SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
“CRITICAL THINKING IN ACCOUNTING EDUCATION:
PROCESSES, SKILLS AND APPLICATIONS”
TUGAS MATA KULIAH
SEMINAR AKUNTANSI
Oleh :
Ainur Zurlis 080810391053
Dita Nanda Safitri 110810301133
Hasunah 110810301139
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat
dibutuhkan baik dalam pekerjaan, pendidikan, hingga seluruh aspek
kehidupan lainnya. Begitu juga dalam pendidikan akuntansi sangat
dibutuhkan mengenai kemampuan berpikir kritis baik di dalam proses
pembelajaran dengan memasukkan berpikir kritis dalam kurikulum,
keterampilan pengajar maupun mahasiswa untuk berpikir kritis, hingga pada
pengaplikasian berpikir kritis pada bidang akuntansi. Misalkan dalam
auditing, auditor harus mampu berpikir secara kritis untuk mengetahui
adanya fraud acconting. Sehingga berpikir kritis harus mulai diterapkan
pada pendidikan akuntansi agar di masa depan pendidikan akuntansi
mampu mencetak profesi akuntansi yang kompeten dan berintelektual
tinggi.
Topik ini menarik untuk dibahas dan didiskusikan karena sebagai
mahasiswa akuntansi, pembelajaran mengenai berpikir kritis sangat
diperlukan guna membangun dan mengembangkan kemampuan dalam
berbagai hal. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa akuntansi harus diasah
agar membantu dalam proses pemecahan masalah. Dalam jurnal ini terdapat
beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa berpikir kritis sangat diperlukan
dalam dunia pendidikan akuntansi. Peneliti juga mengembangkan metode
lain untuk memahami pemikiran kritis yang mempermudah para akademisi
dan praktisi dalam memperkenalkan serta membangun konsep berpikir kritis
itu sendiri. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pemecahan
masalah atau pencarian solusi. Lulusan akuntansi dituntut untuk mampu
memecahkan berbagai masalah yang terjadi dalam dunia bisnis. Melalui
hipotesis dan penelitian yang dilakukan, jurnal ini membantu banyak pihak
khususnya para akademisi dalam mengetahui arti penting berpikir kritis
dalam pendidikan akuntansi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Definisi Berpikir Kritis
Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya,
seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah.
Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi.
Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di
antaranya: Gunawan (2003:177-178) menyatakan bahwa keterampilan
berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks
dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan
keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, manganalisis
masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat
kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian
berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang
bersifat spasial, logis silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian
berpikir kritis lainnya adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan
evaluasi, membandingkan dan mempertentangkan.
2. Garis besar pemikiran kritis
Berpikir kritis bukan hanya mempraktekkan keterampilan seperti
ketekunan, keterbukaan pikiran, ketelitian maupun fleksibilitas tetapi
berpikir kritis adalah serangkaian proses yang saling mendukung untuk
mampu berpikir kritis. Taksonomi Bloom (1956) menunjukkan urutan
pembelajaran dalam pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan
kemampuan berpikir kritis. Berikut adalah urutan pembelajaran dalam
Taksonomi Bloom:
1. Pengetahuan (Knowledge), berisikan kemampuan untuk mengenali
dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,
urutan, metodologi, prinsip maupun dasar.
2. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan
mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan
mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai,
memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama: terjemahan,
pemaknaan, ekstrapolasi
3. Aplikasi (Application), di tingkat ini, seseorang memiliki
kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus
maupun teori di dalam kondisi kerja.
4. Analisis (Analysis), di tingkat analisis, seseorang akan mampu
menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang
rumit.
5. Sintesis (Synthesis), satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat
sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah
skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data
atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan.
6. Evaluasi (Evaluation), dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, maupun metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Selain Taksonomi Bloom, Ennis (1962) juga mengembangkan
metode lain untuk memahami pemikiran kritis yaitu:
a. Menentukan arti sebuah pernyataan.
b. Memutuskan apakah kesimpulan dibutuhkan.
c. Memutuskan apakah pernyataan observasi dapat diandalkan.
d. Memutuskan apakah definisi definisi telah sesuai
e. Memutuskan apakah pernyataan yang dibuat oleh orang yang
berwenang (para ahli) dapat diterima.
3. Keterampilan Berpikir Kritis
Harkins menggambarkan kemampuan untuk berpikir kritis dengan
menggunakan keterampilan kognitif untuk: menyelesaikan masalah,
mencapai kesimpulan, membentuk kesimpulan, dan membuat keputusan
melalui tujuan, beralasan, proses logis dan diarahkan pada tujuan. Selain itu
juga ada yang menyebutkan bahwa pemikiran kritis adalah proses
memahami bagaimana berpikir dan menyelesaikan pekerjaan, menggunakan
keterampilan yang lebih tinggi untuk memahami isu-isu, dan menganalisis,
mensintesis dan menilai ide-ide secara logis. Kata "kritis" memiliki arti
netral, tidak menyiratkan sudut pandang negatif atau menemukan kesalahan.
4. Menggabungkan Keterampilan Berpikir Kritis Menjadi
Kurikulum Akuntansi
Topik berpikir kritis telah menjadi perhatian dalam berbagai literatur
bisnis. Banyak organisasi akuntansi, buku-buku dan jurnal artikel telah
menekankan pentingnya dalam kurikulum akuntansi. Dengan demikian,
anggota fakultas akuntansi dan praktisi harus membahas masalah-masalah
seperti:
Apa itu berpikir kritis, dan mana unsur-unsur yang relevan dengan
akuntan?
Bagaimana seharusnya berpikir kritis diperkenalkan pada mahasiswa
di perguruan tinggi?
Bagaimana berpikir kritis dihubungan dengan filosofi baru termasuk
perbaikan terus menerus(kaizen), just-in-time (tepat waktu),
benchmarking (standar) ?
Haruskah berpikir kritis diterapkan dalam akuntansi, bisnis, atau
bidang lain?
5. Metode untuk mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis
dalam kurikulum
Para pendidik akuntansi dapat menggunakan keterampilan berpikir
kritis dalam kurikulum dengan menggunakan:
Alternatif seni liberal, yang mana konsep-konsep pemikiran kritis
tradisional dibahas dalam kursus seperti filsafat, psikologi, linguistik
dan sejarah. Seni liberal merujuk pada kurikulum pendidikan yang
berbasis pendidikan klasik. "Seni liberal" didefinisikan oleh
Encyclopaedia Britannica sebagai "kurikulum universitas atau
universitas yang bertujuan memiliki pengetahuan umum dan
meningkatkan kemampuan intelektual, berbeda dari kurikulum
bersifat profesional, kejuruan atau teknis."
Berpikir kritis dalam bidang yang berbeda, sebagaimana yang
ditunjukkan Chaffee (1994), konsep ini terdapat dalam bidang yang
berbeda
Alternatif desentralisasi, di mana kemampuan berpikir kritis yang
dilakukan di luar kurikulum berfokus pada keterampilan yang
relevan dengan program tertentu.
6. Tiga Bentuk Metode Desentralisasi
Terdapat tiga bentuk desentralisasi dalam pendidikan berpikir kritis
di beberapa dimensi pendidikan yaitu
a) Separate Teaching (pengajaran-terpisah), bentuk mengajar-terpisah
menekankan pada mahasiswa untuk memahami konsep
b) Teaching Mode (model pengajaran), model pengajaran menekankan
mahasiswa mampu melakukan penilaian (yaitu pengambilan
keputusan mengenai konsep-konsep dan penerapan konsep)
c) Discipline-free Learning (pengajaran bebas-terikat),pengajaran
bebas terikat menekankan pada penalaran mahasiswa (yaitu
menggabungkan pemahaman untuk penemuan dan kreativitas).
Kesimpulannya, tiga bentuk metode desentralisasi pendidikan
berpikir kritis menekankan fitur yang berbeda dan daya intelektual yang
dapat melayani kebutuhan yang berbeda untuk peserta yang berbeda dalam
lingkungan yang berbeda. Akuntansi pendidik harus memahami perbedaan-
perbedaan ini sebelum mengembangkan program-program akuntansi yang
didasarkan pada pemikiran kritis dalam bentuk, bahan dan fungsi.
Critical Review
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa penting digalakkan agar
mereka mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat
sesuai dengan kebenaran ilmiah. Khususnya Pendidikan akuntansi harus
menyediakan mahasiswa dengan keterampilan dan kemampuan yang
memadai yang berguna di masa depan, termasuk kemampuan komunikasi
yang kuat, mampu menganalisis secara kuantitatif, kemampuan
interpersonal dan keterampilan intelektual. Jurnal yang telah ditulis oleh dua
orang professor akuntansi yaitu Alan Reinstein dan Mohamed E. Bayou
terdapat kelebihan dan kekurangan di dalamnya.
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal tersebut adalah isi jurnal telah
memaparkan berbagai model pengajaran seperti Taksonomi Bloom, Teori
Ennis, Alternatif seni liberal, maupun Alternatif desentralisasi di mana
model pembelajaran tersebut saling menguatkan yang pada akhirnya para
pendidik dapat menyampaikan kepada mahasiswa mengenai kemampuan
berpikir kritis sehingga pendidik akuntansi di setiap universitas maupun
perguruan tinggi mampu mencetak mahasiswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis dan memiliki intelektual yang tinggi. Selain itu kelebihan
jurnal ini telah memberikan contoh secara real tentang bagaimana
pengaplikasian berpikir kritis sebagai seorang akuntan.
Sedangkan kelemahan dan keterbatasan pada jurnal ini adalah
mengenai beberapa teori atau literatur yang dipakai dapat dikatakan telah
usang. Pada model pembelajaran Taksonomi Bloom yang digunakan dalam
jurnal ini adalah Taksonomi Bloom yang telah usang yaitu tahun 1956
padahal telah disempurnakan pada tahun 1994, oleh salah seorang murid
Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan
zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah
kognitif. Revisi tersebut meliputi:
1) Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk
setiap level taksonomi
2) Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan
level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi.
Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-
perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering
(mengingat)
Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi
understanding (memahami)
Pada level 3, application diubah menjadi applying
(menerapkan).
Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis)
Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6
tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta)
Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5,
dengan sebutan evaluating (menilai).
Begitu juga tentang Teori Ennis tahun 1962, padahal teori tersebut
telah disempurnakan pada tahun 1991. Di mana Ennis (1962) hanya
memberikan enam rambu-rambu dalam menerapkan pola berpikir kritis bagi
pelajar baik di dalam kelas maupun kehidupan sehari-hari dan pada 1991
telah disempurnakan yang terdiri atas: (1) Mencari pernyataan yang jelas
dari setiap pernyataan (2) Mencari alasan (3) Berusaha mengetahui
informasi dengan baik (4) Memakai sumber yang memiliki kridibilitas dan
menyebutkannya (5) Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
(6) Berusaha tetap relevan pada ide utama (7) Mengingat kepentingan asli
dan mendasar (8) Mencari alternatif (9) Bersikap dan berpikir terbuka (10)
Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
(11) Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan (12)
Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah (13) Peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian
orang lain.
Kesimpulan
Para pendidik akuntansi telah dikritik karena terlalu lambat dalam
memodifikasi sistem pendidikan mereka untuk mengakomodasi lingkungan
baru dengan berpikir kritis untuk membentuk sebuah cara yang sangat baik
dalam membantu mahasiswa akuntansi menjadi master yang lebih teoritis
dan memiliki keterampilan intelektual yang tinggi. Sehingga para pendidik
akuntansi dapat menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam kurikulum
seperti menggunakan alternatif seni liberal maupun alternatif desentralisasi.
Di mana ada tiga metode dalam alternatif desentralisasi yaitu Separate
Teaching (pengajaran-terpisah), Teaching Mode (model pengajaran),
Discipline-free Learning (pengajaran bebas-terikat). Diharapkan dengan tiga
metode tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda dan dapat
menciptakan keterampilan berpikir kritis dan memiliki intelektual yang
tinggi sebagai profesi akuntan di masa mendatang.
Selain itu, akuntansi profesional, baik dalam akuntansi publik,
manajemen akuntansi atau akuntansi nirlaba, memberikan layanan bernilai
tambah kepada orang lain dalam sebuah kompleks yang dinamis,
memperluas, dan terus-menerus mengubah profesi. Para profesional harus
mengembangkan sebuah paradigma keterampilan, salah satunya adalah
berpikir, mengharuskan mereka untuk mengembangkan keterampilan
belajar seumur hidup untuk berpikir kritis (untuk memahami makna dari
prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang kompleks), serta untuk menilai dan
menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk isu-isu spesifik.
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_liberal
http://nengah235.blogspot.com/2013/03/apa-itu-berpikir-kritis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom
http://UNIMED-Article-24572-Hasruddin.pdf

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)eyepaste
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmudita rahmawati
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasionalAsep suryadi
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsiAry Efendi
 

Was ist angesagt? (20)

Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu
 
Essay kse
Essay kseEssay kse
Essay kse
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Tabel durbin watson
Tabel durbin watsonTabel durbin watson
Tabel durbin watson
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 

Andere mochten auch

critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahHasunah
 
Critical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiahCritical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiahHasunah
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalRohana Hamid
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Joko Prasetiyo
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 aMakalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 arisda11
 
Islam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiIslam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiFarid Okley
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahHasunah
 
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalDasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalnur azis hidayatulloh
 
Paulo freire dan pemikirannya
Paulo freire dan pemikirannyaPaulo freire dan pemikirannya
Paulo freire dan pemikirannyaAndi Undu
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Ratna Nandri
 
Tugas critical review sistem informasi strategis
Tugas critical review sistem informasi strategisTugas critical review sistem informasi strategis
Tugas critical review sistem informasi strategisbagus aji
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasTarie Loebis
 
Konsep Pendidikan dari Perspektif Islam
Konsep Pendidikan dari Perspektif IslamKonsep Pendidikan dari Perspektif Islam
Konsep Pendidikan dari Perspektif IslamAmeerul Syarief
 
Presentasi Journal Review-Manajemen Pemasaran
Presentasi Journal Review-Manajemen PemasaranPresentasi Journal Review-Manajemen Pemasaran
Presentasi Journal Review-Manajemen PemasaranPutri Imoet
 
Review jurnal manajemen strategis
Review jurnal manajemen strategisReview jurnal manajemen strategis
Review jurnal manajemen strategisAgon Wenewolok
 

Andere mochten auch (20)

critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
Critical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiahCritical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiah
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnal
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 aMakalah kelompok 2 pgsd 5 a
Makalah kelompok 2 pgsd 5 a
 
Islam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiIslam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologi
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalDasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
 
Paulo freire dan pemikirannya
Paulo freire dan pemikirannyaPaulo freire dan pemikirannya
Paulo freire dan pemikirannya
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1
 
Tugas critical review sistem informasi strategis
Tugas critical review sistem informasi strategisTugas critical review sistem informasi strategis
Tugas critical review sistem informasi strategis
 
makalah teologi islam
makalah teologi islammakalah teologi islam
makalah teologi islam
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
 
Makalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi GuruMakalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi Guru
 
Konsep Pendidikan dari Perspektif Islam
Konsep Pendidikan dari Perspektif IslamKonsep Pendidikan dari Perspektif Islam
Konsep Pendidikan dari Perspektif Islam
 
Skb cafe burdas
Skb cafe burdasSkb cafe burdas
Skb cafe burdas
 
Presentasi Journal Review-Manajemen Pemasaran
Presentasi Journal Review-Manajemen PemasaranPresentasi Journal Review-Manajemen Pemasaran
Presentasi Journal Review-Manajemen Pemasaran
 
Review jurnal manajemen strategis
Review jurnal manajemen strategisReview jurnal manajemen strategis
Review jurnal manajemen strategis
 

Ähnlich wie KRITIK BERPIKIR

Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi
Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi
Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi Hasunah
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANzenyusup
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnalwandary
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisNur Arifaizal Basri
 
Berpikir kritis_Rezky.pptx
Berpikir kritis_Rezky.pptxBerpikir kritis_Rezky.pptx
Berpikir kritis_Rezky.pptxrezkygamerz
 
Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ayu Varadita
 
Berfikir kritis hanin
Berfikir kritis haninBerfikir kritis hanin
Berfikir kritis haninema sari
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan IlmiahDasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan Ilmiahguest185ab1
 
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptxAyuRetnoSawitriAzZah
 
20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektifLina Abu Bakar
 
Review pengembangan fix
Review pengembangan fixReview pengembangan fix
Review pengembangan fixIcha Maer
 

Ähnlich wie KRITIK BERPIKIR (20)

Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi
Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi
Berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
Berpikir kritis_Rezky.pptx
Berpikir kritis_Rezky.pptxBerpikir kritis_Rezky.pptx
Berpikir kritis_Rezky.pptx
 
Unit 6 kbkk
Unit 6 kbkkUnit 6 kbkk
Unit 6 kbkk
 
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)   Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
 
Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif
 
Berfikir kritis hanin
Berfikir kritis haninBerfikir kritis hanin
Berfikir kritis hanin
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
 
Taksonomi Bloom 3 Ranah lengkap
Taksonomi Bloom 3 Ranah lengkapTaksonomi Bloom 3 Ranah lengkap
Taksonomi Bloom 3 Ranah lengkap
 
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan IlmiahDasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
 
hots.pdf
hots.pdfhots.pdf
hots.pdf
 
Taksonom
TaksonomTaksonom
Taksonom
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx
9.2 Konsep Tujuan Pembelajaran.pptx
 
20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif
 
Kemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematisKemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis
 
Review pengembangan fix
Review pengembangan fixReview pengembangan fix
Review pengembangan fix
 

Mehr von Hasunah

Chapter 4
Chapter 4Chapter 4
Chapter 4Hasunah
 
Chapter 2
Chapter 2Chapter 2
Chapter 2Hasunah
 
ANALISIS SWOT FE UNEJ
ANALISIS SWOT FE UNEJANALISIS SWOT FE UNEJ
ANALISIS SWOT FE UNEJHasunah
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankHasunah
 
Transaksi istishna
Transaksi istishnaTransaksi istishna
Transaksi istishnaHasunah
 
Akuntansi universitas
Akuntansi universitasAkuntansi universitas
Akuntansi universitasHasunah
 
Studi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiStudi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiHasunah
 
Ppt environmental accounting
Ppt environmental accountingPpt environmental accounting
Ppt environmental accountingHasunah
 
Ppt audit pengolahan data
Ppt audit pengolahan dataPpt audit pengolahan data
Ppt audit pengolahan dataHasunah
 
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENKONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENHasunah
 

Mehr von Hasunah (15)

KDRT
KDRTKDRT
KDRT
 
Chapter 4
Chapter 4Chapter 4
Chapter 4
 
Chapter 2
Chapter 2Chapter 2
Chapter 2
 
ANALISIS SWOT FE UNEJ
ANALISIS SWOT FE UNEJANALISIS SWOT FE UNEJ
ANALISIS SWOT FE UNEJ
 
bab 2
 bab 2 bab 2
bab 2
 
bab 1
bab 1bab 1
bab 1
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bank
 
Transaksi istishna
Transaksi istishnaTransaksi istishna
Transaksi istishna
 
Akuntansi universitas
Akuntansi universitasAkuntansi universitas
Akuntansi universitas
 
Bab 2
Bab 2 Bab 2
Bab 2
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Studi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiStudi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansi
 
Ppt environmental accounting
Ppt environmental accountingPpt environmental accounting
Ppt environmental accounting
 
Ppt audit pengolahan data
Ppt audit pengolahan dataPpt audit pengolahan data
Ppt audit pengolahan data
 
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENKONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
 

Kürzlich hochgeladen

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 

KRITIK BERPIKIR

  • 1. “CRITICAL THINKING IN ACCOUNTING EDUCATION: PROCESSES, SKILLS AND APPLICATIONS” TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI Oleh : Ainur Zurlis 080810391053 Dita Nanda Safitri 110810301133 Hasunah 110810301139 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember 2014
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan baik dalam pekerjaan, pendidikan, hingga seluruh aspek kehidupan lainnya. Begitu juga dalam pendidikan akuntansi sangat dibutuhkan mengenai kemampuan berpikir kritis baik di dalam proses pembelajaran dengan memasukkan berpikir kritis dalam kurikulum, keterampilan pengajar maupun mahasiswa untuk berpikir kritis, hingga pada pengaplikasian berpikir kritis pada bidang akuntansi. Misalkan dalam auditing, auditor harus mampu berpikir secara kritis untuk mengetahui adanya fraud acconting. Sehingga berpikir kritis harus mulai diterapkan pada pendidikan akuntansi agar di masa depan pendidikan akuntansi mampu mencetak profesi akuntansi yang kompeten dan berintelektual tinggi. Topik ini menarik untuk dibahas dan didiskusikan karena sebagai mahasiswa akuntansi, pembelajaran mengenai berpikir kritis sangat diperlukan guna membangun dan mengembangkan kemampuan dalam berbagai hal. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa akuntansi harus diasah agar membantu dalam proses pemecahan masalah. Dalam jurnal ini terdapat beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa berpikir kritis sangat diperlukan dalam dunia pendidikan akuntansi. Peneliti juga mengembangkan metode lain untuk memahami pemikiran kritis yang mempermudah para akademisi dan praktisi dalam memperkenalkan serta membangun konsep berpikir kritis itu sendiri. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi. Lulusan akuntansi dituntut untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang terjadi dalam dunia bisnis. Melalui hipotesis dan penelitian yang dilakukan, jurnal ini membantu banyak pihak khususnya para akademisi dalam mengetahui arti penting berpikir kritis dalam pendidikan akuntansi.
  • 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Definisi Berpikir Kritis Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi. Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya: Gunawan (2003:177-178) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, manganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan evaluasi, membandingkan dan mempertentangkan. 2. Garis besar pemikiran kritis Berpikir kritis bukan hanya mempraktekkan keterampilan seperti ketekunan, keterbukaan pikiran, ketelitian maupun fleksibilitas tetapi berpikir kritis adalah serangkaian proses yang saling mendukung untuk mampu berpikir kritis. Taksonomi Bloom (1956) menunjukkan urutan pembelajaran dalam pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan kemampuan berpikir kritis. Berikut adalah urutan pembelajaran dalam Taksonomi Bloom: 1. Pengetahuan (Knowledge), berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip maupun dasar. 2. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai,
  • 4. memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama: terjemahan, pemaknaan, ekstrapolasi 3. Aplikasi (Application), di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus maupun teori di dalam kondisi kerja. 4. Analisis (Analysis), di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. 5. Sintesis (Synthesis), satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. 6. Evaluasi (Evaluation), dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, maupun metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Selain Taksonomi Bloom, Ennis (1962) juga mengembangkan metode lain untuk memahami pemikiran kritis yaitu: a. Menentukan arti sebuah pernyataan. b. Memutuskan apakah kesimpulan dibutuhkan. c. Memutuskan apakah pernyataan observasi dapat diandalkan. d. Memutuskan apakah definisi definisi telah sesuai e. Memutuskan apakah pernyataan yang dibuat oleh orang yang berwenang (para ahli) dapat diterima. 3. Keterampilan Berpikir Kritis Harkins menggambarkan kemampuan untuk berpikir kritis dengan menggunakan keterampilan kognitif untuk: menyelesaikan masalah,
  • 5. mencapai kesimpulan, membentuk kesimpulan, dan membuat keputusan melalui tujuan, beralasan, proses logis dan diarahkan pada tujuan. Selain itu juga ada yang menyebutkan bahwa pemikiran kritis adalah proses memahami bagaimana berpikir dan menyelesaikan pekerjaan, menggunakan keterampilan yang lebih tinggi untuk memahami isu-isu, dan menganalisis, mensintesis dan menilai ide-ide secara logis. Kata "kritis" memiliki arti netral, tidak menyiratkan sudut pandang negatif atau menemukan kesalahan. 4. Menggabungkan Keterampilan Berpikir Kritis Menjadi Kurikulum Akuntansi Topik berpikir kritis telah menjadi perhatian dalam berbagai literatur bisnis. Banyak organisasi akuntansi, buku-buku dan jurnal artikel telah menekankan pentingnya dalam kurikulum akuntansi. Dengan demikian, anggota fakultas akuntansi dan praktisi harus membahas masalah-masalah seperti: Apa itu berpikir kritis, dan mana unsur-unsur yang relevan dengan akuntan? Bagaimana seharusnya berpikir kritis diperkenalkan pada mahasiswa di perguruan tinggi? Bagaimana berpikir kritis dihubungan dengan filosofi baru termasuk perbaikan terus menerus(kaizen), just-in-time (tepat waktu), benchmarking (standar) ? Haruskah berpikir kritis diterapkan dalam akuntansi, bisnis, atau bidang lain? 5. Metode untuk mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis dalam kurikulum Para pendidik akuntansi dapat menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam kurikulum dengan menggunakan: Alternatif seni liberal, yang mana konsep-konsep pemikiran kritis tradisional dibahas dalam kursus seperti filsafat, psikologi, linguistik dan sejarah. Seni liberal merujuk pada kurikulum pendidikan yang
  • 6. berbasis pendidikan klasik. "Seni liberal" didefinisikan oleh Encyclopaedia Britannica sebagai "kurikulum universitas atau universitas yang bertujuan memiliki pengetahuan umum dan meningkatkan kemampuan intelektual, berbeda dari kurikulum bersifat profesional, kejuruan atau teknis." Berpikir kritis dalam bidang yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukkan Chaffee (1994), konsep ini terdapat dalam bidang yang berbeda Alternatif desentralisasi, di mana kemampuan berpikir kritis yang dilakukan di luar kurikulum berfokus pada keterampilan yang relevan dengan program tertentu. 6. Tiga Bentuk Metode Desentralisasi Terdapat tiga bentuk desentralisasi dalam pendidikan berpikir kritis di beberapa dimensi pendidikan yaitu a) Separate Teaching (pengajaran-terpisah), bentuk mengajar-terpisah menekankan pada mahasiswa untuk memahami konsep b) Teaching Mode (model pengajaran), model pengajaran menekankan mahasiswa mampu melakukan penilaian (yaitu pengambilan keputusan mengenai konsep-konsep dan penerapan konsep) c) Discipline-free Learning (pengajaran bebas-terikat),pengajaran bebas terikat menekankan pada penalaran mahasiswa (yaitu menggabungkan pemahaman untuk penemuan dan kreativitas). Kesimpulannya, tiga bentuk metode desentralisasi pendidikan berpikir kritis menekankan fitur yang berbeda dan daya intelektual yang dapat melayani kebutuhan yang berbeda untuk peserta yang berbeda dalam lingkungan yang berbeda. Akuntansi pendidik harus memahami perbedaan- perbedaan ini sebelum mengembangkan program-program akuntansi yang didasarkan pada pemikiran kritis dalam bentuk, bahan dan fungsi.
  • 7. Critical Review Kemampuan berpikir kritis mahasiswa penting digalakkan agar mereka mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebenaran ilmiah. Khususnya Pendidikan akuntansi harus menyediakan mahasiswa dengan keterampilan dan kemampuan yang memadai yang berguna di masa depan, termasuk kemampuan komunikasi yang kuat, mampu menganalisis secara kuantitatif, kemampuan interpersonal dan keterampilan intelektual. Jurnal yang telah ditulis oleh dua orang professor akuntansi yaitu Alan Reinstein dan Mohamed E. Bayou terdapat kelebihan dan kekurangan di dalamnya. Kelebihan yang terdapat dalam jurnal tersebut adalah isi jurnal telah memaparkan berbagai model pengajaran seperti Taksonomi Bloom, Teori Ennis, Alternatif seni liberal, maupun Alternatif desentralisasi di mana model pembelajaran tersebut saling menguatkan yang pada akhirnya para pendidik dapat menyampaikan kepada mahasiswa mengenai kemampuan berpikir kritis sehingga pendidik akuntansi di setiap universitas maupun perguruan tinggi mampu mencetak mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan memiliki intelektual yang tinggi. Selain itu kelebihan jurnal ini telah memberikan contoh secara real tentang bagaimana pengaplikasian berpikir kritis sebagai seorang akuntan. Sedangkan kelemahan dan keterbatasan pada jurnal ini adalah mengenai beberapa teori atau literatur yang dipakai dapat dikatakan telah usang. Pada model pembelajaran Taksonomi Bloom yang digunakan dalam jurnal ini adalah Taksonomi Bloom yang telah usang yaitu tahun 1956 padahal telah disempurnakan pada tahun 1994, oleh salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:
  • 8. 1) Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi 2) Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat) Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami) Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan). Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis) Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta) Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai). Begitu juga tentang Teori Ennis tahun 1962, padahal teori tersebut telah disempurnakan pada tahun 1991. Di mana Ennis (1962) hanya memberikan enam rambu-rambu dalam menerapkan pola berpikir kritis bagi pelajar baik di dalam kelas maupun kehidupan sehari-hari dan pada 1991 telah disempurnakan yang terdiri atas: (1) Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pernyataan (2) Mencari alasan (3) Berusaha mengetahui informasi dengan baik (4) Memakai sumber yang memiliki kridibilitas dan menyebutkannya (5) Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan (6) Berusaha tetap relevan pada ide utama (7) Mengingat kepentingan asli dan mendasar (8) Mencari alternatif (9) Bersikap dan berpikir terbuka (10) Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu (11) Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan (12) Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah (13) Peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian orang lain.
  • 9. Kesimpulan Para pendidik akuntansi telah dikritik karena terlalu lambat dalam memodifikasi sistem pendidikan mereka untuk mengakomodasi lingkungan baru dengan berpikir kritis untuk membentuk sebuah cara yang sangat baik dalam membantu mahasiswa akuntansi menjadi master yang lebih teoritis dan memiliki keterampilan intelektual yang tinggi. Sehingga para pendidik akuntansi dapat menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam kurikulum seperti menggunakan alternatif seni liberal maupun alternatif desentralisasi. Di mana ada tiga metode dalam alternatif desentralisasi yaitu Separate Teaching (pengajaran-terpisah), Teaching Mode (model pengajaran), Discipline-free Learning (pengajaran bebas-terikat). Diharapkan dengan tiga metode tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda dan dapat menciptakan keterampilan berpikir kritis dan memiliki intelektual yang tinggi sebagai profesi akuntan di masa mendatang. Selain itu, akuntansi profesional, baik dalam akuntansi publik, manajemen akuntansi atau akuntansi nirlaba, memberikan layanan bernilai tambah kepada orang lain dalam sebuah kompleks yang dinamis, memperluas, dan terus-menerus mengubah profesi. Para profesional harus mengembangkan sebuah paradigma keterampilan, salah satunya adalah berpikir, mengharuskan mereka untuk mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup untuk berpikir kritis (untuk memahami makna dari prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang kompleks), serta untuk menilai dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk isu-isu spesifik.