Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
1. MINI RISET: PEMBELAJARAN SEBAGAI SARANA MENCAPAI TUJUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN
OLEH: HARIYATUNNISA AHMAD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu
menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang
pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan
membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka (Bush, 2007).
Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu berada dalam
konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta alat untuk mentransfer
warisan umat dari nenek moyang kepada anak cucu dan dari orang tua kepada anak.
Akhir-akhir ini, segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen menjadi hal yang
sangat penting, bahkan hampir menjadi kebutuhan setiap orang. Berbagai kajian dilakukan
dengan pokok bahasan utama yaitu manajemen. Awal mula manajemen itu berkembang dan
eksis dalam segala yang berkaitan dengan bisnis. Namun dalam perkembangannya,
manajemen dipakai dalam berbagai bidang, baik pendidikan, maupun profesi lainnya. Bagi
sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses, karena sangat menentukan
kelancaran kinerja organisasi yang ditentukan (Pfeffer & Coote, 1992). Tanpa manajemen,
sebuah organisasi apapun bentuknya akan sulit mengalami kemajuan.
Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu dari yang
semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu semata-mata pada kekayaan
Sumber Daya Alam (SDA), menjadi mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu
pada kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk membangun sumber daya manusia
(SDM) yang bermutu tinggi, maka diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban,
efektif dan efisien. Karena SDM yang bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan
segala potensi dan kemampuannya melalui pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya.
Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat
penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Manajemen
sistem pendidikan amat penting karena proses penataan sumber daya pendidikan
(pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelejaran, keuangan, sarana dan
prasarana pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara pemerintah,
sekolah dan masyarakat) perlu dimenej secara professional (Kristiawan, Safitri, dan Lestari,
2017: 2).
Artinya seluruh sumber daya pendidikan yang ada, tidak akan berpengaruh dalam
pembangunan SDM yang bermutu, apabila manajemen pendidikannya lemah. Dengan
demikian, manajemen pendidikan yang profesional merupakan salah satu kunci penting
dalam membangun sistem pendidikan Nasional.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dalam makalah ini akan dikaji mengenai hubungan
pembelajaran dengan tujuan manajemen pendidikan.
2. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu pembelajaran?
2. Apa tujuan dari manajemen pendidikan?
3. Bagaimana pembelajaran dalam manajemen pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran.
2. Mendeskripsikan tujuan manajemen pendidikan.
3. Menjelaskan pembelajaran dalam manajemen pendidikan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat teoretis dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai tujuan manajemen pendidikan dan hubungan antara pembelajaran
dengan tujuan manajemen pendidikan. Adapun manfaat praktisnya, yaitu:
1. Bagi Guru
Dapat menyusun perencanaan dan penilaian pembelajaran dengan baik dan
melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Bagi pemimpin sekolah/organisasi
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan agar menjadi seorang pemimpin/manajer
pendidikan yang mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengawasi sekolah maupun organisasi yang dipimpinnya.
3. Bagi penulis lain
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan penulisan tentang tujuan
manajemen pendidikan.
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari
pengalaman atau secara mekanis sebagai perubahan dalam organisme yang dihasilkan dari
pengalaman (Houwer, Holmes, dan Moors, 2013). Lachman (1997) mengemukakan
pendapatnya mengenai pembelajaran, yaitu sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan dari
adanya pengalaman belajar.
Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) juga mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam
menghadapi tujuan.
Pembelajaran menurut Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
3. pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Selain itu, Domjan (2010) berpendapat bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar
berupa pemberian pengalaman dari pendidik ke peserta didik untuk merubah perilaku.
Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi
antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk memberikan
pengalaman pada peserta didik dan merubah perilakunya.
Pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus
didukung dengan baik oleh semua unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta
didik, dan juga lingkungan belajar. Tujuan belajar yang disusun tidak terlepas dari adanya
manajemen pendidikan.
B. Tujuan Manajemen Pendidikan
Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003, sebagai berikut:
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan pada umumnya yaitu untuk mengembangkan dan membentuk
watak peserta didik untuk mecerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan manusia yang
beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Hal tersebut diperkuat dengan tujuan pendidikan
menurut Universal Declaration of Human Rights (Gelsthrope & West-Burnham, 2003: 2),
yaitu:
1. Mengembangkan kemampuan pribadi, sosial, etika, dan spiritual setiap individu,
2. Mempersiapkan peserta didik menjadi masyarakat aktif sebagai warga negara yang
demokratis,
3. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang siap bekerja untuk membantu
perekonomian Negara,
4. Memaksimalkan peluang keberhasilan akademis, dan
5. Menciptakan manusia yang bertoleransi.
Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan
dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif,
berkualitas, efektif dan efisien. Adapun tujuan manajemen pendidikan menurut Pfeffer dan
Coote (1991: 12) mencakup:
1. Efektivitas
Tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas.
Pendidikan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya manajemen pada
pendidikan adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan.
2. Efisiensi
4. Manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan
setiap program.
a. Efisisiensi ditinjau dari usaha/pelaksanaan program. Apabila dari segi pelaksanaan,
sebuah program dapat dikatakan efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya
yang sekecil-kecilnya dan sehemat-hematnya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam
penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta
keuangan.
b. Efisiensi ditinjau dari hasil program. Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah
program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang
sebanyak-banyaknya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen
seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.
3. Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input) produktivitas dapat dinyatakan secara
kualitas maupun kuantitas.
4. Kualitas
Kualitas menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/jasa (services) tertentu
berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerja. Jasa atau produk tersebut
harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelanggannya.
Bush (2007) menyatakan bahwa manajemen pendidikan harus terpusat pada tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan ini memberikan arahan penting untuk mendukung manajemen
sekolah.
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali (2012:
125) yaitu: (1) terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM); (2) terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara; (3) terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik
dan tenaga kependidikan sebagai manajerial); (4) tercapainya tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien; (5) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan); (6) teratasinya masalah mutu pendidikan; (7) terciptanya perencanaan
pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel serta, meningkatnya citra
pendidikan yang positif.
Menurut Kristiawan, Safitri, dan Lestari (2017: 5) tujuan dan manfat manajemen
pendidikan antara lain sebagai berikut: (1) terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (2) terciptanya peserta
didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; (3) terpenuhinya salah satu dari
empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan; (4) tercapainya tujuan pendidikan
5. secara efektif dan efisien; (5) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses
dan tugas administrasi pendidikan; (6) teratasinya masalah mutu pendidikan.
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai tujuan manajemen pendidikan, dapat
diketahui bahwa manajemen pendidikan bertujuan untuk (1) mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien, (2) menciptakan peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya, (3) membantu terpenuhinya kompetensi tenaga pendidik
dan kependidikan, (4) mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien, (5) menunjang
profesi sebagai manajer administrasi pendidikan, (6) membantu mengatasi masalah mutu
pendidikan, dan (7) menciptakan perencanaan pendidikan yang merata, dan mampu
meningkatkan citra pendidikan yang positif.
Adanya manajemen pendidikan dapat membantu pendidik maupun peserta didik
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, efektif, dan efisien. Pendidik juga dapat
mengembangkan kompetensinya sebagai tenaga pendidik dan manajer administrasi
pendidikan yang nantinya akan berimbas pada mutu pendidikan sekolah itu sendiri. Tujuan
manajemen pendidikan merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri, oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa tujuan manajemen pendidikan adalah untuk mengembangkan dan
membentuk watak peserta didik untuk mecerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan
manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.
C. Pembelajaran sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan saling berkaitan dengan pembelajaran. Tujuan dalam
manajemen pendidikan adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri, dan tujuan pendidikan dapat
ditentukan sebelum proses pembelajaran. Indikator ketercapaian tujuan pendidikan dapat
dilihat selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.
Proses penentuan tujuan pendidikan merupakan jantung manajemen pendidikan.
Tujuan diputuskan oleh guru maupun kepala sekolah yang biasanya bekerja sama dengan
kolega dan komite sekolah (Bush, 2006). Organisasi dan institusi membutuhkan manajer
dalam pendidikan, untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif (Tasic, Tubic,
dan Mitic, 2011). Pada sekolah, tujuan-tujuan yang telah dirumuskan bersama dalam program
semester kemudian menetapkan cara untuk tercapainya tujuan tersebut melalui proses
pembelajaran. Manajer dalam pendidikan adalah guru itu sendiri.
Manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan semua anggota dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi (Tasic, Tubic, dan Mitic, 2011). Prinsip-prinsip umum manajemen, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi, dan pengendalian (Lemos, 2014:
3).
Tujuan manajemen sekolah adalah mencapai tujuan institusional sekolah, yaitu
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Dilakukan
manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dapat dievaluasi secara
benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif,
dan efisien (Pfeffer dan Coote, 1991: 12). Selain itu, manajemen juga diperlukan untuk
mengatasi permasalahan yang muncul dalam pendidikan.
6. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Connoloy, James, & Fertig (2017) yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan hal yang penting dan perlu untuk
dipelajari, karena manajemen pendidikan diperlukan untuk mengorganisasi dan mengatur
sekolah maupun universitas.
Berdasar pada beberapa pendapat di atas, tujuan mempelajari manajemen pendidikan
untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi suatu organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam dunia pendidikan, berarti mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Pembelajaran sebagai kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang tercapainya
tujuan manajemen pendidikan tidak terlepas dari peran seorang pendidik. Pendidik yang
mampu melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien dan mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkannya
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada guru kelas 3 SD Negeri Karangkemiri 01 dan guru
kelas 2 SD Negeri Wonotopo. Dari kedua sekolah tersebut, guru-guru sudah melaksanakan
perannya sebagai manajer pembelajaran dengan baik. Guru sudah merencanakan
pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa, melaksanakan pembelajaran dengan metode-
metode yang inovatif, dan melakukan penilaian pembelajaran termasuk remedial dan
pengayaan pada siswa. Berikut disajikan data penelitian pada dua sekolah.
Tabel 3.1. Data Penelitian Manajemen Pembelajaran
No. Nama Sekolah
Komponen
Pembelajaran
Dilaksa-
nakan
Belum
Dilaksanakan
1. SD Negeri
Karangkemiri 01
Perencanaan √
Pelaksanaan √
Penilaian √
2. SD Negeri
Wonotopo
Perencanaan √
Pelaksanaan √
Penilaian √
Berdasarkan tabel 3.1. diketahui bahwa guru sudah melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
B. Pembahasan
Manajemen pendidikan harus terpusat pada tujuan pendidikan (Bush, 2007). Proses
pembelajaran dilaksanakan guna mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, oleh karena itu
tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum memulai pembelajaran guru merencanakan
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan merancang pembelajaran yang
sesuai karakteristik siswa, sebagaimana yang dikatakan oleh Breen (2015) bahwa penting
7. bagi pendidik untuk mengidentifikasi pengalaman dan tantangan siswa sebelum proses
pembelajaran.
Perencanaan dan pengorganisasian diperlukan untuk membuat siswa aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, guru sebagai manajer pembelajaran juga perlu
menginovasi metode belajar yang menyenangkan bagi siswa. Seperti yang dikemukakan oleh
Tasic, Tubic, dan Mitic (2011) bahwa guru sebagai manajer pembelajaran bertugas untuk
menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah
terorganisir dengan baik. Sebelum memulai pembelajaran, guru menata tata letak ruang kelas
dan mengorganisasi siswa agar siap untuk melaksanakan pembelajaran, guru juga
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Guru sebagai
manajer dalam kelas harus mampu mengelola kelas dan pembelajaran, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sinclair (2007) bahwa pendidik harus bisa mengatur dan mengorganisasi
keadaan siswa, kelas, kegiatan-kegiatan pembelajaran, dan menentukan hasil dari
pembelajaran yang dilaksanakannya. Manajemen kelas yang baik akan menghasilkan
pembelajaran yang efektif, karena siswa dan guru akan merasa nyaman dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Vince (2010: 33) juga mengatakan bahwa pengelolaan kelas dapat
menentukan keefektifan proses pembelajaran.
Pfeffer dan Coote (1991: 13) menyatakan bahwa manajemen diperlukan untuk
mengatasi permasalahan yang muncul dalam pendidikan. Kurangnya manajemen yang
dilakukan oleh guru akan menimbulkan berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kendala-kendala yang muncul dari hasil wawancara dengan guru adalah kurangnya perhatian
siswa saat guru menjelaskan materi, siswa mengobrol dengan temannya sendiri, dan masih
ada siswa yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung.
Bush (2008: 2) mengatakan bahwa pencapaian tujuan manajemen pendidikan
berkaitan dengan proses pembelajaran, tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan merupakan indikator dari tercapainya tujuan manajemen pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 2 dan 3, pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan masih terkadang belum memenuhi semua tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan manajemen pendidikan untuk pembelajaran yang efektif
dan efisien belum tercapai sepenuhnya.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran
yang dilaksanakan guru sekolah dasar sudah baik, guru memulai dengan perencanaan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.
Tujuan pembelajaran pun sudah terlaksana dengan baik yang berarti bahwa manajemen
pendidikan pada sekolah sudah efektif.
PENUTUP
A. Simpulan
Tujuan manajemen pendidikan, dapat diketahui bahwa manajemen pendidikan
bertujuan untuk (1) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien, (2) menciptakan peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya, (3)
membantu terpenuhinya kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, (4) mencapai tujuan
8. pendidikan yang efektif dan efisien, (5) menunjang profesi sebagai manajer administrasi
pendidikan, (6) membantu mengatasi masalah mutu pendidikan, dan (7) menciptakan
perencanaan pendidikan yang merata, dan mampu meningkatkan citra pendidikan yang
positif.
Tujuan mempelajari manajemen pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi
suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam dunia pendidikan, berarti mencapai
tujuan pendidikan itu sendiri.
Manajemen pembelajaran yang dilaksanakan guru sekolah dasar sudah baik, guru
memulai dengan perencanaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran pun sudah terlaksana dengan baik yang
berarti bahwa manajemen pendidikan pada sekolah sudah efektif.
B. Saran
Sebagai seorang manajer pembelajaran, guru sebaiknya dapat merumuskan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa. Manajemen sekolah yang
baik akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Breen, J. (2014). Exploring criticality in management education through action learning.
Action Learning: Research and Practice, 11 (1), 4-24.
Bush, T. (2006). Theories of Educational Management. OpenStax-CNX modul: m13867,
version 1.1, September 15, 2006.
Bush, T. (2007). Educational Leadership and Management: Theory, Policy, and Practice.
South African Journal of Education, 27 (3), 391-406.
Bush, T. (2008). Leadership and Management Development in Education. California: SAGE
Publications Inc.
Connoly, M., James, C., & Fertig, M. (2017). The Difference Between Educational
Management and Educational Leadership and the Importance of Educational
Responsibility. Educational Management Administration & Leadership, 20 (10), 1-16.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.
Domjan, M. (2010). Principles of learning and behavior (6th ed.). Belmont, CA:
Wadsworth/Cengage.
Gelsthorpe, T., dan West-Burnham, J. (2003). Educational Leadership and the Community:
Strategies for School Improvement Through Community Engagement. Britain: Bell and
Bain Ltd.
Hamalik, O. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Houwer, J. D., Holmes, D. B., dan Moors, A. (2013). What is Learning? On the Nature and
Merits of a Functional Definition of Learning. Psyconomic Society.
Kristiawan, M., Safitri, D., dan Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.
Kurniadin, D. & Machali, I. (2012). Manajemen Pendidikan. Yogyakarata: Ar-Ruz Media.
9. Lachman, S. J. (1997). Learning is a Process: Toward an Improved Definition of Learning.
The Journal of Psychology: Interdiciplinary and Applied, 131 (5), 477-480.
Monica, L. (2014). Concept Formation in Educational Management. Working Papers
CRADLE, University of Helnski.
Pfeffer, N. & Coote, A. (1991). Is Quality Good For You? A Critical Review Of Quality
Assurance In The Welfare Services. London: Institute of Public Policy Research.
Sinclair, A. (2007). Teaching Leadership Critically to MBAs: Experiences from Heaven and
Hell. Management Learning, 38 (4), 458–472.
Tasic, I., Tubic, D., dan Mitic, T. (2011). Management Theories in Education. International
Symposium Engineering Management and Competitivess, June 24-25.
Tim Redaksi Nuansa Alia. (2006). Himpunan Perundang-Undangan RI Tentang Guru dan
Dosen Dilengkapi dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Alia.
Vince, R. (2010). Anxiety, Politics and Critical Management Education. British Journal of
Management, 21 (1), 26–39.