Diese Präsentation wurde erfolgreich gemeldet.
Die SlideShare-Präsentation wird heruntergeladen. ×

Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern

Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Nächste SlideShare
Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?
Wird geladen in …3
×

Hier ansehen

1 von 17 Anzeige

Weitere Verwandte Inhalte

Diashows für Sie (20)

Andere mochten auch (20)

Anzeige

Ähnlich wie Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern (20)

Weitere von Idrus Abidin (20)

Anzeige

Aktuellste (20)

Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern

  1. 1. Idrus Abidin, Lc., M.A.
  2. 2. • عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَ لَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : لا تَنْقَطِ عُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ وَلاَ تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ ال مََّّْ مِنْ مَ رِْْبِهَا • Dari Mu’awiyyah, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : ”Hijrah tidak terputus sehingga taubat terputus, dan taubat tidak terputus sehingga matahari terbit dari barat”. Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 4/99, Abu Dawud 2479, Ath-Thabarani 19/387/907, Al-Baihaqi 9/17, Ad-Darimi 2513, Nasa’i 8711, Abu Ya’la 737. Dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaaul-Ghalil 1208.
  3. 3. Makna Hadits لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَ نِيَّةٌ ،ُُ وَإِذَا اسْتنُْفِرْتمُْ ف انْفِرُوا • ”Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, tetapi (yang ada adalah) jihad dan niat. Maka apabila kalian diperintahkan jihad, maka berangkatlah” [HR. Bukhari 3077 dan Muslim 1353]. • Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata setelah membawakan hadits-hadits tentang hijrah setelah Fathu Makkah : ”Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa hijrah telah terputus setelah Fathu Makkah, karena manusia telah masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Islam telah nampak menang, pondasi-pondasinya kuat, maka tidak perlu hijrah. Kecuali bila muncul suatu keadaan yang menuntut hijrah karena jajahan orang-orang kafir dan tidak mampu menampakkan agama di tengah-tengah mereka, maka ketika itu hijrah menuju negeri Islam hukumnya wajib. Hal ini tidak ada perselisihan di kalangan ulama”.
  4. 4. MAKNA HIJRAH Hijrah secara bahasa artinya meninggalkan, berpisah, atau menjauhi sesuatu, seperti firman Allah tentang Nabi Ibrahim : إِنِِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِِّي ”Sesungguhnya aku akan berpindah ke Rabb-ku” [QS. Al-Ankabut : 26].
  5. 5. Hijrah dalam al-Qur’an A. Hijrah berarti pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain guna mencari keselamatan diri dan mempertahankan aqidah. Seperti firman Allah, “Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak”. (An-Nisa: 100) B. Hijrah berarti pisah ranjang antara suami dan istri, seperti firman Allah, “Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka” (An- Nisa: 34) C. Hijrah berarti mengisolir diri, seperti ucapan ayahnya Nabi Ibrahim kepada beliau, “Dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama”. (Maryam: 46) D. Hijrah berarti mencela sesuatu yang benar karena takabur, seperti firman Allah, “Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji” (Al-Mu’minun: 67) dan meninggalkan al-Qur’an
  6. 6. 1. Bertambah dahsyatnya siksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy terhadap kaum muslimin yang lemah. 2. Pemboikotan ekonomi. Di Makkah, kaum kafir Quraisy semakin kalap, kala menyaksikan jumlah mereka yang masuk agama Islam semakin bertambah. Pembesar-pembesar Makkah semisal Hamzah bin Abdul Muththalib juga telah mengumumkan keislamannya. setuju. 3. Meninggalnya orang-orang yang dekat dengan Nabi. Tahun sepuluh kenabian, setelah bani Hasyim keluar dari Syib Abu Thalib dan terlepas dari pemboikotan, Abu Thalib dan Khadijah binti Khuwailid, paman dan istri Nabi yang selama ini menjadi pelindung dan pembela risalah kenabian, meninggal dunia.
  7. 7. MACAM-MACAM HIJRAH 1. Hijrah 'amal (perbuatan) Yakni meninggalkan dosa dan kemaksiatan. Rasulullah Saw. bersabda : وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْه ”Dan Al-Muhaajir adalah orang yang meninggalkan larangan Allah” [HR. Bukhari 6484 dan Muslim 41]. • Hijrah dari kemaksiatan menuju kebaikan • Hijrah dari larangan-larangan Allah menuju yang di ridhai- Nya • Hijrah dari kemunafikan kepada kejujuran • Hijrah dari hal-hal yang kurang menuju kesempurnaan • Hijrah dari akhlak madzmumah menuju akhlak mahmudah, 2. Hijrah tempat. Hukum hijrah ini adalah wajib bagi setiap muslim yang tidak bisa menegakkan syi’ar-syi’ar Islam di negeri kafir.
  8. 8. 3. Hijrah ‘pelaku makasiat (orang yang berbuat) Yakni meninggalkan ahli maksiat bila hajr membuatnya jera dari kemaksiatannya. Adapun bila dalam hajr tidak ada maslahatnya, maka tidak perlu dihajr. Rasulullah bersabda: لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَحْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ ،ُِ يَلْتَقِيَانِ ف يُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا اللَّذِيْ يَبْدَأ بِالسَّلاَمِ ”Tidak halal bagi seorang mukmin untuk meng-hajr saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya saling bertemu dan masing-masing berpaling, dan yang lebih baik dari keduanya adalah yang memulai salam” [HR. Bukhari 6077 dan Muslim 2560]
  9. 9. • Rasulullah Saw. bersabda : أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِِّ مُسْلِمٍ يُقِيْمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُ رَِّْكِيْنَ ”Saya berlepas diri dari seorang muslim yang tinggal di tengah-tengah musyrikin” [HR. Abu Dawud 2645, Tirmidzi 1604, Ath-Thabarani dalam Mu’jamul- Kabiir 2264, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwaaul-Ghaliil 1207].
  10. 10.  Pertama : Orang tersebut terjaga agamanya, karena dia memiliki ilmu dan iman sehingga dia tegar beragama (istiqomah) dan dapat menangkis segala kerancuan dan penyimpangan, serta menampakkan permusuhan terhadap orang-orang kafir, karena loyalitas kepada mereka bertentangan dengan keimanan.  Kedua : Dia mampu menampakkan agamanya dengan menjalankan syi’ar-syi’ar Islam tanpa ada larangan; seperti melaksanakan shalat Jum’at, jama’ah, zakat, puasa, haji, dan syi’ar-syi’ar yang lainnya. Bila dia tidak mampu untuk menegakkannya, maka tidak tinggal di negeri nonmuslim dan dia wajib hijrah”.
  11. 11. MACAM-MACAM kondisi ORANG YANG TINGGAL DI NEGERI non Muslim (KAFIR) dan hukum hijrahnya 1. Dia mampu hijrah dan tidak mampu istiqomah dalam beragama. • Golongan ini wajib hijrah sebagaimana dalil-dalil di atas. Apalagi kita harus ingat bahwa banyak sekali bahaya dan dampak negatif tinggal di negeri kafir, di antaranya : • a. Seorang muslim akan mendapat kerancuan dalam ’aqidah dan agamanya. b. Banyak faktor yang membuatnya menyimpang dan tersesat. c. Akan ikut-ikutan dengan gaya hidup barat. d. Akhlaqnya akan menjadi rusak dan akan terjatuh dalam lubang kenistaan.
  12. 12. 2. Orang yang tidak mampu hijrah dan tidak mampu untuk menampakkan agamanya, • seperti lanjut usia, sakit berkepanjangan, orang yang yang disandera, dipaksa, atau orang-orang lemah seperti wanita dan anak-anak. • Golongan ini tidak wajib hijrah dan boleh tetap tinggal di negeri kafir. إلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِِّجَالِ وَالنِِّسَاءِ وَالْوِ لدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْ تَدُونَ سَبِيلا * فَأوُ لَئِكَ عَسَى اللََُّّ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُ مْ وَكَانَ اللََُّّ عَفُ و ا فََُورًا ”Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” [QS. An-Nisaa’ : 98-99].
  13. 13. 3. Mampu hijrah dan istiqomah dalam beragama • Golongan ini disunnahkan untuk hijrah (tidak wajib) untuk memperkuat kekuatan kaum muslimin dan memperbanyak jumlah mereka. Apalagi hal itu banyak maslahat yang akan didapat seperti menyaksikan jenazah, menjenguk orang sakit, menebarkan salam, dan sebagainya. وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللََِّّ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَ ا مًََا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُ جْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللََِّّ وَرَسُولِهِ ثمَُّ يُدْرِكْهُ الْمَوْ تُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللََِّّ وَكَانَ اللََُّّ فََُورًا رَحِيمًا ”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul- Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. An-Nisaa’ : 100].
  14. 14. 4. Mampu berdakwah dan istiqomah dalam beragama, serta membawa kemaslahatan bagi kaum muslimin. • Golongan ini disunnahkan untuk tetap tinggal di negeri kafir tersebut. • Dan tidak ragu lagi bahwa kaum muslimin apabila telah menaklukkan suatu negeri kafir atau telah sepakat dengan para penduduknya untuk diperlakukan hukum Islam pada mereka, maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk hijrah darinya karena dia telah menjadi negara Islam.
  15. 15. Keutamaan Hijrah 1. Rezki yang berlimpah di dunia (An-Nisa: 100) (Al-Anfal: 79) 2. Kesalahan dihapus dan dosa diampuni (Ali Imran: 195) 3. Derajatnya ditinggikan oleh Allah (At-Taubah: 20) 4. Kemenangan yang besar (At-Taubah: 20, 100) 5. Tempat kembalinya adalah surga (At-Taubah: 20-22) 6. Mendapatkan ridha dari Allah (At-Taubah: 100)
  16. 16. Hikmah Hijrah 1 Cinta Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kepada Jiwa, Negara, bangsa, suku, bapak, ibu, saudara kandung. Firman Allah: Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yg kamu usahakan, perdagangan yg kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya serta berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusanNya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 fasik. QS At Taubah : 24.
  17. 17. 2. Mencintai sesorang, kelompok, bangsa, Negara, dll berdasarkan kebenaran. Karena loyalitas kita kepada kebenaran, bukan kepada kelompok. Siapa pun mengetahui kebenaran akan mengetahau orang, kelompok, bangsa, Negara yang memperjuangkan kebenran itu. Bukan kebenaran yang diukur oleh seseorang, kelompok, Negara, dll. 3. Dalam menegakkan kebenaran diperlukan pengorbanan jiwa, raga dan harta yang besar. (Jihad dalam arti luas) 4. Agama di atas Nasionalisme buta. Karena negara adalah takdir, sedang agama adalah pilihan. Kita masuk sorga karena pilihan bukan karena takdir yang tidak ada hak pilih di dalamnya. 5. Hijrah mengajarkan tentang urgensi tawakal dan usaha dalam Islam Bahwa kemenagan harus diupayakan melalui langkah-langkah manusiawi yang diarahkan oleh Allah. Sedang hasilnya diserahkan kepada Allah. Tanpa usaha manusia, Allah bisa memenangkan kebenaran. Tapi jika kebenaran diraih hanya lewat mukjizat Allah, tanpa perjuangan keras, maka manusia tidak akan memahami makna kepuasan dan kebahagian dari usaha dan perjuangan serta tidak akan paham cara mempertahankan kemenagan itu dan mengisinya dengan kebenran.

×