SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
   KARDIOVASKULER

            dr. Susiana Candrawati
             BAGIAN FISIOLOGI
                 PPD UNSED
Tujuan khusus, mahasiswa
diharapkan :

   Mampu melakukan inspeksi jantung
   Mampu melakukan palpasi jantung, pemeriksaan iktus cordis,
    dan pemeriksaan getaran / thrill.
   Mampu melakukan perkusi jantung dan menentukan batas-
    batas jantung
   Mampu melakukan auskultasi jantung dan menentukan bunyi
    jantung I dan II, serta bising jantung.
   Mampu melakukan palpasi nadi
   Dapat menentukan frekuensi, tegangan, irama, macam denyut,
    isi, perbedaan arteri kanan dan kiri, dan keadaan pembuluh
    arteri.
FISIK DIAGNOSTIK JANTUNG DAN
AORTA

 Proyeksi   jantung pada permukaan dada :
      Atrium   kanan. Merupakan bagian jantung yang terletak
       paling jauh di sisi kanan, yaitu kira-kira 2 cm di sebelah
       kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis ke-3
       sampai ke-6.
      Ventrikel kanan. Menempati sebagian besar proyeksi
       jantung pada dinding dada.Batas bawahnya adalah
       garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke-6
       dengan apeks jantung.
FISIK DIAGNOSTIK JANTUNG DAN
AORTA

    Ventrikel   kiri. Ventrikel kiri tidak begitu tampak jika
     dilihat dari depan. Pada proyeksi jantung pada dada,
     daerah tepi kiri –atas selebar 1,5 cm, merupakan
     wilayah ventrikel kiri. Batas kiri jantung adalah garis
     yang menghubungkan apeks jantung dengan sendi
     kostosternalis ke-2 sebelah kiri.
    Atrium kiri. Adalah bagian jantung yang letaknya paling
     posterior dan tidak terlihat dari depan. Kecuali sebagian
     kecil saja yang terletak di belakang sendi kostosternalis
     kiri ke-2.
PEMERIKSAAN

   Secara topografik jantung berada di bagian
    depan rongga mediastinum
   Bagian dada yang ditempati oleh proyeksi
    jantung yang seperti terlukis di atas itu
    dinamakan prekordium
   ALAT YANG DIPERLUKAN :
    –   Double Lumen-Stetoskop
    –   Timer
PEMERIKSAAN

 Pertimbangan     umum :
  –   Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam
      keadaan terbuka.
  –   Ruang pemeriksaan harus tenang untuk
      menampilkan auskultasi yang adekuat.
  –   Tetap selalu menjaga privacy pasien
  –   Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda
      kegawatan.
A. Inspeksi jantung

 Tanda-tanda    yang diamati :
  –   (1) bentuk prekordium
  –   (2) Denyut pada apeks jantung
  –   (3) Denyut nadi pada dada
  –   (4) Denyut vena
bentuk prekordium

 Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris
 Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat
    perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis
    paru, scoliosis atau kifoskoliosis
 Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari
    pembesaran jantung, efusi epikardium, efusi
    pleura, tumor paru, tumor mediastinum

                                           Back insp
Denyut apeks jantung (iktus kordis)

   Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang
    atau berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri
    agak medial dari linea midclavicularis sinistra
   Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
   Sifat iktus :
     –   Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang
         sifatnya local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus
         akan meluas.
     –   Iktus hanya terjadi selama systole.Oleh karena itu, untuk
         memeriksa iktus, kita adakan juga palpasi pada a. carotis comunis
         untuk merasakan adanya gelombang yang asalnya dari systole.

                                                               Back insp
Denyutan nadi pada dada

 Apabila  di dada bagian atas terdapat
  denyutan maka harus curiga adanya
  kelainan pada aorta
 Aneurisma aorta ascenden dapat
  menimbulkan denyutan di ruang interkostal II
  kanan, sedangkan denyutan dada di daerah
  ruang interkostal II kiri menunjukkan adanya
  dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta
  descenden
                                       Back insp
Denyutan vena

 Vena  yang tampak pada dada dan punggung
  tidak menunjukkan denyutan
 Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah
  vena jugularis interna dan eksterna
Palpasi jantung

 Urutanpalpasi dalam rangka pemeriksaan
 jantung adalah sebagai berikut :
  –   Pemeriksaan iktus cordis
  –   Pemeriksaan getaran / thrill
  –   Pemeriksaan gerakan trachea
Pemeriksaan iktus cordis

 Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus,
  dan apabila teraba dinilai kuat angkat atau
  tidak
 Kadang-kadang kita tidak dapat melihat,
  tetapi dapat meraba iktus
 Pada keadaan normal iktus cordis dapat
  teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke
  medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri.
                                        Back palp
Pemeriksaan getaran / thrill

   Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya
    kelainan katub bawaan atau penyakit jantung
    congenital.
   Disini harus diperhatikan :
    –   Lokalisasi dari getaran
    –   Terjadinya getaran : saat systole atau diastole
    –   Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila
        orang tersebut melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi
        jantung dan darah akan mengalir lebih cepat.
    –   Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya
        akan terdengar bising jantung

                                                        Back palp
Pemeriksaan gerakan trachea

 Pada  pemeriksaan jantung, trachea harus
  juga diperhatikan karena anatomi trachea
  berhubungan dengan arkus aorta
 Pada aneurisma aorta denyutan aorta
  menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat
  teraba
Perkusi jantung


    Kita melakukan perkusi untuk menetapkan
     batas-batas jantung
    1. Batas kiri jantung
    2. Batas kanan jantung
    Perkusi jantung mempunyai arti pada dua
     macam penyakit jantung yaitu efusi
     pericardium dan aneurisma aorta
Batas kiri jantung

    •   Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke
        medial.
    •   Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru
        ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas
        jantung kiri
    •   Normal
        Atas   : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
        Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4
             iktus)

                                                                Back perk
Batas kanan jantung

   Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.
   Disini agak sulit menentukan batas jantung karena
    letaknya agak jauh dari dinding depan thorak
   Normal :
    –   Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang
        interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan
    –   Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea
        parasternalis kanan
Auskultasi Jantung.

 Auskultasi jantung menggunakan alat
  stetoskop duplek, yang memiliki dua corong
  yang dapat dipakai bergantian.
 Corong pertama berbentuk kerucut
  (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan
  suara dengan frekuensi tinggi (apeks)
 Corong yang kedua berbentuk lingkaran
  (diafragma) yang sangat baik untuk
  mendengarkan bunyi dengan nada rendah
Pada auskultasi akan diperhatikan 2
hal, yaitu

1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
    BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup
    atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi
    isometris dari bilik pada permulaan systole
    BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya
       katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks.
       Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
       BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I

2. Bising jantung / cardiac murmur
BUNYI JANTUNG I
   Daerah auskultasi untuk BJ I :
     –   Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
     –   Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub
         trikuspidalis terdengar disini
     –   Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang
         baik pula untuk mendengar katub mitral.
   Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
     –   stenosis mitral
     –   interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
     –   pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya
         pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
   Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
     –   shock hebat
     –   interval PR yang memanjang
     –   decompensasi hebat.
BUNYI JANTUNG II
   Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
    –   hipertensi
    –   arterisklerosis aorta yang sangat.
   Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
    –   kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik
        kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital
   BJ I dan II akan melemah pada :
    –   orang yang gemuk
    –   emfisema paru-paru
    –   perikarditis eksudatif
    –   penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
BISING JANTUNG

 •   Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising
     systole), ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I
     (=bising diastole). Cara termudah untuk menentukan
     bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
     terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau
     pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole.
 •   Tentukan lokasi bising yang terkeras.
 •   Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan.
     Bising itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang
     merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang
     keras akan dijalarkan lebih dulu.
BISING JANTUNG
   Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat
    bising :
    (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya
    dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan
    apakah besar-benar merupakan suara bising.
    (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.
    (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga
    mempunyai intensitas diantara (2) dan (5).
    (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop
        tidak diletakkan pada dinding dada.
    (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan
    stetoskop.
   Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising
    gesek, bising yang meniup, bising yang melagu
LOKASI AUSKULTASI
PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH
PERIFER

 Pada  pemeriksaan pembuluh darah perifer
  hal yang biasa dilakukan adalah palpasi
  nadi.
 Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan
  adalah palpasi nadi dari a. radialis.
PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH
PERIFER

 Pada palpasi nadi harus diperhatikan hal-hal
 di bawah ini :
  –   Frekuensi nadi
  –   Tegangan nadi
  –   Irama nadi
  –   Macam denyut nadi
  –   Isi nadi
  –   Bandingkan nadi a. radialis ka & ki
  –   Keadaan dinding arteri
Pem fisik sist.kardiovaskuler

More Related Content

What's hot

225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 

What's hot (20)

Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 

Viewers also liked

Pem fisik 20 februari
Pem fisik 20 februariPem fisik 20 februari
Pem fisik 20 februari
Agung Yihuu
 
Aparelho cardiovascula
Aparelho cardiovasculaAparelho cardiovascula
Aparelho cardiovascula
Pedro Cury
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
octo zulkarnain
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskulerModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Uwes Chaeruman
 
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
Sabrina Imania
 
Exame Físico
Exame FísicoExame Físico
Exame Físico
lacmuam
 
Tuberculosis slides
Tuberculosis slidesTuberculosis slides
Tuberculosis slides
nandicinta
 

Viewers also liked (20)

Pem fisik 20 februari
Pem fisik 20 februariPem fisik 20 februari
Pem fisik 20 februari
 
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Aparelho cardiovascula
Aparelho cardiovasculaAparelho cardiovascula
Aparelho cardiovascula
 
Pengkajian fisik new
Pengkajian fisik newPengkajian fisik new
Pengkajian fisik new
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskulerModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
 
Responsi asma ppt
Responsi asma pptResponsi asma ppt
Responsi asma ppt
 
Fisiologikardiovaskular
FisiologikardiovaskularFisiologikardiovaskular
Fisiologikardiovaskular
 
Sistim kardiovaskular 2012 (2)
Sistim kardiovaskular 2012 (2)Sistim kardiovaskular 2012 (2)
Sistim kardiovaskular 2012 (2)
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Fisiologi jantung
Fisiologi jantungFisiologi jantung
Fisiologi jantung
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Cardiac rehabilitation
Cardiac rehabilitationCardiac rehabilitation
Cardiac rehabilitation
 
Ciclo cardíaco
Ciclo cardíacoCiclo cardíaco
Ciclo cardíaco
 
Semiologia cardíaca
Semiologia cardíaca Semiologia cardíaca
Semiologia cardíaca
 
Cardiac rehabilitation- Dr.Vinod Kantilal Ravaliya
Cardiac rehabilitation- Dr.Vinod Kantilal RavaliyaCardiac rehabilitation- Dr.Vinod Kantilal Ravaliya
Cardiac rehabilitation- Dr.Vinod Kantilal Ravaliya
 
Sistema cardio
Sistema cardioSistema cardio
Sistema cardio
 
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
Kmk no. 364 ttg pedoman penanggulangan tuberkolosis (tb)
 
Exame Físico
Exame FísicoExame Físico
Exame Físico
 
Tuberculosis slides
Tuberculosis slidesTuberculosis slides
Tuberculosis slides
 

Similar to Pem fisik sist.kardiovaskuler

Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)
Gobi Krrish
 

Similar to Pem fisik sist.kardiovaskuler (20)

PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdfPEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
 
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxBST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
 
Presentation fisik jantung
Presentation fisik jantungPresentation fisik jantung
Presentation fisik jantung
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
PENGKAJIAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_II.pptx
PENGKAJIAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_II.pptxPENGKAJIAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_II.pptx
PENGKAJIAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_II.pptx
 
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
 
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Makalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darahMakalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darah
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
 
anatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantunganatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantung
 
Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)
 
Makalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darahMakalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darah
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
 
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi JantungAnatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
 
Fisiologikardiovaskular
FisiologikardiovaskularFisiologikardiovaskular
Fisiologikardiovaskular
 
Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler
 
Cardiovascular.new
Cardiovascular.newCardiovascular.new
Cardiovascular.new
 
Anatomi fisiologi tubuh[1]
Anatomi fisiologi tubuh[1]Anatomi fisiologi tubuh[1]
Anatomi fisiologi tubuh[1]
 

Recently uploaded

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 

Pem fisik sist.kardiovaskuler

  • 1. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER dr. Susiana Candrawati BAGIAN FISIOLOGI PPD UNSED
  • 2. Tujuan khusus, mahasiswa diharapkan :  Mampu melakukan inspeksi jantung  Mampu melakukan palpasi jantung, pemeriksaan iktus cordis, dan pemeriksaan getaran / thrill.  Mampu melakukan perkusi jantung dan menentukan batas- batas jantung  Mampu melakukan auskultasi jantung dan menentukan bunyi jantung I dan II, serta bising jantung.  Mampu melakukan palpasi nadi  Dapat menentukan frekuensi, tegangan, irama, macam denyut, isi, perbedaan arteri kanan dan kiri, dan keadaan pembuluh arteri.
  • 3.
  • 4. FISIK DIAGNOSTIK JANTUNG DAN AORTA  Proyeksi jantung pada permukaan dada :  Atrium kanan. Merupakan bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi kanan, yaitu kira-kira 2 cm di sebelah kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis ke-3 sampai ke-6.  Ventrikel kanan. Menempati sebagian besar proyeksi jantung pada dinding dada.Batas bawahnya adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke-6 dengan apeks jantung.
  • 5. FISIK DIAGNOSTIK JANTUNG DAN AORTA  Ventrikel kiri. Ventrikel kiri tidak begitu tampak jika dilihat dari depan. Pada proyeksi jantung pada dada, daerah tepi kiri –atas selebar 1,5 cm, merupakan wilayah ventrikel kiri. Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.  Atrium kiri. Adalah bagian jantung yang letaknya paling posterior dan tidak terlihat dari depan. Kecuali sebagian kecil saja yang terletak di belakang sendi kostosternalis kiri ke-2.
  • 6. PEMERIKSAAN  Secara topografik jantung berada di bagian depan rongga mediastinum  Bagian dada yang ditempati oleh proyeksi jantung yang seperti terlukis di atas itu dinamakan prekordium  ALAT YANG DIPERLUKAN : – Double Lumen-Stetoskop – Timer
  • 7. PEMERIKSAAN  Pertimbangan umum : – Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka. – Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat. – Tetap selalu menjaga privacy pasien – Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
  • 8. A. Inspeksi jantung  Tanda-tanda yang diamati : – (1) bentuk prekordium – (2) Denyut pada apeks jantung – (3) Denyut nadi pada dada – (4) Denyut vena
  • 9. bentuk prekordium Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum Back insp
  • 10. Denyut apeks jantung (iktus kordis)  Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis sinistra  Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV  Sifat iktus : – Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas. – Iktus hanya terjadi selama systole.Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus, kita adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya gelombang yang asalnya dari systole. Back insp
  • 11. Denyutan nadi pada dada  Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan pada aorta  Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang interkostal II kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden Back insp
  • 12. Denyutan vena  Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan  Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna
  • 13. Palpasi jantung  Urutanpalpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut : – Pemeriksaan iktus cordis – Pemeriksaan getaran / thrill – Pemeriksaan gerakan trachea
  • 14. Pemeriksaan iktus cordis  Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat angkat atau tidak  Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat meraba iktus  Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri. Back palp
  • 15. Pemeriksaan getaran / thrill  Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau penyakit jantung congenital.  Disini harus diperhatikan : – Lokalisasi dari getaran – Terjadinya getaran : saat systole atau diastole – Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat. – Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising jantung Back palp
  • 16. Pemeriksaan gerakan trachea  Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta  Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba
  • 17. Perkusi jantung  Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung 1. Batas kiri jantung 2. Batas kanan jantung  Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta
  • 18. Batas kiri jantung • Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. • Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri • Normal Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4 iktus) Back perk
  • 19. Batas kanan jantung  Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.  Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak  Normal : – Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan – Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan
  • 20. Auskultasi Jantung.  Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian.  Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks)  Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan nada rendah
  • 21. Pada auskultasi akan diperhatikan 2 hal, yaitu 1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I 2. Bising jantung / cardiac murmur
  • 22. BUNYI JANTUNG I  Daerah auskultasi untuk BJ I : – Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini. – Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini – Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang baik pula untuk mendengar katub mitral.  Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada: – stenosis mitral – interval PR (pada EKG) yang begitu pendek – pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.  Intensitas BJ I melemah pada apeks pada : – shock hebat – interval PR yang memanjang – decompensasi hebat.
  • 23. BUNYI JANTUNG II  Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada : – hipertensi – arterisklerosis aorta yang sangat.  Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada : – kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital  BJ I dan II akan melemah pada : – orang yang gemuk – emfisema paru-paru – perikarditis eksudatif – penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
  • 24. BISING JANTUNG • Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole. • Tentukan lokasi bising yang terkeras. • Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.
  • 25. BISING JANTUNG  Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising : (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-benar merupakan suara bising. (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera. (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas diantara (2) dan (5). (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada. (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.  Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang meniup, bising yang melagu
  • 27. PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH PERIFER  Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah palpasi nadi.  Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a. radialis.
  • 28. PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH PERIFER  Pada palpasi nadi harus diperhatikan hal-hal di bawah ini : – Frekuensi nadi – Tegangan nadi – Irama nadi – Macam denyut nadi – Isi nadi – Bandingkan nadi a. radialis ka & ki – Keadaan dinding arteri