SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
TRAUMA KIMIA
PADA MATA
Dr. ANDRINI ARIESTI SpM
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FK UNAND/RS.DR.M.DJAMIL
PADANG
DEFINISI
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun
tidak yang menimbulkan perlukaan mata.
merupakan kasus gawat darurat mata.
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang
mengenai bola mata akibat terpapar bahan kimia
baik yang bersifat asam atau basa yang dapat
merusak struktur bola mata tersebut.
JENIS JENIS TRAUMA KIMIA
TRAUMA ASAM
TRAUMA BASA
TRAUMA ASAM
 Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma
kimia mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam
dengan pH < 7.
 Kurang berbahaya
 Kerusakan jaringan terlokalisir
 pH<2,5  proteksi kornea  kerusakan
kecil
 Kecuali :
- Asam hidroflorida
- Asam berisi metal berat
Etiologi Bahan kimia asam
 asam sulfur
 asam hidroklorida (HCl)
 asam nitrat
 asam asetat (CH3COOH)
 asam kromat (Cr2O3)
 asam hidroflorida.
 Baterai mobil .
Mengandung asam sulfat H2SO4
 Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah
pada cairan penghilang karat, pengkilap
aluminum, dan cairan pembersih yang kuat .
 Pada Industri (pembersih dinding, glass
etching (pengukiran pada kaca dengan cairan
kimia), electro polishing, dan penyamakan
kulit., fermentasi pada pengolahan bir).
Patofisiologi
Bahan kimia asam
 Asam cenderung berikatan dengan protein
Menyebabkan koagulasi protein plasma.
 Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang
membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut.
 Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.
 Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida.
Bahan ini merupakan suatu asam lemah yang
dengan cepat menembus membran sel .
 Periksa PH dengan kertas lakmus .
 Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama mungkin untuk
menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan
trauma.Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air bersih
lainnya paling sedikit 15-30 menit.
 Bersihkan sisa zat kimia di fornik konjungtiva dengan kapas lidi.
 Anestesi topikal (blefarospasme berat)
 Antibiotik  bila perlu
 Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali,sehingga tajam
penglihatan tidak banyak terganggu.
TRAUMA BASA (ALKALI)
 Trauma akibat bahan kimia basa akan
memberikan akibat yang sangat gawat pada
mata.
 Alkali akan menembus dengan cepat kornea,
bilik mata depan, dan sampai pada jaringan
retina.
Trauma kimia alkali
 Lebih destruktif
 Merusak kornea & lensa  SAPONIFIKASI
( reaksi penyabunan )
 Berat kerusakan tergantung :
 - volume
 - konsentrasi
Etiologi
 Semen
 Soda kuat
 Amonia
 NaOH
 CaOH
 Cairan pembersih dalam rumah tangga
Patofisiologi trauma basa
 Bahan kimia alkali  pecah atau rusaknya sel jaringan dan rx
persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel
 penetrasi lebih lanjut  Mukopolisakarida jaringan
menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea
 Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati
 Edema
 terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi)
 Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak
kolagen kornea Terjadi gangguan penyembuhan epitel
 Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan
yang lebih dalam
Klasifikasi Hughes
Derajat I
 Prognosis baik.
 Terdapat erosi epitel kornea
 Tidak ada iskemia dan nekrosis kornea. ataupun
konjungtiva
Derajat II
Prognosa baik
Pada kornea terdapat kekeruhan
yang ringan.
Iskemia < 1/3 limbus
Derajat III
 Prognosis baik
 Kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris & pupil
secara jelas
 Terdapat iskemia 1/3 sampai ½ limbus & nekrosis
ringan kornea dan konjungtiva
Derajat IV
 Prognosis buruk
 Kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat
 Konjungtiva dan sclera pucat.
 Iskemia > ½ limbus
 Penatalaksanaan
 1. Pemeriksaan kertas lakmus .
 2.Irigasi dengan garam fisiologik selama
mungkin (2000 ml selama ±30menit)
 3.Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi
dengan basa pada jaringan)
 4.Antibiotik mencegah infeksi.
 5.Siklopegi mengistirahatkan iris, mengatasi
iritis.
 6.Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder
 7.Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi.
 8.Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu)menghilangi
efek kolagenase.
 9.Vitamin C membentuk jaringan kolagen.
 10.Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan
tetes air mata buatan.
 11.Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat
mengganggu penglihatan.
Komplikasi
 1.Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva
palpebra dankornea.
 2.Kornea keruh, edema, neovaskuler
 3.Katarak traumatik,.Trauma basa pada
permukaan mata sering menyebabkan katarak,
selain menyebabkan kerusakan
kornea,konjungtiva, dan iris
 4.Phtisis bulbi, bola mata mengecil.
PENATALAKSANAAN UMUM
TRAUMA KIMIA PADA MATA
 4 tujuan utama dalam mengatasi trauma pada mata :
 1.Memperbaiki penglihatan.
 2.Mencegah terjadinya infeksi.
 3.Mempertahankan arsitektur mata.
 4.Mencegah sekuele jangka panjang.
PROGNOSIS
 Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah daerah
limbus adalah indikator tingkat keparahan cedera dan
prognosis penyembuhannya.
 Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh darah
limbus, luka yang terjadi akan makin parah.
 Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari
trauma asam.
PENATALAKSANAAN UMUM
TRAUMAKIMIA PADA MATA
 1.Irigasi (30 menit) & periksa PH dengan kertas
lakmus.
 2.Diberi pembilas : idealnya dengan larutan steril
dengan osmolaritas tinggi seperti larutan amphoter
(Diphoterine) ataularutan buffer (BSS atau Ringer
Laktat) . Larutan garam isotonis
 3.Irigasi sampai 30 menit atau PH normal. Bila
bahanmengandung CaOH berikan EDTA.
 4.Pemeriksaan oftalmologi menyeluruh.
 5.Cederanya ringan, pasien dapat dipulangkan dengan
diberikanantibiotik tetes mata, analgesic oral, dan
perban mata
 6. diberi siklopegi.
 7.Steroid topikal untuk mencegah infiltrasi sel radang.
 8.Vitamin C oral
Patofisiologi
 Bahan kimia alkali 
 Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai
disosiasi asam lemak membran sel 
 penetrasi lebih lanjut
 Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan
sel kornea
 Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati 
Edema
  terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi) 
 Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak
kolagen kornea) 
 terjadi gangguan penyembuhan epitel  berlanjut menjadi
ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam
The most common alkalis
causing injury are:
 • ammonia (NH3; sering ditemui pada alat pembersih
rumahtangga dan dapat menimbulkan kerusakan
yang serius .
 • lye (NaOH; a common ingredient in drain cleaners
and causing the most serious injury);
 • potassium hydroxide (KOH);
 • magnesium hydroxide (Mg[OH]2); and
 • lime (Ca[OH]2; the most common cause, which
fortunately does not inflict as much damage as
rapidly penetrating alkalies do).
 The most common acids causing injury are:
 • sulfuric (H2SO4; the most common cause:
an ingredient in automobile batteries2);
 • sulfurous (H2SO3);
 • hydrofluoric (HF; rapidly penetrating and
causing the most serious injuries2);
 • acetic (CH3COOH);
 • chromic (Cr2O3); and
 • hydrochloric (HCl).

More Related Content

What's hot (20)

194875567 case-vertigo
194875567 case-vertigo194875567 case-vertigo
194875567 case-vertigo
 
Penyakit mata anak
Penyakit mata anakPenyakit mata anak
Penyakit mata anak
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnson
 
Slide trauma oculus
Slide trauma oculusSlide trauma oculus
Slide trauma oculus
 
Manajemen Luka Bakar
Manajemen Luka BakarManajemen Luka Bakar
Manajemen Luka Bakar
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Psoriasis
PsoriasisPsoriasis
Psoriasis
 
PATOFISIOLOGI DIARE.docx
PATOFISIOLOGI DIARE.docxPATOFISIOLOGI DIARE.docx
PATOFISIOLOGI DIARE.docx
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes   dokter spesialis bedahUlkus kaki diabetes   dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Shock
ShockShock
Shock
 

Similar to kuliah trauma kimia.pptx

Referat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mataReferat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mataevafar
 
Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataJoicephine Ns
 
trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada matarizky12
 
Glaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdfGlaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdfRioMRajagukguk
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaAsida Gumara
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxninikindriyani0
 
gingiva edited.docx
gingiva edited.docxgingiva edited.docx
gingiva edited.docxlistamimo
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukomaKANDA IZUL
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfErita12
 

Similar to kuliah trauma kimia.pptx (20)

Referat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mataReferat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mata
 
Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mata
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada mata
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
Dry Eye Syndrome
Dry Eye SyndromeDry Eye Syndrome
Dry Eye Syndrome
 
Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1
 
Glaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdfGlaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdf
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
GLAUKOMA.pptx
GLAUKOMA.pptxGLAUKOMA.pptx
GLAUKOMA.pptx
 
Dm retinopati
Dm retinopatiDm retinopati
Dm retinopati
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
 
Trauma orbita
Trauma orbitaTrauma orbita
Trauma orbita
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
gingiva edited.docx
gingiva edited.docxgingiva edited.docx
gingiva edited.docx
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
 

Recently uploaded

Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 

Recently uploaded (20)

Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 

kuliah trauma kimia.pptx

  • 1. TRAUMA KIMIA PADA MATA Dr. ANDRINI ARIESTI SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FK UNAND/RS.DR.M.DJAMIL PADANG
  • 2. DEFINISI Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. merupakan kasus gawat darurat mata. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpapar bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.
  • 3. JENIS JENIS TRAUMA KIMIA TRAUMA ASAM TRAUMA BASA
  • 4. TRAUMA ASAM  Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7.
  • 5.  Kurang berbahaya  Kerusakan jaringan terlokalisir  pH<2,5  proteksi kornea  kerusakan kecil  Kecuali : - Asam hidroflorida - Asam berisi metal berat
  • 6. Etiologi Bahan kimia asam  asam sulfur  asam hidroklorida (HCl)  asam nitrat  asam asetat (CH3COOH)  asam kromat (Cr2O3)  asam hidroflorida.
  • 7.  Baterai mobil . Mengandung asam sulfat H2SO4  Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat .  Pada Industri (pembersih dinding, glass etching (pengukiran pada kaca dengan cairan kimia), electro polishing, dan penyamakan kulit., fermentasi pada pengolahan bir).
  • 8. Patofisiologi Bahan kimia asam  Asam cenderung berikatan dengan protein Menyebabkan koagulasi protein plasma.  Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut.  Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.  Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida. Bahan ini merupakan suatu asam lemah yang dengan cepat menembus membran sel .
  • 9.  Periksa PH dengan kertas lakmus .  Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma.Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit.  Bersihkan sisa zat kimia di fornik konjungtiva dengan kapas lidi.  Anestesi topikal (blefarospasme berat)  Antibiotik  bila perlu  Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali,sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.
  • 10. TRAUMA BASA (ALKALI)  Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gawat pada mata.  Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina.
  • 11. Trauma kimia alkali  Lebih destruktif  Merusak kornea & lensa  SAPONIFIKASI ( reaksi penyabunan )  Berat kerusakan tergantung :  - volume  - konsentrasi
  • 12. Etiologi  Semen  Soda kuat  Amonia  NaOH  CaOH  Cairan pembersih dalam rumah tangga
  • 13. Patofisiologi trauma basa  Bahan kimia alkali  pecah atau rusaknya sel jaringan dan rx persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel  penetrasi lebih lanjut  Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea  Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati  Edema  terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)  Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea Terjadi gangguan penyembuhan epitel  Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam
  • 14. Klasifikasi Hughes Derajat I  Prognosis baik.  Terdapat erosi epitel kornea  Tidak ada iskemia dan nekrosis kornea. ataupun konjungtiva
  • 15. Derajat II Prognosa baik Pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan. Iskemia < 1/3 limbus
  • 16. Derajat III  Prognosis baik  Kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris & pupil secara jelas  Terdapat iskemia 1/3 sampai ½ limbus & nekrosis ringan kornea dan konjungtiva
  • 17. Derajat IV  Prognosis buruk  Kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat  Konjungtiva dan sclera pucat.  Iskemia > ½ limbus
  • 18.  Penatalaksanaan  1. Pemeriksaan kertas lakmus .  2.Irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin (2000 ml selama ±30menit)  3.Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi dengan basa pada jaringan)  4.Antibiotik mencegah infeksi.  5.Siklopegi mengistirahatkan iris, mengatasi iritis.  6.Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder
  • 19.  7.Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi.  8.Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu)menghilangi efek kolagenase.  9.Vitamin C membentuk jaringan kolagen.  10.Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan tetes air mata buatan.  11.Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.
  • 20. Komplikasi  1.Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dankornea.  2.Kornea keruh, edema, neovaskuler  3.Katarak traumatik,.Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,konjungtiva, dan iris  4.Phtisis bulbi, bola mata mengecil.
  • 21. PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA KIMIA PADA MATA  4 tujuan utama dalam mengatasi trauma pada mata :  1.Memperbaiki penglihatan.  2.Mencegah terjadinya infeksi.  3.Mempertahankan arsitektur mata.  4.Mencegah sekuele jangka panjang.
  • 22. PROGNOSIS  Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan cedera dan prognosis penyembuhannya.  Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh darah limbus, luka yang terjadi akan makin parah.  Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari trauma asam.
  • 23. PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMAKIMIA PADA MATA  1.Irigasi (30 menit) & periksa PH dengan kertas lakmus.  2.Diberi pembilas : idealnya dengan larutan steril dengan osmolaritas tinggi seperti larutan amphoter (Diphoterine) ataularutan buffer (BSS atau Ringer Laktat) . Larutan garam isotonis  3.Irigasi sampai 30 menit atau PH normal. Bila bahanmengandung CaOH berikan EDTA.
  • 24.  4.Pemeriksaan oftalmologi menyeluruh.  5.Cederanya ringan, pasien dapat dipulangkan dengan diberikanantibiotik tetes mata, analgesic oral, dan perban mata  6. diberi siklopegi.  7.Steroid topikal untuk mencegah infiltrasi sel radang.  8.Vitamin C oral
  • 25. Patofisiologi  Bahan kimia alkali   Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel   penetrasi lebih lanjut  Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea  Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati  Edema   terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)   Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)   terjadi gangguan penyembuhan epitel  berlanjut menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam
  • 26. The most common alkalis causing injury are:  • ammonia (NH3; sering ditemui pada alat pembersih rumahtangga dan dapat menimbulkan kerusakan yang serius .  • lye (NaOH; a common ingredient in drain cleaners and causing the most serious injury);  • potassium hydroxide (KOH);  • magnesium hydroxide (Mg[OH]2); and  • lime (Ca[OH]2; the most common cause, which fortunately does not inflict as much damage as rapidly penetrating alkalies do).
  • 27.  The most common acids causing injury are:  • sulfuric (H2SO4; the most common cause: an ingredient in automobile batteries2);  • sulfurous (H2SO3);  • hydrofluoric (HF; rapidly penetrating and causing the most serious injuries2);  • acetic (CH3COOH);  • chromic (Cr2O3); and  • hydrochloric (HCl).