SlideShare a Scribd company logo
1 of 98
SEJARAH PEMIKIRAN
  EKONOMI ISLAM
Silabi Matakuliah
        Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
•   MATERI KULIAH:
    1. Pendahuluan
    2. Perekonomian dalam Lintasan Sejarah (Peta besar sejarah Ekonomi sejak
        zaman filsuf [Hellenisme] sampai sekarang);
    3. Ekonomi Arab pra Islam
    4. Islam dan perkembangan pemikiran Ekonomi (Bisnis);
    5. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Rasulullah;
    6. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Khulafa Ar-Rasyidun;
    7. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Awal (Klasik);
    8. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kedua;
    9. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Ketiga;
    10. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kontemporer;
    11. Pemikiran Hukum Ekonomi dan Bisnis Syariah di Indonesia



•   REFERENSI
    –   Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Klasik hingga Kontemporer
    –   Adiwarman A. Karim, Sejerah Pemikiran Ekonomi Islam Islam,
    –   MB Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam
    –   AA. Islahi, The History of Islamic Economic Thought: Subjective Survey
PETA PEMIKIRAN EKONOMI

   KRONOLOGI PEMIKIRAN
     EKONOMI DI DUNIA
GREAT GAP
• Josep Schumpeter:
  – Terjadi Great Gap dalam sejarah pemikiran
    ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang
    dikenal sebagai the dark ages
  – Pemikir ekonomi pertama kali timbul di Yunani
    Kuno (abad 4 SM) dan bangkit kembali pada
    abad 13 M di tangan pemikir skolastik Thomas
    Aquinas
• Masa kegelapan di Barat, terjadi masa
  keemasan Islam
• Alur sejarah dapat digambarkan sebagai
  berikut:
Perkembangan Ekonomi Islam

            Garis Besar Periodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi

SM          1M                                     13 M                18 M


                                                                       The Wealth
                                                                       Adam Smith
Pemikiran                      Dark Age
Yunani           Tak Ada Karya Pemikiian Ekonomi? Pemikiran
                                                  Thomas Aquinas,dll
        Bibel
Perkembangan Ekonomi Islam

 PERIODISASI PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

   7M               11M            13 M       19 M        22M


                          Al-Ghazali,   Waliullah
 QURAN                    Ibn Rushd,     M Iqbal     Zarqa
 & Rasul Hanifa, Syafi’I Ibn Taymiyah   M Abduh      Baqr ashadr
         Abu Yusuf,      Ibn Khaldun                 Siddiqie
         Hanbali, Mawardi,                           Khursyid ahmad
          Farabi                                     Umer Chapra
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM
        Konvensional        Periodisasi                 Islam
Filsof:                  Sebelum Masehi
Hammurabi (1700 SM)
Xenophone (440-355
SM)
Plato (427 – 357 SM)
Aristoteles (350 SM)
Bible                   Abad ke-1 s/d 5 tidak   Al-Qur’an dan Sunnah
                        ditemukan penulisan     Fase Pertama:
                          tentang ekonomi       peletakan dasasr
                       Abad ke 5 s/d 11 tidak   pemikiran (s/d
                        ditemukan penulisan     450H/1058M), di
                        tentang ekonomi dari    antara: Zaid bin Husen
                       pemikir konvensional,    bin Ali; Abu Yusuf; Abu
                       tetapi ditemukan lebih   Ubayd al-Qasim;
                          dari 15 penulisan     Ahmad bin Hanbal; Abu
                        tentang ekonomi dari    Ja’far al-Dawudi; Ibn
                            pemikir Islam       Maskawih
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM
       Konvensional            Periodisasi                    Islam
Skolastik                   Abad ke-11 s/d 15     Fase Kedua (1058-1446M)
St. Thomas Aquinas                                Al-Ghazali; Al-Mawardi; Ibn
St. Albertus Magnus                               Hazm; Al-Tusi; al-Kasani; al-
                                                  Razi; Ibn Qayim; Ibn
                                                  Taymiyah; Ibn Khaldun; Al-
                                                  Maqrizi

Era Merkantilisme:           Abad ke 15 – 20    Fase Ketiga (1446 – 1932 M)
Jean Bodin; Thomas Mun;      Tidak ditemukan
David Hume                  penulisan tentang
                           ekonomi dari pemikir
                                  Islam
Paham Fisiokratis:           Tidak ditemukan
Francis Quesnay             penulisan tentang
                           ekonomi dari pemikir
                                  Islam

Paham Klasik               Ditemukan penulisan Shah Wali Allah (1703 –
Adam Smith (1723 – 1790)       ekonomi dari    1762)
                              seorang penulis
                                   Islam
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM
      Konvensional           Periodisasi                 Islam
Neo Klasik/Kapitalisme
Thomas R Malthus
David Ricardo
Jean Batiste Say
John S. Mill
Sosialisme
Robert Owen
Komusnisme:
Karl Marx
Frederich Engels
Neo Kapitalisme:         Ditemukan penulisan Jamaluddin al-Afghani (1897)
Alfred W. Marshal        tentang ekonomi dari
                            seorang pemikir
Irving Fisher
                                 Islam
John M. Keynes
Alvin H Hasen
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM

   Konvensional    Periodisasi         Islam
Simon Kuznet       Abad ke-20    Muhammad Iqbal
John R. Hick                     Yusuf Qardawi
John K. Galbrait                 Khurshid Ahmad
V. Lenin                         M. Omer Chapra
Paul Samuelson                   Dll.
Walt W. Rostow
Milton Freidman
MELACAK PEMIKIRAN EKONOMI

Berangkat dari Plato, Socrates, Aristoteles, kita
mengenai ekonomi  perubahan masyarakat
tradisional ke modern

 Instrumen ekonomi adalah produksi, bukan uang.
 Uang = ayam betina yang tidak bertelur, sehingga
 dalam ekonomi tidak perlu adanya bunga

              Setelah revolusi industri, mualailah
             masuknya ahli ilmu eksakta ke dalam
                    disiplin ilmu ekonomi
PRAKTEK EKONOMI ARAB
      PRA ISLAM
• Perekonomian Arab pra Islam
  – Bangsa Arab adalah bangsa dengan kehidupan
    berdagang
  – Suku Quraisy adalah suku asal Nabi Muhammad dan
    pemegang otoritas penjaga Ka’bah dan suku yang
    paling dominan dan berpengaruh, termasuk dalam
    kegiatan perniagaan, mereka sangat piawai dalam
    melakukan syirkah maupun mudharabah
  – Ekspansi dagang dilakukan sangat luas, dan mereka
    menggunakan alat pembayaran kredit. Mereka terbiasa
    menggunakan transaksi ribawi
  – Terlihat tiga model praktek niaga mereka:
• Seorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan
  perjanjian bahwa pembayarannya akan dilakukan pada
  suatu tanggal yang telah disetujui bersama. Apabila
  pembeli tidak dapat membayar tepat pada waktunya, suatu
  tenggang waktu akan diberikan dengan syarat membayar
  dengan jumlah yang lebih besar daripada harga awal
• Seseorang meminjamkan sejumlah uang selama jangka
  waktu tertentu dengan syarat pada saat jatuh tempo,
  peminjam membayar pokok modal bersama dengan suatu
  jumlah tetap riba atau tambahan
• Antara peminjam dengan pemberi pinjaman melakukan
  kesepakatan terhadap suatu tingkat riba selama jangka
  waktu tertentu
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

• Sistem Ekonomi Nabi Muhammad SAW
  – Untuk memahami sistem ekonomi Nabi Muhammad
    SAW praktek ekonomi yang dilakukan beliau
  – Ada dua periode:
     • Masa sebelum kenabian
     • Setelah kenabian
  – Masa sebelum kenabian
     • Muhammad SAW sebagai pedagang
  – Masa setelah kenabian: sebagai kepala negara 
    membuat kebijakan kenegaraan
Muhammad SAW sebagai Pedagang
•   Muhammad SAW sebagai pedagang yang terpercaya (al-Amin) dan jujur
    (ash-shiddiq)
     – Implikasi al-Amin & ash-Shiddiq:
         • Semakin banyaknya para pemilik modal memberi kesempatan berdagang kepada
           beliau dengan memodalinya  Khadijah binti Khuwailid
•   Setelah menikah dengan Khadijah, Muhammad SAW tetap menjalankan
    usaha perdagangannya. Ia menjadi manajer sekaligus mitra dalam usaha
    dagang isterinya.
•   Melakukan perjalanan dagang di semenanjung Arab dan negeri-negeri
    perbatasan Yaman, Bahrain, Irak, dan Syiria.
•   Terlibat dalam urusan dagang besar di fistival dagang Ukaz dan Dzul Majaz
    selama musim haji,
•   Pada musim lain sibuk mengurus perdagangan grosir di pasar-pasar kota
    Mekah
•   Muhammad SAW melakukan hampir semua urusan dagang melalui agen-
    agennya dan hanya sedikit sekali bertindak sebagai agen untk para
    pedagang lain.
•   Kadang ia mengambil pinjaman berdasarkan gadai, membeli barang
    dengan tunai, dan dengan pinjaman
•   Transaksi dagang banyak dilakukan sebelum diangkat sebagai Nabi
Muhammad SAW sebagai Kepala Negara
• Ketika Nabi hijrah ke Madinah, penduduk Madinah
  kemudian mengangkatnya sebagai kepala negara dan
  sekaligus sebagai pemimpin agama
• Sebagai kepala negara ia membuat kebijakan tentang:
   – Membangun masjid sebagai Islamic Centre
   – Menjalin ukhuwah islamiyah antara kaum Muhajirin dengan
     kaum Anshar
   – Menjalin kedamaian dalam negara
   – Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya
   – Membuat konstitusi negara
   – Menyusun sistem pertahanan negara
   – Meletakkan dasar-dasar keuangan negara  mendirikan Baitul
     Mal
• Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Nabi Muhammad
  SAW:
Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Nabi
              Muhammad SAW
• Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemlik
  absolut seluruh alam semesta
• Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di muka bumi,
  bukan pemilik yang sebenarnya
• Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah
  seizin Allah SWT. Oleh karena itu, manusia yang kurang
  beruntung mempunyai hak atas sebagian kekayaan
  yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung
• Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun
• Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya termasuk
  riba harus dihilangkan
• Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi
  kekayaan
• Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk
  orang-orang miskin.
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
• Baitul Mal: Bendahara Negara  mengatur
  pemasukan dan pengeluaran negara  kebijakan
  fiskal
  – Pemasukan negara:
     • Kharaj  pajak terhadap tanah: ditentukan berdasarkan tingkat
       produktivitas, jenis tanaman, jenis irigasi
     • Zakat  dalam bentuk uang tunai, hasil peternakan, hasil
       pertanian
     • Khums  pajak proporsional sebesar 20%; Syiah: semua
       pendapatan; Sunni: hasil rampasan perang (kecuali Imam Abu
       Ubaid: barang temuan dan barang tambang
     • Jizyah  pajak bagi orang non muslim sebagai ganti layanan
       sosial-ekonomi, perlindungan keamanan dari negara Islam
     • Penerimaan lain: kafarat dan harta waris dari orang yang tidak
       memiliki ahli waris
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
  – Pengeluaran negara
     •   Penyebaran Islam
     •   Pertahanan dan keamanan
     •   Pembangunan infrastruktur
     •   Pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
     •   Penyediaan fasilitas/layanan kesejahteraan sosial
• Dampak ekonominya:
  – Penyebaran Islam  kenaikan agregat demand dan
    supply. Selain itu juga meningkatkan pendapatan Baitul
    Mal  pendapatan masyarakat meningkat
  – Pendapatan meningkat  meningkatkan MPC
    (Marginal Propensity to Consume)  MPS (Marginal
    Propensity to Save) juga meningkat  meningkatkan
    tingkat investasi  (dalam jangka panjang) Pendapatan
    Nasional meningkat secara keseluruhan
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
• Kebijakan Fiskal dan Menoter pada masa Nabi
  Muhammad
• Kebijakan Fiskal
  – Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja,
    melalui: muzara’ah, musaqat & mudharabah
  – Kebijakan pajak: kharaj, khums, zakat
  – Anggaran: pengaturan APBN (cermat, efektif, dan efisien)
  – Kebijakan fiskal khusus: minta bantuan kepada muslim kaya
    secara sukarela
• Kebijakan Moneter
  – Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata uang sah negara
     face value
  – Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk precautionary (jaga-
    jaga)
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
• Masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq
  – Pembagian tanah taklukan
  – Mengambil alih tanah orang yang murtad untuk
    kepentingan umat Islam
  – Pembagian harta Baitul Mal dengan prinsip
    kesamarataan
  – Implikasi ekonomi kebijakan: peningkatan
    agregate demand dan agregate supply :
    • meningkatkan total pendapatan nasional
    • Memperkecil jurang pemisah antara orang yang kaya
      dengan yang miskin
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
• Masa pemerintahan Umar ibn al-Khatab
  – Pendirian Lembaga Baitul Mal, diikuti dengan pendirian
    beberapa departemen:
     •   Departemen pelayanan Militer
     •   Departemen Kehakiman dan Eksekutif
     •   Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam
     •   Departemen Jaminan Sosial
  – Klasifikasi dan Alokasi Pendapatan Negara:
     • Pendapatan zakat dan ‘ushr (pajak tanah)  dibagi ke 8 ashnaf
     • Pendapatan khums dan sedekah  dibagi kepada mereka
       yang mencari kesejahteraan
     • Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ‘ushr (pajak perdagangan) dan
       sewa tanah  untuk membayar dana pensiun dan dana
       bantuan serta menutupi biaya operasional administrasi,
       kebutuhan militer
     • Pendapatan lain  untuk membayar para pekerja,
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
• Masa pemerintahan Umar ibn al-Khatab
  – Kebijakan lainnya:
    • Kepemilikan tanah  tanah taklukan tidak dibagi
      kepada kaum muslimin, tetapi membiarkan tanah
      tersebut tetap berada pada pemiliknya dengan syarat
      membayar kharaj dan jizyah
    • Zakat  zakat dari kuda, karet, dan madu
    • Ushr  pajak pedagang yang memasuki wilayah
      kekuasaan Islam
    • Mata uang  bobot mata uang dinar seragam yaitu
      satu mistqal = 20 qirat atau 100 grain barley; dirham
      perak seberat 14 qirat atau 70 grain barley.
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
   PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
• Masa pemerintahan Usman ibn Affan
  – Kebijakan ekonomi  pengembangan sumber daya
    alam:
     • Pembuatan saluran air
     • Pembangunan jalan
     • Pembentukan organisasi kepolisian yang permanen untuk
       mengamankan jalur perdagangan
     • Membangun armada laut  supremasi kelautan di wilayah
       Mediterania
  – Kebijakan lainnya:
     • Mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan
       serta memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat
       secara berbeda (prinsip keutamaan)
     • Pengelolaan zakat terdapat pendelegasian kewenangan
       menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya masing-
       masing  mengurangi penyelewengan oknum pengumpul
       zakat
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
    PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
• Masa pemerintahan Ali Ibn Thalib
  – Kebijakan ekonomi:
     • Memberhentikan para pejabat korup
     • Membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan
       kepada orang-orang kesayangan Usman
     • Mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan
       ketentuan yang dibuat oleh Umar ibn al-Khatab
  – Pendistribusian harta baitul mal:
     • Prinsip pemerataan  memberikan santunan yang sama
       kepada setiap orang tanpa memandang status sosial atau
       kedudukannya dalam Islam
  – Kebijakan pencetakan mata uang koin atas nama
    negara Islam
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA UMAYYAH
• Beberapa khalifah termasyhur pada masa
  Umayah, adalah:
  – Muawiyah ibn Abi Sofyan  kebijakannya:
     •   Mendirikan dinas pos dengan berbagai fasilitasnya
     •   Menertibkan angkatan perang
     •   Mencetak mata uang
     •   Mengembangkan jabatan sebagai jabatan profesional
     •   Pemberian gaji tetap kepada para tentara
     •   Pembentukan tentara profesional
     •   Pengembangan birokasi pengumpulan pajak dan administrasi politik
  – Abdul Malik ibn Marwan  kebijakannya:
     • Penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat Islam,
       sebagai repon atas permintaan pihak Romawi untuk
       menghapus kalimat Bismillahirrahmanirrahim pada mata uang
       yang berlaku
     • Menjatuhkan hukuman ta’zir kepada mereka yang melakukan
       pencetakan mata uang di luar percetakan negara
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA UMAYYAH
• Beberapa khalifah termasyhur pada masa
  Umayah, adalah:
  – Umar ibn Abdul Aziz  kebijakannya:
     • Menyerahkan hartanya dan keluarganya yang tidak wajar
       kepada Baitul Mal
     • Memprioritaskan pembangunan dalam negeri dari para
       perluasan ke luar negeri
     • Mengurangi beban pajak yang dipungut kepada kaum Nasrani
     • Penghapusan pajak bagi kaum Muslimin,
     • Membuat aturan takaran dan timbangan
     • Membasmi cukai dan kerja paksa
     • Memperbaiki tanah pertanian
     • Penggalian sumur-sumur
     • Pembuatan jalan
     • Kebijakan otonomi daerah
  – Semua kebijakannya ditujukan untuk meningkatkan
    kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA ABBASIYAH
• Ahmad Syalabi membagi masa pemerintahan
  Bani Abbasiyah menjadi tiga periode, yaitu:
  – Periode Pertama (132 H – 232H)  kekuasaan berada
    di tangan khalifah penuh
  – Periode Kedua (232 H – 590 H)  kekuasaan politik
    berpindah ke tangan golongan Turki, Bani Buwaih, Bani
    Saljuq
  – Periode Ketiga (590 H – 656 H)  kekuasaan kembali
    ke tangan khalifah, tetapi hanya di Baghdad dan
    sekitarnya
• Keemasan masa ini dicapai pada periode pertama
   landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
  pengetahuan
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA ABBASIYAH
• Abu Ja’far Al-Manshor
  – Meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang baik
  – Pengendalian harga dilakukan oleh kepala jawatan pos
    untuk melaporkan harga pasaran di setiap bahan
    makanan dan barang lainnya
• Al-Mahdi
  – Kebijakan yang menguntungkan rakyat banyak, seperti:
    membangun tempat persinggahan para musyafir haji;
    pembuatan kolam-kolam air bagi kafilah dagang
  – Mengembalikan harta rampasan kepada pemiliknya
  – Peningkatan ekonomi terjadi sejak terjadi peningkatan
    sektor pertanian dan pertambangan serta perdagangan
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA ABBASIYAH
• Harun al-Rasyid
  – Pembentukan wazir yang mengepalai Diwan, yaitu:
     • Diwan al-Khazanah  bertugas mengurus seluruh
       perbendaharaan negara
     • Diwan al-Azra’  bertugas mengurus kekayaan negara yang
       berupa hasil bumi
     • Diwan Khazain as-Syiasah  bertugas mengurus
       perlengkapan angkatan perang
  – Sumber pendapatan negara meliputi: Kharaj, jizyah,
    zakat, fa’i, ghanimah, ‘usyr dan harta lain, seperti:
    wakaf, sedekah, dan harta warisan
  – Pada masa Harun al-Rasyid pendapatan Baitul Mal
    dialokasikan untuk riset ilmiah dan penterjemahan
    buku-buku Yunani disamping untuk biaya pertahanan
    dan angaran rutin pegawai
TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI
        PADA MASA ABBASIYAH
• Harun al-Rasyid
  – Pemerintahan Harun al-Rasyid sangat memperhatikan
    masalah pajak  Qadi Abu Yusuf menyusun kitab al-
    Kharaj
  – Dalam pemungutan al-Kharaj, para Khalifah Abbasiyah
    melakukannya dengan tiga cara:
     • Al-Muhasabah atau penaksiran luas areal tanah dan jumlah
       pajak yang harus dibayar dalam bentuk uang
     • Al-Muqasamah atau penetapan jumlah tertentu (persentase)
       dari hasil yang diperoleh
     • Al-Muqatha’ah atau penatapan pajak hasil bumi terhadap para
       jutawan berdasarkan persetujuan antara pemerintah dengan
       yang bersangkutan
• Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada
  perkembangan peradaban dan kebudayaan islam,
  termasuk kehidupan ekonomi daripada perluasan
PEMIKIRAN PARA TOKOH
KLASIK TENTANG EKONOMI
Pemikir Ekonomi Islam – Zaid bin
Husen bin Ali (80-120 H/699-738
               M)
• Berikut ini adalah sedikit pemikiran Zaid bin Husen
  bin Ali dalam menerapkan Ekonomi Islam:
• # Zaid bin Ali adalah cucu Imam Husain adalah
  fukaha yang paling terkenal di Madinah, dan guru
  dari seorang ulama terkemuka, Abu Hanifah.
• # Menurut Zaid bin Ali, penjualan barang secara
  kredit dengan harga lebih tinggi daripada harga
  tunai adalah bentuk transaksi yang sah.
• # Menurut Zaid bin Ali, transaksi kredit dapat
  dibenarkan selama dilandasi oleh prinsip saling
  ridha antar kedua belah pihak.
• # Pada dasarnya, keuntungan dari penjualan
  secara kredit merupakan murni bagian dari
  sebuah perniagaan dan tidak termasuk riba.
• # Penjualan yang dilakukan secara kredit
  merupakan salah satu bentuk promosi sekaligus
  respon terhadap permintaan pasar.
• # Keuntungan dari penjualan kredit adalah
  kompensasi atas kemudahan yang diperoleh
  seseorang tanpa harus membayar secara tunai.
• # Keuntungan dari jual beli secara kredit tentu
  berbeda dengan pengambilan keuntungan dari
  suatu penangguhan pembayaran pinjaman.
• # Menurut Zaid, uang tidak dengan sendirinya
  menghasilkan sesuatu. Ia baru akan dapat
  menghasilkan jika dan hanya jika melalui
  perniagaan.
• # Keuntungan dari penjualan secara kredit tidak
  serta merta mengindikasikan bahwa harga yang
  lebih tinggi selalu berkaitan dengan waktu.
• # Seseorang yang menjual secara kredit dapat
  pula menetapkan harga yang lebih rendah
  daripada harga pembeliannya.
• # Seseorang dapat juga menjual barangnya, baik
  secara tunai ataupun kredit, dengan harga yang
  lebih rendah daripada harga pembeliannya.
• # Dalam syariah, setiap baik buruknya suatu akad
  ditentukan oleh akad itu sendiri, tidak
  dihubungkan dengan akad yang lain.
Pemikir Ekonomi Islam – Abu
  Hanifah (80-150 H/699-767 M)
• Abu Hanifah adalah fukaha terkenal dan seorang
  pedagang dari Kufah yang saat itu merupakan
  pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian.
• Salah satu transaksi yang sangat populer pada
  masa Abu Hanifah adalah Salam.
• Salam adalah menjual barang yang akan
  dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran
  dilakukan secara tunai pada waktu akad
  disepakati.
• Abu Hanifah mengusulkan agar rincian jenis
  komoditi, mutu, kuantitas, waktu dan tempat
  pengiriman barang dinyatakan jelas dalam akad
• Abu Hanifah memberikan persyaratan bahwa komoditi
  barang Salam harus tersedia di pasar selama waktu
  kontrak dan tanggal pengiriman.
• Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah
  menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam
  masalah transaksi.
• Pengalamannya di bidang perdagangan
  memungkinkan Abu Hanifah dapat menentukan
  aturan-aturan yang adil dalam transaksi bisnis.
• Abu Hanifah membebaskan zakat terhadap pemilik
  harta yang dililit utang dan tidak sanggup
  menebusnya.
• Abu Hanifah melarang pembagian hasil panen
  (muzara’ah) untuk tanah yang tidak menghasilkan
  apapun yang umumnya digarap kaum lemah.
Pemikir Ekonomi Islam – Asy
  Syaibani (132-189 H/750-804 M)
• Salah satu rekan sejawat Abu Yusuf dalam mazhab
  Hanafiyah adalah Muhammad bin Hasan asy-
  Syaibani.
• Asy Syaibani menyusun risalah kecil yang berjudul al-
  Iktisab fi ar-Rizq al-Mustathab membahas pendapatan
  dan belanja rumah tangga.
• Asy Syaibani menguraikan perilaku konsumsi seorang
  muslim yang baik serta keutamaan orang yang suka
  berderma dan tidak suka meminta-minta.
• Asy Syaibani membagi pekerjaan jadi 4 jenis:
  ijarah (sewamenyewa), tijarah (perdagangan),
  zira’ah(pertanian), dan shina’ah (industri).
• Asy Syaibani menilai pertanian sebagai lapangan
  pekerjaan terbaik, padahal masyarakat Arab saat
  itu lebih tertarik berdagang/berniaga.
• Dalam suatu risalah yang lain, yakni Kitab al-Asl,
  asy-Saibani telah membahas masalah kerjasama
  usaha dan bagi hasil.
• Secara umum, pandangan asy-Syaibani
  cenderung berkaitan dengan perilaku ekonomi
  seorang muslim sebagai individu.
• Asy Syaibani berbeda dengan Abu Yusuf yang
  cenderung berkaitan dengan perilaku penguasa
  dan kebijakan publik.
Pemikir Ekonomi Islam – Abu
        Ubaid (150-224 H)
• Nama lengkap Abu Ubaid: al-Qasim bin Sallam bin
  Miskin bin Zaid al-Harawi al-Azadi al-Baghdadi. Ia lahir
  pada 150 H di Harrah, Khurasan.
• Abu Ubaid adalah ahli hadis (muhaddits), ahli fiqh
  (fuqaha), menjabat qadi di Tarsus, sering menangani
  kasus pertanahan dan perpajakan.
• Karya Abu Ubaid yang fenomenal adalah Kitab Al
  Amwal, yang dianggap lebih kaya dibanding Kitab Al
  Kharaj karya Abu Yusuf.
• Fokus Abu Ubaid lebih tertuju pada permasalahan
  terkait standar etika politik suatu pemerintahan
  daripada teknik efisiensi pengelolaannya.
• Kitab al-Amwal fokus pada masalah Keuangan Publik
  (Public Finance) meskipun mayoritas membahas
  permasalahan administrasi pemerintahan.
• Kitab al-Amwal menekankan beberapa isu mengenai
  perpajakan dan hukum pertanahan serta hukum
  administrasi dan hukum internasional.
• Pada masa Abu Ubaid, pertanian adalah sektor
  terbaik dan utama karena menyediakan kebutuhan
  dasar dan sumber utama pendapatan negara.
• Abu Ubaid memiliki pendekatan yang berimbang
  terhadap hak-hak individu, publik, dan Negara.
• Menurut Abu Ubaid, jika kepentingan individu
  berbenturan dengan kepentingan publik, ia akan
  berpihak pada kepentingan publik.
• Abu Ubaid menekankan bahwa perbendaharaan
  negara tidak boleh disalahgunakan atau dimanfaatkan
  oleh penguasa untuk kepentingan pribadi.
• Abu Ubaid menyinggung pentingnya keseimbangan
  kekuatan finansial penduduk nonmuslim (capacity to
  pay) dengan kepentingan muslim.
• Kaum muslimin dilarang menarik pajak terhadap tanah
  penduduk nonmuslim melebihi dari apa yang
  diperbolehkan dalam perjanjian perdamaian.
• Abu Ubaid menyatakan bahwa tarif pajak kontraktual
  tidak dapat dinaikkan, bahkan dapat diturunkan
  apabila terjadi ketidakmampuan membayar.
• Abu Ubaid berupaya menghentikan diskriminasi atau
  favoritisme, penindasan dalam perpajakan serta
  upaya penghindaran pajak (tax evasion).
• Abu Ubaid mengakui adanya kepemilikan pribadi dan
  kepemilikan publik.
• Pemikiran Abu Ubaid yang khas adalah mengenai
  hubungan antara kepemilikan dengan kebijakan
  perbaikan pertanian.
• Dalam pandangan Abu Ubaid, sumber daya
  publik, seperti air, padang rumput, dan api tidak
  boleh dimonopoli seperti hima’ (taman pribadi).
• Menurut Abu Ubaid, seluruh sumber daya publik
  adalah milik negara yang akan digunakan untuk
  memenuhi kebutuhan publik.
• Bagi Abu Ubaid, zakat adalah untuk memenuhi
  kebutuhan dasar, serta bagaimana
  menyelamatkan orang-orang dari bahaya
  kelaparan.
• Kalangan kaya wajib berzakat, kalangan
  menengah tidak wajib berzakat tapi bukan
  mustahik zakat, kalangan bawah adalah penerima
  zakat.
• Abu Ubaid mengadopsi prinsip “bagi setiap orang
  adalah menurut kebutuhannya masing-masing” (li kulli
  wahidin hasba hajatihi).
• Fungsi uang menurut Abu Ubaid: (1) standar nilai
  pertukaran (standard of exchange value), (2) media
  pertukaran (medium of exchange).
• Abu Ubaid mengakui fungsi uang sebagai penyimpan
  nilai (store of value) saat membahas jumlah tabungan
  minimum tahunan wajib kena zakat.
• Salah satu ciri khas Kitab al-Amwal di antara kita-kitab
  lain yang membahas tentang keuangan publik (public
  finance).
• Al Amwal membahas timbangan dan ukuran, yang
  biasa digunakan menghitung beberapa kewajiban
  agama yang berkaitan dengan harta atau denda.
• Abu Ubaid pantas disebut sebagai pemimpin
  “pemikiran ekonomi mazhab klasik” di antara penulis
  tentang keuangan publik (public finance).
• Abu Ubaid membela pelaksanaan distribusi kekayaan
  secara adil dan merata berdasarkan prinsip keadilan
  fiskal yang sebaik dan sempurna.
• Menurut Abu Ubaid, segala kebijakan yang hanya
  menguntungkan sekelompok masyarakat dan
  membebani yang lainnya harus dihindari negara.
• Abu Ubaid secara tegas menyatakan bahwa
  pemerintah wajib memberi jaminan standar kehidupan
  layak bagi setiap individu dalam masyarakat
Pemikir Ekonomi Islam – Yahya bin
        Umar (213-289 H)
• Nama lengkap Yahya bin Umar: Abu Bakar Yahya bin
  Umar bin Yusuf al-Kannani al-Andalusi, lahir pada 213
  H, dibesarkan di Kordova, Spanyol.
• Karya Yahya bin Umar yang terkenal adalah kitab al-
  Muntakhabah fi Ikhtishâr al-Mustakhrijah fi al-Fiqh al-
  Mâliki dan kitab Ahkâm al-Sûq.
• Menurut Yahya bin Umar, ketakwaan kepada Allah
  swt adalah asas dalam perekonomian Islam, dan
  menjadi pembeda dengan ekonomi konvensional.
• Fokus perhatian Yahya ibn Umar tertuju pada hukum-
  hukum pasar yang terefleksikan dalam pembahasan
  tentang tas’ir (penetapan harga).
• Menurut Yahya bin Umar, pemerintah tidak berhak
  melakukan intervensi harga, kecuali jika penyebab
  kenaikan harga adalah human error.
• Menurut Yahya ibn Umar, hukum asal intervensi
  pemerintah adalah haram. Boleh dilakukan jika dan
  hanya jika kesejahteraan publik terancam.
• Yahya bin Umar melarang praktek banting harga
  (dumping) untuk mencegah dampak negatif pada
  mekanisme pasar & seluruh kehidupan masyarakat.
• Tentang ihtikar, Yahya bin Umar menyatakan bahwa
  timbulnya kemudaratan terhadap masyarakat
  merupakan syarat pelarangan penimbunan barang.
• Menurut Yahya bin Umar, kebijakan pemerintah saat
  harga naik akibat ulah manusia adalah
  mengembalikan tingkat harga ke equilibrium price.
Pemikir Ekonomi Islam – Al
    Mawardi (364-450 H / 974–1058
•
                          M) bin Muhammad bin
    Al Mawardi Abu al-Hasan Ali
  Habib al-Mawardi al-Basri asy-Syafi’i lahir di kota
  Basrah pada tahun 364 H (974 M).
• Pemikiran ekonomi al-Mawardi ada pada tiga buah
  karya tulisnya, yaitu Kitab Adab ad-Dunya wa ad-
  Din, al-Hawi dan al-Ahkam as-Sulthaniyyah.
• Al Mawardi memaparkan perilaku ekonomi muslim
  serta jenis mata pencaharian utama, yaitu pertanian,
  peternakan, perdagangan, dan industri.
• Dalam Kitab al-Hawi, di salah satu bagiannya, al-
  Mawardi secara khusus membahas tentang
  mudharabah dalam pandangan berbagai mazhab.
• Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi
  banyak menguraikan tentang sistem pemerintahan
  dan administrasi negara Islam.
• Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi
  menguraikan lembaga negara, penerimaan dan
  pengeluaran negara, serta institusi hisbah.
• Menurut Al-Mawardi, pemenuhan kebutuhan dasar
  masyarakat adalah kewajiban penguasa dari sudut
  pandang ekonomi, moral dan agama.
• Menurut Al-Mawardi, negara harus menyediakan
  infrastruktur yang diperlukan bagi perkembangan
  ekonomi dan kesejahteraan umum.
• Menurut Al-Mawardi, penilaian atas kharaj harus
  bervariasi sesuai faktor kemampuan tanah:
  kesuburan, jenis tanaman dan sistem irigasi.
• Menurut Al-Mawardi, alternatif metode
  penetapan kharaj adalah berdasarkan: misahah, atau
  ukuran tanah yang ditanami saja, atau musaqah.
• Metode Misahah: penetapan kharaj berdasarkan
  ukuran tanah. Metode ini merupakan fixed-tax, selama
  tanah tersebut memang bisa ditanami.
• Pada penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah
  yang ditanami saja, tanah subur yang tidak dikelola
  tidak termasuk penilaian obyek kharaj.
• # Metode Musaqah: metode
  penetapan kharaj berdasarkan persentase dari hasil
  produksi (proportional tax) yang dipungut setelah
  panen.
• # Menurut Al-Mawardi, untuk membiayai kepentingan
  publik, Negara membutuhkan lembaga keuangan
  negara (Baitul Mal) yang didirikan permanen.
• # Menurut Al-Mawardi, melalui Baitul Mal, pendapatan
  negara akan disimpan dalam pos terpisah dan
  dibelanjakan sesuai alokasi masing-masing.
• # Menurut Al-Mawardi, harta benda yang disimpan di
  Baitul Mal sebagai amanah untuk didistribusikan
  kepada mereka yang berhak.
Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu
    Miskawaih (w. 421 H/1030 M)
• Salah satu pandangan Ibn Miskawaih yang terkait
  dengan aktivitas ekonomi adalah tentang pertukaran
  dan peranan uang.
• Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa manusia
  merupakan makhluk sosial dan tidak bisa hidup
  sendiri.
• Menurut Ibnu Miskawaih, untuk memenuhi kebutuhan
  hidupnya, manusia harus bekerja sama dan saling
  membantu dengan sesamanya.
• Menurut Ibnu Miskawaih, manusia akan saling
  mengambil dan memberi. Konsekuensinya, mereka
  akan menuntut suatu kompensasi yang pantas
• Menurut Ibnu Miskawaih, barter jasa dua profesi
  berbeda, akan menjadi reward jika kedua karya
  tersebut seimbang.
• Menurut Ibnu Miskawaih, jika barter dua jasa tidak
  seimbang, maka Dinar bisa jadi alternatif
  penyeimbang.
• Ibnu Miskawaih menegaskan bahwa logam yang
  dapat dijadikan sebagai mata uang adalah logam
  yang dapat diterima secara universal.
• Menurut Ibnu Miskawaih, konvensi uang logam:
  tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah rusak,
  dikehendaki orang dan orang senang melihatnya
Pemikir Ekonomi Islam – Al Ghazali
    (451-505 H/1055/1111 M)
• Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
  al-Tusi al-Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di
  Khurasan, Iran.
• Sejak kecil, al-Ghazali tumbuh dan berkembang dalam
  asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga
  seorang sufi meninggal dunia.
• Pemikiran ekonomi al-Ghazali dituangkan dalam: Ihya
  ‘Ulum al-Din, al-Mustashfa, Mizan al-‘Amal, dan al-Tibr
  al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk.
• Fokus utama perhatian al-Ghazali tertuju pada
  perilaku individual yang dibahas secara rinci dengan
  rujukan yang komprehensif.
• Rujukan al-Ghazali: Quran, Sunnah, Ijma
  Sahabat/Tabiin serta sufi: Junaid al-Baghdadi, Dzun
  Nun al-Mishr dan Harits bin Asad al-Muhasibi.
• Menurut al-Ghazali: seseorang harus memenuhi
  seluruh kebutuhan hidupnya dalam kerangka
  melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah.
• Menurut al-Ghazali: seluruh aktivitas kehidupan
  termasuk ekonomi, harus sesuai syariah Islam. Tidak
  boleh kikir, tidak boleh boros.
• Pemikiran sosioekonomi al-Ghazali berakar dari
  sebuah konsep yang dia sebut sebagai “fungsi
  kesejahteraan sosial islami”.
• Tema yang jadi pangkal tolak seluruh karya al-Ghazali
  adalah konsep maslahat atau kesejahteraan sosial
  atau utilitas (kebaikan bersama).
• Konsep maslahat al-Ghazali: konsep yang mencakup
  semua aktivitas manusia dan membuat kaitan yang
  erat antara individu dengan masyarakat.
• Menurut al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari
  suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan
  pemeliharaan lima tujuan dasar.
• Tujuan dasar maslahat: agama (al-dien), hidup/jiwa
  (nafs), keluarga/keturunan (nasl), harta/kekayaan
  (mal), dan intelek/akal (aql).
• Al-Ghazali menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan
  wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah
  mencapai kebaikan di dunia dan akhirat.
• Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi
  kesejahteraan sosial dalam kerangka hierarki utilitas
  individu & sosial tripartite.
• Hierarki utilitas individu & sosial
  yang tripartite: kebutuhan (daruriat),
  kesenangan/kenyamanan (hajat), dan kemewahan
  (tahsinat).
• Hierarki utilitas individu & sosial
  yang tripartite merupakan klasifikasi peninggalan
  tradisi Aristotelian yang disebut kebutuhan ordinal.
• Kebutuhan ordinal terdiri dari kebutuhan dasar,
  kebutuhan terhadap barang-barang eksternal dan
  kebutuhan terhadap barang-barang psikis.
• Al-Ghazali juga memberikan nasihat kepada
  penguasa agar selalu memperhatikan kebutuhan
  rakyat dan tidak berperilaku zhalim.
• Ketika rakyat berkekurangan dan tidak berpenghasilan
  hidup, penguasa wajib menolong dengan
  menyediakan makanan dan uang dari kas negara.
• Al-Ghazali menolerir pengenaan pajak jika
  pengeluaran untuk pertahanan dan pos penting lain
  tidak tercukupi dari perbendaharaan negara.
• Mengenai evolusi pasar dan peranan uang, Al-Ghazali
  mengemukakan alasan pelarangan riba fadhlyang
  melanggar sifat dan fungsi uang.
• Al-Ghazali mengutuk mereka yang melakukan
  penimbunan uang dengan dasar uang itu sendiri
  dibuat untuk memudahkan pertukaran.
• Al-Ghazali berbicara mengenai harga yang dikenal
  sebagai al-tsaman al-adil (harga yang adil) atau
  equilibrium price (harga keseimbangan).
• Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi menurut
  kepentingan sosialnya serta menitikberatkan perlunya
  kerja sama dan koordinasi.
• Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi ala
  kontemporer,yakni primer (agrikultur), sekunder
  (manufaktur), dan tersier (jasa).
Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu
      Taimiyah (w. 728 H/1328 M)
• Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim atau Ibnu Taimiyah lahir
  di kota Harran pada tanggal 22 Januari 1263 M (10 Rabiul
  Awwal 661 H).
• Ibnu Taimiyah berasal dari keluarga berpendidikan tinggi.
  Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab
  Hanbali dan penulis buku.
• Ekonomi Ibnu Taimiyah: Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam, as-
  Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyah, al-
  Hisbah fi al-Islam.
• Fokus perhatian Ibnu Taimiyah terletak pada masyarakat,
  fondasi moral dan bagaimana mereka harus membawakan
  dirinya sesuai dengan syariah.
• Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang berbagai hal yang
  berkaitan dengan perilaku ekonomi individu dalam konteks
  hidup bermasyarakat.
• Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang akad dan upaya
  mentaatinya, harga yang wajar dan adil, pengawasan
  pasar, dan keuangan negara.
• Ibnu Taimiyah mendefinisikan batasan ekonomi dan
  hak kepemilikan pribadi, agar pelaku ekonomi taat
  aturan dan moral publik bisa bertahan.
• Menurut Ibnu Taimiyah, ekonomi berkeadilan dapat
  terwujud jika akad didasarkan pada kesepakatan dan
  informasi yang memadai antarpihak.
• Menurut Ibnu Taimiyah, moralitas memerlukan
  keharusan tidak adanya paksaan, tidak adanya
  kecurangan.
• Ibnu Taimiyah melarang pengambilan keuntungan dari
  keadaan yang menakutkan, atau ketidaktahuan dari
  salah satu pihak yang berakad.
• Ibnu Taimiyah, harga pasar yang terjadi harus wajar
  dan adil dengan syarat tidak adanya pasokan yang
  ditahan untuk menaikkan harga.
• Ibnu Taimiyah juga membahas pengaturan uang,
  timbangan dan ukuran, pengawasan harga, serta
  pengenaan pajak tinggi dalam keadaan darurat.
• Secara umum, pandangan-pandangan ekonomi Ibnu
  Taimiyah cenderung bersifat normatif. Namun juga
  memiliki pandangan ekonomi positif.
• Ibnu Taimiyah menyadari sepenuhnya peranan
  permintaan dan penawaran dalam menentukan harga-
  harga.
• Ibnu Taimiyah menggeser beban pajak dari penjual
  kepada pembeli yang harus membayar lebih mahal
  untuk barang kena pajak.
Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu
 Khaldun (732–808 H / 1332–1406
               M)
• Nama lengkap Ibn Khaldun: Abdurrahman Abu
  Zaid Waliuddin ibn Khaldun. Ia lahir di Tunisia
  pada awal Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.
• Ibn Khaldun berasal dari Hadramaut, Yaman,
  terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan
  luas dan berpangkat, dan pejabat tinggi negara.
• Pada masa Ibn Khaldun, dunia timur diperintah
  oleh seorang teknokrasi aristokratik internasional
  yang menumbuh suburkan seni dan sains.
• Ibn Khaldun menjalani pensiunnya di Gal’at Ibn
  Salamah dan mulai menulis sejarah dunia
  denganMuqaddimah sebagai volume pertamanya.
• Karya terbesar Ibn Khaldun: al-Ibar (Sejarah
  Dunia). Dalam tulisannya, ia mencampur
  pertimbangan filosofis, sosiologis, etis dan
  ekonomis.
• Ibn Khaldun berusaha mencari pengaruh
  lingkungan fisik, nonfisik, sosial, institusional, dan
  ekonomis terhadap sejarah.
• Ibn Khaldun menguraikan teori produksi, teori
  nilai, teori distribusi, dan teori siklus-siklus menjadi
  teori ekonomi umum yang koheren.
• Bagi Ibn Khaldun, manusia: binatang ekonomi
  yang berproduksi yaitu aktivitas manusia yang
  diorganisasikan secara sosial dan internasional.
• Menurut Ibn Khaldun, manusia harus melakukan
  produksi guna mencukupi kebutuhan hidupnya, dan
  produksi berasal dari tenaga manusia.
• Ibn Khaldun menganjurkan sebuah organisasi sosial
  dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja
  agar agar produktivitas menjadi tinggi.
• Menurut Ibn Khaldun, hanya pembagian kerja yang
  memungkinkan terjadinya suatu surplus dan
  perdagangan antara para produsen.
• Menurut Ibn Khaldun, pembagian kerja internasional
  tidak didasarkan pada sumber daya alam, tetapi
  kepada keterampilan penduduknya.
• Menurut Ibn Khaldun, semakin tinggi kemakmuran,
  semakin tinggi permintaan penduduk terhadap barang
  dan jasa.
• Kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa
  menyebabkan kenaikan harga, dan juga naiknya gaji
  yang dibayarkan kepada pekerja terampil.
• Teori produksinya, yang berdasarkan tenaga kerja
  manusia, mengantarkan Ibn Khaldun kepada teori
  tentang nilai, uang, dan harga.
• Ibn Khaldun, menguraikan teori nilai, teori uang, dan
  teori harga. Nilai produk sama dengan jumlah tenaga
  kerja yang dikandungnya.
• Ibn Khaldun: emas & perak adalah ukuran nilai (uang)
  yang diterima secara alamiah. Nilainya tidak
  dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif.
• Ibn Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak
  sebagai standar moneter dan mendukung standar
  logam dan harga emas dan perak yang konstan.
• Bagi Ibn Khaldun, pembuatan uang logam hanyalah
  jaminan penguasa bahwa sekeping uang logam
  mengandung kandungan emas/perak tertentu.
• Bagi Ibn Khaldun, percetakan uang adalah sebuah
  kantor religius, dan karenanya tidak tunduk kepada
  aturan-aturan temporal.
• Bagi ibn Khaldun, harga adalah hasil dari hukum
  permintaan dan penawaran kecuali harga emas dan
  perak, yang merupakan standar moneter.
• Menurut Ibn Khaldun, bila suatu barang langka dan
  banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu
  barang berlimpah, harganya rendah.
• Menurut Ibn Khaldun, harga produk terdiri 3 unsur:
  gaji, laba & pajak. Tiap unsur adalah imbal jasa bagi
  tiap kelompok dalam masyarakat.
• Bagi Ibn Khaldun, gaji = imbal jasa bagi produser,
  laba = imbal jasa bagi pedagang, pajak = imbal
  jasa bagi pegawai negeri & penguasa.
• Ibn Khaldun membagi perekonomian ke dalam
  tiga sektor: produksi, pertukaran, dan layanan
  masyarakat.
• Menurut Ibn Khaldun, harga imbal jasa dari setiap
  unsur (gaji, laba & pajak) ditentukan oleh hukum
  permintaan dan penawaran.
• Karena nilai suatu produk sama dengan jumlah
  tenaga kerja yang dikandungnya, maka harga
  tenaga kerja adalah basis harga suatu barang:
• Menurut Ibn Khaldun, laba adalah selisih antara
  harga jual dengan harga beli yang diperoleh oleh
  pedagang.
• Laba bergantung pada hukum permintaan dan
  penawaran, yang menentukan harga beli melalui
  gaji dan menentukan harga jual melalui pasar.
• Ibn Khaldun mendefinisikan dua fungsi utama dari
  perdagangan, yang merupakan terjemahan waktu
  dan tempat dari suatu produk.
• Ibn Khaldun: pajak pun ditentukan oleh
  permintaan dan penawaran produk yang
  menentukan pendapatan penduduk dan
  kesiapannya untuk membayar.
• Ibn Khaldun: produksi ditentukan populasi.
  Populasi ditentukan produksi. Tumbuhnya
  ekonomi menentukan tumbuhnya populasi dan
  sebaliknya.
• Menurut Ibn Khaldun, proses kumulatif produksi,
  populasi, dan pertumbuhan ekonomi disebabkan
  oleh faktor sosiologis dan psikologis.
• Menurut Ibn Khaldun: dengan pengeluarannya,
  negara meningkatkan produksi, dan dengan
  pajaknya negara membuat produksi menjadi lesu.
• Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa tanpa
  ketertiban dan kestabilan politik, produsen tidak
  memiliki insentif untuk berproduksi.
• Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa uang uang
  berasal dari perekonomian dan harus kembali ke
  perekonomian.
• Ibn Khaldun menemukan banyak pemikiran-
  pemikiran ekonomi yang mendasar beberapa
  abad sebelum kelahirannya “secara resmi”.
• Ibn Khaldun menemukan manfaat-manfaat dan
  perlunya pembagian kerja sebelum Smith dan
  prinsip nilai tenaga kerja sebelum Ricardo.
• Ibn Khaldun menguraikan teori populasi sebelum
  Malthus dan ia menandaskan peran negara dalam
  perekonomian sebelum Keynes.
• Akhirnya, Ibn Khaldun menggunakan konsep-
  konsep ini untuk membangun suatu sistem yang
  dinamis dan koheren.
Pemikir Ekonomi Islam – Asy
     Syatibi (W. 790 H/1388 M)
• Asy-Syatibi bernama lengkap Abu Ishaq bin Musa
  bin Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi,
  dari suku Arab Lakhmi, besar di Granada.
• Asy-Syatibi mengemukakan konsep maqashid al-
  syariah. Tujuan syariah menurut asy-Syatibi
  adalah kemaslahatan umat manusia.
• Asy-Syatibi menjelaskan bahwa syariah berurusan
  dengan perlindungan mashalih, baik dengan cara
  yang positif, maupun dengan cara preventif.
• Menurut Asy-Syatibi, syariah melenyapkan unsur
  apa pun yang yang secara aktual atau potensial
  merusak mashalih.
• Menurut asy-Syatibi, kemaslahatan manusia bisa
  terealisasi jika agama, jiwa, akal, keturunan, dan
  harta dapat diwujudkan dan dipelihara.
• Asy-Syatibi mengakui hak milik individu. Namun
  menolak kepemilikan individu terhadap sumber
  daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
• Dalam pandangan asy-Syatibi, pemungutan pajak
  harus dilihat dari sudut
  pandang maslahah(kepentingan umum).
• Pendapat Asy-Syatibi yang selaras dengan al-
  Ghazali dan Ibnu al-Farra’: pemeliharaan
  kepentingan umum adalah tanggung jawab
  masyarakat.
• Untuk kepentingan maslahah, pemerintah dapat
  mengenakan pajak baru, sekalipun pajak tersebut
  belum pernah dikenal dalam sejarah Islam.
• Menurut Asy-Syatibi, aktivitas ekonomi produksi,
  konsumsi, dan pertukaran merupakan kewajiban
  agama untuk kebaikan dunia akhirat.
• Menurut Asy-Syatibi, seluruh aktivitas ekonomi
  yang mengandung kemaslahatan bagi umat
  manusia disebut sebagai kebutuhan (needs).
Pemikir Ekonomi Islam – Al Maqrizi
         (845 H/1441 M)
• Nama lengkap al-Maqrizi: Taqiyuddin Abu al-
  Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Qadir al-Husaini.
  Ia lahir di Kairo, pada 766 H (1364-1365 M).
• Al-Maqrizi melakukan studi khusus tentang uang
  dan kenaikan harga yang terjadi secara periodik
  dalam keadaan kelaparan dan kekeringan.
• Menurut Al-Maqrizi, penyebab utama inflasi:
  penyebab alamiah (natural inflation) dan
  penyebab kesalahan manusia (human-error
  inflation).
• Penyebab inflasi dari sisi kesalahan manusia:
  korupsi dan administrasi buruk, pajak berlebihan,
  serta kenaikan pasokan mata uang fulus.
• Al-Maqrizi menegaskan bahwa uang emas dan
  perak merupakan satu-satunya mata uang yang
  dapat dijadikan standar nilai sesuai syariah.
• Menurut al-Maqrizi, fulus dapat diterima sebagai
  mata uang jika dibatasi penggunaannya: hanya
  untuk keperluan transaksi berskala kecil.
PEMIKIRAN EKONOMI
ISLAM KONTEMPORER
TOKOH LUAR NEGERI
•   Muhammad Nejatullah Siddiqi
•   Muhammad Abdul Mannan
•   Muhammad Umar Chapra
•   Khursyid Ahmad
•   Monzer Kahf
•   Metwaly (Mutawali)
TOKOH DALAM NEGERI
•   Ahmad Muflih Saifuddin
•   Muhammad Syafi’i Antonio
•   Adiwarman Azwar Karim
•   Iwan Triyuwono
•   Sofyan Safri Harahap
•   Munrokhim Misanam
•   Muhammad
Metodologi


Penelitian Sejarah
Meneliti sejarah sama dengan membuka lembaran
                  peta kehidupan…
Metodologi
1. Metode berarti cara, jalan,
   petunjuk pelaksanaan, atau
   petunjuk teknis.
2. Metodologi berarti ilmu (logi)
   yang membahas tentang jalan
   (science methods)
Penelitian
Penelitian berarti penyelidikan
yang seksama dan teliti
terhadap suatu masalah,
digunakan untuk mendukung
atau menolak suatu teori.
Sejarah
•   Sejarah (history, târîkh) berarti masa lampau
    umat manusia.
•   Bagi Ibn Khaldun, sejarah tidak sekedar
    informasi-informasi dan catatan-catatan
    kronologis. Tetapi, sejarah adalah kritik
    terhadap fakta-fakta dan kajian terhadap sebab-
    sebab kemunculannya. Maka diperlukan
    diskusi dan pembahasan secara ilmiah.
Sejarah
1. Pembatasan menyangkut dimensi waktu
   (berdasarkan kategori waktu tertentu)
2. Pembatasan menyangkut peristiwa (perilaku
   manusia)
3. Pembatasan menyangkut tempat (tempat
   tertentu)
4. Pembatasan menyangkut seleksi (keterkaitan
   dalam dinamika sejarah)
Metode Penelitian Sejarah
• Penyelidikan atas suatu masalah dengan
  mengaplikasikan jalan pemecahannya dari
  perspektif sejarah.
• Seperangkat aturan atau prinsip sistematis
  untuk mengumpulkan sumber-sumber
  sejarah secara efektif, menilainya secara
  kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-
  hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.
Metode Penelitian Sejarah
1. Metode sejarah yang digunakan tergantung dari
   sumber sejarah yang digunakan (sumber
   tertulis, sumber material, dan tradisi).
2. Pendekatan yang paling tepat untuk
   mendeskripsikan dan menganalisis masa lalu
   adalah menggunakan metode historis (history
   approach) dan tergolong dalam desain penelitian
   kepustakaan.
Tahapan Penelitian
           Sejarah
1.   Penentuan Topik Penelitian
2.   Heuristik
3.   Verifikasi
4.   Aufassung (Intepretasi)
5.   Darstellung (Historiografi)
1. Penentuan Topik
                  Penelitian objek yang
• Topik penelitian adalah masalah atau
  harus dipecahkan atau diatasi melalui penelitian
  ilmiah.
• Topik diabstraksikan dengan judul yang terdiri dari:
  –   Masalah atau objek penelitian
  –   Subjek sejarah
  –   Lokasi atau daerah
  –   Waktu terjadinya peristiwa sejarah
• Misalnya, Baitu Mal di Madinah Masa Kepemimpinan
  Rasulullah Saw
2. Heuristik
• Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein,
  artinya memperoleh. Heuristik merupakan suatu
  ketrampilan dalam menemukan, menangani, dan
  memperinci bibliografi atau mengklasifikasikan
  dan merawat catatan-catatan.
• Sejarawan harus mencari sumber primer yaitu
  sumber yang disampaikan oleh saksi mata.
  – Dokumen asli yaitu arsip-arsip asli.
  – Wawancara dengan saksi mata.
3. Verifikasi
• Verifikasi adalah kritik untuk memperoleh
  keabsahan sumber data penelitian sejarah,
  meliputi:
  – Keaslian sumber (otentitas): kapan sumber dibuat?
    Di mana sumber dibuat? Siapa yang membuat? Dari
    bahan apa sumber dibuat? Apakah sumber itu dalam
    bentuk asli?
  – Kesahihan sumber (kredibilitas): Apakah nilai bukti
    ada di dalam sumber? Apakah sumber memberikan
    ‘kebenaran informasi’?
4. Teknik Interpretasi
• Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut juga dengan
  analisis sejarah.
• Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas
  sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber
  sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah
  fakta tersebut ke dalam interpretasi yang menyeluruh.
• Teknik interpretasi dapat menggunakan analisis dan
  sintesis.
• Interprestasi sejarah dilakukan dengan mengerti tentang
  faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa.
  Selain itu, interprestasi dapat dilakukan dengan cara
  membandingkan data.
Teknik Interpretasi
              Sejarah
              Counsequences
               Unintended

   Intended         Action          of Situation          Actor (s)
                                   Interpretation
                                                             r
                                                          Observe

Observer          : peneliti
Aktor             : tokoh yang diteliti
Situation         : keadaan sekitar actor
Action            : perilaku atau kegiatan actor dan sekitarnya
Intended          : hasil sesuai dengan yang diharapkan
Unintended        : hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan
Teknik Interpretasi Sejarah
Skema teknik interprestasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peneliti (observer) dapat melakukan interprestasi langsung
    terhadap masing-masing objek interprestasi secara terpisah.
    Dengan kata lain, peneliti dapat menginterprestasikan peristiwa
    (action) tanpa harus meninjau siapa pelaku peristiwa tersebut,
    begitu juga sebaliknya.
2. Peneliti dapat melakukan interprestasi secara berantai dari dari
    objek ke objek. Pada skema di atas ditunjukkan bahwa peneliti
    disarankan mengawali interprestasi dengan objek pelaku
    (subjek). Kemudian dilanjutkan dengan mendiskripsikan dan
    menganalisis situasi (situation) lalu dilanjutkan pada interprestasi
    peristiwa atau kejadian (action). Setelah proses interprestasi
    tersebut dilakukan dengan benar, maka peneliti akan
    mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan (intended).
    Seandainya peneliti tidak mendapatkan hasil yang optimal atau
    tidak sesuai dengan tujuan (unintended), maka interprestasi dapat
    diulangi langsung dari situasi.
Teknik Interpretasi
1.
                     Sejarah yang sudah
     Analisis sejarah yaitu data sejarah
   ada diurai dengan rinci. Lebih dikenal sebagai
   proses deduktif yaitu pembahasan dari hal yang
   bersifat umum menuju pembahasan yang
   bersifat khusus.
2. Sintesis sejarah yaitu mengumpulkan beberapa
   data sejarah dan menjadikannya dalam kategori
   tertentu. Lebih akrab dengan sebutan proses
   induktif yaitu pembahasan dari hal-hal yang
   bersifat khusus dan bertemu pada satu titik
   yang bersifat umum.
5. Historiografi
• Historiografi merupakan cara penulisan,
  pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian
  sejarah yang telah dilakukan.
• Syarat umum historigrafi diantaranya:
  – Sesuai dengan standar baku penulisan laporan
    penelitian.
  – Terpenuhinya kesatuan sejarah (kronologis).
  – Menjelaskan dengan argumentasi meliputi bukti-
    bukti sejarah dan detail fakta yang akurat.
Daftar Pustaka
• Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah.
  Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
• Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT.
  Tiara Kencana.
• Renier, G.J. 1987. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Terj.
  Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
• Soedjatmoko, dkk, ed. 1995. Historiografi Indonesia Sebuah
  Pengantar. Terj. Mien Djubhar. Jakarta: PT. Gramedia.
• Usman, Hasan. 1986. Metode Penelitian Sejarah. Terj. Muin
  Umar, dkk. Jakarta: Departemen Agama.

More Related Content

What's hot

Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusimas karebet
 
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islam
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islamAbu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islam
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islamAdelina Yusyak
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamEka Widia
 
Lembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamLembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamNeyna Fazadiq
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamSifa Siti Mukrimah
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahAbida Muttaqiena
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinMiftah Iqtishoduna
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islamNurdin Al-Azies
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.muttaqinamafazah
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAHfissilmikaffah1
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAMfissilmikaffah1
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidMuchtar El Bahar
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7afriyani_dwi
 

What's hot (20)

Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
 
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islam
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islamAbu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islam
Abu yusuf dan pemikirannya tentang ekonomi islam
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
Periodisasi ekonomi islam
Periodisasi ekonomi islamPeriodisasi ekonomi islam
Periodisasi ekonomi islam
 
Lembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamLembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian Islam
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
 
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-SyaibaniPemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaid
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
 
Produksi islami
Produksi islamiProduksi islami
Produksi islami
 
01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD
 

Viewers also liked

Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamLimpul
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamRikza Adhia
 
1. sejarah pemikiran ekonomi islam
1. sejarah pemikiran ekonomi islam1. sejarah pemikiran ekonomi islam
1. sejarah pemikiran ekonomi islamMuhammad Jamhuri
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNMiftah Iqtishoduna
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamNisa Ell
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanAlief Reza KC
 
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidin
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidinperkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidin
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidinZaky Mubarak Lubis
 
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulah
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulahSejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulah
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulahtaufik ardiansyah
 
Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)arfa07
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALNeng Putriyanti
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
 
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)Ain Salim
 
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinSistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinErni Setyaningsih
 
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slide
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slideKontribusi cendekiawan muslim spe - slide
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slideDaryono Soebagyo
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiEza Dp
 
Pemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerPemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerYusuf Darismah
 
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umumPerbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umumekasriii
 

Viewers also liked (20)

Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
1. sejarah pemikiran ekonomi islam
1. sejarah pemikiran ekonomi islam1. sejarah pemikiran ekonomi islam
1. sejarah pemikiran ekonomi islam
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
 
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidin
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidinperkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidin
perkembangan ekonomis islam masa khulafaur rasyidin
 
Sejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Sejarah/Perkembangan Pemikiran EkonomiSejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Sejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
 
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulah
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulahSejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulah
Sejarah perkembangan ekonomi islam zaman rosullulah
 
Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)
SEJARAH ISLAM STPM PENGGAL 2 (Bab 2.1.2 Institusi Ekonomi)
 
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinSistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
 
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slide
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slideKontribusi cendekiawan muslim spe - slide
Kontribusi cendekiawan muslim spe - slide
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
 
Pemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerPemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporer
 
Periodisasi ekonomi islam
Periodisasi ekonomi islam Periodisasi ekonomi islam
Periodisasi ekonomi islam
 
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umumPerbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
 

Similar to Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umumEka Fransisca (Eka Doang
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalPerbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalkusri yati
 
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptx
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptxekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptx
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptxFauziahNurHutauruk
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxJayatiaraDewiRizqiya
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomisenjayolarizki
 
SPEI 1.ppt
SPEI 1.pptSPEI 1.ppt
SPEI 1.pptfaqih61
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamEgi Kuswandi
 
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamPerkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamNeyna Fazadiq
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamAna Tamara
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamAna Tamara
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMjuju juhariyah
 
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaSejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaogie nirwan
 
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi IslamKilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi IslamMuhammad Jamhuri
 

Similar to Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (20)

periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
 
ekonomi islam
ekonomi islamekonomi islam
ekonomi islam
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalPerbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptx
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptxekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptx
ekonomi-mikro-islam-rtt-2018.pptx
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
SPEI 1.ppt
SPEI 1.pptSPEI 1.ppt
SPEI 1.ppt
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
ekonomi islam
ekonomi islamekonomi islam
ekonomi islam
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamPerkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
 
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaSejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
 
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi IslamKilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam
Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam
 

More from Gus Alwy Muhammad

More from Gus Alwy Muhammad (10)

Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporerHarta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
 
Simpul simpul fiqih ekonomi
Simpul simpul fiqih ekonomiSimpul simpul fiqih ekonomi
Simpul simpul fiqih ekonomi
 
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh KontemporerHarta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
 
Hukum ekonomi stain ta
Hukum ekonomi stain taHukum ekonomi stain ta
Hukum ekonomi stain ta
 
Pegadaian syari’ah
Pegadaian syari’ahPegadaian syari’ah
Pegadaian syari’ah
 
Pasar modal syari’ah
Pasar modal syari’ahPasar modal syari’ah
Pasar modal syari’ah
 
Teori produksi ppt
Teori produksi pptTeori produksi ppt
Teori produksi ppt
 
Lelang
LelangLelang
Lelang
 
Pengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islamPengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islam
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

  • 1. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
  • 2. Silabi Matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam • MATERI KULIAH: 1. Pendahuluan 2. Perekonomian dalam Lintasan Sejarah (Peta besar sejarah Ekonomi sejak zaman filsuf [Hellenisme] sampai sekarang); 3. Ekonomi Arab pra Islam 4. Islam dan perkembangan pemikiran Ekonomi (Bisnis); 5. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Rasulullah; 6. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Khulafa Ar-Rasyidun; 7. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Awal (Klasik); 8. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kedua; 9. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Ketiga; 10. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kontemporer; 11. Pemikiran Hukum Ekonomi dan Bisnis Syariah di Indonesia • REFERENSI – Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Klasik hingga Kontemporer – Adiwarman A. Karim, Sejerah Pemikiran Ekonomi Islam Islam, – MB Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam – AA. Islahi, The History of Islamic Economic Thought: Subjective Survey
  • 3. PETA PEMIKIRAN EKONOMI KRONOLOGI PEMIKIRAN EKONOMI DI DUNIA
  • 4. GREAT GAP • Josep Schumpeter: – Terjadi Great Gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal sebagai the dark ages – Pemikir ekonomi pertama kali timbul di Yunani Kuno (abad 4 SM) dan bangkit kembali pada abad 13 M di tangan pemikir skolastik Thomas Aquinas • Masa kegelapan di Barat, terjadi masa keemasan Islam • Alur sejarah dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 5. Perkembangan Ekonomi Islam Garis Besar Periodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi SM 1M 13 M 18 M The Wealth Adam Smith Pemikiran Dark Age Yunani Tak Ada Karya Pemikiian Ekonomi? Pemikiran Thomas Aquinas,dll Bibel
  • 6. Perkembangan Ekonomi Islam PERIODISASI PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM 7M 11M 13 M 19 M 22M Al-Ghazali, Waliullah QURAN Ibn Rushd, M Iqbal Zarqa & Rasul Hanifa, Syafi’I Ibn Taymiyah M Abduh Baqr ashadr Abu Yusuf, Ibn Khaldun Siddiqie Hanbali, Mawardi, Khursyid ahmad Farabi Umer Chapra
  • 7. KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Periodisasi Islam Filsof: Sebelum Masehi Hammurabi (1700 SM) Xenophone (440-355 SM) Plato (427 – 357 SM) Aristoteles (350 SM) Bible Abad ke-1 s/d 5 tidak Al-Qur’an dan Sunnah ditemukan penulisan Fase Pertama: tentang ekonomi peletakan dasasr Abad ke 5 s/d 11 tidak pemikiran (s/d ditemukan penulisan 450H/1058M), di tentang ekonomi dari antara: Zaid bin Husen pemikir konvensional, bin Ali; Abu Yusuf; Abu tetapi ditemukan lebih Ubayd al-Qasim; dari 15 penulisan Ahmad bin Hanbal; Abu tentang ekonomi dari Ja’far al-Dawudi; Ibn pemikir Islam Maskawih
  • 8. KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Periodisasi Islam Skolastik Abad ke-11 s/d 15 Fase Kedua (1058-1446M) St. Thomas Aquinas Al-Ghazali; Al-Mawardi; Ibn St. Albertus Magnus Hazm; Al-Tusi; al-Kasani; al- Razi; Ibn Qayim; Ibn Taymiyah; Ibn Khaldun; Al- Maqrizi Era Merkantilisme: Abad ke 15 – 20 Fase Ketiga (1446 – 1932 M) Jean Bodin; Thomas Mun; Tidak ditemukan David Hume penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Paham Fisiokratis: Tidak ditemukan Francis Quesnay penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Paham Klasik Ditemukan penulisan Shah Wali Allah (1703 – Adam Smith (1723 – 1790) ekonomi dari 1762) seorang penulis Islam
  • 9. KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Periodisasi Islam Neo Klasik/Kapitalisme Thomas R Malthus David Ricardo Jean Batiste Say John S. Mill Sosialisme Robert Owen Komusnisme: Karl Marx Frederich Engels Neo Kapitalisme: Ditemukan penulisan Jamaluddin al-Afghani (1897) Alfred W. Marshal tentang ekonomi dari seorang pemikir Irving Fisher Islam John M. Keynes Alvin H Hasen
  • 10. KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Periodisasi Islam Simon Kuznet Abad ke-20 Muhammad Iqbal John R. Hick Yusuf Qardawi John K. Galbrait Khurshid Ahmad V. Lenin M. Omer Chapra Paul Samuelson Dll. Walt W. Rostow Milton Freidman
  • 11. MELACAK PEMIKIRAN EKONOMI Berangkat dari Plato, Socrates, Aristoteles, kita mengenai ekonomi  perubahan masyarakat tradisional ke modern Instrumen ekonomi adalah produksi, bukan uang. Uang = ayam betina yang tidak bertelur, sehingga dalam ekonomi tidak perlu adanya bunga Setelah revolusi industri, mualailah masuknya ahli ilmu eksakta ke dalam disiplin ilmu ekonomi
  • 12. PRAKTEK EKONOMI ARAB PRA ISLAM
  • 13. • Perekonomian Arab pra Islam – Bangsa Arab adalah bangsa dengan kehidupan berdagang – Suku Quraisy adalah suku asal Nabi Muhammad dan pemegang otoritas penjaga Ka’bah dan suku yang paling dominan dan berpengaruh, termasuk dalam kegiatan perniagaan, mereka sangat piawai dalam melakukan syirkah maupun mudharabah – Ekspansi dagang dilakukan sangat luas, dan mereka menggunakan alat pembayaran kredit. Mereka terbiasa menggunakan transaksi ribawi – Terlihat tiga model praktek niaga mereka:
  • 14. • Seorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan perjanjian bahwa pembayarannya akan dilakukan pada suatu tanggal yang telah disetujui bersama. Apabila pembeli tidak dapat membayar tepat pada waktunya, suatu tenggang waktu akan diberikan dengan syarat membayar dengan jumlah yang lebih besar daripada harga awal • Seseorang meminjamkan sejumlah uang selama jangka waktu tertentu dengan syarat pada saat jatuh tempo, peminjam membayar pokok modal bersama dengan suatu jumlah tetap riba atau tambahan • Antara peminjam dengan pemberi pinjaman melakukan kesepakatan terhadap suatu tingkat riba selama jangka waktu tertentu
  • 15. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW • Sistem Ekonomi Nabi Muhammad SAW – Untuk memahami sistem ekonomi Nabi Muhammad SAW praktek ekonomi yang dilakukan beliau – Ada dua periode: • Masa sebelum kenabian • Setelah kenabian – Masa sebelum kenabian • Muhammad SAW sebagai pedagang – Masa setelah kenabian: sebagai kepala negara  membuat kebijakan kenegaraan
  • 16. Muhammad SAW sebagai Pedagang • Muhammad SAW sebagai pedagang yang terpercaya (al-Amin) dan jujur (ash-shiddiq) – Implikasi al-Amin & ash-Shiddiq: • Semakin banyaknya para pemilik modal memberi kesempatan berdagang kepada beliau dengan memodalinya  Khadijah binti Khuwailid • Setelah menikah dengan Khadijah, Muhammad SAW tetap menjalankan usaha perdagangannya. Ia menjadi manajer sekaligus mitra dalam usaha dagang isterinya. • Melakukan perjalanan dagang di semenanjung Arab dan negeri-negeri perbatasan Yaman, Bahrain, Irak, dan Syiria. • Terlibat dalam urusan dagang besar di fistival dagang Ukaz dan Dzul Majaz selama musim haji, • Pada musim lain sibuk mengurus perdagangan grosir di pasar-pasar kota Mekah • Muhammad SAW melakukan hampir semua urusan dagang melalui agen- agennya dan hanya sedikit sekali bertindak sebagai agen untk para pedagang lain. • Kadang ia mengambil pinjaman berdasarkan gadai, membeli barang dengan tunai, dan dengan pinjaman • Transaksi dagang banyak dilakukan sebelum diangkat sebagai Nabi
  • 17. Muhammad SAW sebagai Kepala Negara • Ketika Nabi hijrah ke Madinah, penduduk Madinah kemudian mengangkatnya sebagai kepala negara dan sekaligus sebagai pemimpin agama • Sebagai kepala negara ia membuat kebijakan tentang: – Membangun masjid sebagai Islamic Centre – Menjalin ukhuwah islamiyah antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar – Menjalin kedamaian dalam negara – Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya – Membuat konstitusi negara – Menyusun sistem pertahanan negara – Meletakkan dasar-dasar keuangan negara  mendirikan Baitul Mal • Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Nabi Muhammad SAW:
  • 18. Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Nabi Muhammad SAW • Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemlik absolut seluruh alam semesta • Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di muka bumi, bukan pemilik yang sebenarnya • Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah SWT. Oleh karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung • Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun • Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya termasuk riba harus dihilangkan • Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan • Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-orang miskin.
  • 19. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW • Baitul Mal: Bendahara Negara  mengatur pemasukan dan pengeluaran negara  kebijakan fiskal – Pemasukan negara: • Kharaj  pajak terhadap tanah: ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas, jenis tanaman, jenis irigasi • Zakat  dalam bentuk uang tunai, hasil peternakan, hasil pertanian • Khums  pajak proporsional sebesar 20%; Syiah: semua pendapatan; Sunni: hasil rampasan perang (kecuali Imam Abu Ubaid: barang temuan dan barang tambang • Jizyah  pajak bagi orang non muslim sebagai ganti layanan sosial-ekonomi, perlindungan keamanan dari negara Islam • Penerimaan lain: kafarat dan harta waris dari orang yang tidak memiliki ahli waris
  • 20. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW – Pengeluaran negara • Penyebaran Islam • Pertahanan dan keamanan • Pembangunan infrastruktur • Pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan • Penyediaan fasilitas/layanan kesejahteraan sosial • Dampak ekonominya: – Penyebaran Islam  kenaikan agregat demand dan supply. Selain itu juga meningkatkan pendapatan Baitul Mal  pendapatan masyarakat meningkat – Pendapatan meningkat  meningkatkan MPC (Marginal Propensity to Consume)  MPS (Marginal Propensity to Save) juga meningkat  meningkatkan tingkat investasi  (dalam jangka panjang) Pendapatan Nasional meningkat secara keseluruhan
  • 21. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW • Kebijakan Fiskal dan Menoter pada masa Nabi Muhammad • Kebijakan Fiskal – Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja, melalui: muzara’ah, musaqat & mudharabah – Kebijakan pajak: kharaj, khums, zakat – Anggaran: pengaturan APBN (cermat, efektif, dan efisien) – Kebijakan fiskal khusus: minta bantuan kepada muslim kaya secara sukarela • Kebijakan Moneter – Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata uang sah negara  face value – Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk precautionary (jaga- jaga)
  • 22. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN • Masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq – Pembagian tanah taklukan – Mengambil alih tanah orang yang murtad untuk kepentingan umat Islam – Pembagian harta Baitul Mal dengan prinsip kesamarataan – Implikasi ekonomi kebijakan: peningkatan agregate demand dan agregate supply : • meningkatkan total pendapatan nasional • Memperkecil jurang pemisah antara orang yang kaya dengan yang miskin
  • 23. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN • Masa pemerintahan Umar ibn al-Khatab – Pendirian Lembaga Baitul Mal, diikuti dengan pendirian beberapa departemen: • Departemen pelayanan Militer • Departemen Kehakiman dan Eksekutif • Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam • Departemen Jaminan Sosial – Klasifikasi dan Alokasi Pendapatan Negara: • Pendapatan zakat dan ‘ushr (pajak tanah)  dibagi ke 8 ashnaf • Pendapatan khums dan sedekah  dibagi kepada mereka yang mencari kesejahteraan • Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ‘ushr (pajak perdagangan) dan sewa tanah  untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta menutupi biaya operasional administrasi, kebutuhan militer • Pendapatan lain  untuk membayar para pekerja,
  • 24. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN • Masa pemerintahan Umar ibn al-Khatab – Kebijakan lainnya: • Kepemilikan tanah  tanah taklukan tidak dibagi kepada kaum muslimin, tetapi membiarkan tanah tersebut tetap berada pada pemiliknya dengan syarat membayar kharaj dan jizyah • Zakat  zakat dari kuda, karet, dan madu • Ushr  pajak pedagang yang memasuki wilayah kekuasaan Islam • Mata uang  bobot mata uang dinar seragam yaitu satu mistqal = 20 qirat atau 100 grain barley; dirham perak seberat 14 qirat atau 70 grain barley.
  • 25. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN • Masa pemerintahan Usman ibn Affan – Kebijakan ekonomi  pengembangan sumber daya alam: • Pembuatan saluran air • Pembangunan jalan • Pembentukan organisasi kepolisian yang permanen untuk mengamankan jalur perdagangan • Membangun armada laut  supremasi kelautan di wilayah Mediterania – Kebijakan lainnya: • Mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat secara berbeda (prinsip keutamaan) • Pengelolaan zakat terdapat pendelegasian kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya masing- masing  mengurangi penyelewengan oknum pengumpul zakat
  • 26. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN • Masa pemerintahan Ali Ibn Thalib – Kebijakan ekonomi: • Memberhentikan para pejabat korup • Membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang kesayangan Usman • Mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Umar ibn al-Khatab – Pendistribusian harta baitul mal: • Prinsip pemerataan  memberikan santunan yang sama kepada setiap orang tanpa memandang status sosial atau kedudukannya dalam Islam – Kebijakan pencetakan mata uang koin atas nama negara Islam
  • 27. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA UMAYYAH • Beberapa khalifah termasyhur pada masa Umayah, adalah: – Muawiyah ibn Abi Sofyan  kebijakannya: • Mendirikan dinas pos dengan berbagai fasilitasnya • Menertibkan angkatan perang • Mencetak mata uang • Mengembangkan jabatan sebagai jabatan profesional • Pemberian gaji tetap kepada para tentara • Pembentukan tentara profesional • Pengembangan birokasi pengumpulan pajak dan administrasi politik – Abdul Malik ibn Marwan  kebijakannya: • Penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat Islam, sebagai repon atas permintaan pihak Romawi untuk menghapus kalimat Bismillahirrahmanirrahim pada mata uang yang berlaku • Menjatuhkan hukuman ta’zir kepada mereka yang melakukan pencetakan mata uang di luar percetakan negara
  • 28. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA UMAYYAH • Beberapa khalifah termasyhur pada masa Umayah, adalah: – Umar ibn Abdul Aziz  kebijakannya: • Menyerahkan hartanya dan keluarganya yang tidak wajar kepada Baitul Mal • Memprioritaskan pembangunan dalam negeri dari para perluasan ke luar negeri • Mengurangi beban pajak yang dipungut kepada kaum Nasrani • Penghapusan pajak bagi kaum Muslimin, • Membuat aturan takaran dan timbangan • Membasmi cukai dan kerja paksa • Memperbaiki tanah pertanian • Penggalian sumur-sumur • Pembuatan jalan • Kebijakan otonomi daerah – Semua kebijakannya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
  • 29. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA ABBASIYAH • Ahmad Syalabi membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi tiga periode, yaitu: – Periode Pertama (132 H – 232H)  kekuasaan berada di tangan khalifah penuh – Periode Kedua (232 H – 590 H)  kekuasaan politik berpindah ke tangan golongan Turki, Bani Buwaih, Bani Saljuq – Periode Ketiga (590 H – 656 H)  kekuasaan kembali ke tangan khalifah, tetapi hanya di Baghdad dan sekitarnya • Keemasan masa ini dicapai pada periode pertama  landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
  • 30. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA ABBASIYAH • Abu Ja’far Al-Manshor – Meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang baik – Pengendalian harga dilakukan oleh kepala jawatan pos untuk melaporkan harga pasaran di setiap bahan makanan dan barang lainnya • Al-Mahdi – Kebijakan yang menguntungkan rakyat banyak, seperti: membangun tempat persinggahan para musyafir haji; pembuatan kolam-kolam air bagi kafilah dagang – Mengembalikan harta rampasan kepada pemiliknya – Peningkatan ekonomi terjadi sejak terjadi peningkatan sektor pertanian dan pertambangan serta perdagangan
  • 31. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA ABBASIYAH • Harun al-Rasyid – Pembentukan wazir yang mengepalai Diwan, yaitu: • Diwan al-Khazanah  bertugas mengurus seluruh perbendaharaan negara • Diwan al-Azra’  bertugas mengurus kekayaan negara yang berupa hasil bumi • Diwan Khazain as-Syiasah  bertugas mengurus perlengkapan angkatan perang – Sumber pendapatan negara meliputi: Kharaj, jizyah, zakat, fa’i, ghanimah, ‘usyr dan harta lain, seperti: wakaf, sedekah, dan harta warisan – Pada masa Harun al-Rasyid pendapatan Baitul Mal dialokasikan untuk riset ilmiah dan penterjemahan buku-buku Yunani disamping untuk biaya pertahanan dan angaran rutin pegawai
  • 32. TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA ABBASIYAH • Harun al-Rasyid – Pemerintahan Harun al-Rasyid sangat memperhatikan masalah pajak  Qadi Abu Yusuf menyusun kitab al- Kharaj – Dalam pemungutan al-Kharaj, para Khalifah Abbasiyah melakukannya dengan tiga cara: • Al-Muhasabah atau penaksiran luas areal tanah dan jumlah pajak yang harus dibayar dalam bentuk uang • Al-Muqasamah atau penetapan jumlah tertentu (persentase) dari hasil yang diperoleh • Al-Muqatha’ah atau penatapan pajak hasil bumi terhadap para jutawan berdasarkan persetujuan antara pemerintah dengan yang bersangkutan • Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada perkembangan peradaban dan kebudayaan islam, termasuk kehidupan ekonomi daripada perluasan
  • 33. PEMIKIRAN PARA TOKOH KLASIK TENTANG EKONOMI
  • 34. Pemikir Ekonomi Islam – Zaid bin Husen bin Ali (80-120 H/699-738 M)
  • 35. • Berikut ini adalah sedikit pemikiran Zaid bin Husen bin Ali dalam menerapkan Ekonomi Islam: • # Zaid bin Ali adalah cucu Imam Husain adalah fukaha yang paling terkenal di Madinah, dan guru dari seorang ulama terkemuka, Abu Hanifah. • # Menurut Zaid bin Ali, penjualan barang secara kredit dengan harga lebih tinggi daripada harga tunai adalah bentuk transaksi yang sah. • # Menurut Zaid bin Ali, transaksi kredit dapat dibenarkan selama dilandasi oleh prinsip saling ridha antar kedua belah pihak.
  • 36. • # Pada dasarnya, keuntungan dari penjualan secara kredit merupakan murni bagian dari sebuah perniagaan dan tidak termasuk riba. • # Penjualan yang dilakukan secara kredit merupakan salah satu bentuk promosi sekaligus respon terhadap permintaan pasar. • # Keuntungan dari penjualan kredit adalah kompensasi atas kemudahan yang diperoleh seseorang tanpa harus membayar secara tunai. • # Keuntungan dari jual beli secara kredit tentu berbeda dengan pengambilan keuntungan dari suatu penangguhan pembayaran pinjaman.
  • 37. • # Menurut Zaid, uang tidak dengan sendirinya menghasilkan sesuatu. Ia baru akan dapat menghasilkan jika dan hanya jika melalui perniagaan. • # Keuntungan dari penjualan secara kredit tidak serta merta mengindikasikan bahwa harga yang lebih tinggi selalu berkaitan dengan waktu. • # Seseorang yang menjual secara kredit dapat pula menetapkan harga yang lebih rendah daripada harga pembeliannya. • # Seseorang dapat juga menjual barangnya, baik secara tunai ataupun kredit, dengan harga yang lebih rendah daripada harga pembeliannya. • # Dalam syariah, setiap baik buruknya suatu akad ditentukan oleh akad itu sendiri, tidak dihubungkan dengan akad yang lain.
  • 38. Pemikir Ekonomi Islam – Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M) • Abu Hanifah adalah fukaha terkenal dan seorang pedagang dari Kufah yang saat itu merupakan pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian. • Salah satu transaksi yang sangat populer pada masa Abu Hanifah adalah Salam. • Salam adalah menjual barang yang akan dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad disepakati. • Abu Hanifah mengusulkan agar rincian jenis komoditi, mutu, kuantitas, waktu dan tempat pengiriman barang dinyatakan jelas dalam akad
  • 39. • Abu Hanifah memberikan persyaratan bahwa komoditi barang Salam harus tersedia di pasar selama waktu kontrak dan tanggal pengiriman. • Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi. • Pengalamannya di bidang perdagangan memungkinkan Abu Hanifah dapat menentukan aturan-aturan yang adil dalam transaksi bisnis. • Abu Hanifah membebaskan zakat terhadap pemilik harta yang dililit utang dan tidak sanggup menebusnya. • Abu Hanifah melarang pembagian hasil panen (muzara’ah) untuk tanah yang tidak menghasilkan apapun yang umumnya digarap kaum lemah.
  • 40. Pemikir Ekonomi Islam – Asy Syaibani (132-189 H/750-804 M) • Salah satu rekan sejawat Abu Yusuf dalam mazhab Hanafiyah adalah Muhammad bin Hasan asy- Syaibani. • Asy Syaibani menyusun risalah kecil yang berjudul al- Iktisab fi ar-Rizq al-Mustathab membahas pendapatan dan belanja rumah tangga. • Asy Syaibani menguraikan perilaku konsumsi seorang muslim yang baik serta keutamaan orang yang suka berderma dan tidak suka meminta-minta. • Asy Syaibani membagi pekerjaan jadi 4 jenis: ijarah (sewamenyewa), tijarah (perdagangan), zira’ah(pertanian), dan shina’ah (industri).
  • 41. • Asy Syaibani menilai pertanian sebagai lapangan pekerjaan terbaik, padahal masyarakat Arab saat itu lebih tertarik berdagang/berniaga. • Dalam suatu risalah yang lain, yakni Kitab al-Asl, asy-Saibani telah membahas masalah kerjasama usaha dan bagi hasil. • Secara umum, pandangan asy-Syaibani cenderung berkaitan dengan perilaku ekonomi seorang muslim sebagai individu. • Asy Syaibani berbeda dengan Abu Yusuf yang cenderung berkaitan dengan perilaku penguasa dan kebijakan publik.
  • 42. Pemikir Ekonomi Islam – Abu Ubaid (150-224 H) • Nama lengkap Abu Ubaid: al-Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid al-Harawi al-Azadi al-Baghdadi. Ia lahir pada 150 H di Harrah, Khurasan. • Abu Ubaid adalah ahli hadis (muhaddits), ahli fiqh (fuqaha), menjabat qadi di Tarsus, sering menangani kasus pertanahan dan perpajakan. • Karya Abu Ubaid yang fenomenal adalah Kitab Al Amwal, yang dianggap lebih kaya dibanding Kitab Al Kharaj karya Abu Yusuf. • Fokus Abu Ubaid lebih tertuju pada permasalahan terkait standar etika politik suatu pemerintahan daripada teknik efisiensi pengelolaannya.
  • 43. • Kitab al-Amwal fokus pada masalah Keuangan Publik (Public Finance) meskipun mayoritas membahas permasalahan administrasi pemerintahan. • Kitab al-Amwal menekankan beberapa isu mengenai perpajakan dan hukum pertanahan serta hukum administrasi dan hukum internasional. • Pada masa Abu Ubaid, pertanian adalah sektor terbaik dan utama karena menyediakan kebutuhan dasar dan sumber utama pendapatan negara. • Abu Ubaid memiliki pendekatan yang berimbang terhadap hak-hak individu, publik, dan Negara. • Menurut Abu Ubaid, jika kepentingan individu berbenturan dengan kepentingan publik, ia akan berpihak pada kepentingan publik.
  • 44. • Abu Ubaid menekankan bahwa perbendaharaan negara tidak boleh disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh penguasa untuk kepentingan pribadi. • Abu Ubaid menyinggung pentingnya keseimbangan kekuatan finansial penduduk nonmuslim (capacity to pay) dengan kepentingan muslim. • Kaum muslimin dilarang menarik pajak terhadap tanah penduduk nonmuslim melebihi dari apa yang diperbolehkan dalam perjanjian perdamaian. • Abu Ubaid menyatakan bahwa tarif pajak kontraktual tidak dapat dinaikkan, bahkan dapat diturunkan apabila terjadi ketidakmampuan membayar. • Abu Ubaid berupaya menghentikan diskriminasi atau favoritisme, penindasan dalam perpajakan serta upaya penghindaran pajak (tax evasion). • Abu Ubaid mengakui adanya kepemilikan pribadi dan kepemilikan publik.
  • 45. • Pemikiran Abu Ubaid yang khas adalah mengenai hubungan antara kepemilikan dengan kebijakan perbaikan pertanian. • Dalam pandangan Abu Ubaid, sumber daya publik, seperti air, padang rumput, dan api tidak boleh dimonopoli seperti hima’ (taman pribadi). • Menurut Abu Ubaid, seluruh sumber daya publik adalah milik negara yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan publik. • Bagi Abu Ubaid, zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta bagaimana menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan. • Kalangan kaya wajib berzakat, kalangan menengah tidak wajib berzakat tapi bukan mustahik zakat, kalangan bawah adalah penerima zakat.
  • 46. • Abu Ubaid mengadopsi prinsip “bagi setiap orang adalah menurut kebutuhannya masing-masing” (li kulli wahidin hasba hajatihi). • Fungsi uang menurut Abu Ubaid: (1) standar nilai pertukaran (standard of exchange value), (2) media pertukaran (medium of exchange). • Abu Ubaid mengakui fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) saat membahas jumlah tabungan minimum tahunan wajib kena zakat. • Salah satu ciri khas Kitab al-Amwal di antara kita-kitab lain yang membahas tentang keuangan publik (public finance). • Al Amwal membahas timbangan dan ukuran, yang biasa digunakan menghitung beberapa kewajiban agama yang berkaitan dengan harta atau denda.
  • 47. • Abu Ubaid pantas disebut sebagai pemimpin “pemikiran ekonomi mazhab klasik” di antara penulis tentang keuangan publik (public finance). • Abu Ubaid membela pelaksanaan distribusi kekayaan secara adil dan merata berdasarkan prinsip keadilan fiskal yang sebaik dan sempurna. • Menurut Abu Ubaid, segala kebijakan yang hanya menguntungkan sekelompok masyarakat dan membebani yang lainnya harus dihindari negara. • Abu Ubaid secara tegas menyatakan bahwa pemerintah wajib memberi jaminan standar kehidupan layak bagi setiap individu dalam masyarakat
  • 48. Pemikir Ekonomi Islam – Yahya bin Umar (213-289 H) • Nama lengkap Yahya bin Umar: Abu Bakar Yahya bin Umar bin Yusuf al-Kannani al-Andalusi, lahir pada 213 H, dibesarkan di Kordova, Spanyol. • Karya Yahya bin Umar yang terkenal adalah kitab al- Muntakhabah fi Ikhtishâr al-Mustakhrijah fi al-Fiqh al- Mâliki dan kitab Ahkâm al-Sûq. • Menurut Yahya bin Umar, ketakwaan kepada Allah swt adalah asas dalam perekonomian Islam, dan menjadi pembeda dengan ekonomi konvensional. • Fokus perhatian Yahya ibn Umar tertuju pada hukum- hukum pasar yang terefleksikan dalam pembahasan tentang tas’ir (penetapan harga).
  • 49. • Menurut Yahya bin Umar, pemerintah tidak berhak melakukan intervensi harga, kecuali jika penyebab kenaikan harga adalah human error. • Menurut Yahya ibn Umar, hukum asal intervensi pemerintah adalah haram. Boleh dilakukan jika dan hanya jika kesejahteraan publik terancam. • Yahya bin Umar melarang praktek banting harga (dumping) untuk mencegah dampak negatif pada mekanisme pasar & seluruh kehidupan masyarakat. • Tentang ihtikar, Yahya bin Umar menyatakan bahwa timbulnya kemudaratan terhadap masyarakat merupakan syarat pelarangan penimbunan barang. • Menurut Yahya bin Umar, kebijakan pemerintah saat harga naik akibat ulah manusia adalah mengembalikan tingkat harga ke equilibrium price.
  • 50. Pemikir Ekonomi Islam – Al Mawardi (364-450 H / 974–1058 • M) bin Muhammad bin Al Mawardi Abu al-Hasan Ali Habib al-Mawardi al-Basri asy-Syafi’i lahir di kota Basrah pada tahun 364 H (974 M). • Pemikiran ekonomi al-Mawardi ada pada tiga buah karya tulisnya, yaitu Kitab Adab ad-Dunya wa ad- Din, al-Hawi dan al-Ahkam as-Sulthaniyyah. • Al Mawardi memaparkan perilaku ekonomi muslim serta jenis mata pencaharian utama, yaitu pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri. • Dalam Kitab al-Hawi, di salah satu bagiannya, al- Mawardi secara khusus membahas tentang mudharabah dalam pandangan berbagai mazhab.
  • 51. • Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi banyak menguraikan tentang sistem pemerintahan dan administrasi negara Islam. • Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi menguraikan lembaga negara, penerimaan dan pengeluaran negara, serta institusi hisbah. • Menurut Al-Mawardi, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat adalah kewajiban penguasa dari sudut pandang ekonomi, moral dan agama. • Menurut Al-Mawardi, negara harus menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan umum.
  • 52. • Menurut Al-Mawardi, penilaian atas kharaj harus bervariasi sesuai faktor kemampuan tanah: kesuburan, jenis tanaman dan sistem irigasi. • Menurut Al-Mawardi, alternatif metode penetapan kharaj adalah berdasarkan: misahah, atau ukuran tanah yang ditanami saja, atau musaqah. • Metode Misahah: penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah. Metode ini merupakan fixed-tax, selama tanah tersebut memang bisa ditanami. • Pada penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah yang ditanami saja, tanah subur yang tidak dikelola tidak termasuk penilaian obyek kharaj.
  • 53. • # Metode Musaqah: metode penetapan kharaj berdasarkan persentase dari hasil produksi (proportional tax) yang dipungut setelah panen. • # Menurut Al-Mawardi, untuk membiayai kepentingan publik, Negara membutuhkan lembaga keuangan negara (Baitul Mal) yang didirikan permanen. • # Menurut Al-Mawardi, melalui Baitul Mal, pendapatan negara akan disimpan dalam pos terpisah dan dibelanjakan sesuai alokasi masing-masing. • # Menurut Al-Mawardi, harta benda yang disimpan di Baitul Mal sebagai amanah untuk didistribusikan kepada mereka yang berhak.
  • 54. Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) • Salah satu pandangan Ibn Miskawaih yang terkait dengan aktivitas ekonomi adalah tentang pertukaran dan peranan uang. • Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. • Menurut Ibnu Miskawaih, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja sama dan saling membantu dengan sesamanya. • Menurut Ibnu Miskawaih, manusia akan saling mengambil dan memberi. Konsekuensinya, mereka akan menuntut suatu kompensasi yang pantas
  • 55. • Menurut Ibnu Miskawaih, barter jasa dua profesi berbeda, akan menjadi reward jika kedua karya tersebut seimbang. • Menurut Ibnu Miskawaih, jika barter dua jasa tidak seimbang, maka Dinar bisa jadi alternatif penyeimbang. • Ibnu Miskawaih menegaskan bahwa logam yang dapat dijadikan sebagai mata uang adalah logam yang dapat diterima secara universal. • Menurut Ibnu Miskawaih, konvensi uang logam: tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah rusak, dikehendaki orang dan orang senang melihatnya
  • 56. Pemikir Ekonomi Islam – Al Ghazali (451-505 H/1055/1111 M) • Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di Khurasan, Iran. • Sejak kecil, al-Ghazali tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga seorang sufi meninggal dunia. • Pemikiran ekonomi al-Ghazali dituangkan dalam: Ihya ‘Ulum al-Din, al-Mustashfa, Mizan al-‘Amal, dan al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk. • Fokus utama perhatian al-Ghazali tertuju pada perilaku individual yang dibahas secara rinci dengan rujukan yang komprehensif. • Rujukan al-Ghazali: Quran, Sunnah, Ijma Sahabat/Tabiin serta sufi: Junaid al-Baghdadi, Dzun Nun al-Mishr dan Harits bin Asad al-Muhasibi.
  • 57. • Menurut al-Ghazali: seseorang harus memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dalam kerangka melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah. • Menurut al-Ghazali: seluruh aktivitas kehidupan termasuk ekonomi, harus sesuai syariah Islam. Tidak boleh kikir, tidak boleh boros. • Pemikiran sosioekonomi al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai “fungsi kesejahteraan sosial islami”. • Tema yang jadi pangkal tolak seluruh karya al-Ghazali adalah konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama). • Konsep maslahat al-Ghazali: konsep yang mencakup semua aktivitas manusia dan membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.
  • 58. • Menurut al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar. • Tujuan dasar maslahat: agama (al-dien), hidup/jiwa (nafs), keluarga/keturunan (nasl), harta/kekayaan (mal), dan intelek/akal (aql). • Al-Ghazali menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah mencapai kebaikan di dunia dan akhirat. • Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosial dalam kerangka hierarki utilitas individu & sosial tripartite. • Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite: kebutuhan (daruriat), kesenangan/kenyamanan (hajat), dan kemewahan (tahsinat).
  • 59. • Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite merupakan klasifikasi peninggalan tradisi Aristotelian yang disebut kebutuhan ordinal. • Kebutuhan ordinal terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang eksternal dan kebutuhan terhadap barang-barang psikis. • Al-Ghazali juga memberikan nasihat kepada penguasa agar selalu memperhatikan kebutuhan rakyat dan tidak berperilaku zhalim. • Ketika rakyat berkekurangan dan tidak berpenghasilan hidup, penguasa wajib menolong dengan menyediakan makanan dan uang dari kas negara. • Al-Ghazali menolerir pengenaan pajak jika pengeluaran untuk pertahanan dan pos penting lain tidak tercukupi dari perbendaharaan negara.
  • 60. • Mengenai evolusi pasar dan peranan uang, Al-Ghazali mengemukakan alasan pelarangan riba fadhlyang melanggar sifat dan fungsi uang. • Al-Ghazali mengutuk mereka yang melakukan penimbunan uang dengan dasar uang itu sendiri dibuat untuk memudahkan pertukaran. • Al-Ghazali berbicara mengenai harga yang dikenal sebagai al-tsaman al-adil (harga yang adil) atau equilibrium price (harga keseimbangan). • Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi menurut kepentingan sosialnya serta menitikberatkan perlunya kerja sama dan koordinasi. • Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi ala kontemporer,yakni primer (agrikultur), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa).
  • 61. Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) • Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim atau Ibnu Taimiyah lahir di kota Harran pada tanggal 22 Januari 1263 M (10 Rabiul Awwal 661 H). • Ibnu Taimiyah berasal dari keluarga berpendidikan tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab Hanbali dan penulis buku. • Ekonomi Ibnu Taimiyah: Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam, as- Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyah, al- Hisbah fi al-Islam. • Fokus perhatian Ibnu Taimiyah terletak pada masyarakat, fondasi moral dan bagaimana mereka harus membawakan dirinya sesuai dengan syariah. • Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku ekonomi individu dalam konteks hidup bermasyarakat.
  • 62. • Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang akad dan upaya mentaatinya, harga yang wajar dan adil, pengawasan pasar, dan keuangan negara. • Ibnu Taimiyah mendefinisikan batasan ekonomi dan hak kepemilikan pribadi, agar pelaku ekonomi taat aturan dan moral publik bisa bertahan. • Menurut Ibnu Taimiyah, ekonomi berkeadilan dapat terwujud jika akad didasarkan pada kesepakatan dan informasi yang memadai antarpihak. • Menurut Ibnu Taimiyah, moralitas memerlukan keharusan tidak adanya paksaan, tidak adanya kecurangan. • Ibnu Taimiyah melarang pengambilan keuntungan dari keadaan yang menakutkan, atau ketidaktahuan dari salah satu pihak yang berakad.
  • 63. • Ibnu Taimiyah, harga pasar yang terjadi harus wajar dan adil dengan syarat tidak adanya pasokan yang ditahan untuk menaikkan harga. • Ibnu Taimiyah juga membahas pengaturan uang, timbangan dan ukuran, pengawasan harga, serta pengenaan pajak tinggi dalam keadaan darurat. • Secara umum, pandangan-pandangan ekonomi Ibnu Taimiyah cenderung bersifat normatif. Namun juga memiliki pandangan ekonomi positif. • Ibnu Taimiyah menyadari sepenuhnya peranan permintaan dan penawaran dalam menentukan harga- harga. • Ibnu Taimiyah menggeser beban pajak dari penjual kepada pembeli yang harus membayar lebih mahal untuk barang kena pajak.
  • 64. Pemikir Ekonomi Islam – Ibnu Khaldun (732–808 H / 1332–1406 M) • Nama lengkap Ibn Khaldun: Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin ibn Khaldun. Ia lahir di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M. • Ibn Khaldun berasal dari Hadramaut, Yaman, terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan luas dan berpangkat, dan pejabat tinggi negara. • Pada masa Ibn Khaldun, dunia timur diperintah oleh seorang teknokrasi aristokratik internasional yang menumbuh suburkan seni dan sains. • Ibn Khaldun menjalani pensiunnya di Gal’at Ibn Salamah dan mulai menulis sejarah dunia denganMuqaddimah sebagai volume pertamanya.
  • 65. • Karya terbesar Ibn Khaldun: al-Ibar (Sejarah Dunia). Dalam tulisannya, ia mencampur pertimbangan filosofis, sosiologis, etis dan ekonomis. • Ibn Khaldun berusaha mencari pengaruh lingkungan fisik, nonfisik, sosial, institusional, dan ekonomis terhadap sejarah. • Ibn Khaldun menguraikan teori produksi, teori nilai, teori distribusi, dan teori siklus-siklus menjadi teori ekonomi umum yang koheren. • Bagi Ibn Khaldun, manusia: binatang ekonomi yang berproduksi yaitu aktivitas manusia yang diorganisasikan secara sosial dan internasional.
  • 66. • Menurut Ibn Khaldun, manusia harus melakukan produksi guna mencukupi kebutuhan hidupnya, dan produksi berasal dari tenaga manusia. • Ibn Khaldun menganjurkan sebuah organisasi sosial dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja agar agar produktivitas menjadi tinggi. • Menurut Ibn Khaldun, hanya pembagian kerja yang memungkinkan terjadinya suatu surplus dan perdagangan antara para produsen. • Menurut Ibn Khaldun, pembagian kerja internasional tidak didasarkan pada sumber daya alam, tetapi kepada keterampilan penduduknya. • Menurut Ibn Khaldun, semakin tinggi kemakmuran, semakin tinggi permintaan penduduk terhadap barang dan jasa.
  • 67. • Kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan kenaikan harga, dan juga naiknya gaji yang dibayarkan kepada pekerja terampil. • Teori produksinya, yang berdasarkan tenaga kerja manusia, mengantarkan Ibn Khaldun kepada teori tentang nilai, uang, dan harga. • Ibn Khaldun, menguraikan teori nilai, teori uang, dan teori harga. Nilai produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya. • Ibn Khaldun: emas & perak adalah ukuran nilai (uang) yang diterima secara alamiah. Nilainya tidak dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif. • Ibn Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter dan mendukung standar logam dan harga emas dan perak yang konstan.
  • 68. • Bagi Ibn Khaldun, pembuatan uang logam hanyalah jaminan penguasa bahwa sekeping uang logam mengandung kandungan emas/perak tertentu. • Bagi Ibn Khaldun, percetakan uang adalah sebuah kantor religius, dan karenanya tidak tunduk kepada aturan-aturan temporal. • Bagi ibn Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran kecuali harga emas dan perak, yang merupakan standar moneter. • Menurut Ibn Khaldun, bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah, harganya rendah. • Menurut Ibn Khaldun, harga produk terdiri 3 unsur: gaji, laba & pajak. Tiap unsur adalah imbal jasa bagi tiap kelompok dalam masyarakat.
  • 69. • Bagi Ibn Khaldun, gaji = imbal jasa bagi produser, laba = imbal jasa bagi pedagang, pajak = imbal jasa bagi pegawai negeri & penguasa. • Ibn Khaldun membagi perekonomian ke dalam tiga sektor: produksi, pertukaran, dan layanan masyarakat. • Menurut Ibn Khaldun, harga imbal jasa dari setiap unsur (gaji, laba & pajak) ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. • Karena nilai suatu produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya, maka harga tenaga kerja adalah basis harga suatu barang: • Menurut Ibn Khaldun, laba adalah selisih antara harga jual dengan harga beli yang diperoleh oleh pedagang.
  • 70. • Laba bergantung pada hukum permintaan dan penawaran, yang menentukan harga beli melalui gaji dan menentukan harga jual melalui pasar. • Ibn Khaldun mendefinisikan dua fungsi utama dari perdagangan, yang merupakan terjemahan waktu dan tempat dari suatu produk. • Ibn Khaldun: pajak pun ditentukan oleh permintaan dan penawaran produk yang menentukan pendapatan penduduk dan kesiapannya untuk membayar. • Ibn Khaldun: produksi ditentukan populasi. Populasi ditentukan produksi. Tumbuhnya ekonomi menentukan tumbuhnya populasi dan sebaliknya.
  • 71. • Menurut Ibn Khaldun, proses kumulatif produksi, populasi, dan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh faktor sosiologis dan psikologis. • Menurut Ibn Khaldun: dengan pengeluarannya, negara meningkatkan produksi, dan dengan pajaknya negara membuat produksi menjadi lesu. • Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa tanpa ketertiban dan kestabilan politik, produsen tidak memiliki insentif untuk berproduksi. • Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa uang uang berasal dari perekonomian dan harus kembali ke perekonomian.
  • 72. • Ibn Khaldun menemukan banyak pemikiran- pemikiran ekonomi yang mendasar beberapa abad sebelum kelahirannya “secara resmi”. • Ibn Khaldun menemukan manfaat-manfaat dan perlunya pembagian kerja sebelum Smith dan prinsip nilai tenaga kerja sebelum Ricardo. • Ibn Khaldun menguraikan teori populasi sebelum Malthus dan ia menandaskan peran negara dalam perekonomian sebelum Keynes. • Akhirnya, Ibn Khaldun menggunakan konsep- konsep ini untuk membangun suatu sistem yang dinamis dan koheren.
  • 73. Pemikir Ekonomi Islam – Asy Syatibi (W. 790 H/1388 M) • Asy-Syatibi bernama lengkap Abu Ishaq bin Musa bin Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi, dari suku Arab Lakhmi, besar di Granada. • Asy-Syatibi mengemukakan konsep maqashid al- syariah. Tujuan syariah menurut asy-Syatibi adalah kemaslahatan umat manusia. • Asy-Syatibi menjelaskan bahwa syariah berurusan dengan perlindungan mashalih, baik dengan cara yang positif, maupun dengan cara preventif. • Menurut Asy-Syatibi, syariah melenyapkan unsur apa pun yang yang secara aktual atau potensial merusak mashalih.
  • 74. • Menurut asy-Syatibi, kemaslahatan manusia bisa terealisasi jika agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta dapat diwujudkan dan dipelihara. • Asy-Syatibi mengakui hak milik individu. Namun menolak kepemilikan individu terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak. • Dalam pandangan asy-Syatibi, pemungutan pajak harus dilihat dari sudut pandang maslahah(kepentingan umum). • Pendapat Asy-Syatibi yang selaras dengan al- Ghazali dan Ibnu al-Farra’: pemeliharaan kepentingan umum adalah tanggung jawab masyarakat.
  • 75. • Untuk kepentingan maslahah, pemerintah dapat mengenakan pajak baru, sekalipun pajak tersebut belum pernah dikenal dalam sejarah Islam. • Menurut Asy-Syatibi, aktivitas ekonomi produksi, konsumsi, dan pertukaran merupakan kewajiban agama untuk kebaikan dunia akhirat. • Menurut Asy-Syatibi, seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung kemaslahatan bagi umat manusia disebut sebagai kebutuhan (needs).
  • 76. Pemikir Ekonomi Islam – Al Maqrizi (845 H/1441 M) • Nama lengkap al-Maqrizi: Taqiyuddin Abu al- Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Qadir al-Husaini. Ia lahir di Kairo, pada 766 H (1364-1365 M). • Al-Maqrizi melakukan studi khusus tentang uang dan kenaikan harga yang terjadi secara periodik dalam keadaan kelaparan dan kekeringan. • Menurut Al-Maqrizi, penyebab utama inflasi: penyebab alamiah (natural inflation) dan penyebab kesalahan manusia (human-error inflation).
  • 77. • Penyebab inflasi dari sisi kesalahan manusia: korupsi dan administrasi buruk, pajak berlebihan, serta kenaikan pasokan mata uang fulus. • Al-Maqrizi menegaskan bahwa uang emas dan perak merupakan satu-satunya mata uang yang dapat dijadikan standar nilai sesuai syariah. • Menurut al-Maqrizi, fulus dapat diterima sebagai mata uang jika dibatasi penggunaannya: hanya untuk keperluan transaksi berskala kecil.
  • 79. TOKOH LUAR NEGERI • Muhammad Nejatullah Siddiqi • Muhammad Abdul Mannan • Muhammad Umar Chapra • Khursyid Ahmad • Monzer Kahf • Metwaly (Mutawali)
  • 80. TOKOH DALAM NEGERI • Ahmad Muflih Saifuddin • Muhammad Syafi’i Antonio • Adiwarman Azwar Karim • Iwan Triyuwono • Sofyan Safri Harahap • Munrokhim Misanam • Muhammad
  • 82. Meneliti sejarah sama dengan membuka lembaran peta kehidupan…
  • 83. Metodologi 1. Metode berarti cara, jalan, petunjuk pelaksanaan, atau petunjuk teknis. 2. Metodologi berarti ilmu (logi) yang membahas tentang jalan (science methods)
  • 84. Penelitian Penelitian berarti penyelidikan yang seksama dan teliti terhadap suatu masalah, digunakan untuk mendukung atau menolak suatu teori.
  • 85. Sejarah • Sejarah (history, târîkh) berarti masa lampau umat manusia. • Bagi Ibn Khaldun, sejarah tidak sekedar informasi-informasi dan catatan-catatan kronologis. Tetapi, sejarah adalah kritik terhadap fakta-fakta dan kajian terhadap sebab- sebab kemunculannya. Maka diperlukan diskusi dan pembahasan secara ilmiah.
  • 86. Sejarah 1. Pembatasan menyangkut dimensi waktu (berdasarkan kategori waktu tertentu) 2. Pembatasan menyangkut peristiwa (perilaku manusia) 3. Pembatasan menyangkut tempat (tempat tertentu) 4. Pembatasan menyangkut seleksi (keterkaitan dalam dinamika sejarah)
  • 87. Metode Penelitian Sejarah • Penyelidikan atas suatu masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif sejarah. • Seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil- hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.
  • 88. Metode Penelitian Sejarah 1. Metode sejarah yang digunakan tergantung dari sumber sejarah yang digunakan (sumber tertulis, sumber material, dan tradisi). 2. Pendekatan yang paling tepat untuk mendeskripsikan dan menganalisis masa lalu adalah menggunakan metode historis (history approach) dan tergolong dalam desain penelitian kepustakaan.
  • 89. Tahapan Penelitian Sejarah 1. Penentuan Topik Penelitian 2. Heuristik 3. Verifikasi 4. Aufassung (Intepretasi) 5. Darstellung (Historiografi)
  • 90. 1. Penentuan Topik Penelitian objek yang • Topik penelitian adalah masalah atau harus dipecahkan atau diatasi melalui penelitian ilmiah. • Topik diabstraksikan dengan judul yang terdiri dari: – Masalah atau objek penelitian – Subjek sejarah – Lokasi atau daerah – Waktu terjadinya peristiwa sejarah • Misalnya, Baitu Mal di Madinah Masa Kepemimpinan Rasulullah Saw
  • 91. 2. Heuristik • Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, artinya memperoleh. Heuristik merupakan suatu ketrampilan dalam menemukan, menangani, dan memperinci bibliografi atau mengklasifikasikan dan merawat catatan-catatan. • Sejarawan harus mencari sumber primer yaitu sumber yang disampaikan oleh saksi mata. – Dokumen asli yaitu arsip-arsip asli. – Wawancara dengan saksi mata.
  • 92. 3. Verifikasi • Verifikasi adalah kritik untuk memperoleh keabsahan sumber data penelitian sejarah, meliputi: – Keaslian sumber (otentitas): kapan sumber dibuat? Di mana sumber dibuat? Siapa yang membuat? Dari bahan apa sumber dibuat? Apakah sumber itu dalam bentuk asli? – Kesahihan sumber (kredibilitas): Apakah nilai bukti ada di dalam sumber? Apakah sumber memberikan ‘kebenaran informasi’?
  • 93. 4. Teknik Interpretasi • Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut juga dengan analisis sejarah. • Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta tersebut ke dalam interpretasi yang menyeluruh. • Teknik interpretasi dapat menggunakan analisis dan sintesis. • Interprestasi sejarah dilakukan dengan mengerti tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa. Selain itu, interprestasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan data.
  • 94. Teknik Interpretasi Sejarah Counsequences Unintended Intended Action of Situation Actor (s) Interpretation r Observe Observer : peneliti Aktor : tokoh yang diteliti Situation : keadaan sekitar actor Action : perilaku atau kegiatan actor dan sekitarnya Intended : hasil sesuai dengan yang diharapkan Unintended : hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan
  • 95. Teknik Interpretasi Sejarah Skema teknik interprestasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peneliti (observer) dapat melakukan interprestasi langsung terhadap masing-masing objek interprestasi secara terpisah. Dengan kata lain, peneliti dapat menginterprestasikan peristiwa (action) tanpa harus meninjau siapa pelaku peristiwa tersebut, begitu juga sebaliknya. 2. Peneliti dapat melakukan interprestasi secara berantai dari dari objek ke objek. Pada skema di atas ditunjukkan bahwa peneliti disarankan mengawali interprestasi dengan objek pelaku (subjek). Kemudian dilanjutkan dengan mendiskripsikan dan menganalisis situasi (situation) lalu dilanjutkan pada interprestasi peristiwa atau kejadian (action). Setelah proses interprestasi tersebut dilakukan dengan benar, maka peneliti akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan (intended). Seandainya peneliti tidak mendapatkan hasil yang optimal atau tidak sesuai dengan tujuan (unintended), maka interprestasi dapat diulangi langsung dari situasi.
  • 96. Teknik Interpretasi 1. Sejarah yang sudah Analisis sejarah yaitu data sejarah ada diurai dengan rinci. Lebih dikenal sebagai proses deduktif yaitu pembahasan dari hal yang bersifat umum menuju pembahasan yang bersifat khusus. 2. Sintesis sejarah yaitu mengumpulkan beberapa data sejarah dan menjadikannya dalam kategori tertentu. Lebih akrab dengan sebutan proses induktif yaitu pembahasan dari hal-hal yang bersifat khusus dan bertemu pada satu titik yang bersifat umum.
  • 97. 5. Historiografi • Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. • Syarat umum historigrafi diantaranya: – Sesuai dengan standar baku penulisan laporan penelitian. – Terpenuhinya kesatuan sejarah (kronologis). – Menjelaskan dengan argumentasi meliputi bukti- bukti sejarah dan detail fakta yang akurat.
  • 98. Daftar Pustaka • Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. • Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Kencana. • Renier, G.J. 1987. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Terj. Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. • Soedjatmoko, dkk, ed. 1995. Historiografi Indonesia Sebuah Pengantar. Terj. Mien Djubhar. Jakarta: PT. Gramedia. • Usman, Hasan. 1986. Metode Penelitian Sejarah. Terj. Muin Umar, dkk. Jakarta: Departemen Agama.