SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
PENCATATAN SIPILPENCATATAN SIPIL
DALAM PENYELENGGARAANDALAM PENYELENGGARAAN
SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKANSISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
I. PENDAHULUAN
Administrasi Kependudukan
Adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan
melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor
lain.
Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)
Merupakan jaringan pelayanan dan sarana
informasi/komunikasi data kependudukan bagi
Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha
1. Pengertian
Perbedaan mendasar antara administrasi kependudukan,
sistem administrasi kependudukan, pencatatan sipil dan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat
dilihat dari pengertian keempatnya di bawah ini :
I. PENDAHULUAN
Perbedaan mendasar antara administrasi kependudukan,
sistem administrasi kependudukan, pencatatan sipil dan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat
dilihat dari pengertian keempatnya di bawah ini :
Pencatatan Sipil
Adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi
Penyelenggara Pencatatan Sipil
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
Adalah sistem informasi nasional untuk memfasilitasi
pelayanan penerbitan dokumen penduduk atau surat
keterangan kependudukan dan pengelolaan data hasil
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan
teknologi informasi dan komunikasi
1. Pengertian -- lanjutan
I. PENDAHULUAN
2. Esensi Pembangunan Sistem Administrasi Kependudukan
Esensi membangun SAK adalah membakukan atau memantapkan
mekanisme penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil terutama kelahiran, kematian, perkawinan dan
perceraian yang dilakukan berbagai instansi terkait didukung
dengan sistem informasi yang mampu menghimpun data
penduduk dengan tepat waktu dengan cakupan lengkap serta
menyeluruh dan dapat dimanfaatkan untuk penerbitan dokumen
penduduk dan pelayanan publik lainnya.
Untuk melaksanakan program rintisan SAK termasuk dalam
penyelenggaraan pelayanan, perlu diterapkan mekanisme yang
berisi persyaratan dan prosedur serta tatacara seperti yang telah
dituangkan dalam pedoman termasuk formulir-formulir pelayanan
dan blangko dokumen penduduk sekaligus langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam pendaftaran penduduk, pencatatan sipil
dan pengelolaan informasi.
I. PENDAHULUAN
3. Kebijakan Penyelenggaraan SAK
Pengembangan SAK dilandasi kebijakan dan arah
penyelenggaraan sebagai berikut :
a. Pengembangan SAK merupakan sarana untuk menciptakan
sistem pengenal tunggal dalam dokumen penduduk
sebagaimana direkomendasi oleh MPR RI dalam TAP
Nomor VI/MPR/2002;
b. SAK ditujukan untuk menyediakan data kependudukan hasil
registrasi penduduk dan pencatatan sipil guna mendukung
pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan dalam
era otonomi;
c. Penerapan SAK merupakan langkah untuk mendorong
setiap penduduk secara tertib melaporkan dan memiliki
dokumen atas peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting yang dialaminya;
I. PENDAHULUAN
3. Kebijakan Penyelenggaraan SAK -- lanjutan
Pengembangan SAK dilandasi kebijakan dan arah
penyelenggaraan sebagai berikut :
d. Penyelenggaraan SAK diupayakan dapat :
- meningkatkan pemahaman penduduk atas manfaat
kepemilikan identitas penduduk dan dokumen
kependudukan
- mendukung pengintegrasian dan pertukaran data
penduduk antar lembaga yang melayani administrasi
kependudukan secara tertib dan berkesinambungan
- menjamin keamanan data individu yang terhimpun
dalam bank data dan dapat diakses dalam sistem
jaringan nasional
- mewujudkan perlindungan terhadap hak sipil dan hak
politik penduduk melalui penerbitan dokumen penduduk
I. PENDAHULUAN
4. Komparasi Administrasi
Kependudukan dengan Civil
Registration
Penyelenggaraan administrasi
kependudukan di Indonesia dengan
rekomendasi penyelenggaraan civil
registration dari Perserikatan Bangsa-
Bangsa terletak pada re-grouping dan
cakupan peristiwa penting yang
direkomendasikan, sebagaimana di
dalam perbandingan berikut .
VISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DITJEN. ADMMINDUK
VISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DANVISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DAN
STRATEGI DITJEN ADMINISTRASISTRATEGI DITJEN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKANKEPENDUDUKAN
A. VISI :
B. ’’TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DNG
PELAYANAN PRIMA MENUJU PENDUDUK
BERKUALITAS TAHUN 2015’’
B. MISI :
’’MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI TK. PUSAT DAN
DAERAH, SERTA MENGEMBANGKAN POTENSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DLM MENDUKUNG
TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN’’
• Penyelenggaraan SAK dimaksud untukPenyelenggaraan SAK dimaksud untuk
lebih meningkatkan pelayanan kepadalebih meningkatkan pelayanan kepada
rakyat dlm pengurusan dokumenrakyat dlm pengurusan dokumen
penduduk, sekaligus untuk meningkatkanpenduduk, sekaligus untuk meningkatkan
kepemilikan dokumen penduduk dlmkepemilikan dokumen penduduk dlm
memberikan perlindungan kpd masyarakatmemberikan perlindungan kpd masyarakat
melalui dokumen yg sah, sekaligusmelalui dokumen yg sah, sekaligus
menghimpun data penduduk secara baik,menghimpun data penduduk secara baik,
benar dan terpercaya. Sehingga terwujudbenar dan terpercaya. Sehingga terwujud
suatu pemerintah yang efektiv dansuatu pemerintah yang efektiv dan
akuntabel.akuntabel.
KEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANGKEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANG
ADMINISTRASI KEPENDUDUKANADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
KOMPARASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN CIVIL
REGISTRATION
Capil (Indonesia) Vital Events
1. Birth (kelahiran)
2. Death (kematian)
3. Foetal Death (lahir mati)
4. Marriage (perkawinan)
5. Divorce (perceraian)
6. Annulment (pembatalan
perkawnan)
7. Judicial Separation
(pisah meja ranjang)
8. Adoption (pengangkatan
anak)
9. Recognition (pengakuan
anak)
10. Legitimation (pengesahan
anak)
Administrasi Kependudukan Civil
Registration
1. Kelahiran
2. Kematian
3. Perkawinan
4. Perceraian
5. Pengangkatan Anak
6. Pengakuan Anak
7. Pengesahan anak
8. Perubahan
Kewarganegaraan
Dafduk (Indonesia)
• Pencatatan Biodata
• Pengurusan Identitas Penduduk
• Perpindahan Penduduk
• Pendaftaran kelahiran, kematian, lahir
mati, perkawinan, perceraian
• Imigrasi (status domisili)
Population Event
• Changes of Address
• Changes of Name
• Immigration (1st
time reg)
• Granting/withdrawl of citizenship
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan
Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut
:
Pencatatan Sipil
Adalah proses pembuatan catatan peristiwa penting dalam
kehidupan seseorang pada register catatan sipil oleh
Instansi Penyelenggara Catatan Sipil sebagai dasar
penerbitan kutipan akta.
Sistem Pencatatan Sipil
Sistem pencatatan sipil merupakan bagian dari sistem
pencatatan menyeluruh dalam sebuah negara, mencakup
segala bentuk pengaturan hukum, institusi dan teknik
pelaksanaan yang diperlukan untuk mewujudkan fungsi-
fungsi pencatatan sipil.
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan
Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut
:
(lanjutan)
Register Akta Catatan Sipil
Adalah daftar yang memuat data otentik mengenai
peristiwa penting yang diterbitkan dan disahkan oleh
Pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Akta Catatan Sipil
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah
yang menyelenggarakan pencatatan sipil (meliputi 5 jenis
yaitu akta kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan
pengakuan anak).
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan
Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut
:
Kutipan Akta Catatan Sipil
Adalah kutipan data otentik yang dipetik sebagian dari
register akta yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat
berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
(lanjutan)
Salinan Akta Catatan Sipil
Adalah salinan data otentik dari seluruh dari register akta
yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
2. Komponen Sistem Pencatatan Sipil di Indonesia
Sebagai sebuh sistem, komponen sistem pencatatan sipil
di Indonesia meliputi : dasar hukum, kelembagaan,
aparatur, prosedur, persyaratan, dan dokumen,
sebagaimana tergambar di bawah ini.
SISTEM
CAPIL aparatur
kelembagaan
prosedur
persyaratan
blangko
dokumen
Dasar hukum
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
3. Kaidah Universal Civil Registration
Kaidah universal civil registration yang direkomendasikan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa meliputi 3 (tiga) hal
yaitu : azas, fungsi dan norma.
a. Azas
- Universal
Pencatatan sipil dilaksanakan atas semua peristiwa
penting yang dialami penduduk pada semua wilayah
negara tanpa kecuali
- Permanen
Pencatatan sipil diselenggarakan pada sebuah sistem
yang permanen yang ditetapkan oleh negara
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
- Wajib
Pemerintah wajib menetapkan sebuah sistem yang
permanen untuk menyelenggarakan pencatatan sipil dan
setiap penduduk atas amanat hukum wajib melaporkan
setiap peristiwa penting yang dialaminya
- Terus menerus
Pencatatan sipil diselenggarakan secara
berkelanjutan/terus menerus untuk setiap peristiwa
penting yang dialami seseorang
a. Azas
-- lanjutan
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
- Hukum
Pencatatan sipil menghasilkan dokumen hukum bagi
seseorang, utamanya bagi status keperdataan
seseorang
- Statistik
Pencatatan sipil memberikan pembuktian peristiwa
penting yang dialami seseorang, yang dalam
pencatatannya membantu pengumpulan data untuk
masukan statistik vital yang memberikan data bagi
perencanaan pembangunan
b. Fungsi
- Kerjasama
Merupakan fungsi kerjasama timbal balik antara sistem
pencatatan sipil dengan lembaga lain yang memerlukan
data pencatatan sipil untuk pelayanan publik
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
- Pengelolaan, operasionalisasi dan pemeliharaan
- Penyiapan kerangka hukum
c. Norma
- Komunikasi, informasi dan edukasi
- Komputerisasi
- Pengarsipan register dan pengeluaran data individu
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
4. Cakupan pencatatan sipil
Pencatatan sipil di Indonesia meliputi pencatatan atas
peristiwa penting :
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Perkawinan
d. Perceraian
e. Pengangkatan Anak
f. Pengakuan Anak
g. Pengesahan Anak
h. Perubahan Nama
i. Perubahan Jenis Kelamin
j. Perubahan
kewarganegaraan
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
5. Prinsip pencatatan
Prinsip pencatatan atas peristiwa penting dimaksud
dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut :
a. Pencatatan Kelahiran, didasarkan atas surat keterangan
penolong/orang yang mengetahui persalinan. Untuk
anak yang tidak diketahui asal usulnya, pencatatan
kelahiran didasarkan atas berita acara penemuan dari
kepolisian.
b. Pencatatan Kematian, didasarkan atas surat keterangan
kematian dari dokter/petugas kesehatan atau penetapan
Pengadilan
c. Pencatatan perkawinan, didasarkan atas surat
keterangan perkawinan dari Pemuka Agama.
d. Pencatatan perceraian, didasarkan atas keputusan
Pengadilan
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
5. Prinsip pencatatan
e. Pencatatan pengangkatan anak didasarkan atas
penetapan Pengadilan Negeri
f. Pencatatan pengakuan anak didasarkan atas surat
pengakuan ayah kandung yang disetujui oleh ibu kadung
g. Pencatatan pengesahan anak didasarkan atas
pengesahan perkawinan kedua orang tua kandung
h. Pencatatan perubahan nama didasarkan atas :
- Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM untuk
perubahan nama keluarga;
- Penetapan Pengadilan Negeri untuk perubahan nama
kecil
II. SISTEM PENCATATAN SIPIL
5. Prinsip pencatatan
i. Pencatatan perubahan jenis kelamin, didasarkan atas
penetapan Pengadilan
j. Pencatatan perubahan kewarganegaraan, didasarkan
keputusan Pengadilan
III. PROSES PENCATATAN SIPIL
1. Metode
Pencatatan sipil dapat dilaksanakan dengan
menggunakan 2 (dua) metode, yaitu manual atau
menggunakan teknologi informasi (komputerisasi)
2. Tahapan
Metode apapun yang digunakan, apakah dengan cara
manual atau menggunakan teknologi informasi,
pencatatan harus melalui tahapan :
- Pelaporan, yaitu penduduk yang bersangkutan datang untuk
melaporkan peristiwa penting yang dialaminya;
- Verifikasi, yaitu proses pencocokan data yang tertera dalam
dokumen persyaratan
- Validasi, yaitu proses pengujian kebenaran data yang tertera
dalam dokumen persyaratan
- Penerbitan akta
III. PROSES PENCATATAN SIPIL
3. Mekanisme
a. Prosedur
Prosedur pencatatan sipil dilaksanakan melalui :
- Desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota : bagi
pencatatan kelahiran WNI, kematian, dan perkawinan
- Kabupaten/Kota : bagi pencatatan kelahiran WNA,
perceraian, pengangkatan anak, pengakuan anak,
pengesahan anak, perubahan nama, perubahan jenis
kelamin, perubahan kewarganegaraan
b. Persyaratan
Persyaratan pencatatan sipil pada dasarnya meliputi :
- Persyaratan inti, yang merupakan dasar dilaksanakannya
pencatatan, sebagaimana didalam prinsip pencatatan
- Persyaratan dokumen kependudukan lain, seperti KTP, KK,
dan lain-lain.
III. PROSES PENCATATAN SIPIL
3. Mekanisme
a. Formulir dan blangko
Jenis formulir pada intinya terdiri dari 2 (dua), yaitu :
- Formulir pelaporan
- Formulir permohonan
Jenis blangko pada intinya terdiri dari 2 (dua), yaitu :
- Blangko register akta
- Blangko kutipan akta
Yang terdiri dari 5 jenis, yakni :
- Akta kelahiran
- Akta kematian
- Akta perkawinan
- Akta perceraian
- Akta pengakuan anak
III. PROSES PENCATATAN SIPIL
4. Pemutakhiran
a. Pencatatan baru, yaitu yang dilakukan atas dasar
terjadinya sebuah peristiwa penting yang dialami oleh
penduduk
Pemutakhiran data catatan sipil dapat dilakukan
dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
b. Perubahan akta
Perubahan akta dapat dilaksanakan atas
permohonan penduduk dengan atau tanpa penetapan
pengadilan.
c. Pembatalan akta
Pembatalan akta dilakukan atas dasar penetapan
pengadilan karena ada kesalahan prosedur atau
hukum materiilnya
a. Pengkajian dan penyempurnaan peraturan pencatatan sipil
(Undang-Undang, PP, Keppres, Kepmen);
b. Konsolidasi format kelembagaan catatan sipil di Kabupaten/Kota;
c. Pengkajian dan penyusunan sistem, prosedur, standar
pelayanan pencatatan sipil;
d. Penciptaan tertib penyelenggaraan catatan sipil dengan
mengakomodasikan hak perdata yang tidak diskriminatif;
e. Peningkatan kualitas pelayanan pencatatan sipil melalui
peningkatan profesionalitas SDM, akuntabilitas dan transparansi
pelayanan;
f. Peningkatan cakupan pemilikan akta dan perubahan kualitas data
melalui program rintisan catatan sipil dengan SIAK;
g. Penerbitan format dan spesifikasi akta dengan standar nasional
IV. ARAH KEBIJAKAN TEKNIS DAN
STRATEGI CATATAN SIPIL
1. Arah Kebijakan Teknis
a. Membangun komitmen politis, kebijakan dan operasionalisasi
catatan sipil secara nasional.
b. Meningkatkan eksistensi Direktorat Pencatatan Sipil sebagai
pembina operasional penyelenggaraan catatan sipil
c. Membina kerjasama dengan instansi yang terkait dengan catatan
sipil di tingkat Pusat , Provinsi, Kabupaten/Kota.
e. Melaksanakan kegiatan pencatatan sipil melalui pendekatan
piloting( SIAK), pengkajian untuk penyusunan kebijakan teknis
(studi kasus)
…………Lanjutan IV. ARAH KEBIJAKAN TEKNIS
DAN STRATEGI CATATAN SIPIL
d. Menggalang kerjasama dengan LSM dan Masyarakat yang
concern dengan penyelenggaraan catatan sipil sebagai
partnership
2. STRATEGI
f. Meningkatkan profesionalitas SDM perumus kebijakan dan
pelaksana teknis catatan sipil
g. Merintis upaya pembukaan kontak pengaduan masyarakat
( Hotline Services) untuk peningkatan pelayanan catatan sipil di
Kabupaten/Kota
h. Membangun “international Civil Registrasion NetWorking” dengan
Lembaga-Lembaga Internasional
V. Permasalahan Pencatatan Sipil dalam Kerangka SAK
1. Pada dasarnya permasalahan dalam catatan sipil
sama dengan permasalahan yang dijumpai dalam
administrasi kependudukan, yaitu landasan
hukum, kelembagaan,SDM,Sistem Informasi,
Terkonsentrasinya tempat pelayanan di Kab/Kota,
kesadaran masyarakat.
2. Selain 6 (enam) masalah mendasar tersebut,
permasalahan oprasional catatan sipil yang perlu
diperhatikan adalah:
a) Banyak dari Kab/Kota belum mempunyai Perda
tentang Penyelenggaraan Capil, yang ada baru
Perda tentang Retribusi Penggantian BiayaCetak
Kutipan Akta
a. Permasalahan Dasar :
b) Komputerisasi yang dilaksanakan sekedar untuk
pelayanan belum menjurus kearah integrasi data
c) Belum terbangun koneksitas data antara Dinas
Capil, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama dan
KUA.
d) Tersendatnya pelayanan catatan sipil pada daerah
terpencil, karena pelayanan terkonsentrasi di
Kab/Kota
e) Sangat dinamisnya mutasi /pergantian pejabat di
Dinas/Kantor Catatan Sipil.
b. Materi (contoh masalah fundamental)
1. Implikasi pencatatan karena beda asas
kewarganegaraan yg dianut antar negara
2. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan
beda kewarganegaraan;
3. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan
kontrak antara WNA dengan WNI.
4. Pencatatan perkawinan beda agama.
VI. PENUTUP
Program Rintisan SAK dapat terlaksana jika
semua pihak berperan aktif. Pengembangan
program rintisan SAK merupakan langkah awal
dalam mewujudkan tertib administrasi
kependudukan, termasuk tertib pencatatan
sipil dalam upaya pemenuhan hak-hak sipil
penduduk.
Pencatatan sipil

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiNurul Misbah
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar Demografi
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 

Andere mochten auch

Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik KependudukanDokter Kota
 
01 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 201401 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 2014mohamad wandani
 
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASI
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASIVARIABEL, DATA, DAN INFORMASI
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASIfikri asyura
 
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugas
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugasPermasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugas
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugasAnna Puspita
 
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...windy fitria
 
9. konsolidasi database_di_pusat
9. konsolidasi database_di_pusat9. konsolidasi database_di_pusat
9. konsolidasi database_di_pusatRosyid Musthofa
 
Bab 1 (pengertian statistik)
Bab 1 (pengertian statistik)Bab 1 (pengertian statistik)
Bab 1 (pengertian statistik)fatria anggita
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTrisna Nurdiaman
 
Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi KependudukanInovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi KependudukanTri Widodo W. UTOMO
 
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan Sinergi
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan SinergiPP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan Sinergi
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan SinergiTri Widodo W. UTOMO
 

Andere mochten auch (10)

Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik Kependudukan
 
01 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 201401 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 2014
 
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASI
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASIVARIABEL, DATA, DAN INFORMASI
VARIABEL, DATA, DAN INFORMASI
 
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugas
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugasPermasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugas
Permasalahan kependudukan di indonesia, dampak dan upaya ips tugas
 
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Dinas Kependudukan & Penc...
 
9. konsolidasi database_di_pusat
9. konsolidasi database_di_pusat9. konsolidasi database_di_pusat
9. konsolidasi database_di_pusat
 
Bab 1 (pengertian statistik)
Bab 1 (pengertian statistik)Bab 1 (pengertian statistik)
Bab 1 (pengertian statistik)
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukan
 
Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi KependudukanInovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
 
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan Sinergi
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan SinergiPP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan Sinergi
PP No. 38 Tahun 2017 dan Momentum Penguatan Sinergi
 

Ähnlich wie Pencatatan sipil

pencatatan-sipil.ppt
pencatatan-sipil.pptpencatatan-sipil.ppt
pencatatan-sipil.pptrara814062
 
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_adminduk
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_admindukUu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_adminduk
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_admindukDafduk Klungkung
 
UU Nomor 24 Tahun 2013
UU Nomor 24 Tahun 2013UU Nomor 24 Tahun 2013
UU Nomor 24 Tahun 2013adi-adp
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2riyan
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2riyan
 
Uu administrasi-kependudukan
Uu administrasi-kependudukanUu administrasi-kependudukan
Uu administrasi-kependudukanRau Piko
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Unud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-iiUnud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-iirhyatokotua
 
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdf
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdfUU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdf
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdfDidiSusmianto1
 
naskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkapnaskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkapImam Mukhlasin
 
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Immanuel Yosua
 
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan PublikUndang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan PublikImmanuel Yosua
 
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan PublikUU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan PublikMohammad Bagus Sasmita
 

Ähnlich wie Pencatatan sipil (20)

pencatatan-sipil.ppt
pencatatan-sipil.pptpencatatan-sipil.ppt
pencatatan-sipil.ppt
 
Capil perkawinan
Capil perkawinanCapil perkawinan
Capil perkawinan
 
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_adminduk
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_admindukUu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_adminduk
Uu 24 tahun_2013_revisi_uu_23_tahun_2006_ttg_adminduk
 
UU Nomor 24 Tahun 2013
UU Nomor 24 Tahun 2013UU Nomor 24 Tahun 2013
UU Nomor 24 Tahun 2013
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2
 
Uu administrasi-kependudukan
Uu administrasi-kependudukanUu administrasi-kependudukan
Uu administrasi-kependudukan
 
Undang undang-tahun-2006-23-06
Undang undang-tahun-2006-23-06Undang undang-tahun-2006-23-06
Undang undang-tahun-2006-23-06
 
Undang Undang 23 tahun 2006
Undang Undang 23 tahun 2006Undang Undang 23 tahun 2006
Undang Undang 23 tahun 2006
 
Uu 25 2009
Uu 25 2009Uu 25 2009
Uu 25 2009
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
Fkpm tkib
Fkpm tkibFkpm tkib
Fkpm tkib
 
Unud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-iiUnud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-ii
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdf
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdfUU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdf
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 ttg Pelayanan Publik.pdf
 
naskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkapnaskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkap
 
Tugas Ekologi
Tugas EkologiTugas Ekologi
Tugas Ekologi
 
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No. 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
 
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan PublikUndang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
 
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan PublikUU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik
 

Pencatatan sipil

  • 1. PENCATATAN SIPILPENCATATAN SIPIL DALAM PENYELENGGARAANDALAM PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKANSISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
  • 2. I. PENDAHULUAN Administrasi Kependudukan Adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Merupakan jaringan pelayanan dan sarana informasi/komunikasi data kependudukan bagi Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha 1. Pengertian Perbedaan mendasar antara administrasi kependudukan, sistem administrasi kependudukan, pencatatan sipil dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat dilihat dari pengertian keempatnya di bawah ini :
  • 3. I. PENDAHULUAN Perbedaan mendasar antara administrasi kependudukan, sistem administrasi kependudukan, pencatatan sipil dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat dilihat dari pengertian keempatnya di bawah ini : Pencatatan Sipil Adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi Penyelenggara Pencatatan Sipil Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Adalah sistem informasi nasional untuk memfasilitasi pelayanan penerbitan dokumen penduduk atau surat keterangan kependudukan dan pengelolaan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan teknologi informasi dan komunikasi 1. Pengertian -- lanjutan
  • 4. I. PENDAHULUAN 2. Esensi Pembangunan Sistem Administrasi Kependudukan Esensi membangun SAK adalah membakukan atau memantapkan mekanisme penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil terutama kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian yang dilakukan berbagai instansi terkait didukung dengan sistem informasi yang mampu menghimpun data penduduk dengan tepat waktu dengan cakupan lengkap serta menyeluruh dan dapat dimanfaatkan untuk penerbitan dokumen penduduk dan pelayanan publik lainnya. Untuk melaksanakan program rintisan SAK termasuk dalam penyelenggaraan pelayanan, perlu diterapkan mekanisme yang berisi persyaratan dan prosedur serta tatacara seperti yang telah dituangkan dalam pedoman termasuk formulir-formulir pelayanan dan blangko dokumen penduduk sekaligus langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi.
  • 5. I. PENDAHULUAN 3. Kebijakan Penyelenggaraan SAK Pengembangan SAK dilandasi kebijakan dan arah penyelenggaraan sebagai berikut : a. Pengembangan SAK merupakan sarana untuk menciptakan sistem pengenal tunggal dalam dokumen penduduk sebagaimana direkomendasi oleh MPR RI dalam TAP Nomor VI/MPR/2002; b. SAK ditujukan untuk menyediakan data kependudukan hasil registrasi penduduk dan pencatatan sipil guna mendukung pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan dalam era otonomi; c. Penerapan SAK merupakan langkah untuk mendorong setiap penduduk secara tertib melaporkan dan memiliki dokumen atas peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya;
  • 6. I. PENDAHULUAN 3. Kebijakan Penyelenggaraan SAK -- lanjutan Pengembangan SAK dilandasi kebijakan dan arah penyelenggaraan sebagai berikut : d. Penyelenggaraan SAK diupayakan dapat : - meningkatkan pemahaman penduduk atas manfaat kepemilikan identitas penduduk dan dokumen kependudukan - mendukung pengintegrasian dan pertukaran data penduduk antar lembaga yang melayani administrasi kependudukan secara tertib dan berkesinambungan - menjamin keamanan data individu yang terhimpun dalam bank data dan dapat diakses dalam sistem jaringan nasional - mewujudkan perlindungan terhadap hak sipil dan hak politik penduduk melalui penerbitan dokumen penduduk
  • 7. I. PENDAHULUAN 4. Komparasi Administrasi Kependudukan dengan Civil Registration Penyelenggaraan administrasi kependudukan di Indonesia dengan rekomendasi penyelenggaraan civil registration dari Perserikatan Bangsa- Bangsa terletak pada re-grouping dan cakupan peristiwa penting yang direkomendasikan, sebagaimana di dalam perbandingan berikut .
  • 8. VISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN. ADMMINDUK VISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DANVISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN ADMINISTRASISTRATEGI DITJEN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANKEPENDUDUKAN A. VISI : B. ’’TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DNG PELAYANAN PRIMA MENUJU PENDUDUK BERKUALITAS TAHUN 2015’’ B. MISI : ’’MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI TK. PUSAT DAN DAERAH, SERTA MENGEMBANGKAN POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT DLM MENDUKUNG TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN’’
  • 9. • Penyelenggaraan SAK dimaksud untukPenyelenggaraan SAK dimaksud untuk lebih meningkatkan pelayanan kepadalebih meningkatkan pelayanan kepada rakyat dlm pengurusan dokumenrakyat dlm pengurusan dokumen penduduk, sekaligus untuk meningkatkanpenduduk, sekaligus untuk meningkatkan kepemilikan dokumen penduduk dlmkepemilikan dokumen penduduk dlm memberikan perlindungan kpd masyarakatmemberikan perlindungan kpd masyarakat melalui dokumen yg sah, sekaligusmelalui dokumen yg sah, sekaligus menghimpun data penduduk secara baik,menghimpun data penduduk secara baik, benar dan terpercaya. Sehingga terwujudbenar dan terpercaya. Sehingga terwujud suatu pemerintah yang efektiv dansuatu pemerintah yang efektiv dan akuntabel.akuntabel. KEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANGKEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKANADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
  • 10. KOMPARASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN CIVIL REGISTRATION Capil (Indonesia) Vital Events 1. Birth (kelahiran) 2. Death (kematian) 3. Foetal Death (lahir mati) 4. Marriage (perkawinan) 5. Divorce (perceraian) 6. Annulment (pembatalan perkawnan) 7. Judicial Separation (pisah meja ranjang) 8. Adoption (pengangkatan anak) 9. Recognition (pengakuan anak) 10. Legitimation (pengesahan anak) Administrasi Kependudukan Civil Registration 1. Kelahiran 2. Kematian 3. Perkawinan 4. Perceraian 5. Pengangkatan Anak 6. Pengakuan Anak 7. Pengesahan anak 8. Perubahan Kewarganegaraan Dafduk (Indonesia) • Pencatatan Biodata • Pengurusan Identitas Penduduk • Perpindahan Penduduk • Pendaftaran kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian • Imigrasi (status domisili) Population Event • Changes of Address • Changes of Name • Immigration (1st time reg) • Granting/withdrawl of citizenship
  • 11. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut : Pencatatan Sipil Adalah proses pembuatan catatan peristiwa penting dalam kehidupan seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi Penyelenggara Catatan Sipil sebagai dasar penerbitan kutipan akta. Sistem Pencatatan Sipil Sistem pencatatan sipil merupakan bagian dari sistem pencatatan menyeluruh dalam sebuah negara, mencakup segala bentuk pengaturan hukum, institusi dan teknik pelaksanaan yang diperlukan untuk mewujudkan fungsi- fungsi pencatatan sipil.
  • 12. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut : (lanjutan) Register Akta Catatan Sipil Adalah daftar yang memuat data otentik mengenai peristiwa penting yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku Akta Catatan Sipil Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang menyelenggarakan pencatatan sipil (meliputi 5 jenis yaitu akta kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan pengakuan anak).
  • 13. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 1. Pengertian Sistem Pencatatan Sipil, Pencatatan Sipil dan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut : Kutipan Akta Catatan Sipil Adalah kutipan data otentik yang dipetik sebagian dari register akta yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (lanjutan) Salinan Akta Catatan Sipil Adalah salinan data otentik dari seluruh dari register akta yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 14. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 2. Komponen Sistem Pencatatan Sipil di Indonesia Sebagai sebuh sistem, komponen sistem pencatatan sipil di Indonesia meliputi : dasar hukum, kelembagaan, aparatur, prosedur, persyaratan, dan dokumen, sebagaimana tergambar di bawah ini. SISTEM CAPIL aparatur kelembagaan prosedur persyaratan blangko dokumen Dasar hukum
  • 15. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 3. Kaidah Universal Civil Registration Kaidah universal civil registration yang direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa meliputi 3 (tiga) hal yaitu : azas, fungsi dan norma. a. Azas - Universal Pencatatan sipil dilaksanakan atas semua peristiwa penting yang dialami penduduk pada semua wilayah negara tanpa kecuali - Permanen Pencatatan sipil diselenggarakan pada sebuah sistem yang permanen yang ditetapkan oleh negara
  • 16. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL - Wajib Pemerintah wajib menetapkan sebuah sistem yang permanen untuk menyelenggarakan pencatatan sipil dan setiap penduduk atas amanat hukum wajib melaporkan setiap peristiwa penting yang dialaminya - Terus menerus Pencatatan sipil diselenggarakan secara berkelanjutan/terus menerus untuk setiap peristiwa penting yang dialami seseorang a. Azas -- lanjutan
  • 17. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL - Hukum Pencatatan sipil menghasilkan dokumen hukum bagi seseorang, utamanya bagi status keperdataan seseorang - Statistik Pencatatan sipil memberikan pembuktian peristiwa penting yang dialami seseorang, yang dalam pencatatannya membantu pengumpulan data untuk masukan statistik vital yang memberikan data bagi perencanaan pembangunan b. Fungsi - Kerjasama Merupakan fungsi kerjasama timbal balik antara sistem pencatatan sipil dengan lembaga lain yang memerlukan data pencatatan sipil untuk pelayanan publik
  • 18. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL - Pengelolaan, operasionalisasi dan pemeliharaan - Penyiapan kerangka hukum c. Norma - Komunikasi, informasi dan edukasi - Komputerisasi - Pengarsipan register dan pengeluaran data individu
  • 19. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 4. Cakupan pencatatan sipil Pencatatan sipil di Indonesia meliputi pencatatan atas peristiwa penting : a. Kelahiran b. Kematian c. Perkawinan d. Perceraian e. Pengangkatan Anak f. Pengakuan Anak g. Pengesahan Anak h. Perubahan Nama i. Perubahan Jenis Kelamin j. Perubahan kewarganegaraan
  • 20. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 5. Prinsip pencatatan Prinsip pencatatan atas peristiwa penting dimaksud dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut : a. Pencatatan Kelahiran, didasarkan atas surat keterangan penolong/orang yang mengetahui persalinan. Untuk anak yang tidak diketahui asal usulnya, pencatatan kelahiran didasarkan atas berita acara penemuan dari kepolisian. b. Pencatatan Kematian, didasarkan atas surat keterangan kematian dari dokter/petugas kesehatan atau penetapan Pengadilan c. Pencatatan perkawinan, didasarkan atas surat keterangan perkawinan dari Pemuka Agama. d. Pencatatan perceraian, didasarkan atas keputusan Pengadilan
  • 21. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 5. Prinsip pencatatan e. Pencatatan pengangkatan anak didasarkan atas penetapan Pengadilan Negeri f. Pencatatan pengakuan anak didasarkan atas surat pengakuan ayah kandung yang disetujui oleh ibu kadung g. Pencatatan pengesahan anak didasarkan atas pengesahan perkawinan kedua orang tua kandung h. Pencatatan perubahan nama didasarkan atas : - Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM untuk perubahan nama keluarga; - Penetapan Pengadilan Negeri untuk perubahan nama kecil
  • 22. II. SISTEM PENCATATAN SIPIL 5. Prinsip pencatatan i. Pencatatan perubahan jenis kelamin, didasarkan atas penetapan Pengadilan j. Pencatatan perubahan kewarganegaraan, didasarkan keputusan Pengadilan
  • 23. III. PROSES PENCATATAN SIPIL 1. Metode Pencatatan sipil dapat dilaksanakan dengan menggunakan 2 (dua) metode, yaitu manual atau menggunakan teknologi informasi (komputerisasi) 2. Tahapan Metode apapun yang digunakan, apakah dengan cara manual atau menggunakan teknologi informasi, pencatatan harus melalui tahapan : - Pelaporan, yaitu penduduk yang bersangkutan datang untuk melaporkan peristiwa penting yang dialaminya; - Verifikasi, yaitu proses pencocokan data yang tertera dalam dokumen persyaratan - Validasi, yaitu proses pengujian kebenaran data yang tertera dalam dokumen persyaratan - Penerbitan akta
  • 24. III. PROSES PENCATATAN SIPIL 3. Mekanisme a. Prosedur Prosedur pencatatan sipil dilaksanakan melalui : - Desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota : bagi pencatatan kelahiran WNI, kematian, dan perkawinan - Kabupaten/Kota : bagi pencatatan kelahiran WNA, perceraian, pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan nama, perubahan jenis kelamin, perubahan kewarganegaraan b. Persyaratan Persyaratan pencatatan sipil pada dasarnya meliputi : - Persyaratan inti, yang merupakan dasar dilaksanakannya pencatatan, sebagaimana didalam prinsip pencatatan - Persyaratan dokumen kependudukan lain, seperti KTP, KK, dan lain-lain.
  • 25. III. PROSES PENCATATAN SIPIL 3. Mekanisme a. Formulir dan blangko Jenis formulir pada intinya terdiri dari 2 (dua), yaitu : - Formulir pelaporan - Formulir permohonan Jenis blangko pada intinya terdiri dari 2 (dua), yaitu : - Blangko register akta - Blangko kutipan akta Yang terdiri dari 5 jenis, yakni : - Akta kelahiran - Akta kematian - Akta perkawinan - Akta perceraian - Akta pengakuan anak
  • 26. III. PROSES PENCATATAN SIPIL 4. Pemutakhiran a. Pencatatan baru, yaitu yang dilakukan atas dasar terjadinya sebuah peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Pemutakhiran data catatan sipil dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu : b. Perubahan akta Perubahan akta dapat dilaksanakan atas permohonan penduduk dengan atau tanpa penetapan pengadilan. c. Pembatalan akta Pembatalan akta dilakukan atas dasar penetapan pengadilan karena ada kesalahan prosedur atau hukum materiilnya
  • 27. a. Pengkajian dan penyempurnaan peraturan pencatatan sipil (Undang-Undang, PP, Keppres, Kepmen); b. Konsolidasi format kelembagaan catatan sipil di Kabupaten/Kota; c. Pengkajian dan penyusunan sistem, prosedur, standar pelayanan pencatatan sipil; d. Penciptaan tertib penyelenggaraan catatan sipil dengan mengakomodasikan hak perdata yang tidak diskriminatif; e. Peningkatan kualitas pelayanan pencatatan sipil melalui peningkatan profesionalitas SDM, akuntabilitas dan transparansi pelayanan; f. Peningkatan cakupan pemilikan akta dan perubahan kualitas data melalui program rintisan catatan sipil dengan SIAK; g. Penerbitan format dan spesifikasi akta dengan standar nasional IV. ARAH KEBIJAKAN TEKNIS DAN STRATEGI CATATAN SIPIL 1. Arah Kebijakan Teknis
  • 28. a. Membangun komitmen politis, kebijakan dan operasionalisasi catatan sipil secara nasional. b. Meningkatkan eksistensi Direktorat Pencatatan Sipil sebagai pembina operasional penyelenggaraan catatan sipil c. Membina kerjasama dengan instansi yang terkait dengan catatan sipil di tingkat Pusat , Provinsi, Kabupaten/Kota. e. Melaksanakan kegiatan pencatatan sipil melalui pendekatan piloting( SIAK), pengkajian untuk penyusunan kebijakan teknis (studi kasus) …………Lanjutan IV. ARAH KEBIJAKAN TEKNIS DAN STRATEGI CATATAN SIPIL d. Menggalang kerjasama dengan LSM dan Masyarakat yang concern dengan penyelenggaraan catatan sipil sebagai partnership 2. STRATEGI f. Meningkatkan profesionalitas SDM perumus kebijakan dan pelaksana teknis catatan sipil g. Merintis upaya pembukaan kontak pengaduan masyarakat ( Hotline Services) untuk peningkatan pelayanan catatan sipil di Kabupaten/Kota h. Membangun “international Civil Registrasion NetWorking” dengan Lembaga-Lembaga Internasional
  • 29. V. Permasalahan Pencatatan Sipil dalam Kerangka SAK 1. Pada dasarnya permasalahan dalam catatan sipil sama dengan permasalahan yang dijumpai dalam administrasi kependudukan, yaitu landasan hukum, kelembagaan,SDM,Sistem Informasi, Terkonsentrasinya tempat pelayanan di Kab/Kota, kesadaran masyarakat. 2. Selain 6 (enam) masalah mendasar tersebut, permasalahan oprasional catatan sipil yang perlu diperhatikan adalah: a) Banyak dari Kab/Kota belum mempunyai Perda tentang Penyelenggaraan Capil, yang ada baru Perda tentang Retribusi Penggantian BiayaCetak Kutipan Akta a. Permasalahan Dasar :
  • 30. b) Komputerisasi yang dilaksanakan sekedar untuk pelayanan belum menjurus kearah integrasi data c) Belum terbangun koneksitas data antara Dinas Capil, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama dan KUA. d) Tersendatnya pelayanan catatan sipil pada daerah terpencil, karena pelayanan terkonsentrasi di Kab/Kota e) Sangat dinamisnya mutasi /pergantian pejabat di Dinas/Kantor Catatan Sipil.
  • 31. b. Materi (contoh masalah fundamental) 1. Implikasi pencatatan karena beda asas kewarganegaraan yg dianut antar negara 2. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan beda kewarganegaraan; 3. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan kontrak antara WNA dengan WNI. 4. Pencatatan perkawinan beda agama.
  • 32. VI. PENUTUP Program Rintisan SAK dapat terlaksana jika semua pihak berperan aktif. Pengembangan program rintisan SAK merupakan langkah awal dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan, termasuk tertib pencatatan sipil dalam upaya pemenuhan hak-hak sipil penduduk.