SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
44 ✿ SEKAR44 ✿ SEKAR
Feature
Teks:IPRangga/Foto:SendieNurseptara
Perinatologi RSCM
Mencintai Bayi Yang
Ditinggalkan
B
aru-baru ini Sekar membaca
sebuah e-mail yang bernada
minta tolong dari Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, salah
satu rumah sakit yang bersedia me-
nampung bayi-bayi terlantar. Dalam
e-mail itu dituliskan bahwa bagian
Perinatologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Jakarta
membutuhkan banyak dana dan
obat untuk merawat bayi-bayi yang
telantar di bagian itu.
Sekar menjumpai Penyelia Sub-
bagian Perinatologi, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak RSCM dr. Rinawati
Rohsiswatmo SpA(K), di ruang
kerjanya. Kepada Sekar, dr. Rina
menjelaskan masalah yang tengah
dihadapi bagiannya itu, “Perinatologi
sudah tidak sanggup membiayai
bayi-bayi ini. Kami terpaksa meminta
bantuan dari luar rumah sakit.”
Perinatologi adalah bagian
khusus yang merawat bayi-bayi
hasil dari kehamilan berisiko tinggi.
Misalnya prematur atau mendapat
kelainan. Tetapi yang memberatkan
bagian ini adalah, 80% dari jumlah
bayi yang lahir prematur dan mem-
punyai kelainan, justru datang dari
keluarga prasejahtera dan tak me-
miliki dokumen pendukung bantuan
dana (Surat Miskin –red). “Ini yang
repot. Kami tidak punya wewenang
untuk memutuskan bahwa mereka
bisa mendapat perawatan yang layak
tanpa Surat Miskin,” jelas lulusan
Royal Women’s Hospital University,
Australia ini.
Akibatnya, banyak muncul tuduh­
an miring terhadap RSCM, bahwa
Sebanyak 75-80 persen bayi keluarga prasejahtera
lahir prematur. Karena kesulitan ekonomi mereka
kerap ditinggalkan orang tuanya di rumah sakit. Apa
dampaknya? Biaya. Hanya sedikit rumah sakit yang
mau menampung bayi-bayi itu.
1
2
SEKAR ✿ 45SEKAR ✿ 45
rumah sakit pemerintah tersebut,
dalam hal ini Perinatologi, tidak mau
merawat pasien dari keluarga prase-
jahtera. Dr. Rina memaklumi tuduhan
itu. Ia mengatakan tuduhan seperti
ini muncul karena masyarakat tidak
mengetahui persis apa yang terjadi
di Perinatologi. “Bukannya tidak
ingin menolong, tapi andaikata kami
memberikan pertolongan, dan suatu
saat Perinatologi diaudit pemerintah,
dokumen apa yang bisa kami berikan
sebagai pertanggungjawaban?” ia
balik bertanya.
Surat Miskin yang tidak dimili­
ki oleh keluarga prasejahtera ini
sebenarnya adalah hasil dari tidak
adanya Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Keluarga, dan Surat Nikah. Dengan
tidak memiliki salah satu dari doku-
men tersebut, permohonan me­reka
untuk memiliki Surat Miskin tidak
dapat dikabulkan pemerintah. “Kalau
pasien yang baru melahirkan tidak
mempunyai KTP atau KK mungkin
biasa, mengingat banyak dari me­reka
adalah penduduk musiman yang
tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Tapi kalau tidak mempunyai Surat
Nikah? Ini yang sering membuat
saya mengelus dada,” kata Dr. Rina.
Dari ketiadaan dokumen ini, masalah
yang sesungguhnya muncul.
Terpaksa
­Ditelantarkan
Ketika Sekar mengunjungi ruang
perawatan bayi, terbukti bahwa
memang banyak bayi lahir prematur,
selebihnya punya kelainan jantung
atau pernapasan. Dari sekian ba­
nyak bayi, ia menunjuk 4 bayi yang
paling banyak mendapat simpati dari
staf Perinatologi. Sampai sekarang
bayi-bayi tersebut dirawat seadanya.
Diberi infus, namun tidak mendapat
perawatan yang diperlukan. Rata-
rata mereka juga belum diberi nama.
Yang pertama kami temui adalah
sepasang bayi kembar lelaki yang
lahir saat kandungan berumur 6 bu-
lan. Orang tua mereka berasal dari
Jati Padang, Jakarta Selatan. Berat
ma­sing-masing 650 gr dan 750 gr.
Sudah beberapa minggu orang tua
mereka tidak muncul. Yang kedua
adalah bayi laki-laki yang lahir dari
pernikahan bawah tangan. Lahir
cukup bulan, namun punya kelainan
pernapasan. Orang tua si bayi
yang berasal dari Cileungsi, Bogor,
tidak datang lagi untuk menengok
anaknya. Yang ketiga lahir cukup
bulan, hanya si ibu meninggal ketika
melahirkan. Bayi itu juga menderita
kelainan pernapasan. Tidak ada
keluarga lain dari Cimanggis, Depok
yang pernah menjenguk si bayi. Dan
terakhir, seorang bayi perempuan.
Sudah 3 bulan tidak ditengok orang
tuanya. Ia sumbing dan buta.
Tidak jelas dari mana orang tua si
bayi berasal.
Ketika Sekar kembali ke ruang
kerja dr. Rina, sang dokter langsung
bertanya, “Anda paham yang terjadi
di sini?” Ya, banyak bayi dari keluarga
prasejahtera tersebut yang diting-
galkan orang tuanya. Karena tidak
ada biaya, penyakit yang luar biasa,
dan kurangnya dokumen, membuat
mereka pergi tak kembali. “Tapi ingat!
Tidak ada seorang ibu yang mau
menelantarkan anaknya. Kesulitan
yang terjadi, membuat mereka bin-
gung dan akhirnya kabur ketika kami
menyodorkan tagihan,” jelas dr. Rina
serius. Ia yakin, dari 50 bayi yang
dirawat di sini, hanya 1 yang sengaja
ditinggalkan ibunya.
Lebih lanjut Dr. Rina menjelas-
kan, peranan donatur diperlukan
setidaknya pada tindakan pertama,
yaitu pada hari ketika si ibu mela-
hirkan. Jika memang si pasien tidak
mempunyai Surat Miskin ketika
mendaftar, pihak Perinatologi akan
meminta kerabat lain untuk meng­
urusnya. Nah, pada saat itulah
dana dari donatur masuk. Ketika si
kerabat mengurus surat-surat yang
diperlukan, uang hasil sumbangan
akan dipakai untuk menolong ibu
dan bayinya. Dengan dana tersebut
si ibu akan merasa aman. Ia dan
bayinya mendapat perawatan yang
1. Bayi lucu yang terlantar di RSCM.
2. Seorang bayi, yang lahir dengan berat 890
gram ditinggalkan orang tuanya.
3. Ruang perawatan bayi.
3
46 ✿ SEKAR
Feature
layak. Dan saat surat-surat yang
diperlukan selesai, dana dari donatur
bisa dialihkan ke pasien berikut.
Bantuan lain yang dibutuhkan
bagian Perinatologi selain dana tunai
adalah obat. Dokter Rina mengung-
kapkan, pemerintah baru mau mem-
bayar obat kalau status bayi sudah
jelas. Ia memang ditelantarkan, dan
orang tuanya tidak bisa dilacak. Tapi
yang menjadi persoalan, beberapa
orang tua masih datang ke RSCM,
memberi sejumlah uang yang tidak
cukup untuk membeli obat si bayi.
“Mereka datang hanya ketika ada
uang. Nasib si bayi jadi tidak jelas.
Untuk mengeluarkan anaknya dari
rumah sakit tidak mungkin. Untuk
membayar pengobatannya apalagi.
Lebih tidak mungkin,” sesal dokter
yang juga dosen ini. Jadi pada saat
‘menggantung’ seperti itulah, Peri-
natologi membutuhkan kepedulian
orang yang mau memberi persedia­
an obat. Kalau perlu sampai si bayi
benar-benar sehat dan diperboleh-
kan pulang.
Diperlukan
­Kepercayaan
Dr. Rina mengungkapkan, syarat
bagi donatur yang ingin memberi
bantuan adalah punya kepercayaan
terhadap Perinatologi sebagai penya­
lur. Juga mau memberi sumbangan
secara terus-menerus, karena tidak
dapat dipastikan sampai kapan ban-
tuan dibutuhkan. “Pastinya sampai
orang tua si bayi mendapat Surat
Miskin,” jelas Dr. Rina. Donatur bisa
juga membeli obat sendiri, setelah
tentunya berkonsultasi dahulu de­
AYO KITA BANTU!
Mari kita bantu rumah sakit yang membuka pintu bagi bayi-
bayi terlantar. Caranya:
1Silakan datang langsung dan dr. Rina di Unit Perina-
tologi, Gedung CMU Lt. 3, Rumah Sakit Cipto Mangunku-
sumo, Jl. Dipenogero 71, Jakarta Pusat. Tel: 021-3146811.
2Bersama teman-teman, buatlah iuran harian Rp1000 per
hari, dan di akhir bulan dikumpulkan. Lalu bawa uang
tersebut ke RSCM atau ke rumah sakit dekat ibu tinggal.
Sumbangkanlah uang tersebut sebagai dana tambahan
­biaya melahirkan ibu-ibu yang tidak mampu.
ngan Perinatologi mengenai obat
apa saja yang diperlukan.
Dr. Rina berharap semakin
ba­nyak masyarakat yang menyum-
bang, sehingga semakin sedikit
ibu yang menelantarkan bayinya.
“Kita tidak bisa melulu mengandal-
kan pemerintah. Masalah mereka
banyak. Kami di Perinatologi sudah
mengerti. Kami ingin masyarakat
juga mengerti,” tutup Dr. Rina.
Bayi-bayi itu terlahir bukan atas
kehendak sendiri. Dan ketika mereka
tiba di dunia, dekapan kasih sayang
orang tua tak juga menyambut. Kita
bisa berbuat sesuatu untuk mereka.
Bisa dengan menyumbang lang-
sung ke Unit Perinatologi, bisa juga
dengan membantu ibu-ibu yang tak
punya dana melahirkan. Kita bisa
lakukan sesuatu untuk mereka.
Sedikit bantuan kita sangatlah berarti
buat mereka. Pasti. ✿
4
5
4. Bayi yang sangat malang. Lahir dengan
berat 500 gr dan ditinggal orang tua.
5. Dokter Rina memeriksa salah satu bayi.

More Related Content

What's hot

Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mersUpdate Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
Cut Ampon Lambiheue
 
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014 Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
Cut Ampon Lambiheue
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Lilis c'Ben
 

What's hot (20)

Diagnosa
DiagnosaDiagnosa
Diagnosa
 
Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mersUpdate Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
Update Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Untuk Angkatan 16, 17 plus mers
 
Stemcells testimony
Stemcells testimonyStemcells testimony
Stemcells testimony
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Buku kesehatan-ibu-dan-anak
Buku kesehatan-ibu-dan-anakBuku kesehatan-ibu-dan-anak
Buku kesehatan-ibu-dan-anak
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
 
Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2
 
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014 Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
Bahan Kapita Selekta SND Bidan Poskesdes Edisi 9 Mei 2014
 
Surat rujukan
Surat rujukanSurat rujukan
Surat rujukan
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
PPT SIDANG LTA KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2020
PPT SIDANG LTA KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2020PPT SIDANG LTA KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2020
PPT SIDANG LTA KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2020
 
Tugas bu putri etikolegi
Tugas bu putri etikolegiTugas bu putri etikolegi
Tugas bu putri etikolegi
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
 
Askeb bbl 2 6 minggu
Askeb bbl 2 6 mingguAskeb bbl 2 6 minggu
Askeb bbl 2 6 minggu
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 
Askeb kb
Askeb kbAskeb kb
Askeb kb
 

Similar to Perinatologi

(12)kunjungan awal
(12)kunjungan awal(12)kunjungan awal
(12)kunjungan awal
Ayoe Disniz
 
New word 2007 document
New word 2007 documentNew word 2007 document
New word 2007 document
afhsar
 
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptxGizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
yakoptagoli2
 

Similar to Perinatologi (20)

Bahan sampingan buang anak
Bahan sampingan buang anakBahan sampingan buang anak
Bahan sampingan buang anak
 
Demografi AKI AKB.ppt
Demografi AKI AKB.pptDemografi AKI AKB.ppt
Demografi AKI AKB.ppt
 
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatalKb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
 
PROGNAS KIA (1) (2).pptx
PROGNAS KIA (1) (2).pptxPROGNAS KIA (1) (2).pptx
PROGNAS KIA (1) (2).pptx
 
Indepth Report : Hak-Hak ODHA Anak Belum Terpenuhi
Indepth Report : Hak-Hak ODHA Anak Belum TerpenuhiIndepth Report : Hak-Hak ODHA Anak Belum Terpenuhi
Indepth Report : Hak-Hak ODHA Anak Belum Terpenuhi
 
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptxppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
 
Presentation Buku Kia 2.pptx
Presentation Buku Kia 2.pptxPresentation Buku Kia 2.pptx
Presentation Buku Kia 2.pptx
 
6. bab i
6. bab i6. bab i
6. bab i
 
(12)kunjungan awal
(12)kunjungan awal(12)kunjungan awal
(12)kunjungan awal
 
Pis pk bung.teng 2021
Pis pk bung.teng 2021Pis pk bung.teng 2021
Pis pk bung.teng 2021
 
konsep rawat gabung dan hukum.pptx
konsep rawat gabung dan hukum.pptxkonsep rawat gabung dan hukum.pptx
konsep rawat gabung dan hukum.pptx
 
225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
New word 2007 document
New word 2007 documentNew word 2007 document
New word 2007 document
 
Indikator phbs
Indikator phbsIndikator phbs
Indikator phbs
 
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptxGizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
 
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfPENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
 
Pengkajian dalam ANC
Pengkajian dalam ANCPengkajian dalam ANC
Pengkajian dalam ANC
 

More from Igor Rangga

Harini_Rangga_Sekar
Harini_Rangga_SekarHarini_Rangga_Sekar
Harini_Rangga_Sekar
Igor Rangga
 
COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2
Igor Rangga
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INA
Igor Rangga
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
Igor Rangga
 

More from Igor Rangga (7)

Harini_Rangga_Sekar
Harini_Rangga_SekarHarini_Rangga_Sekar
Harini_Rangga_Sekar
 
SOS Desa Taruna
SOS Desa TarunaSOS Desa Taruna
SOS Desa Taruna
 
COKELAT 11_LR
COKELAT 11_LRCOKELAT 11_LR
COKELAT 11_LR
 
COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INA
 
COK 09 OK-lores
COK 09 OK-loresCOK 09 OK-lores
COK 09 OK-lores
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
 

Perinatologi

  • 1. 44 ✿ SEKAR44 ✿ SEKAR Feature Teks:IPRangga/Foto:SendieNurseptara Perinatologi RSCM Mencintai Bayi Yang Ditinggalkan B aru-baru ini Sekar membaca sebuah e-mail yang bernada minta tolong dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, salah satu rumah sakit yang bersedia me- nampung bayi-bayi terlantar. Dalam e-mail itu dituliskan bahwa bagian Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta membutuhkan banyak dana dan obat untuk merawat bayi-bayi yang telantar di bagian itu. Sekar menjumpai Penyelia Sub- bagian Perinatologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM dr. Rinawati Rohsiswatmo SpA(K), di ruang kerjanya. Kepada Sekar, dr. Rina menjelaskan masalah yang tengah dihadapi bagiannya itu, “Perinatologi sudah tidak sanggup membiayai bayi-bayi ini. Kami terpaksa meminta bantuan dari luar rumah sakit.” Perinatologi adalah bagian khusus yang merawat bayi-bayi hasil dari kehamilan berisiko tinggi. Misalnya prematur atau mendapat kelainan. Tetapi yang memberatkan bagian ini adalah, 80% dari jumlah bayi yang lahir prematur dan mem- punyai kelainan, justru datang dari keluarga prasejahtera dan tak me- miliki dokumen pendukung bantuan dana (Surat Miskin –red). “Ini yang repot. Kami tidak punya wewenang untuk memutuskan bahwa mereka bisa mendapat perawatan yang layak tanpa Surat Miskin,” jelas lulusan Royal Women’s Hospital University, Australia ini. Akibatnya, banyak muncul tuduh­ an miring terhadap RSCM, bahwa Sebanyak 75-80 persen bayi keluarga prasejahtera lahir prematur. Karena kesulitan ekonomi mereka kerap ditinggalkan orang tuanya di rumah sakit. Apa dampaknya? Biaya. Hanya sedikit rumah sakit yang mau menampung bayi-bayi itu. 1 2
  • 2. SEKAR ✿ 45SEKAR ✿ 45 rumah sakit pemerintah tersebut, dalam hal ini Perinatologi, tidak mau merawat pasien dari keluarga prase- jahtera. Dr. Rina memaklumi tuduhan itu. Ia mengatakan tuduhan seperti ini muncul karena masyarakat tidak mengetahui persis apa yang terjadi di Perinatologi. “Bukannya tidak ingin menolong, tapi andaikata kami memberikan pertolongan, dan suatu saat Perinatologi diaudit pemerintah, dokumen apa yang bisa kami berikan sebagai pertanggungjawaban?” ia balik bertanya. Surat Miskin yang tidak dimili­ ki oleh keluarga prasejahtera ini sebenarnya adalah hasil dari tidak adanya Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan Surat Nikah. Dengan tidak memiliki salah satu dari doku- men tersebut, permohonan me­reka untuk memiliki Surat Miskin tidak dapat dikabulkan pemerintah. “Kalau pasien yang baru melahirkan tidak mempunyai KTP atau KK mungkin biasa, mengingat banyak dari me­reka adalah penduduk musiman yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Tapi kalau tidak mempunyai Surat Nikah? Ini yang sering membuat saya mengelus dada,” kata Dr. Rina. Dari ketiadaan dokumen ini, masalah yang sesungguhnya muncul. Terpaksa ­Ditelantarkan Ketika Sekar mengunjungi ruang perawatan bayi, terbukti bahwa memang banyak bayi lahir prematur, selebihnya punya kelainan jantung atau pernapasan. Dari sekian ba­ nyak bayi, ia menunjuk 4 bayi yang paling banyak mendapat simpati dari staf Perinatologi. Sampai sekarang bayi-bayi tersebut dirawat seadanya. Diberi infus, namun tidak mendapat perawatan yang diperlukan. Rata- rata mereka juga belum diberi nama. Yang pertama kami temui adalah sepasang bayi kembar lelaki yang lahir saat kandungan berumur 6 bu- lan. Orang tua mereka berasal dari Jati Padang, Jakarta Selatan. Berat ma­sing-masing 650 gr dan 750 gr. Sudah beberapa minggu orang tua mereka tidak muncul. Yang kedua adalah bayi laki-laki yang lahir dari pernikahan bawah tangan. Lahir cukup bulan, namun punya kelainan pernapasan. Orang tua si bayi yang berasal dari Cileungsi, Bogor, tidak datang lagi untuk menengok anaknya. Yang ketiga lahir cukup bulan, hanya si ibu meninggal ketika melahirkan. Bayi itu juga menderita kelainan pernapasan. Tidak ada keluarga lain dari Cimanggis, Depok yang pernah menjenguk si bayi. Dan terakhir, seorang bayi perempuan. Sudah 3 bulan tidak ditengok orang tuanya. Ia sumbing dan buta. Tidak jelas dari mana orang tua si bayi berasal. Ketika Sekar kembali ke ruang kerja dr. Rina, sang dokter langsung bertanya, “Anda paham yang terjadi di sini?” Ya, banyak bayi dari keluarga prasejahtera tersebut yang diting- galkan orang tuanya. Karena tidak ada biaya, penyakit yang luar biasa, dan kurangnya dokumen, membuat mereka pergi tak kembali. “Tapi ingat! Tidak ada seorang ibu yang mau menelantarkan anaknya. Kesulitan yang terjadi, membuat mereka bin- gung dan akhirnya kabur ketika kami menyodorkan tagihan,” jelas dr. Rina serius. Ia yakin, dari 50 bayi yang dirawat di sini, hanya 1 yang sengaja ditinggalkan ibunya. Lebih lanjut Dr. Rina menjelas- kan, peranan donatur diperlukan setidaknya pada tindakan pertama, yaitu pada hari ketika si ibu mela- hirkan. Jika memang si pasien tidak mempunyai Surat Miskin ketika mendaftar, pihak Perinatologi akan meminta kerabat lain untuk meng­ urusnya. Nah, pada saat itulah dana dari donatur masuk. Ketika si kerabat mengurus surat-surat yang diperlukan, uang hasil sumbangan akan dipakai untuk menolong ibu dan bayinya. Dengan dana tersebut si ibu akan merasa aman. Ia dan bayinya mendapat perawatan yang 1. Bayi lucu yang terlantar di RSCM. 2. Seorang bayi, yang lahir dengan berat 890 gram ditinggalkan orang tuanya. 3. Ruang perawatan bayi. 3
  • 3. 46 ✿ SEKAR Feature layak. Dan saat surat-surat yang diperlukan selesai, dana dari donatur bisa dialihkan ke pasien berikut. Bantuan lain yang dibutuhkan bagian Perinatologi selain dana tunai adalah obat. Dokter Rina mengung- kapkan, pemerintah baru mau mem- bayar obat kalau status bayi sudah jelas. Ia memang ditelantarkan, dan orang tuanya tidak bisa dilacak. Tapi yang menjadi persoalan, beberapa orang tua masih datang ke RSCM, memberi sejumlah uang yang tidak cukup untuk membeli obat si bayi. “Mereka datang hanya ketika ada uang. Nasib si bayi jadi tidak jelas. Untuk mengeluarkan anaknya dari rumah sakit tidak mungkin. Untuk membayar pengobatannya apalagi. Lebih tidak mungkin,” sesal dokter yang juga dosen ini. Jadi pada saat ‘menggantung’ seperti itulah, Peri- natologi membutuhkan kepedulian orang yang mau memberi persedia­ an obat. Kalau perlu sampai si bayi benar-benar sehat dan diperboleh- kan pulang. Diperlukan ­Kepercayaan Dr. Rina mengungkapkan, syarat bagi donatur yang ingin memberi bantuan adalah punya kepercayaan terhadap Perinatologi sebagai penya­ lur. Juga mau memberi sumbangan secara terus-menerus, karena tidak dapat dipastikan sampai kapan ban- tuan dibutuhkan. “Pastinya sampai orang tua si bayi mendapat Surat Miskin,” jelas Dr. Rina. Donatur bisa juga membeli obat sendiri, setelah tentunya berkonsultasi dahulu de­ AYO KITA BANTU! Mari kita bantu rumah sakit yang membuka pintu bagi bayi- bayi terlantar. Caranya: 1Silakan datang langsung dan dr. Rina di Unit Perina- tologi, Gedung CMU Lt. 3, Rumah Sakit Cipto Mangunku- sumo, Jl. Dipenogero 71, Jakarta Pusat. Tel: 021-3146811. 2Bersama teman-teman, buatlah iuran harian Rp1000 per hari, dan di akhir bulan dikumpulkan. Lalu bawa uang tersebut ke RSCM atau ke rumah sakit dekat ibu tinggal. Sumbangkanlah uang tersebut sebagai dana tambahan ­biaya melahirkan ibu-ibu yang tidak mampu. ngan Perinatologi mengenai obat apa saja yang diperlukan. Dr. Rina berharap semakin ba­nyak masyarakat yang menyum- bang, sehingga semakin sedikit ibu yang menelantarkan bayinya. “Kita tidak bisa melulu mengandal- kan pemerintah. Masalah mereka banyak. Kami di Perinatologi sudah mengerti. Kami ingin masyarakat juga mengerti,” tutup Dr. Rina. Bayi-bayi itu terlahir bukan atas kehendak sendiri. Dan ketika mereka tiba di dunia, dekapan kasih sayang orang tua tak juga menyambut. Kita bisa berbuat sesuatu untuk mereka. Bisa dengan menyumbang lang- sung ke Unit Perinatologi, bisa juga dengan membantu ibu-ibu yang tak punya dana melahirkan. Kita bisa lakukan sesuatu untuk mereka. Sedikit bantuan kita sangatlah berarti buat mereka. Pasti. ✿ 4 5 4. Bayi yang sangat malang. Lahir dengan berat 500 gr dan ditinggal orang tua. 5. Dokter Rina memeriksa salah satu bayi.