SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
OLEH : 2A / S1 KEPERAWATAN
DEFINISI
                   
 Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang
  menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh
  Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini juga dapat
  menyebar ke bagian tubuh lain seperti
  meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe
  (Somantri, 2009).
 Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob
  yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ
  tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi.

ETIOLOGI
                   
 Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun
  dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun
  dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada
  dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat
  bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
  kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini
  menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan
  yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
  tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada
  bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan
  tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Etiologi
                                    
 Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil

   mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet

   infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar

   kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke).

   keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar

   akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi

   sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium.

   Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang

   disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh

   karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan

   spesifik terhadap basil tersebut.

PATOFISIOLOGI




                

Tanda & Gejala Klinis
           
Gejala pada tuberkulosis terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Gejala Respiratorik
 Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu
 Dahak yang mukoid sampai mukopurulan
 Nyeri dada, sampai batuk darah
 Sesak napas (bila ada tanda-tanda penyebaran ke rongga
   lain)
2. Gejala Sistemik
 Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam
 Akut: demam tinggi, menggigil
 Millier: demam akut, sesak napas, sianosis

Penatalaksanaan
                
 Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada
  riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi
  TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC
  (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan
  bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan
  pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.
 Pencegahan (profilaksis) primer
 Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).
 INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
 Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin
  ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah
  tidak ada.
Penatalaksanaan
                
 Pencegahan (profilaksis) sekunder
 Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi
  tidak ada gejala sakit TBC.
  Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.
 Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua
  kelompok yaitu :
 Obat primer : INH
  (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazina
  mid.
  Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas
  yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita
  dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
 Obat sekunder :
  Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kap
  reomisin dan Kanamisin.
Penatalaksanaan
                             
                Dosis obat antituberkulosis (OAT)
   Obat             Dosis harian         Dosis 2x/minggu        Dosis 3x/minggu
                   (mg/kgbb/hari)         (mg/kgbb/hari)         (mg/kgbb/hari)



   INH           5-15 (maks 300 mg)     15-40 (maks. 900 mg)   15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin       10-20 (maks. 600 mg)   10-20 (maks. 600 mg)   15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid        15-40 (maks. 2 g)      50-70 (maks. 4 g)      15-30 (maks. 3 g)

 Etambutol        15-25 (maks. 2,5 g)     50 (maks. 2,5 g)      15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin       15-40 (maks. 1 g)     25-40 (maks. 1,5 g)    25-40 (maks. 1,5 g)
Penatalaksanaan
                      
 Pengobatan TBC pada orang dewasa
 Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
  setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan
  rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
 Diberikan kepada:
   Penderita baru TBC paru BTA positif.
   Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
 Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
 Diberikan kepada:
   Penderita kambuh.
   Penderita gagal terapi.
   Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
 Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
 Diberikan kepada:
   Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Penatalaksanaan
                 
 Pengobatan TBC pada anak
 Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau
  9 bulan, yaitu:
 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan
  pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali
  seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada
  resistensi terhadap INH).
 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2
  bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali
  seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada
  resistensi terhadap INH).
 Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin
  diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb
  dan rifampisin 15 mg/kgbb.
 Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
Penatalaksanaan
                   
TB tidak berat


INH                         : 5 mg/kgbb/hari

Rifampisin                  : 10 mg/kgbb/hari

TB berat (milier dan meningitis TBC)


INH                         : 10 mg/kgbb/hari

Rifampisin                  : 15 mg/kgbb/hari

Dosis prednison             : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
                
Riwayat Perjalanan Penyakit
 Pola aktivitas dan istirahat
     Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit
     tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
     Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut;
     infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul.
 Pola nutrisi
     Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
     Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
 Respirasi
     Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
     Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid
     kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi
     basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim
     paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi
     pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal
     (penyebaran bronkogenik).
 Rasa nyaman/nyeri
    Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
    Objektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku
    distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang
    sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.
 Integritas ego
    Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan
    takberdaya/tak ada harapan.
    Objektif : Menyangkal (selama tahap
    dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya:
• Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
• Pernah berobat tetapi tidak sembuh.
• Pernah berobat tetapi tidak teratur.
• Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.
• Daya tahan tubuh yang menurun.
• Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
 Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
   • Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan
      sakitnya.
   • Jenis, warna, dosis obat yang diminum.
   • Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan
      penyakitnya.
   • Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
 Riwayat Sosial Ekonomi:
   • Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat
      bekerja, jumlah penghasilan.
   • Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi
      dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang
      marnpu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk
      sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah
      tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
      harapan.
 Faktor Pendukung:
   • Riwayat lingkungan.
   • Pola hidup.
   • Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan
      tidur, kebersihan diri.
   • Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang
      penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.

 Pemeriksaan Diagnostik:
   • Kultur sputum
   • Tes Tuberkulin
   • Photo torak
   • Bronchografi
   • Darah
   • Spirometri
Diagnosa Kep.
                                                                                          Tanggal   Tanggal
 No.                                    Dx Keperawatan
                                                                                          muncul    Teratasi
       Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret
  1

                                                    
       darah, Kelemahan, upaya batuk buruk. Edema trakeal/faringeal.s


       Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: Berkurangnya keefektifan
       permukaan paru, atelektasis, Kerusakan membran alveolar kapiler, Sekret yang
  2
       kental, Edema bronchial.


       Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahan
       tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang inmenetap, Kerusakan jaringan
  3
       akibat infeksi yang menyebar, Malnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan, Kurang
       pengetahuan tentang infeksi kuman.

       Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan:

  4    Kelelahan, Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea, Anoreksia,
       Penurunan kemampuan finansial.

       Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan

  5
       dengan: Tidak ada yang menerangkan, Interpretasi yang salah, Informasi yang
       didapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya pengetahuan/kognitif .


Intervensi
No   No. Dx     Tujuan        Kriteria Hasil                            Tindakan                                             Rasional
1.
               Pasien          a. Mempertahank Mandiri                                                  Mandiri
               memperlihat      an jalan napas 1.       Kaji fungsi pernapasan : Bunyi napas,           1. Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis,
               kan              px.                     kecepatan, irama dan kedalaman, dan                  ronki indikasi akumulasi
               frekuensi       b.Mengeluarkan           penggunaan otot aksesori.                            secret/ketidakmampuan membersihkan jalan
               pernapasan       sekret tanpa       2.   Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret            napas sehingga otot aksesori digunakan dan
               yang efektif.    bantuan.
                               c. Menunjukkan
                                perilaku untuk 3.
                                                                          
                                                        atau batuk efektif, catat karakter, jumlah
                                                        sputum, adanya hemoptisis.
                                                        Berikan pasien posisi semi atau Fowler,
                                                                                                             kerja pernapasan meningkat.
                                                                                                        2. Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum
                                                                                                             berdarah akibat kerusakan paru atau luka
                                memperbaiki/            Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas        bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi
                                mempertahank            dalam.                                               lanjut.
                                an napas.          4.   Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction 3. Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi
                               d.Berpartisipasi         bila perlu.                                          maksimal membuka area atelektasis dan
                                dalam program 5.        Pertahankan intake cairan minimal 2500               peningkatan gerakan sekret agar mudah
        1                       pengobatan,             ml/hari kecuali kontraindikasi.                      dikeluarkan.
                                dalam tingkat      Kolaborasi                                           4. Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan
                                kemampuan/         1. Lembabkan udara/oksigen inspirasi.                     bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
                                situasi.           2. Berikan obat: agen mukolitik, bronkodilator,      5. Membantu mengencerkan secret sehingga
                               e. Mengidentifika        kortikosteroid sesuai indikasi.                      mudah dikeluarkan.
                                si potensial       3. Bantu inkubasi darurat bila perlu.                Kolaborasi
                                komplikasi &                                                            1.    Mencegah pengeringan membran mukosa,
                                melakukan                                                                     membantu pengenceran sekret.
                                tindakan tepat.                                                         2.    Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran
                                                                                                              ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika
                                                                                                              terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas
                                                                                                        3.    Diperlukan pada kasus jarang bronkogenik.
                                                                                                              dengan edema laring atau perdarahan paru
                                                                                                              akut.


Implementasi
No.                                                            TTD+Nama
No.                               Tindakan                                                          Respon Px
      Dx                                                               Prwt.
1.
            Mandiri
                                                                                a.   Bunyi napas px menurun, mengi menurun,
            a.   Mengobservasi fungsi pernapasan : Bunyi
                                                                                     jalan napas berangsur bersih, kerja otot


                                                              
                 napas, kecepatan, irama dan kedalaman, dan
                                                                                     aksesori pernapasan menurun.
                 penggunaan otot aksesori.
            b.   Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan                          b.   Px mengeluarkan sekret atau batuk
                 sekret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah
                 sputum, adanya hemoptisis.
            c.   Memberikan pasien posisi semi atau Fowler,                     c.   Px dalam posisi semi fowler, berlatih napas
                 Membantu/ mengajarkan batuk efektif dan                             dalam danbatuk efektif.

                 latihan napas dalam.
       1    d.   Membersihkan sekret dari mulut dan trakea,                     d.   Px bersedia dilakukan suction karena tidak
                                                                                     bisa mengeluarkan sekret.
                 suction bila perlu.
                                                                                e.   Px bersedia menerima intake cairan.
            e.   Mempertahankan intake cairan minimal 2500
                 ml/hari kecuali kontraindikasi.
                                                                                Kolaborasi
            Kolaborasi
                                                                                a.   Membran mukosa px tetap terjaga
            a.   Melembabkan udara/oksigen inspirasi                                 kelembabannya. Sekret sedikit demi sedikit
                                                                                     mengencer.
            b.   Memberikan obat: agen mukolitik,                               b.   Px minum obat teratur dan sesuai dosis
                 bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.                      sehingga memudahkan pembersihan jalan
                                                                                     napas, ukuran lumen meningkat, tahanan
                                                                                     aliran udara turun.
Evaluasi
No.   No. Dx
                                      SOAP

1.
               S : Px mengeluh sesak napas, kesulitan tidur pada
                 malam hari, kelemahan tubuh, batuk.
               O : Adanya ronki, dispnea, frekuensi pernapasan,
        1        irama, kedalaman tak normal, batuk tidak efektif,
                 tidak mampu mengeluarkan sekret.
               A : Bersihan jalan napas efektif kembali
               P : Lakukan intervensi nomor a,

Thank you 4 attention
        ^^

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaLestari Moerdijat
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusYunita Manurung
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asmatrisnaif
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 

Was ist angesagt? (20)

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 

Andere mochten auch

International Standards for Tuberculosis Care, ISTC
International Standards for Tuberculosis Care,ISTCInternational Standards for Tuberculosis Care,ISTC
International Standards for Tuberculosis Care, ISTCAshraf ElAdawy
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011
 Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011 Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011
Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011Gregorius Bimantoro
 

Andere mochten auch (7)

International Standards for Tuberculosis Care, ISTC
International Standards for Tuberculosis Care,ISTCInternational Standards for Tuberculosis Care,ISTC
International Standards for Tuberculosis Care, ISTC
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011
 Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011 Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011
Baksos TBC Cakung (Step 1 : Penyuluhan) 22 Okt 2011
 

Ähnlich wie Tuberkulosis ppt

Ähnlich wie Tuberkulosis ppt (20)

Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.pptEPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
Manajemen askep tb
Manajemen askep tbManajemen askep tb
Manajemen askep tb
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
PPT TBC Kelompok 7.pptx
PPT TBC Kelompok 7.pptxPPT TBC Kelompok 7.pptx
PPT TBC Kelompok 7.pptx
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
PENYULUHAN TBC.pptx
PENYULUHAN TBC.pptxPENYULUHAN TBC.pptx
PENYULUHAN TBC.pptx
 
Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina rTuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
 
TB Paru (dewasa)
TB Paru (dewasa)TB Paru (dewasa)
TB Paru (dewasa)
 
tuberkulosis Anak
tuberkulosis Anaktuberkulosis Anak
tuberkulosis Anak
 
Antibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideAntibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slide
 
ASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosisASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosis
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
 
TB FINAL.pptx
TB FINAL.pptxTB FINAL.pptx
TB FINAL.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Kürzlich hochgeladen (17)

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

Tuberkulosis ppt

  • 1. OLEH : 2A / S1 KEPERAWATAN
  • 2. DEFINISI   Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Somantri, 2009).  Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi.
  • 3.
  • 4. ETIOLOGI   Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
  • 5. Etiologi   Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.
  • 6.
  • 8.
  • 9. Tanda & Gejala Klinis  Gejala pada tuberkulosis terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Gejala Respiratorik  Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu  Dahak yang mukoid sampai mukopurulan  Nyeri dada, sampai batuk darah  Sesak napas (bila ada tanda-tanda penyebaran ke rongga lain) 2. Gejala Sistemik  Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam  Akut: demam tinggi, menggigil  Millier: demam akut, sesak napas, sianosis
  • 10.
  • 11. Penatalaksanaan   Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.  Pencegahan (profilaksis) primer  Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).  INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).  Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
  • 12. Penatalaksanaan   Pencegahan (profilaksis) sekunder  Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC. Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.  Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :  Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazina mid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.  Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kap reomisin dan Kanamisin.
  • 13. Penatalaksanaan  Dosis obat antituberkulosis (OAT) Obat Dosis harian Dosis 2x/minggu Dosis 3x/minggu (mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari) INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg) Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg) Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g) Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g) Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)
  • 14. Penatalaksanaan   Pengobatan TBC pada orang dewasa  Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3  Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).  Diberikan kepada:  Penderita baru TBC paru BTA positif.  Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.  Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3  Diberikan kepada:  Penderita kambuh.  Penderita gagal terapi.  Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.  Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3  Diberikan kepada:  Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
  • 15. Penatalaksanaan   Pengobatan TBC pada anak  Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:  2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).  2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).  Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.  Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
  • 16. Penatalaksanaan  TB tidak berat INH : 5 mg/kgbb/hari Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari TB berat (milier dan meningitis TBC) INH : 10 mg/kgbb/hari Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
  • 17.
  • 18. Asuhan Keperawatan Pengkajian  Riwayat Perjalanan Penyakit  Pola aktivitas dan istirahat Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari. Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul.  Pola nutrisi Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan. Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.  Respirasi Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada. Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
  • 19.  Rasa nyaman/nyeri Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang. Objektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.  Integritas ego Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan takberdaya/tak ada harapan. Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.  Riwayat Penyakit Sebelumnya: • Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh. • Pernah berobat tetapi tidak sembuh. • Pernah berobat tetapi tidak teratur. • Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru. • Daya tahan tubuh yang menurun. • Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
  • 20.  Riwayat Pengobatan Sebelumnya: • Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya. • Jenis, warna, dosis obat yang diminum. • Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya. • Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.  Riwayat Sosial Ekonomi: • Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan. • Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.  Faktor Pendukung: • Riwayat lingkungan. • Pola hidup. • Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri. • Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
  • 21.   Pemeriksaan Diagnostik: • Kultur sputum • Tes Tuberkulin • Photo torak • Bronchografi • Darah • Spirometri
  • 22. Diagnosa Kep. Tanggal Tanggal No. Dx Keperawatan muncul Teratasi Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret 1  darah, Kelemahan, upaya batuk buruk. Edema trakeal/faringeal.s Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, Kerusakan membran alveolar kapiler, Sekret yang 2 kental, Edema bronchial. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang inmenetap, Kerusakan jaringan 3 akibat infeksi yang menyebar, Malnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan, Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan: 4 Kelelahan, Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea, Anoreksia, Penurunan kemampuan finansial. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan 5 dengan: Tidak ada yang menerangkan, Interpretasi yang salah, Informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya pengetahuan/kognitif .
  • 24. No No. Dx Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional 1. Pasien a. Mempertahank Mandiri Mandiri memperlihat an jalan napas 1. Kaji fungsi pernapasan : Bunyi napas, 1. Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, kan px. kecepatan, irama dan kedalaman, dan ronki indikasi akumulasi frekuensi b.Mengeluarkan penggunaan otot aksesori. secret/ketidakmampuan membersihkan jalan pernapasan sekret tanpa 2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret napas sehingga otot aksesori digunakan dan yang efektif. bantuan. c. Menunjukkan perilaku untuk 3.  atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. Berikan pasien posisi semi atau Fowler, kerja pernapasan meningkat. 2. Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka memperbaiki/ Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi mempertahank dalam. lanjut. an napas. 4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction 3. Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi d.Berpartisipasi bila perlu. maksimal membuka area atelektasis dan dalam program 5. Pertahankan intake cairan minimal 2500 peningkatan gerakan sekret agar mudah 1 pengobatan, ml/hari kecuali kontraindikasi. dikeluarkan. dalam tingkat Kolaborasi 4. Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan kemampuan/ 1. Lembabkan udara/oksigen inspirasi. bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret. situasi. 2. Berikan obat: agen mukolitik, bronkodilator, 5. Membantu mengencerkan secret sehingga e. Mengidentifika kortikosteroid sesuai indikasi. mudah dikeluarkan. si potensial 3. Bantu inkubasi darurat bila perlu. Kolaborasi komplikasi & 1. Mencegah pengeringan membran mukosa, melakukan membantu pengenceran sekret. tindakan tepat. 2. Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas 3. Diperlukan pada kasus jarang bronkogenik. dengan edema laring atau perdarahan paru akut.
  • 26. No. TTD+Nama No. Tindakan Respon Px Dx Prwt. 1. Mandiri a. Bunyi napas px menurun, mengi menurun, a. Mengobservasi fungsi pernapasan : Bunyi jalan napas berangsur bersih, kerja otot  napas, kecepatan, irama dan kedalaman, dan aksesori pernapasan menurun. penggunaan otot aksesori. b. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan b. Px mengeluarkan sekret atau batuk sekret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. c. Memberikan pasien posisi semi atau Fowler, c. Px dalam posisi semi fowler, berlatih napas Membantu/ mengajarkan batuk efektif dan dalam danbatuk efektif. latihan napas dalam. 1 d. Membersihkan sekret dari mulut dan trakea, d. Px bersedia dilakukan suction karena tidak bisa mengeluarkan sekret. suction bila perlu. e. Px bersedia menerima intake cairan. e. Mempertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi. Kolaborasi Kolaborasi a. Membran mukosa px tetap terjaga a. Melembabkan udara/oksigen inspirasi kelembabannya. Sekret sedikit demi sedikit mengencer. b. Memberikan obat: agen mukolitik, b. Px minum obat teratur dan sesuai dosis bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi. sehingga memudahkan pembersihan jalan napas, ukuran lumen meningkat, tahanan aliran udara turun.
  • 27. Evaluasi No. No. Dx  SOAP 1. S : Px mengeluh sesak napas, kesulitan tidur pada malam hari, kelemahan tubuh, batuk. O : Adanya ronki, dispnea, frekuensi pernapasan, 1 irama, kedalaman tak normal, batuk tidak efektif, tidak mampu mengeluarkan sekret. A : Bersihan jalan napas efektif kembali P : Lakukan intervensi nomor a,
  • 28.  Thank you 4 attention ^^