Dokumen tersebut membahas sejumlah pertimbangan lingkungan yang perlu diperhatikan dalam proyek pembangunan pelabuhan, termasuk pengelolaan material pengerukan, ekologi laut dan pantai, emisi udara, pengelolaan sampah dan limbah berbahaya, kebisingan, serta dampak terhadap keanekaragaman hayati. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah mitigasi untuk menangani berbagai dampak lingkungan tersebut selama tahap
1. 1
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pertimbangan
• Pertimbangan Utama
– Pengelolaan Material Pengerukan
– Ekologi Laut/Pantai
– Emisi Udara
– Pengelolaan Sampah (Sampah Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
– Pengelolaan bahan berbahaya dan oli
– Kebisingan
– Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
• Pertimbangan-pertimbangan lainnya
– Pengelolaan Lalu Lintas
– Dampak Visual
– Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
2. 2
Harus Mempertimbangkan...
• Pra – konstruksi
• Konstruksi
• Operasi
• Analisa Dampak
– Keadaan Sekarang (baseline)
Atau Masa Dapan kalau proyek tidak dilakukan
– Apa Kemungkinkan Dampak??
o Sebesar berapa??
o Untuk berapa lama??
o Mitigasi
o Sisa Dampak
4. 4
Existing Data – AMDAL (2010)
baseline data from 2008
•Considers a different project description
•Limited Baseline data
•Studies may be dated
•Usually, if project construction has not been commenced
after 3 years of the AMDAL approval, the AMDAL will lapse
•Have used (mostly) data from that report for the
environmental assessment to date
•Not prepared together with an EPIII ESIA or ECOMAP
(Aus AID) assessment
5. 5
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Material Pengerukan
Konstruksi
– Kontaminasi Tanah
– Isu Geoteknik
– Kemungkinan erosi tanah
– Peningkatan suspensi sedimen (kekeruhan) dalam air laut akibat
penyebaran pengerukan sedimen
– Penurunan kualitas air dengan peningkatan Total Padatan
tersuspensi (Total Suspended Solid TSS) dan kekeruhan
– Kemungkinan gangguan kimia kelautan dan ekologi pesisir
– Peniadaan/penurunan habitat
– Penurunan kualitas air laut
Mitigasi
– Penapisan bahan pengerukan
– Pembuangan bahan pengerukan secara tepat
– Memilih metode pengerukan secara seksama
– Pengurangan penyebaran kontaminan dengan penahanan
6. 6
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Ekologi Laut/Pantai
Konstruksi
– Kemungkinan gangguan kimia terhadap laut dan ekologi pesisir
– Pergantian habitat laut dan pesisir yang disebabkan oleh perubahan struktur
sedimen
– Tertutupnya Komunitas Bentik disebabkan oleh pembuangan sedimen
– Penurunan pencahayaan untuk organisme yang tergantung cahaya
– Regresi rumput laut dan padang rumput
– Terganggunya burung dan hewan laut
– Terkurangnya sumber daya perikanan dan terdegradasinya kualitas perikanan
untuk kegiatan pusat makanan dan rekreasi.
– Memburuknya polusi air
Operasi
– Kebocoran minyak dan campuran dari kapal merusakan sumber daya
perikanan, biota laut dan habitat.
– Biodegradasi minyak dalam air mengurangi oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh biota
– Sumber daya perikanan yang terdampak oleh kontaminasi bahan-bahan
kimia dari kebocoran
7. 7
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Ekologi Laut/Pantai
Mitigasi
– Konstruksi : Perencanaan yang tepat dari pekerjaan konstruksi,
mengurangi kekeruhan dengan menggunakan tirai
lumpur/kekeruhan, peningkatan atau restorasi habitat,
pemantauan lingkungan, inspeksi berkala dari kegiatan konstruksi
oleh otoritas penegakkan hukum dan lembaga, survei
karakteristik ekologi dengan cermat serta pembatasan koridor
kerja
– Operasi : peningkatan dan restorasi habitat seperti penciptaan
habitat rumput laut untuk pemulihan sumber daya perikanan,
memperluas habitat rawa dan pasir intertidal dan daerah
berlumpur untuk spesies mangsa, pengukuran dalam
pengelolaan lingkungan berkaitan dengan kebocoran minyak,
pengendalian debu, perlindungan kualitas air dan langkah-
langkah pengurangan kebisingan.
8. 8
OPTION 1 - Considerations
• The area is already a port, which implies that the existing
water quality is already degraded by port activities
• Phase 1 reclamation 50ha
• Total Reclamation 150ha
• Extensive dredging
• Nearby Islands and reefs
• Primary impacts (need specific study)
– Loss of benthic communities in the reclamation footprint
• Changes to the outflow from the nearby river
9. 9
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Emisi Udara
Konstruksi
– Menimbulkan partikel debu dari kegiatan kontruksi termasuk
kegiatan pengerukan/penimbunan, transportasi, peralatan
konstruksi, perataaan/pembersihan, dan aktifitas di darat.
– Emisi gas buang dari konsumsi bahan bakar alat berat berbahan
bakar diesel dengan mengeluarkan bahan beracun dan karsinogenik
Operasi
– Emisi dari kapal, peralatan penanganan kargo, mobilitas truk terkait
pelabuhan
– Emisi gas buang dari kendaraan konstruksi, pabrik, mesin dan kapal
Mitigasi
– Konstruksi – meminimalkan emisi debu, emisi gas buang, dan emisi
volatile
– Operasi – melakukan operasi off-loading secara efisien dan
pengaturan batas waktu diam/tunggu
10. 10
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Emisi Udara
Ambang Batas
Parameter
Pengukuran
Waktu
Standar Indonesia* IFC**
Unit Konsentrasi Unit Konsentrasi
Ozon (03) 1 jam μg/Nm3 235
8-jam sehari
maximum
- - μg/m3 100
1 tahun μg/Nm3 50
Kabon Monoksida (CO) 1 jam μg/Nm3 30,000
24 jam μg/Nm3 10,000
Nitrogen Dioksida(NO2) 1 jam μg/Nm3 400 μg/m3 200
24 jam μg/Nm3 150
1 tahun μg/Nm3 100 μg/m3 40
Sulfur Dioksida (SO2) 10 menit - μg/m3 500
1 jam μg/Nm3 900
24 jam μg/Nm3 365 μg/m3 20
1 tahun μg/Nm3 60
Total Partikel Tersuspensi (TSP) 24 jam μg/Nm3 230
1 tahun μg/Nm3 90
PM10 24 jam μg/Nm3 150 μg/m3 50
1 tahun - - μg/m3 20
PM2.5 24 jam μg/Nm3 65 μg/m3 25
1 tahun μg/Nm3 15 μg/m3 10
Timbal (Pb) 24 jam μg/Nm3 2
1 tahun μg/Nm3 1
Sumber :
*) Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Polusi Udara
**) Pedoman Umum EHS IFC
11. 11
Option 1 – Air Quality issues
• Not considered to be very significant because:
– Activities will not be significantly different from existing
conditions in an airshed which is already degraded
– Most of the activities will take place off-shore on the reclaimed
area
• Some expected impacts
– Construction/Preconstruction
o Increased dust from earthmoving and construction activities
o Exhaust emissions from vehicles
o Some possibility of spills or fugitive emissions from fuel handling and
refuelling
– Operation
o Exhaust emissions on the port, causeway, and access roads
o Some possibility from accidental spills
12. 12
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Konstruksi
– Limbah dari pembongkaran, pembersihan dan konstruksi jalan
– Limbah berbahaya, limbah padat, dan air limbah selama konstruksi
Operasi
– Limbah padat inert dari kemasan kargo dan kantor administrasi
– Limbah yang berpotensi berbahaya berkaitan dengan pemeliharaan
kendaraan operasi (minyak pelumas dan bahan pelarut untuk mesin)
– Limbah cair dan padat dari kapal yang datang
Mitigation
- Konstruksi: penggunaan material hasil pengurukan, daur ulang
limbah beton, penyimpanan limbah yang tepat dan terkategori,
menjaga wilayah tetap bersih, SOP Prosedur Tetap limbah berbahaya
yang ditetapkan
- Operasi: menyediakan limbah yang memadai dan pengelolaan
sampah, dilarang membuang limbah padat dan limbah berbahaya ke
laut, penyimpanan air limbah kapal-kapal besar secara tepat dengan
menyediakan fasilitas pengolahan air limbah yang terhubung ke
tempat pengolahan air limbah kota
13. 13
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Ambang Batas – Kualitas Air Laut Wilayah Pelabuhan
No Parameter Unit Baku Mutu
FISIKA
1 Kecerahan m >3
2 Kebauan - Tidak berbau
3 Padatan tersuspensi total mg/L 80
4 Sampah - -
5 Temperatur °C Alami
6 Lapisan Minyak - -
KIMIA
1 pH 6.5 - 8.5
2 Salinitas o/oo Alami
3 Amonia total (NH3-N) mg/L 0.3
4 Sulfida (H2S) mg/L 0.03
5 Hidrokarbon total mg/L 1
6 Senyawa Fenol total mg/L 0.002
7 PCB (poliklor bifenil) µg/L 0.01
8 Surfaktan (deterjen)
mg/L
MBAS
1
9 Minyak dan Lemak mg/L 5
10 TBT (tri butil tin) µg/L 0.01
Logam Terlarut
1 Raksa mg/L 0.003
2 Kadmium (Cd) mg/L 0.01
3 Tembaga (Cu) mg/L 0.05
4 Timbal (Pb) mg/L 0.05
5 Seng (Zn) mg/L 0.1
Mikrobiologi
1 Koliform Total
MPN/100
ml
1000
Sumber : Keputusan Menteri LH 51/2004 (Lampiran I – Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Pelabuhan)
14. 14
Option 1 – Waste management issues
• Not expected to be significant spoil from clearing
(because of reclamation activities)
• Normal waste from construction vehicles ( most likely
generated away from the site)
• Domestic waste from the construction/operation
workforce
• Some waste from materials handling during operation
• Potential for additional waste from shipping
– Domestic waste
– Oils
– Ballast waters
15. 15
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Minyak
Konstruksi
– Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar dan bahan kimia)
– Limbah Berbahaya (tanah terkontaminasi, limbah bahan bakar dan
pelumas, filter oli dan baterai)
Operasi
– Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar and bahan kimia)
– Cat Residu dan bahan pelarut dalam kontainer-kontainer
Mitigasi
- Konstruksi: cairan berbahaya (bahan bakar dan bahan kimia)
tersimpan sesuai dengan suatu rencana pengelolaan barang
berbahaya dalam wadah tertutup selama konstruksi, tempat
penyimpanan pengolahan dan pengiriman tanah yang
terkontaminasi, penetapan Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya
seperti penyimpanan sebagaimana mestinya dan tertutup dengan
baik.
- Operasi: Ditetapkannya Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya
seperti penyimpanannya secara tepat dan tertutup dengan baik
16. 16
Option 1 – Hazardous materisla
considerations
• Handling of additional hazardous materials is inevitable
• Construction
– Fuels for vehicles
– Spent oils and fluids
• Operation
– Handling of hazardous cargos
– Fuelling/refuelling activities for shore based vehicles
– Ship re-fuelling (if it occurs)
17. 17
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Kebisingan
Konstruksi
– Kebisingan dari peralatan dan mobilitas selama kegiatan reklamasi
dan pembangunan jalan akses.
Operasi
– Kebisingan dan getaran frekuensi rendah dari volume lalu lintas lebih
berat dan peningkatan lalu lintas truk
Mitigasi
– Konstruksi: saluran pembuangan knalpot yang selalu terpasang baik,
terpelihara, dan semua mesin dan kendaraan dioperasikan dengan
efisien.
– Operasi: pemuatan truk-truk secara cerdas dan melarang kendaraan
menunggu di tempat dekat dari penerima dampak.
18. 18
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Kebisingan
Ambang Batas
Penerima
Standar Indonesia*
IFC**
Siang/Malam Siang Malam
Peruntukan Kawasan
Perumahan dan Permukiman 55(siang)/45(malam) 55 45
Perdagangan dan Jasa 70 70
Perkantoran dan Perdagangan 65 70
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70 70
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 55 45
Rekreasi 70
Lingkungan Kegiatan
Rumah Sakit 55
Sekolah 55 55 45
Tempat ibadah 55 55 45
Institutional 55 45
Source :
*) Keputusan Menteri LH No. 481996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
**) Pedoman Umum IFC EHS– Tabel 1.7 Kebisingan
19. 19
Option 1 - Kebisingan
• Not expected to be of major significance because
– The existing operations already generate a degree of noise (Not
expected to be a major difference)
– Most of the activities will take place away from existing sensitive
receptors (reseptor2 sensitif)
• But ill be additional noise
– Konstruksi/Pra-konstruksi
o Road widening
o Building causeway and reclamation areas
o Pile driving and other construction activities
– Operasi
o Increased traffic on the access roads
o Increased shipping traffic
o Incidental activities associated with container/cargo handling
20. 20
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
Konstruksi & Operasi
– Perusakan habitat fauna terestrial
– Limpasan air yang tercemar
– Hilangnya habitat muara dan pantai
– Ekologi lokal terdampak debu dan emisi gas buang dari
kendaraan dan mesin konstruksi
Mitigasi
– Pembatasan pembersihan terhadap vegetasi yang ada
– Merehabilitasi hutan mangrove yang hancur
– Pertimbangan spesies tanaman asli untuk pekerjaan lanskap
– Melindungi sisa daerah mangrove sekitar proyek
– Menyimpan limbah yang tepat untuk membatasi proliferasi hama
21. 21
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Lalu Lintas
Konstruksi
- Kerusakan perkerasan jalan selama konstruksi menimbulkan isu-
isu keselamatan jalan
- Kemacetan lalu lintas di sepanjang rute transportasi
mempengaruhi usaha dan masyarakat lokal
- Peningkatan lalu lintas lokal meningkatkan tingkat kebisingan
Operasi
- Kemacetan, peningkatan pergerakan truk ke dan dari pelabuhan
di sepanjang jalan lokal dapat mengakibatkan kemacetan dan
gangguan
Mitigasi
- Konstruksi: perawatan dan pemeliharaan jalan, rencana
pengelolaan lalu lintas, dan mengidentifikasi rute-rute
kendaraan berat
- Operasi: menerapkan suatu rencana pengelolaan lalu lintas dan
cara meredakan lalu lintas
22. 22
Option 1 – Terrestrial Ecology Impacts
• Not expected to be significant
• Most activities will take place on the reclamation areas
• Not much land clearing
• Existing environment is highly distrurbed
23. 23
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Dampak Visual
Konstruksi
– Kegiatan yang ekstensif di dermaga selama konstruksi
– Tumpahan cahaya lampu dari lokasi proyek selama konstruksi di malam hari
Operasi
– Keberadaan pelabuhan dan kapal yang bersandar untuk bongkar muat dapat
membuat dampak visual untuk sekitarnya
– Pencahayaan untuk operasi pelabuhan di malam hari
– Emisi yang nampak dan tidak diinginkan dari truk-truk, kapal-kapal, dan kargo
Mitigasi
– Koridor hijau di pantai untuk mengurangi pandangan yang mengganggu
– Tempat penyimpanan berlokasi jauh dari jalan dan permukiman
– Mengurangi penggunaan pencahayaan berlebih di daerah pelabuhan dekat
pemandang sensitif
– Mensyaratkan penggunaan arah pencahayaan ke bawah dibandingkan arah
pencahayaan ke atas.
– Penggunaan warna dan bahan sesuai dengan visual lingkungan yang ada dan
meminimalkan potensi pantulan
24. 24
Visual impact issues of Option 1
• NOT an AMDAL consideration
• The reclaimed area of the port will interfere with current
views from the shorline
• Existing visual significance is quite low
• Increased marine traffic not a major visual impact
• No particularly sensitive receptors
25. 25
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
Konstruksi
- Emisi gas rumah kaca kumulatif dari peralatan kerja dan
kendaraan selama konstruksi
- Perubahan ekosistem dan hilangnya habitat darat dan perairan
Operasi
- Emisi dari pengoperasian pelabuhan (kapal kargo, kapal
pelabuhan, peralatan penanganan kargo dan truk kargo) dan
Emisi dari tempat berlabuh, bangunan, pencahayaan pelabuhan
dan kendaraan kargo/darat.
- Emisi tidak terolah dibuang ke udara, ke air, ke tanah dan
sedimen laut dari kegiatan-kegiatan industri, serta timbulnya
kebisingan, limbah dan pembuangan, kehilangan dan degradasi
habitat darat dan perairan.
26. 26
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
Mitigasi
- Konstruksi: Pengendalian emisi dengan menggunakan metode
pengolahan polusi udara, strategi-strategi pengurangan waktu
tunggu truk/kapal, hemat energi, pengurangan polusi, peralatan
kerja dan kendaraan dengan rendah emisi, desain bangunan
yang eko-efisien serta pencahayaan hemat energi.
- Operasi: pemberian insentif untuk kendaraan dan kapal lebih
hemat bahan bakar, peraturan bahan bakar yang lebih bersih,
alternatif listrik hijau, strategi pengurangan emisi udara, inisiatif
proyek pelabuhan hijau dan penanaman pohon.
27. 27
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Pengantar
- Fasilitas Sosial dan Masyarakat
- Warisan Budaya dan Masyarakat Adat
- Barang/Pelayanan Eksosistem
- Kesehatan dan Keselamatan Publik
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
28. 28
Traffic and Transport
Need to consider both road and marine traffic
• Construction Phase
– Use of access road by construction traffic
– Interference with existing sea routes for local boat traffic
– Parking of motorbikes and vehicles by construction workforce
• Operational Phase
– Increased shipping in the existing sea lanes
– Potential for new channels and navigational elements for the new
port
– Interference with existing sea routes for local boat traffic
– Additional use of the Access roads and interchanges
29. 29
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Fasilitas Sosial dan Masyarakat
Konstruksi
- Penggunaan fasilitas masyarakat setempat menjadi berkurang
- Akses ke fasilitas masyarakat menjadi berkurang
- Penurunan jumlah wisatawan
- Menciptakan gangguan pemandangan dari pelabuhan
- Kehilangan pilihan rekreasi bagi warga sekitar
Operasi
- Kebisingan, timbulnya debu dan emisi gas buang dari kendaraan di
daerah pelabuhan, jalan penghubung atau fasilitas pendukung
- Konsentrasi polusi menyebabkan dampak kesehatan
- Kurang menariknya secara visual berdasarkan bentuk pandangan
Mitigasi
- Konstruksi: langkah-langkah penurunan polusi udara, kebisingan, lalu
lintas dan ganggunan visual.
- Operasi: memastikan akses terhadap fasilitas publik selama masa
pengoperasian pelabuhan, penanaman pohon di sepanjang jalan
akses dan untuk memblokir pandangan yang tidak menyenangkan,
dan bentuk pandangan dari arah fasilitas masyarakat yang ada
30. 30
Option 1 - Impacts
• General impact of greater activity
• Greater Power consumption
31. 31
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Warisan Budaya dan Masyarakat Adat
Konstruksi
- Gangguan terhadap situs warisan etnografi dan arkeologi
Mitigasi
- Hindari kegiatan proyek dekat dengan situs warisan etnografi dan
arkaelogi (seperti situs makam Raja Tallo)
- Dilarang masuk ke situs makam Raja Tallo untuk orang yang tidak
berhak
- Segera melaporkan jika ada situs warisan lainnya yang ditemukan
di wilayah operasi
- Manajemen yang tepat dan tindakan perlindungan bagi situs
warisan (situs makam Raja Tallo) termasuk pagar, papan
petunjuk, penyelamatan, dan penelitian-penelitian ilmiah
- Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Warisan Budaya
32. 32
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Barang/Pelayanan Ekosistem
Konstruksi
- Gangguan terhadap eksositem pesisir yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan laut dan darat.
- Organisme-organisme dan habitat-habitat laut yang terkena
dampak
Operasi
- Pelayanan ekosistem terganggu oleh praktek-praktek yang tidak
berkelanjutan yang menyebabkan emisi dari transportasi darat
dan laut, pengelolaan sampah yang tidak benar, dan/atau
kebocoran dari zat kimia.
Mitigasi
- Limbah dari konstruksi dibuang dengan benar
- Pembatasan Pembuangan ke laut
- Identifikasi dan pelestarian daerah penting bagi keanekaragaman
hayati
33. 33
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Publik
Konstruksi
- Peningkatan risiko kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh emisi
partikulat dari penghilangan vegetasi, pekerjaan tanah dan pergerakan lalu
lintas serta pengolahan sampah dan air limbah yang tidak tepat
- Peningkatan penyakit kesehatan pernapasan akibat emisi debu selama
konstruksi
- Peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk (malaria dan demam
berdarah) karena area yang tergenang.
- Bahaya lalu lintas karena peningkatan lalu lintas dan mobilisasi peralatan
Operasi
- Penanganan kargo yang berisi barang-barang berbahaya (seperti bahan
mudah terbakar, peledak, bahan beracun, patogen dan korosif) secara salah
- Risiko tidak langsung seperti mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dan
tanaman yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan seperti tumpahan
atau kebocoran minyak dan zat kimia lainnya
- Peningkatan penyakit pernapasan di masyarakat sekitar dan penerima
sensitif yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas, penanganan kargo dan
pergerakan, dan emisi kapal
34. 34
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Publik
Mitigasi
- Konstruksi: Pengurangan emisi debu, pelaksanaan tindakan
pengendalian nyamuk, pengelolaan sampah yang tepat, pelatihan
dan program penyadaran bagi pengusaha dan kontraktor
mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan masyarakat,
menyediakan fasilitas kesehatan publik bagi masyarakat dan
karyawan, mencegah penyakit menular melalui karyawannya.
- Operasi: Pengelolaan debu dan prosedur tetap pemantauan
kualitas udara, penilaian risiko kesehatan secara berkala diambil
untuk mengidentifikasi tingkat dampak selama operasi
pelabuhan, pelaksanaan dan pemantauan prosedur operasional
kargo bahan berbahaya, dan mengembangkan suatu kesehatan
dan keselamatan yang tepat dan rencana darurat untuk setiap
dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan operasi pelabuhan
setiap harinya
35. 35
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Konstruksi
- Potensial kendaraan tabarakan
- Kecelakaan atau luka terkait mesin.
- Gangguan pendengaran akibat tingkat kebisingan dan getaran
yang berbahaya dalam lingkungan kerja
- Kesehatan umum merusak hati, ginjal, reproduksi sistem saraf,
gangguan pernapasan dan kanker berasal dari tumpahan atau
kebocoran pelarut (bahan kimia)
- Bekerja di lingkungan suhu tinggi untuk waktu yang lama, bekerja
dengan listrik, dan kecelakaan terkait pekerjaan seperti jauh dari
ketinggian.
Hinweis der Redaktion
Soil contamination (Hazardous substance from leakage of substances can cause soil contamination and effect vegetation and water quality)
Geotechnical issues (Suitability of sediments might be an issue regarding strength and appropriateness of fill material, relevant to the design of reclamation)
Possibility of soil erosion (There is a possibility of soil erosion from road work construction due to removal of vegetation)
Operations
Increased contamination level of soil by cargo equipment and work vehicles.
The existing quality of soil is expected to be low: future port operations
Noise standard tend to be very strict (55dB daytime, 45 dB night time)
Relocate the noisiest operations as far as possible from dwellings and from other-noise-sensitive places.
Effective acoustic screening for the noisiest activities within reasonable cost
May restrict hours of construction
May require mitigation measures that are often quite expensive, can include:
Sound barriers, mounds
Relocation of activities
House treatments such as insulation or air conditioning
Noise standard tend to be very strict (55dB daytime, 45 dB night time)
Relocate the noisiest operations as far as possible from dwellings and from other-noise-sensitive places.
Effective acoustic screening for the noisiest activities within reasonable cost
May restrict hours of construction
May require mitigation measures that are often quite expensive, can include:
Sound barriers, mounds
Relocation of activities
House treatments such as insulation or air conditioning
Not usually part of an AMDAL (in for ESIA)
port’s control to reduce the relevant emissions.
Increased use of renewable energy to power shore side facilities
Port’s strategy for dealing with extreme weather events
port’s control to reduce the relevant emissions.
Increased use of renewable energy to power shore side facilities
Port’s strategy for dealing with extreme weather events