MAKALAH :
http://management-administer.blogspot.co.id/2016/09/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
Landasan teori merupakan sebuah dasar teori yang digunakan untuk meneliti sebuah objek penelitian. Perbincangan tentang teori telah lama berlangsung, terutama setelah filosof Perancis Rene Descartes (abad ke-16) menyatakan bahwa teori dibangun dari keragu-raguan. Ia terkeraal dengan motonya”cogito ergo sum”, aku berpikir maka aku ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, coba pahami, bandingkan, dan berakhir dengan teori. Terlihat sekali bahwa paham rasionalisme yang diawali dengan skeptisisme, seperti yang dikembangkan filosof Yunani, Aristoteles. masih mewamai pemikiran Rene Descartes. Pandangan ini telah memperkuat metode deduktif.
Kemudian Prancis Bacon di Inggris melahirkan metode induktif yang berlawanan arah dengan dedukdik. Ragukan segala sesuatu, tetapi jangan hanya dipikirkan, lakukan percobaan, eksperimen, buktikan kebenarannya, jika salah maka ulangi sampai mendapatkan hasil yang benar, cek kebenanarmya, buat suatu simpulan umum tentang hal itu, lalu bangun teori.
Metode deduktif sekaligus induktif kemudian berevolusi menjadi metode ilmiah yang landasannya pemikiran reflektif, penerapan deduktif dan induktif secara bergiliran untuk menemukan kebenaran ilmiah. Setelah melalui berabad-abad evalusi pemikiran hal ini di Amerika Serikat melahirkan filsafat pragmatisme yang dipelapori oleh Charles S. Prierce, Wiliam James dan diterapkan secara nyata oleh ahli pendidikan John Dewey pada awal abad ke-XX. Sesuai pendapat Dewey, dengan landasan eksperimentasi, teori yang awalnya dari keraguan harus dibuktikan kebenarannya, jika benar dan sudah layak menjadi teori, maka jangan diragukan lagi kebenarannya. Perkembangan filsafah dalam dunia islam, nampak nyata setelah umat islam-bangsa arab muslim pada masa itu berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, berhubungan dengan peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa yang didudukinya serta menerima pengaruh daripadanya. Perkembang filsafat kemudian dipercepat oleh kaum muslimin dengan adanya usaha penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan, terutama filsafah Yunani ke dalam bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari teori?
2. Bagaimana hakikat universal dari belajar?
3. Apa peran filsafat pendidikan dalam teori pengembangan teori belajar?
4. Bagaimana Filsafat dalam Islam?
2. Fitri Handayani (15170006)
Muhammad Wicaksono (15170014)
Ulfatus Syafa’ah (15170015)
Bagas Son Husin (15170021)
Fildzah Nurfadlilatur Rohmah (15170044)
3. Makna dari teori
Hakikat universal
dari belajar
Peran filsafat pendidikan dalam
teori pengembangan teori
belajar
01
02
03
04
4. Teori adalah suatu penjelasan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep,
atau variabel, yang berupa sekumpulan hukum, gagasan, prinsrp dan teknik-
teknik tentang subjek tertentu.
Makna Teori
(Suyono dan Hariyanto, 2014: 28).
5. UNESCO memberikan resep berupa apa yang disebut empat pilar
belajar, (four pillars of education/learning), yaitu: belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk bekerja (learning to
do), belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama
(learning to live together), dan belajar untuk menjadi manusia
seutuhnya (learning to be).
Hakikat Universal dari Belajar
(Suyono dan Hariyanto, 2014: 29).
6. Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos dan sophia yang berarti cinta
kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari itu, dapat diartikan cinta belajar pada
umumnya hanya ada dalam filsafat. Untuk alasan tersebut, maka sering
dikatakan filsafat merupakan induk atau ratu ilmu pengetahuan (Djumransjah,
2016: 4).
Filsafat pendidikan merupakan cabang dari ilmu filsafat, filsafat pendidikan
adalah ilmu yang membahas teori, praktek, dan masalah-maslah pendidikan
dari sudut pandangan filosofis.
Pengertian Filsafat Pendidikan
(Hasanah S.N, Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan,
http://hasanahsn.blogspot.co.id/2015/01/peranan-filsafat-pendidikan-dalam.html, diakses Selasa, 27 Januari
2015).
7. 1. Pragmatisme
2. Progresivisme
3. Eksistensialisme
4. Perenialisme
5. Esensialisme
6. Rekonstruksionisme
Aliran-aliran Pokok Filsafat Pendidikan
(Suyono dan Hariyanto, 2014: 39).
8. 1. Pragmatisme
Tujuan pendidikan
Memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosila dan pribadi.
Peranan guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.
Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa kesekolah
dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal dengan pendidikan
praktis atau pendidikan jabatan.
Power (dalam uyoh, 2011: 133)
9. 2. Progresivisme
Tujuan pendidikan
Siswa mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah baik secara pribadi maupun sosial.
Peranan guru
Memberi tantangan (masalah) yang harus dipecahkan oleh siswa.
Kurikulum
pembelajaran yang bersifat student centered (siswa berperan aktif untuk menemukan dan mendapat tujuan
pembelajaran)
10. 3. Eksistensialisme
Tujuan pendidikan
Siswa mampu mengembangkan potensinya untuk mencari jati dirinya.
Peranan guru
Guru sebagai fasilitator untuk mengembangkan bakat siswa
Kurikulum
Kurikulum bersembur dari siswa, sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhannya.
11. 4. Perenialisme
Tujuan pendidikan
Serta mampu menyerap dan menguasai fakta-fakta dan informasi.
Peranan guru
Pembimbing mental, spiritual, dan pendisiplinan.
Kurikulum
Pembelajaran yang bersifat Teacher centered ( siswa mematuhi perintah guru).
Muatan; kesusastraan, matematika, bahasa, ilmu sosial & sejarah.
Power (dalam uyoh, 2011: 133)
12. 5. Esensialisme
Tujuan pendidikan
Siswa mengetahui warisan budaya dan sejarah
Peranan guru
Sebagai model (contoh yang ideal/patut ditiru)
Kurikulum
Pembelajaran yang bersifat Teacher centered (siswa meniru segala apa yang ada pada guru).
Muatan; ketrampilan Calistung (baca-tulis-hitung), eksak, dan ilmu sosial.
Power (dalam uyoh, 2011: 133)
13. 6. Rekonstruksionisme
Tujuan pendidikan
Siswa mempunyai kesadaran (empati) atas problem umat manusia
Peranan guru
menyadarkan siswa atas realitas persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia
Kurikulum
pembelajaran yang bersifat student centered (siswa berperan aktif untuk menemukan dan mendapat tujuan
pembelajaran)
muatan; ilmu sosial, politik, & ekonomi
Power (dalam uyoh, 2011: 133)
14. 1. Nativisme
2. Naturalisme
3. Empirisme
4. Konvergensi
Aliran Filsafat Pendidikan lain
(Suyono dan Hariyanto, 2014: 50).