaan dan komunikasi yang efektif
antara perusahaan mitra. Jika terjadi kurangnya kepercayaan atau gangguan dalam komunikasi,
hal ini dapat menyebabkan konflik, salah paham, dan hubungan yang tegang. Risiko kepercayaan
dan hubungan ini dapat timbul dari perbedaan tujuan, nilai-nilai, budaya, atau gaya manajemen
antara mitra. Risiko Koordinasi dan Integrasi: Strategi-strategi kerja sama sering melibatkan
koordinasi dan integrasi kegiatan antara perusahaan mitra. Mencapai koordinasi dan integrasi
yang lancar dapat menjadi tantangan, terutama ketika terdapat perbedaan dalam proses, sistem,
atau struktur organisasi. Kurangnya koordinasi dapat mengakibatkan ketidakefisienan,
keterlambatan, dan kinerja yang kurang optimal.
40
41. Perilaku
Opportunistik
Strategi-strategi kerja sama membutuhkan
berbagi sumber daya, informasi, dan
kemampuan antara perusahaan. Namun, ada
risiko salah satu pihak bertindak secara
opportunistik dan memanfaatkan sumber daya
atau pengetahuan pihak lain tanpa memberikan
imbalan yang setara. Perilaku opportunistik ini
dapat merusak kepercayaan dan mengakibatkan
hubungan yang tidak seimbang.
41
42. Kehilangan
Otonomi dan
Kontrol
Ketika terlibat dalam strategi-strategi kerja sama,
perusahaan mungkin perlu melepaskan sebagian
otonomi dan kontrol dalam proses pengambilan
keputusan. Kehilangan kontrol ini bisa menjadi
tantangan bagi perusahaan yang terbiasa memiliki
otonomi penuh dan dapat menyebabkan konflik
mengenai otoritas pengambilan keputusan dan arah
strategis.
42
43. Risiko
Kekayaan
Intelektual
43
Dalam strategi-strategi kerja sama yang
melibatkan berbagi pengetahuan atau transfer
teknologi, terdapat risiko pelanggaran atau
penyalahgunaan kekayaan intelektual.
Perusahaan perlu memiliki mekanisme yang kuat
untuk melindungi hak kekayaan intelektual
mereka dan memastikan pengetahuan atau
teknologi yang dibagikan digunakan dengan
tepat.
44. Risiko
Kompetitif
44
Strategi-strategi kerja sama sering melibatkan
kerja sama dengan pesaing atau perusahaan
dalam industri terkait. Kerja sama ini dapat
menciptakan risiko potensial, seperti berbagi
informasi bisnis yang sensitif dengan pesaing
atau secara tidak sengaja memperkuat posisi
kompetitif pesaing melalui aliansi tersebut. Hal
ini memerlukan manajemen yang hati-hati
untuk menjaga keseimbangan antara kerja
sama dan persaingan secara efektif.
45. Risiko Keluar
dan
Pengakhiran
Strategi-strategi kerja sama tidak selalu
merupakan komitmen jangka panjang, dan
mungkin ada situasi di mana perusahaan perlu
keluar atau mengakhiri aliansi. Namun, keluar
dari strategi kerja sama dapat menjadi
kompleks, terutama jika terdapat kewajiban
kontraktual, aset bersama, atau ketergantungan
yang perlu diatasi. Keluar yang tidak terkelola
dengan baik dapat mengakibatkan perselisihan,
masalah hukum, dan kerusakan reputasi.
45
47. Pendekatan
Manajemen
Hubungan
47
Pendekatan manajemen hubungan berfokus
pada membangun dan memelihara hubungan
yang kuat antara perusahaan mitra.
Pendekatan ini mengakui bahwa kepercayaan,
komunikasi, dan kolaborasi adalah kunci
keberhasilan dari strategi kerja sama.
Pendekatan ini melibatkan pembentukan
saluran komunikasi yang efektif, memupuk
pemahaman dan saling menghormati, dan
mendorong dialog terbuka dan transparan.
48. Pendekatan
Manajemen
Hubungan
48
Manajemen hubungan bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang positif dan
kondusif bagi kerjasama, di mana para mitra
dapat bekerja sama menuju tujuan bersama.
Pendekatan ini menekankan pembangunan
hubungan jangka panjang, pemantauan
hubungan yang berkelanjutan, dan
penyelesaian konflik melalui negosiasi dan
kompromi.
49. Pendekatan
Struktural
dan
Prosedural
49
Pendekatan struktural dan prosedural berfokus pada
pembentukan struktur, proses, dan prosedur yang jelas
untuk mengelola strategi kerja sama. Ini melibatkan
definisi peran, tanggung jawab, dan mekanisme
pengambilan keputusan untuk memastikan koordinasi
dan integrasi yang efektif antara perusahaan mitra.
Pendekatan ini mencakup pembentukan perjanjian
formal, kontrak, dan mekanisme pengelolaan yang
menguraikan aturan dan pedoman untuk hubungan
kerja sama
50. Pendekatan
Struktural
dan
Prosedural
50
Ini juga melibatkan pendirian sistem pemantauan dan
evaluasi untuk melacak kemajuan dan kinerja aliansi.
Pendekatan struktural dan prosedural bertujuan untuk
memberikan kerangka kerja bagi kolaborasi yang
efisien dan terorganisir, memungkinkan para mitra
untuk menyelaraskan kegiatan mereka dan mencapai
tujuan strategis mereka
51. Kedua pendekatan ini penting dan sering digunakan secara bersamaan
untuk mengelola strategi kerja sama dengan efektif. Sementara
pendekatan manajemen hubungan berfokus pada aspek manusia dari
kolaborasi, dengan menekankan kepercayaan dan komunikasi,
pendekatan struktural dan prosedural menyediakan kerangka dan
mekanisme yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola hubungan
kerja sama. Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, perusahaan
dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam strategi kerja sama
mereka dan memaksimalkan manfaat dari kolaborasi.
51
52. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Terima
Kasih
atas waktu dan perhatiannya.
Please keep this slide for attribution
52