SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
SEJARAH & LATAR BELAKANGSEJARAH & LATAR BELAKANG
TES PSIKOLOGISTES PSIKOLOGIS
Pengantar Pengukuran Psikologis
Sejarah perkembangan test
• Pokok Bahasan:
–Penggunaan test sebelum abad 19
–Perkembangan setelah abad 19
–Peranan tokoh-tokoh tertentu
–Pembakuan achivement test
–Asesmen kepribadian
Pengunaan test sebelum abad 19
• Kekaisaran Cina menggunakan test untuk
menguji pegawai negrinya
• Kerajaan Yunani Kuno menggunakan test
untuk mengevaluasi proses pendidikan
• Di abad pertengahan Universitas di Eropah
mulai menggunakan test untuk pendidikan
formal
• Di abad 19 muncul kebutuhan untuk
mengklasifikasikan kelainan fungsi mental
– 1838 Esquirol
– 1866 Seguin
Perkembangan test sejak abad 19
Di abad 19 disadari pentingnya
memberikan perla-kuan dan perawatan
yang tepat bagi pasien dengan gangguan
mental. Diperlukan kriteria yang seragam
untuk mengenali, mengklasifikasikan dan
membeda-kan antara gangguan emosional
dari keterbelakangan mental
Ada tiga tokoh penting: Esquirol Seguin
Binet
Perkembangan test sejak abad 19 (2)
Esquirol: 1838
• mempublikasikan ‘Mental Retardation’ (MR)
berdasarkan macam dan tingkat gangguannya
Seguin: 1837
• memelopori pemberian pelatihan bagi penderita
MR
• memberi perhatian pada aspek diskriminasi
sensoris dan pengembangan kendali motorik
pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar
dari tes inteligensi non-verbal
Binet: (50 thn kemudian)
• menjadi ketua komisi dlm pemerintah P’cis
untuk melakukan studi bagi anak-anak
Peranan Esquirol
• Mulai bekerja di institusi yang perawatan
penderita gangguan mental.
• Menemukan adanya perbedaan tingkat
gangguan
• Mulai dibuat kriteria baku untuk mengenali
dan klasifikasi kasus.
• Merupakan orang pertama yang
mengklasifikasikan tingkat gangguan mental.
• Ia menemukan bahwa kemampuan verbal
berhubungan dengan tingkat inteligensi
Peranan Seguin
• Merupakan pelopor dalam usaha melatih
orang dengan keterbelakangan mental
• Ia melatih penginderaan dan kerja otot
• Latihannya menggunakan “form-board”
untuk melatih kemampuan diskriminasi
sensoris.
• Alat ini lalu dimanfaatkan untuk menyusun
test inteligensi performance
Awal penggunaan test-2
• Di akhir abad 19 muncul experiment psikologis
yang menemukan pentingnya kontrol terhadap
pelaksanaan experimen
Wundt (1879) Galton (1883) Cattell (1890)
• Binet (&Simon) menyiapkan test pertama (1905)
• Di saat perang dunia 1 Amerika memerlukan
cara cepat merekrut prajurit. Dikembangkan Test
Clasical dibawah pengarahan R,M. Yerkes dan
Arthur S Otis. Dinamai Army Alpha dan Army
Beta
Sejarah pengukuran psikologis (2)
Psikolog eksperimental:
• masalah dlm studi eksperimental mereka
sebagian besar diarahkan pada kepekaan
visual, auditif, rangsangan sensoris dan ‘waktu
reaksi’ sederhana. Penekanan pada gejala
sensoris akhirnya menjadi dasar dari
pengukuran psiologis
• standardisasi dalam prosedur eksperimen
memberi arah khusus pada prosedur
pengukuran psikologis
Lanjutan Sejarah pengukuran psikologis (2)
Galton:
• minat utama studinya adalah pada masalah
‘heriditer’ dan mempelajari secara sistimatik
data antropometrik. Ia yakin bhw pengukuran
diskriminasi sensoris dapat dipakai utk
memperkirakan tingkat kecerdasan seseorang
• pelopor dlm menerapkan skala rating, metoda
kuesioner dan teknis asosiasi bebas
• mengembangkan metoda statistik dalam
menganalisis data perbedaan individual
Peranan Cattell
• Menulis disertasi tentang waktu reaksi
• Memperkenalkan istilah “mental test” dalam
artikel yang menggambarkan rangkaian test
yang mengukur tingkat inteligensi
• Testnya mencakup pengukuran kekuatan
otot, kecepatan gerak, kepekaan terhadap
rasa sakit, ketepatan pendengaran dan
pengamatan, kemampuan membedakan
berat, daya ingat dan sebagainya
• Menemukan hubungan antara tingkat
inteligensi dan kemampuan diskriminasi
sensoris dan waktu reaksi
Peranan Kraepelin & Ebbinghaus
Kraepelin
• Bekerja sebagai klinisian
• Mengembangkan test untuik
mengukur daya ingat, daya tahan
terhadap stres dan kelelahan
• Melakukan pengukuran mengenai ciri
individu
Peranan Kraepelin & Ebbinghaus
Testnya berupa hitungan sederhana
dan dirancang untuk mengukur hasil
latihan, ingatan, daya tahan terhadap
kelelahan dan gangguan
Ebbinghaus (1897)
• Mengembangan test arithmatic, memori
span, sentence completion.
Peranan Binet (1)
• Mengeritik test-test sebelumnya sebagai
terlalu menekankan penginderaan dan hanya
terpusat pada kemampuan sederhana.
• Mengembangkan test-test yang mencakup
fungsi ingatan, imajinasi, atensi,
comprehension, apresiasi aestetik dll
• 1904 ditugaskan oleh mentri “Public
Instruction” untuk mengembangkan
prosedur pendidikan untuk anak terbelakang.
Peranan Binet (2)
• 1905 Menyiapkan test Binet-Simon.
• Terdiri dari 30 soal yang mencakup,
penilaian, comprehension, reasoning (yg
menurut Binet adalah unsur utama
inteligensi) dengan proporsi item verbal
mendominasi proporsi item sensori dan
perseptual
• Menemukan kemampuan rata-rata bagi tiap
kelompok umur dari anak normal.
• Menetapkan derajat sukar item berdasarkan
kemampuan banyaknya anak normal pada
usia tertentu yang bisa menyelesaikan soal.
Peranan Binet (3)
• Nilai peserta (anak) mencerminkan
kemampuan mentalnya dalam perbandingan
dengan kemampuan anak normal dan
disebut sebagai Mental Level (Mental Age)
• Test ini dikemudian hari direvisi oleh Terman
Cs di Universitas Stanford dan dikenal luas
dengan nama Stanford-Binet.
• Hasil seseorang dalam test ini diungkapkan
sebagai IQ yaitu perbandingan antara Usia
Mental dan Usia Kalender
Test Kelompok
• Semua test Binet tergolong sebagai test
individual, yang terutama bermanfaat untuk
kepentingan klinis dan kasus individual
• Jenis test kelompok mulai dikembangkan
pada saat Amerika terlibat perang dunia I
(1917), untuk kepentingan merekrut kurang
lebih satu setengah juta prajurit
• Hasil test dibutuhkan untuk menentukan
diterima tidaknya calon, untuk
penempatan, dan penerimaan calon
perwira
Lanjutan Test Kelompok
• Hasil test dibutuhkan untuk menentukan
diterima tidaknya calon, untuk
penempatan, dan penerimaan calon
perwira
• Penyusunan dikoordinir oleh R. Yerkes
dengan bantuan Arthur S Otis yang
memperkenalkan multiple choice dan tipe
item objective lainnya
• Dikembangkan 2 jenis yaitu Army Alpha
(untuk orang normal) dan Army Beta (untuk
buta huruf dan orang asing).
Aptitude Test
• Test inteligensi dinilai terlalu global, sulit
digunakan untuk Vocational Counseling maupun
proses seleksi dilingkungan industri dan militer
• Untuk itu dikembangkan test Bakat, khususnya
untuk Mekanikal, Klerikal, Musik dan Artistik
• Perkembangan aptittude test didorong penemuan
bahwa ada jenis-item yang mudah bagi orang-
orang tertentu tetapi sukar bagi orang orang lain
• Pada awalnya yang dikembangkan adalah single
Aptitude Test, yaitu test untuk mengukur bakat di
bidang tertentu saja
Peranan Spearman, Thurstone & Kelly
• Spearman merintis penelitian mengenai hubungan
antar skor yang diperoleh orang yang sama pada
sejumlah besar test, dengan menggunakan teknik
faktor analisis. Penelitian serupa juga dilakukan
Kelly dan Thurstone.
• Dikembangkan teori tentang adanya bidang-bidang
bakat yaitu: verbal comprehension, numerical
reasoning, spatial, perceptual, dan mechanical.
• Belakangan dikembangkan multiple aptittude test
yang sekaligus mengukur bakat dalam sejumlah
bidang
Pembakuan test prestatif
• Boston public school jadi pelopor
penggunaan test achievement secara tertulis
• Dengan demikian semua murid mendapat
soal yang sama, cakupan test bisa lebih luas
serta mengurangi bias serta mengurangi
subjektifitas, keberuntungan maupun
favoritism
• Pada akhirnya hal di atas dijadikan alasan
untuk mengganti esai dengan test pilihan
ganda
Asesmen kepribadian
• Digunakan terbatas pada pengukuran
karakteristik kepribadian yang tidak tergolong
ke dalam dimensi interligensi; (misalnya
Keadaan emosional Hubungan interpersonal, Motivasi
, minat, sikap dlsb)
• Tonggak awal test kepribadian adalah test
adalah asosiasi bebas dari Kraepelin yang
diberikan pada pasien psikiatri
• Test asosiasi bebas juga digunakan meneliti
efek psikologis dari kelelahan, kelaparan dan
penggunaan obat
• Kemudian berkembang self report invetories,
situational test, projective technique etc

More Related Content

What's hot

Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Modul 4 angket dan skala psikologis
Modul 4 angket dan skala psikologisModul 4 angket dan skala psikologis
Modul 4 angket dan skala psikologisBINTI ISROFIN
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allportONe's Iwan
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTNabilahazhar5
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialkkepyy
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 

What's hot (20)

Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Modul 4 angket dan skala psikologis
Modul 4 angket dan skala psikologisModul 4 angket dan skala psikologis
Modul 4 angket dan skala psikologis
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Tes pauli
Tes pauliTes pauli
Tes pauli
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 
Konformitas
KonformitasKonformitas
Konformitas
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORT
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 

Viewers also liked

Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesFiTraah ViyanTy II
 
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Musa Hutauruk
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredNailiamani Aman
 
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di IndonesiaSejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia13111986
 
keanekaragaman siswa
keanekaragaman siswa keanekaragaman siswa
keanekaragaman siswa Rosyidah L
 
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationDrugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationMusa Hutauruk
 
12 step dan prinsip spiritual
12 step dan prinsip spiritual12 step dan prinsip spiritual
12 step dan prinsip spiritualMusa Hutauruk
 
Mengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMusa Hutauruk
 
Complementary t herapy
Complementary t herapyComplementary t herapy
Complementary t herapyMusa Hutauruk
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 

Viewers also liked (20)

Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
 
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
 
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di IndonesiaSejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia
Sejarah dan Pendidikan Psikologi di Indonesia
 
Inteligensi
InteligensiInteligensi
Inteligensi
 
Overdosis opiat
Overdosis opiatOverdosis opiat
Overdosis opiat
 
Step 1
Step 1Step 1
Step 1
 
keanekaragaman siswa
keanekaragaman siswa keanekaragaman siswa
keanekaragaman siswa
 
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationDrugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
 
Tes khusus
Tes khususTes khusus
Tes khusus
 
Stigma
StigmaStigma
Stigma
 
12 step dan prinsip spiritual
12 step dan prinsip spiritual12 step dan prinsip spiritual
12 step dan prinsip spiritual
 
12 Concepts Anonymous
12 Concepts Anonymous12 Concepts Anonymous
12 Concepts Anonymous
 
Mengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecandu
 
Complementary t herapy
Complementary t herapyComplementary t herapy
Complementary t herapy
 
Alat Ukur Psikologi
Alat Ukur PsikologiAlat Ukur Psikologi
Alat Ukur Psikologi
 
TES INTELEGENSI
TES INTELEGENSITES INTELEGENSI
TES INTELEGENSI
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 

Similar to 02 sejarah tes psikologis

04 sejarah tes psikologi
04 sejarah tes psikologi04 sejarah tes psikologi
04 sejarah tes psikologiHardiansyah Bj
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesFiTraah ViyanTy II
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanucup supriyatna
 
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBaity Dalot
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialSyahremie Teja
 
Kaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahKaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahMichael Chin
 
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptxetika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptxZainalSitorus
 
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptx
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptxBab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptx
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptxratnapramudya
 
Buku Pegangan Guru BAB I
Buku Pegangan Guru BAB IBuku Pegangan Guru BAB I
Buku Pegangan Guru BAB IRia Astariyan
 
2. pengumpulan data metode test, analisis media massa
2. pengumpulan data metode test, analisis media massa2. pengumpulan data metode test, analisis media massa
2. pengumpulan data metode test, analisis media massaFamous3_
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranNOR HIDAYAH
 
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptx
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptxdesain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptx
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptxashaby
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Endi Nugroho
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Endi Nugroho
 

Similar to 02 sejarah tes psikologis (20)

04 sejarah tes psikologi
04 sejarah tes psikologi04 sejarah tes psikologi
04 sejarah tes psikologi
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
 
Tugas Psi Pendidikan
Tugas Psi PendidikanTugas Psi Pendidikan
Tugas Psi Pendidikan
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikan
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
 
Multiple intelligence
Multiple intelligenceMultiple intelligence
Multiple intelligence
 
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
 
TES PSIKOLOGI
TES PSIKOLOGITES PSIKOLOGI
TES PSIKOLOGI
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosial
 
Kaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahKaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarah
 
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptxetika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
 
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptx
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptxBab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptx
Bab 4 Rancangan Penelitian Sosial.pptx
 
Buku Pegangan Guru BAB I
Buku Pegangan Guru BAB IBuku Pegangan Guru BAB I
Buku Pegangan Guru BAB I
 
Penelitian sosial
Penelitian sosialPenelitian sosial
Penelitian sosial
 
2. pengumpulan data metode test, analisis media massa
2. pengumpulan data metode test, analisis media massa2. pengumpulan data metode test, analisis media massa
2. pengumpulan data metode test, analisis media massa
 
Rancangan Penelitian
Rancangan PenelitianRancangan Penelitian
Rancangan Penelitian
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
 
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptx
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptxdesain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptx
desain_penelitian_eksperimen_7_pptx.pptx
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
 

More from Musa Hutauruk

More from Musa Hutauruk (20)

Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanAplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
 
Presentation
Presentation Presentation
Presentation
 
Uu narkotika
Uu narkotikaUu narkotika
Uu narkotika
 
Kepatuhan berobat
Kepatuhan berobatKepatuhan berobat
Kepatuhan berobat
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Terciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecanduTerciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecandu
 
Komunikasi antar personal
Komunikasi antar personalKomunikasi antar personal
Komunikasi antar personal
 
Farmakologi arv
Farmakologi arvFarmakologi arv
Farmakologi arv
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Step 12
Step 12Step 12
Step 12
 
Step 11
Step 11Step 11
Step 11
 
Step 7
Step 7Step 7
Step 7
 
Step 9
Step 9Step 9
Step 9
 
Step 9 (prinsip spiritual) 1
Step 9 (prinsip spiritual) 1Step 9 (prinsip spiritual) 1
Step 9 (prinsip spiritual) 1
 
Step 6
Step 6Step 6
Step 6
 
Step 3
Step 3Step 3
Step 3
 
Step 5
Step 5Step 5
Step 5
 

Recently uploaded

PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )ssuser4ceaef1
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 

Recently uploaded (20)

PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 

02 sejarah tes psikologis

  • 1. SEJARAH & LATAR BELAKANGSEJARAH & LATAR BELAKANG TES PSIKOLOGISTES PSIKOLOGIS Pengantar Pengukuran Psikologis
  • 2. Sejarah perkembangan test • Pokok Bahasan: –Penggunaan test sebelum abad 19 –Perkembangan setelah abad 19 –Peranan tokoh-tokoh tertentu –Pembakuan achivement test –Asesmen kepribadian
  • 3. Pengunaan test sebelum abad 19 • Kekaisaran Cina menggunakan test untuk menguji pegawai negrinya • Kerajaan Yunani Kuno menggunakan test untuk mengevaluasi proses pendidikan • Di abad pertengahan Universitas di Eropah mulai menggunakan test untuk pendidikan formal • Di abad 19 muncul kebutuhan untuk mengklasifikasikan kelainan fungsi mental – 1838 Esquirol – 1866 Seguin
  • 4. Perkembangan test sejak abad 19 Di abad 19 disadari pentingnya memberikan perla-kuan dan perawatan yang tepat bagi pasien dengan gangguan mental. Diperlukan kriteria yang seragam untuk mengenali, mengklasifikasikan dan membeda-kan antara gangguan emosional dari keterbelakangan mental Ada tiga tokoh penting: Esquirol Seguin Binet
  • 5. Perkembangan test sejak abad 19 (2) Esquirol: 1838 • mempublikasikan ‘Mental Retardation’ (MR) berdasarkan macam dan tingkat gangguannya Seguin: 1837 • memelopori pemberian pelatihan bagi penderita MR • memberi perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non-verbal Binet: (50 thn kemudian) • menjadi ketua komisi dlm pemerintah P’cis untuk melakukan studi bagi anak-anak
  • 6. Peranan Esquirol • Mulai bekerja di institusi yang perawatan penderita gangguan mental. • Menemukan adanya perbedaan tingkat gangguan • Mulai dibuat kriteria baku untuk mengenali dan klasifikasi kasus. • Merupakan orang pertama yang mengklasifikasikan tingkat gangguan mental. • Ia menemukan bahwa kemampuan verbal berhubungan dengan tingkat inteligensi
  • 7. Peranan Seguin • Merupakan pelopor dalam usaha melatih orang dengan keterbelakangan mental • Ia melatih penginderaan dan kerja otot • Latihannya menggunakan “form-board” untuk melatih kemampuan diskriminasi sensoris. • Alat ini lalu dimanfaatkan untuk menyusun test inteligensi performance
  • 8. Awal penggunaan test-2 • Di akhir abad 19 muncul experiment psikologis yang menemukan pentingnya kontrol terhadap pelaksanaan experimen Wundt (1879) Galton (1883) Cattell (1890) • Binet (&Simon) menyiapkan test pertama (1905) • Di saat perang dunia 1 Amerika memerlukan cara cepat merekrut prajurit. Dikembangkan Test Clasical dibawah pengarahan R,M. Yerkes dan Arthur S Otis. Dinamai Army Alpha dan Army Beta
  • 9. Sejarah pengukuran psikologis (2) Psikolog eksperimental: • masalah dlm studi eksperimental mereka sebagian besar diarahkan pada kepekaan visual, auditif, rangsangan sensoris dan ‘waktu reaksi’ sederhana. Penekanan pada gejala sensoris akhirnya menjadi dasar dari pengukuran psiologis • standardisasi dalam prosedur eksperimen memberi arah khusus pada prosedur pengukuran psikologis
  • 10. Lanjutan Sejarah pengukuran psikologis (2) Galton: • minat utama studinya adalah pada masalah ‘heriditer’ dan mempelajari secara sistimatik data antropometrik. Ia yakin bhw pengukuran diskriminasi sensoris dapat dipakai utk memperkirakan tingkat kecerdasan seseorang • pelopor dlm menerapkan skala rating, metoda kuesioner dan teknis asosiasi bebas • mengembangkan metoda statistik dalam menganalisis data perbedaan individual
  • 11. Peranan Cattell • Menulis disertasi tentang waktu reaksi • Memperkenalkan istilah “mental test” dalam artikel yang menggambarkan rangkaian test yang mengukur tingkat inteligensi • Testnya mencakup pengukuran kekuatan otot, kecepatan gerak, kepekaan terhadap rasa sakit, ketepatan pendengaran dan pengamatan, kemampuan membedakan berat, daya ingat dan sebagainya • Menemukan hubungan antara tingkat inteligensi dan kemampuan diskriminasi sensoris dan waktu reaksi
  • 12. Peranan Kraepelin & Ebbinghaus Kraepelin • Bekerja sebagai klinisian • Mengembangkan test untuik mengukur daya ingat, daya tahan terhadap stres dan kelelahan • Melakukan pengukuran mengenai ciri individu
  • 13. Peranan Kraepelin & Ebbinghaus Testnya berupa hitungan sederhana dan dirancang untuk mengukur hasil latihan, ingatan, daya tahan terhadap kelelahan dan gangguan Ebbinghaus (1897) • Mengembangan test arithmatic, memori span, sentence completion.
  • 14. Peranan Binet (1) • Mengeritik test-test sebelumnya sebagai terlalu menekankan penginderaan dan hanya terpusat pada kemampuan sederhana. • Mengembangkan test-test yang mencakup fungsi ingatan, imajinasi, atensi, comprehension, apresiasi aestetik dll • 1904 ditugaskan oleh mentri “Public Instruction” untuk mengembangkan prosedur pendidikan untuk anak terbelakang.
  • 15. Peranan Binet (2) • 1905 Menyiapkan test Binet-Simon. • Terdiri dari 30 soal yang mencakup, penilaian, comprehension, reasoning (yg menurut Binet adalah unsur utama inteligensi) dengan proporsi item verbal mendominasi proporsi item sensori dan perseptual • Menemukan kemampuan rata-rata bagi tiap kelompok umur dari anak normal. • Menetapkan derajat sukar item berdasarkan kemampuan banyaknya anak normal pada usia tertentu yang bisa menyelesaikan soal.
  • 16. Peranan Binet (3) • Nilai peserta (anak) mencerminkan kemampuan mentalnya dalam perbandingan dengan kemampuan anak normal dan disebut sebagai Mental Level (Mental Age) • Test ini dikemudian hari direvisi oleh Terman Cs di Universitas Stanford dan dikenal luas dengan nama Stanford-Binet. • Hasil seseorang dalam test ini diungkapkan sebagai IQ yaitu perbandingan antara Usia Mental dan Usia Kalender
  • 17. Test Kelompok • Semua test Binet tergolong sebagai test individual, yang terutama bermanfaat untuk kepentingan klinis dan kasus individual • Jenis test kelompok mulai dikembangkan pada saat Amerika terlibat perang dunia I (1917), untuk kepentingan merekrut kurang lebih satu setengah juta prajurit • Hasil test dibutuhkan untuk menentukan diterima tidaknya calon, untuk penempatan, dan penerimaan calon perwira
  • 18. Lanjutan Test Kelompok • Hasil test dibutuhkan untuk menentukan diterima tidaknya calon, untuk penempatan, dan penerimaan calon perwira • Penyusunan dikoordinir oleh R. Yerkes dengan bantuan Arthur S Otis yang memperkenalkan multiple choice dan tipe item objective lainnya • Dikembangkan 2 jenis yaitu Army Alpha (untuk orang normal) dan Army Beta (untuk buta huruf dan orang asing).
  • 19. Aptitude Test • Test inteligensi dinilai terlalu global, sulit digunakan untuk Vocational Counseling maupun proses seleksi dilingkungan industri dan militer • Untuk itu dikembangkan test Bakat, khususnya untuk Mekanikal, Klerikal, Musik dan Artistik • Perkembangan aptittude test didorong penemuan bahwa ada jenis-item yang mudah bagi orang- orang tertentu tetapi sukar bagi orang orang lain • Pada awalnya yang dikembangkan adalah single Aptitude Test, yaitu test untuk mengukur bakat di bidang tertentu saja
  • 20. Peranan Spearman, Thurstone & Kelly • Spearman merintis penelitian mengenai hubungan antar skor yang diperoleh orang yang sama pada sejumlah besar test, dengan menggunakan teknik faktor analisis. Penelitian serupa juga dilakukan Kelly dan Thurstone. • Dikembangkan teori tentang adanya bidang-bidang bakat yaitu: verbal comprehension, numerical reasoning, spatial, perceptual, dan mechanical. • Belakangan dikembangkan multiple aptittude test yang sekaligus mengukur bakat dalam sejumlah bidang
  • 21. Pembakuan test prestatif • Boston public school jadi pelopor penggunaan test achievement secara tertulis • Dengan demikian semua murid mendapat soal yang sama, cakupan test bisa lebih luas serta mengurangi bias serta mengurangi subjektifitas, keberuntungan maupun favoritism • Pada akhirnya hal di atas dijadikan alasan untuk mengganti esai dengan test pilihan ganda
  • 22. Asesmen kepribadian • Digunakan terbatas pada pengukuran karakteristik kepribadian yang tidak tergolong ke dalam dimensi interligensi; (misalnya Keadaan emosional Hubungan interpersonal, Motivasi , minat, sikap dlsb) • Tonggak awal test kepribadian adalah test adalah asosiasi bebas dari Kraepelin yang diberikan pada pasien psikiatri • Test asosiasi bebas juga digunakan meneliti efek psikologis dari kelelahan, kelaparan dan penggunaan obat • Kemudian berkembang self report invetories, situational test, projective technique etc