Silikon adalah unsur nonlogam yang ditemukan pada tahun 1823 oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon merupakan komponen utama di matahari, bintang, dan bebatuan di kerak bumi. Silikon diproduksi secara komersial dengan memanaskan silika dan karbon di dalam tungku listrik. Silikon membentuk berbagai senyawa seperti silikon dioksida, silikat, dan silisida yang memiliki sifat dan aplikasi yang beragam
2. SEJARAH
NAMA : Jöns Jakob Berzelius
KEBANGSAAN : SWEDIA
TAHUN PENEMUAN : 1823
Pada tahun 1823, Berzelius menggunakan yttria (silikon) bubuk, campuran
besi dan karbon dipanaskan pada suhu tinggi untuk memperoleh besi yttrium
(silikon). Namun, untuk mengekstrak germanium murni (silikon), ia
menggunakan senyawa cesium (silikon) -fluorine-calcium, dan padatan yang
diperoleh setelah pembakaran kering dihidrolisis untuk mendapatkan
germanium murni (silikon).
Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas
Thomson. Dia mengambil nama dari Berzelius, 'silicis', yang berarti batu.
Thomson mengubah akhiran elemen dengan elemen on karena itu lebih mirip
dengan nonmetals boron dan karbon daripada untuk logam seperti kalsium
dan magnesium
4. SIFAT KIMIA
• Kurang reaktif dibandingkan karbon dan bersifat nontoksik.
• Silikon berwarna abu mengikilap dan bersifat seperti logam yang kurang reaktif akan
bereaksidengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
• Akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskancukup kuat.
• Bila bereaksidengan halogen, secara umum reaksiyang terjadi dituliskan seperti berikut.
Si + 2X2→SiX4.
• Bila dipanaskan dengan oksigen, akan membentuk oksida SiO3. Apabila oksida ini
bereaksidengan air akan membentuk 2 asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam
metasilikat (H2SiO3). Senyawa ini larut dalam air tetapi bereaksidengan basa.
H4SiO4(1) + 4NaOH(1)→Na4SiO4(1) + H2O(1)
• Semua silikat membentuk larutan yang bersifat basa yang dapat dilarutkan dalam air,
dimana ion SiO32-bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
5. SENYAWAAN
• Silikon membentuk senyawa biner yang disebut dengan silisida dengan banyak elemen
logam yang nantinya menghasilkan senyawa dengan sifat yang beragam, misalnya
magnesium silisida, Mg2Si yang sangat reaktif sampai senyawa tahan panas seperti
molibdenum disilisida, MoSi2.
• Silikon karbida, SiC (karborundum) adalah padatan keras, tahan panas
• Silana, SiH4, adalah gas firoforik dengan struktur tetrahedral mirip dengan metana, CH4.
Senyawa murninya sendiri tidak bereaksi dengan air ataupun asam lemah, tapi jika bereaksi
dengan alkali maka langsung akan terjadi hidrolisis. Ada kelompok silikon hidrida
terkatenasi yang membentuk senyawa yang homolog, SinH2n+2 dengan n berkisar 2–8.
Semua senyawa ini mudah terhidrolisis dan tidak stabil, terutama pada senyawa suku tinggi.
• Disilena, senyawa yang berisi ikatan rangkap dua silikon-silikon (mirip alkena) dan secara
umum sangat reaktif, memerlukan gugus subtituen yang besar untuk menstabilkannya.
Disilena, senyawa dengan silikon-silikon rangkap tiga pertama kali didapatkan tahun 2004,
meski senyawanya berbentuk non-linear, ikatannya tidak sama dengan alkuna.
6. SENYAWAAN
• Tetrahalida, SiX4, adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan semua halogen.Silikon
tetraklorida, misalnya, dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan homolognya, karbon
tetraklorida Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi dengan suhu tinggi antara silikon
dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa dengan karbena sehingga senyawa ini adalah
senyawa reaktif. Silikon difluorida terkondensasi untuk membentuk senyawa
polimer(SiF2)n.
• Silikon doksida adalah padatan tahan panas berbentuk kristal; mineral yang paling umum
adalah quartz. Pada mineral quartz, setiap atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen
yang menjembatani atom silikon lainnya untuk membentuk kisi tiga dimensi. Silika dapat
larut dalam air pada suhu tinggi untuk membentuk senyawa asam monosilikat, Si(OH)4.
Silikon dioksida tidak larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air. Tetapi oksida ini
memiliki sifat-sifat asam karena bereaksi dengan basa pekat.
SiO2(s) + 2NaOH(aq) Na2SiO3(aq) + H2O(l)
Silikon terbakar langsung menjadi silikon dioksid, SiO2 atau bereaksi dengan FeO
menghasilkan produk yang sama:
Si + O2 → SiO2
FeO + Si → 2Fe + SiO2
7. Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu kelas bahan
meteor yang dikenal sebagai aerolites. Silikon juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak
diketahui asalnya.
Jumlah Silikon di kulit bumi sekitar 25%, merupakan elemen terbanyak setelah oksigen. Sebanyak 95%
dari bebatuan di kerak bumi merupakan senyawa Silikat. Banyak senyawa Silikat yang merupakan
senyawa Alimino Silikat, yang terbentuk dari senyawa Silikat dimana sebagian atom Si telah diganti
dengan atom Al. Senyawa Alumino Silikat dapat dibedakan menurut pembentukannya.
Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat.
Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon
oksida. Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dan sebagainya yang merupakan contoh
beberapa mineral silikat.
Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam tungku pemanas
listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk
mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat
dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal
silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan
cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum
float zone.
8. SKALA LABORATORIUM
silikon dapat dibuat dari silika dalam skala lab :
SiO2(s)+ 2Mg(s)→2MgO(s)+ Si(s)
Dalam bentuk kristal, silikon berwarna abu-abu hitam
SKALA INDUSTRI
Silikon dibuat dari silika dengan kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan kokas
dipanaskan dalam tanur listrik sebesar 3000 ̊C
SiO2(s)+C(s)→Si(s)+2CO(g)
Mereaksikan silika (SiO2) dengan karbon (C) di dalam suatu tungku elektrik
menggunakan elektroda karbon.Pada temperatur diatas 1900 ̊C, karbon
mereduksisilika menjadi silikon menurut reaksisebagai berikut:
2SiO2+4C→SiO+SiC+3COSiO+SiC→2Si+CO
Silikon cair terkumpul pada bagian dasar tungku, dan kemudian dikeluarkan dan
didinginkan. Silikon yang dibuat dengan cara ini dinamakan Industrial grade silicon
(IGS) dan paling sedikit 98% murni.