2. ASAL USUL MADINAH
Di dalam kitab Akhbar al-Madinah karya Ibnu Zabalah
(2003:165&184) dijelaskan bahwa Yatsrib merupakan
nama seorang laki-laki dari ‘Amaliq. Bani ‘Umalaq adalah
kaum yang pertama kali menempati dan memakmurkan
daerah tersebut. Adapun silsilahnya adalah ‘Umalaq bin
Arfakhsyad bin Sam bin Nuh As.. Jadi kalau dilihat dari
urutan silsilah tersebut, Yatrib merupakan keturuna ketiga
Nabi Nuh As.
3. MUHAJIRIN DAN ANSAR
Rasululllah Saw. yang menjadikan wilayah Yatsrib ini sebagai kota. Oleh
sebab itu dikenal dengan nama Madinatu Rosulillah. Penyebutan ini
didasarkan pada jasa dan jerih payah beliau yang mengubah dan
melakukan tata wilayah sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah kota
yang beradab.
Rasulullah meletakkan dasar-dasar persatuan untuk mewujudkan stabilitas
dan tanggung jawab wilayah bersama. Beliau mempersaudarakan antara
Muhajirin dan Anshar yang saling mencintai. Dalam sejarah arab, ikatan
persaudaraan tanpa hubungan kerabat ini belum pernah dikenal. Oleh
Presentation title 3
4. IKATAN PERSAUDARAAN MUHAJIRIN DAN
ANSHAR MENJADI DASAR PERSAUDARAAN DI
MASYARAKAT. DAN SETELAH MENGAKAR KUAT,
BELIAU BERMUSYAWARAH DENGAN PARA
SABAHAT MUHAJIRIN, ANSHAR, SUKU-SUKU
JUHAINAH, BALAWI, DAN QUDHA’I DAN
INDIVIDU-INDIVIDU YANG TURUT HIJRAH KE
MADINAH. ADAPUN YANG DI MUSYAWARAHKAN
ADALAH SEBUAH DOKUMEN UNDANG-UNDANG
YANG MENGATUR KEHIDUPAN SOSIAL
MASYARAKAT MADINAH BAIK DALAM URUSAN-
URUSAN INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL.
DOKUMEN INI DIKENAL DENGAN NAMA PIAGAM
MADINAH (SAHIFAH MADINAH).
5. SURAT AL-HASYR AYAT 9
ََِينذَّلٱَو
َوُءَّوَبَت
َََّاردٱل
ََن ََٰميِإ
ٱْلَو
َ
إمِهإيَلِإََرَجاَهَإنَمََونُّب ِحُيَإمِهِلإبَقَنِم
ُود ِجَيَ َ
َلَو
ََن
ىِف
ًَةَجاَحَإمِه ِ
ُوردُص
َ
اَّمِم
َ
ِثإؤُيََو۟واُتوُأ
ََونُر
ََٰ
ىَلَع
ٌَۚةَصاَصَخَإمِهِبَََانكَ إوَلََوإمِهِسُفنَأ
ََّحُشََوقُيَنَمَو
ۦِهِسإفَن
َََٰل ۟
وُأَف
ََِِئ
َُمُه
ََونُحِلإفُمإلٱ
ARTINYA: DAN ORANG-ORANG YANG TELAH MENEMPATI KOTA MADINAH DAN TELAH BERIMAN (ANSHOR)
SEBELUM (KEDATANGAN) MEREKA (MUHAJIRIN), MEREKA (ANSHOR) 'MENCINTAI' ORANG YANG BERHIJRAH
KEPADA MEREKA (MUHAJIRIN). DAN MEREKA (ANSHOR) TIADA MENARUH KEINGINAN DALAM HATI MEREKA
TERHADAP APA-APA YANG DIBERIKAN KEPADA MEREKA (MUHAJIRIN); DAN MEREKA MENGUTAMAKAN
(ORANG-ORANG MUHAJIRIN), ATAS DIRI MEREKA SENDIRI, SEKALIPUN MEREKA DALAM KESUSAHAN. DAN
SIAPA YANG DIPELIHARA DARI KEKIKIRAN DIRINYA, MEREKA ITULAH ORANG ORANG YANG BERUNTUNG.
“
”
5
7. TAFSIR AYAT
Presentation title 7
Ayat 7
Allah menjelaskan bahwa orang-orang munafik itu selalu
menganjurkan agar orang-orang Ansar tidak memberi nafkah
kepada orang-orang Muhajirin yang datang bersama-sama
Muhammad saw dari Mekah dan membiarkan mereka menderita
kelaparan, sehingga mereka akan meninggalkan Nabi saw.
Anjuran dan anggapan orang-orang munafik itu keliru. Mereka
tidak mengetahui bahwa semua yang ada di langit dan di bumi
adalah kepunyaan Allah. Di tangan-Nya-lah kunci perbendaharaan
rezeki manusia. Tidak seorang pun yang dapat memberikan
sesuatu kepada yang lain kecuali dengan kehendak-Nya.
8. TAFSIR AYAT
Presentation title 8
Ayat 8
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ‘Abdullah bin Ubay dan pengikut-pengikutnya merencanakan apabila kembali
ke Medinah dari peperangan Bani Mushthaliq, mereka akan mengusir orang-orang mukmin dari Medinah.
Mereka merasa dan menganggap bahwa merekalah yang kuat, perkasa, dan mulia, sedangkan orang-orang mukmin itu
lemah dan hina. Mereka tidak menyadari bahwa kekuatan, keperkasaan, dan kemuliaan berada di tangan Allah dan
rasul-Nya, serta orang-orang mukmin yang telah dimuliakan-Nya.
Diriwayatkan bahwa ‘Abdullah putra ‘Abdullah bin Ubay adalah orang yang benar-benar beriman. Ia pernah mencabut
pedang mengancam ayahnya, ‘Abdullah bin Ubay, ketika mereka sudah dekat di Medinah dan berkata, “Demi Allah,
saya tidak akan memasukkan pedangku ini ke dalam sarungnya, sehingga engkau mengucapkan, ‘Bahwa Muhammad
itulah yang mulia dan sayalah yang hina’.” ‘Abdullah putra ‘Abdullah bin Ubay tetap pada sikapnya, sehingga ayahnya
mengucapkan pengakuan tersebut yaitu Muhammadlah yang mulia dan dia yang hina.
Orang-orang munafik tidak mengetahui bahwa sesungguhnya kemuliaan itu ada pada Allah, rasul-Nya, dan orang-orang
mukmin.