SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

                                  KALOR JENIS




                                  1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

         Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743
– 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius (Akbar, 2010).


         Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo,
2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

         Maksud dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis yaitu agar
praktikan lebih memahami tentang kalor jenis yang terkandung di dalam benda –
benda sekitar beserta perhitungannya.

         Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah untuk
menentukan panas jenis mata bahan kalorimeter.



                                                                                   1
1.3 Waktu dan Tempat


       Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis ini dilaksanakan pada Rabu,
08 Desember 2010 pukul 13.00-14.00 WIB dan bertempat di laboratorium IIP
(Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya, Malang.




                                                                                2
2. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Kalor Jenis

       Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q)
yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya
sebanyak ∆T dinamakan kapasitas kalor (C) dari benda tersebut yakni:




Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c)
adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut:




       Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau
tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh
tersebut. Kalor dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI.
Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1
derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010).

2.2 Pengertian Kalorimeter dan Gambar

       Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang
dinamakan kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang
dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan
baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air,
sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar
kalor yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara
wadah itu dan air (Cromer, 1994).

       Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan


                                                                            3
hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).




                                       (Google, images, 2010)

2.3 Pengertian Termometer dan Gambar

       Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri
adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri
digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa
terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan
suhu hampir selalu sama. Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan
material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan
pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang
telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah
Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih
(Skuler, 2007).

       Termometer umum yaitu termometer zat cair dalam gelas yang terdiri dari
bola gelas yang berdinding tipis. Bagian atas dari bola ini dihubungkan dengan
pipa kapiler panjang. Zat cair, misalnya air raksa atau alkohol berwarna mengisi
sebagian bola dan pipa tersebut. Bagian atas dari pipa tersebut tertutup dan
biasanya ruang diatas zat cair dihilangkan udaranya. Untuk mengukur tinggi
permukaan air raksa didalamnya itu diadakan pembagian skala yang digoreskan
pada pipa tersebut (Sears, 1970).




                                                                              4
(Google, images, 2010)

2.4 Prinsip Kerja Kalorimeter

       Panas jenis air jauh lebih besar dari pada panas jenis zat lain. Sebagai
contoh, panas jenis air sepuluh kali lebih besar dari pada panas jenis aluminium.
Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik
sekali untuk menyimpan energi termis, seperti misalnya dalam sistem
pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin yang baik. Air dalam
jumlah banyak, seperti danau atau lautan, cenderung membuat variasi
temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas
energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan
tenperatur sangat kecil. Karena panas jenis air praktis konstan meliputi
jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah
dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang
mudah diukur, dengan menempatkanya dalam bejana air yang massa dan
temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan
akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari
benda sama dengan panas yang masuk ke ai dan wadahnya. Prosedur ini
dinamakan kalorimetri, dan wadah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter
(Tipler, 1998).

       Tidak ada usaha dikerjakan oleh sistem atau lingkungan. Sebagai
akibatnya perubahan suhu lingkungan (air) hanyalah karena kalor yang
dipertukarkan antara air dan sistem. Perubahan suhu ini diukur dengan sebuah
termometer, dan kalor yang dipertukarkan dihitung dari massa dan kalor jenis air
yang diketahui. Dari kekekalan tenaga, kalor yang diperoleh oleh sistem adalah
harga negatif dari kalor yang hilang dari lingkungan dan sebaliknya. Dengan
demikian kalorimeter mengukur kalor yang dipertukarkan oleh sistem dibawah
syarat-syarat tertentu (Cromer, 1994).


                                                                               5
2.5 Timbangan Digital dan Gambar

       Kita mengenal Timbangan Digital sebagai alat ukur untuk satuan
berat.Dibandingkan dengan jaman dulu yang masih meggunakan Timbangan
Analog atau Manual , Timbangan Digital dinilai memiliki fungsi lebih sebagai alat
ukur, diantaranya Timbangan Digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa
menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (PT Digi Indonesia, 2010).

       Mungkin sebelumnya timbangan digital untuk orang awam tidak seberapa
mengerti dan di butuhkan, namun fungsi timbangan digital ini untuk membantu
mengukur berat serta secara kalkulasi secara otomatis harganya dengan harga
dasar satuan. Banyak kurang lebihnya cara kerja timbangan digital hanya bisa
mengeluakan label, ada juga yang hanya timbul ditampilan layar LCD nya. Untuk
harga tidak terlalu mahal cocok untuk usaha kecil hingga menengah. Serta untuk
timbangan digital tentunya merk bizerba ini cocok untuk mengembangkan usaha.
Untuk merk bizerba masing-masing punya kelebihan diatas merk lain, tentunya
dengan keunggulan di fasilitas yang sangat banyak, maka kita tidak perlu pusing-
pusing untuk menghitung karena di tampilan LCD nya akan keluar jumlah total
untuk setiap penimbangan barang baik penimbangan untuk buah sampai untuk
keperluan dapur. Bahkan untuk pelanggan mudah untuk membaca angkanya,
dengan layar LCD yang sangat bagus. Untuk sampai level yang sangat tinggi
timbangan merk bizerba bisa integrasi dengan mesin kasir sehingga bisa
mengeluarkan label harga. Bizerba adalah merk timbangan digital yang lumayan
terkenal di beberapa minimarket seperti indomaret dan alfamart. Untuk setingan
timbangan digital merk bizerba ini tidak semua software kasir yang bisa dukung
karena ada pola baca yang membedakan barcodenya (Mansur, 2010).




                                            (Google, images, 2010)




                                                                               6
2.6 Manfaat di Bidang Perikanan

      Menurut Metana (2010), kalor mempunyai manfaat diantarnya:
   1. Teknik refigrasi adalah teknik pendinginan untuk produk hasil perikanan
   2. Untuk pengasapan ikan
   3. Pemilihan logam untuk pembuatan kapal.




                                                                                7
3. METODOLOGI




3.1 Alat dan Fungsinya
         Alat yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis
adalah
        Kalorimeter          : untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda
        Termometer           : untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda
        Stopwatch            : untuk menghitung waktu
        Ketel uap            : untuk memanaskan air
        Timbangan digital    : untuk menimbang massa benda dengan ketelitian
                               10-2
        Pinset               : untuk mengambil serta memindahkan aluminium
                               dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter
        Penggaris            : untuk menentukan 1/5 bagian dari kalorimeter
        Nampan               : sebagai wadah alat dan bahan


3.2 Bahan dan Fungsinya
         Bahan yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis
adalah
    Aluminium         : sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya
    Kaca              : sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya
    Air               : sebagai media perambatan kalor
    Tissue            : untuk membersihkan alat-alat praktikum yang telah
                        digunakan




                                                                                  8
3.3 Skema Kerja
      3.3.1 Aluminium
                        Disiapkan alat dan bahan
                                     ↓
    Ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital
                                     ↓
   Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali
                                     ↓
             Ditimbang aluminium dengan timbangan digital
                                     ↓
  Dimasukkan aluminium ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan
                                     ↓
        Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1
                                     ↓
    Diambil aluminium dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter
                              (sambil digojok)
                                     ↓
                          Dihidupkan stopwatch
                                     ↓
       Diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama
                  sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2
                                     ↓
                                   Hasil




                                                                            9
3.3.2 Kaca

                      Disiapkan alat dan bahan
                                  ↓
 Ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital
                                  ↓
Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali
                                  ↓
               Ditimbang kaca dengan timbangan digital
                                  ↓
 Dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan
                                  ↓
       Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1
                                  ↓
  Diambil kaca dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter
                           (sambil digojok)
                                  ↓
                        Dihidupkan stopwatch
                                  ↓
    Diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama
               sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2
                                  ↓
                                Hasil




                                                                         10
4. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur

       Langkah awal yang harus dilakukan pada praktikum Fisika Dasar tentang
kalor jenis adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah
kalorimeter untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda, termometer untuk
mengukur tinggi rendahnya suhu benda, stopwatch untuk menghitung waktu,
ketel uap untuk memanaskan air, timbangan digital untuk menimbang massa
benda dengan ketelitian 10-2, Pinset untuk mengambil serta memindahkan
aluminium dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter, penggaris untuk menentukan
1/5 bagian dari kalorimeter, nampan sebagai wadah alat dan bahan. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan adalah aluminiumdan kaca sebagai bahan yang
diukur kalor jenisnya, air sebagai media perambatan kalor, tissue untuk
membersihkan alat-alat praktikum yang telah digunakan.

    Aluminium
       Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang kalorimeter
kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air
sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang aluminium
dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan aluminium ke dalam
ketel uap yang berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam
kalorimeter dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil aluminium dengan pinset dan
dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan
diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan
30 detik kedua sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel.
    Kaca

       Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang kalorimeter
kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air
sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang kaca dengan
timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang
berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam kalorimeter
dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil kaca dengan pinset dan dimasukkan ke
dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan
suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua
sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel.



                                                                            11
4.2 Analisa Hasil
      Dari Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis dapat dianalisa hasilnya
sebagai berikut:

        Aluminium

Berat kalorimeter (K) = 104 gram

Berat Aluminium (B) = 1,06 gram

Berat air (A)              = 44 gram

 NO         T1 (0C)              T2 (0C)    T3 (0C)

 1              27,5               29         28




                kal/g oC

        Kaca

Berat kalorimeter (K) = 101 gram

Berat Kaca (B)             = 2,5 gram

Berat air (A)              = 47 gram

 NO         T1 (0C)              T2 (0C)    T3 (0C)

 1              28                 29         28




                kal/g oC



                                                                           12
Kalor Jenis (c)
Jenis Benda
                J/kg Co           kkal/kg Co
Air             4180              1,00
Alkohol (ethyl) 2400              0,57
Es              2100              0,50
Kayu            1700              0,40
Aluminium       900               0,22
Marmer          860               0,20
Kaca            840               0,20
Besi / baja     450               0,11
Tembaga         390               0,093
Perak           230               0,056
Raksa           140               0,034
Timah hitam     130               0,031
Emas            126               0,030

                                                   (Lohat, 2009)

        Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu kalor jenis
aluminium = 0,420 dan kalor jenis kaca = 0,465 dan dapat disimpulkan kalor jenis
kaca lebih besar dari kalor jenis aluminium. Sedangkan menurut Lohat (2009),
kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20. sehingga kalor jenis
aluminium lebih besar dari pada kaca.

        Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan berbeda dan berbanding
terbalik dengan literatur yang ada.




                                                                             13
5. PENUTUP



5.1 Kesimpulan

        Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan
yaitu

       Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau
        tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda
        atau tubuh tersebut

       Rumus kalor jenis yaitu




        Keterangan:

        c = kalor jenis

        ∆Q = perbandingan banyaknya kalor

        m = massa

        ∆T = perbandingan suhu

       Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat
        yang dinamakan kalorimeter

       Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer yang sering
        digunakan adalah termometer merkuri

       Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya lebih
        akurat, presisi, dan akuntable

       Manfaat kalor dibidang perikanan yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan
        logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan ikan

       Hasil pengamatan yang diperoleh adalah

        Kalor jenis aluminium = 0,420 kal/g oC

        Kalor jenis kaca = 0,465 kal/g oC




                                                                               14
Hasil ini jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan literatur yang ada.
       Menurut literatur kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20.

5.2 Saran

       Dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis diharapkan praktikan
berhati-hati ketika mengambil aluminium dan kaca didalam ketel uap. Agar
tangan kita tidak terkena air panas.




                                                                                15
DAFTAR PUSTAKA



Akbar, Fauzi. 2010. Suhu, Kalor, dan Pemuaian. http://www.akujagoan.com.
       Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34

Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-ilmu                 Hayati   edisi   kedua.
      Yogyakarta:Gadjah mada University Press

Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika edisi ketiga Jilid 1.
       Jakarta:Erlangga

Lohat, Alexander San. 2009. Kalor Jenis. http://www.gurumuda.com. Diakses
       pada 8 Desember 2010 pukul 15.34

Metana, Arga. 2010. Kalor. http://www.argametana.blogspot.com. Diakses pada
      8 Desember 2010 pukul 15.34

Mansur. 2010. Timbangan Digital Bizerba. http://www.bisnis.fenue.com. Diakses
      pada 8 Desember 2010 pukul 15.34

Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi
       keempat. Jakarta:Erlangga

PT Digi Indonesia. 2010. Timbangan Digital. http://www.timbangandigital.co.id.
      Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34

Purnomo, Sidik. 2008. Kalor dan Perubahan Wujud Zat. http://sidikpurnomo.net.
      Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34

Sears, Francis Weston. 1970. Mekanika, Panas, dan Bunyi. Jakarta:Binacipta

Skuler.    2007. Termometer. http://www.forumsains.com.          Diakses pada     8
          Desember 2010 pukul 15.34

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga




                                                                                  16

More Related Content

What's hot

Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
Dede Suhendra
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
wd_amaliah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
 

What's hot (20)

Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 

Similar to Laporan hasil penelitian kalor jenis

ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
Fransiska Puteri
 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
RizkyHadiwijaya
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
BPSiscaAmanitaF
 

Similar to Laporan hasil penelitian kalor jenis (20)

ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
 
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
 
Ka
KaKa
Ka
 
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptxBAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
 
Laporan fisika dasar (asaz black)
Laporan fisika dasar (asaz black)Laporan fisika dasar (asaz black)
Laporan fisika dasar (asaz black)
 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
 
Laporan Fisika Dasar Acara 1 Kalorimetri ITP UNS Semester 1
Laporan Fisika Dasar Acara 1 Kalorimetri ITP UNS Semester 1Laporan Fisika Dasar Acara 1 Kalorimetri ITP UNS Semester 1
Laporan Fisika Dasar Acara 1 Kalorimetri ITP UNS Semester 1
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
 
Topik i kalori meter
Topik i kalori meterTopik i kalori meter
Topik i kalori meter
 
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptxBAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
 
Rpp 3.11 jun
Rpp 3.11  junRpp 3.11  jun
Rpp 3.11 jun
 
Acara I
Acara IAcara I
Acara I
 
Laporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeterLaporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeter
 
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxPPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
 
suhu dan perubahannya
suhu dan perubahannyasuhu dan perubahannya
suhu dan perubahannya
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptxSuhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Laporan hasil penelitian kalor jenis

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 – 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Akbar, 2010). Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis yaitu agar praktikan lebih memahami tentang kalor jenis yang terkandung di dalam benda – benda sekitar beserta perhitungannya. Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah untuk menentukan panas jenis mata bahan kalorimeter. 1
  • 2. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis ini dilaksanakan pada Rabu, 08 Desember 2010 pukul 13.00-14.00 WIB dan bertempat di laboratorium IIP (Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. 2
  • 3. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kalor Jenis Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q) yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak ∆T dinamakan kapasitas kalor (C) dari benda tersebut yakni: Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c) adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut: Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut. Kalor dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI. Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010). 2.2 Pengertian Kalorimeter dan Gambar Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang dinamakan kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air, sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar kalor yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara wadah itu dan air (Cromer, 1994). Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan 3
  • 4. hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987). (Google, images, 2010) 2.3 Pengertian Termometer dan Gambar Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih (Skuler, 2007). Termometer umum yaitu termometer zat cair dalam gelas yang terdiri dari bola gelas yang berdinding tipis. Bagian atas dari bola ini dihubungkan dengan pipa kapiler panjang. Zat cair, misalnya air raksa atau alkohol berwarna mengisi sebagian bola dan pipa tersebut. Bagian atas dari pipa tersebut tertutup dan biasanya ruang diatas zat cair dihilangkan udaranya. Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa didalamnya itu diadakan pembagian skala yang digoreskan pada pipa tersebut (Sears, 1970). 4
  • 5. (Google, images, 2010) 2.4 Prinsip Kerja Kalorimeter Panas jenis air jauh lebih besar dari pada panas jenis zat lain. Sebagai contoh, panas jenis air sepuluh kali lebih besar dari pada panas jenis aluminium. Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi termis, seperti misalnya dalam sistem pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin yang baik. Air dalam jumlah banyak, seperti danau atau lautan, cenderung membuat variasi temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan tenperatur sangat kecil. Karena panas jenis air praktis konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang mudah diukur, dengan menempatkanya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang masuk ke ai dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri, dan wadah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter (Tipler, 1998). Tidak ada usaha dikerjakan oleh sistem atau lingkungan. Sebagai akibatnya perubahan suhu lingkungan (air) hanyalah karena kalor yang dipertukarkan antara air dan sistem. Perubahan suhu ini diukur dengan sebuah termometer, dan kalor yang dipertukarkan dihitung dari massa dan kalor jenis air yang diketahui. Dari kekekalan tenaga, kalor yang diperoleh oleh sistem adalah harga negatif dari kalor yang hilang dari lingkungan dan sebaliknya. Dengan demikian kalorimeter mengukur kalor yang dipertukarkan oleh sistem dibawah syarat-syarat tertentu (Cromer, 1994). 5
  • 6. 2.5 Timbangan Digital dan Gambar Kita mengenal Timbangan Digital sebagai alat ukur untuk satuan berat.Dibandingkan dengan jaman dulu yang masih meggunakan Timbangan Analog atau Manual , Timbangan Digital dinilai memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya Timbangan Digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (PT Digi Indonesia, 2010). Mungkin sebelumnya timbangan digital untuk orang awam tidak seberapa mengerti dan di butuhkan, namun fungsi timbangan digital ini untuk membantu mengukur berat serta secara kalkulasi secara otomatis harganya dengan harga dasar satuan. Banyak kurang lebihnya cara kerja timbangan digital hanya bisa mengeluakan label, ada juga yang hanya timbul ditampilan layar LCD nya. Untuk harga tidak terlalu mahal cocok untuk usaha kecil hingga menengah. Serta untuk timbangan digital tentunya merk bizerba ini cocok untuk mengembangkan usaha. Untuk merk bizerba masing-masing punya kelebihan diatas merk lain, tentunya dengan keunggulan di fasilitas yang sangat banyak, maka kita tidak perlu pusing- pusing untuk menghitung karena di tampilan LCD nya akan keluar jumlah total untuk setiap penimbangan barang baik penimbangan untuk buah sampai untuk keperluan dapur. Bahkan untuk pelanggan mudah untuk membaca angkanya, dengan layar LCD yang sangat bagus. Untuk sampai level yang sangat tinggi timbangan merk bizerba bisa integrasi dengan mesin kasir sehingga bisa mengeluarkan label harga. Bizerba adalah merk timbangan digital yang lumayan terkenal di beberapa minimarket seperti indomaret dan alfamart. Untuk setingan timbangan digital merk bizerba ini tidak semua software kasir yang bisa dukung karena ada pola baca yang membedakan barcodenya (Mansur, 2010). (Google, images, 2010) 6
  • 7. 2.6 Manfaat di Bidang Perikanan Menurut Metana (2010), kalor mempunyai manfaat diantarnya: 1. Teknik refigrasi adalah teknik pendinginan untuk produk hasil perikanan 2. Untuk pengasapan ikan 3. Pemilihan logam untuk pembuatan kapal. 7
  • 8. 3. METODOLOGI 3.1 Alat dan Fungsinya Alat yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah  Kalorimeter : untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda  Termometer : untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda  Stopwatch : untuk menghitung waktu  Ketel uap : untuk memanaskan air  Timbangan digital : untuk menimbang massa benda dengan ketelitian 10-2  Pinset : untuk mengambil serta memindahkan aluminium dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter  Penggaris : untuk menentukan 1/5 bagian dari kalorimeter  Nampan : sebagai wadah alat dan bahan 3.2 Bahan dan Fungsinya Bahan yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah  Aluminium : sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya  Kaca : sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya  Air : sebagai media perambatan kalor  Tissue : untuk membersihkan alat-alat praktikum yang telah digunakan 8
  • 9. 3.3 Skema Kerja 3.3.1 Aluminium Disiapkan alat dan bahan ↓ Ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital ↓ Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali ↓ Ditimbang aluminium dengan timbangan digital ↓ Dimasukkan aluminium ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan ↓ Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1 ↓ Diambil aluminium dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok) ↓ Dihidupkan stopwatch ↓ Diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 ↓ Hasil 9
  • 10. 3.3.2 Kaca Disiapkan alat dan bahan ↓ Ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital ↓ Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali ↓ Ditimbang kaca dengan timbangan digital ↓ Dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan ↓ Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1 ↓ Diambil kaca dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok) ↓ Dihidupkan stopwatch ↓ Diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 ↓ Hasil 10
  • 11. 4. PEMBAHASAN 4.1 Analisa Prosedur Langkah awal yang harus dilakukan pada praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah kalorimeter untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda, termometer untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda, stopwatch untuk menghitung waktu, ketel uap untuk memanaskan air, timbangan digital untuk menimbang massa benda dengan ketelitian 10-2, Pinset untuk mengambil serta memindahkan aluminium dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter, penggaris untuk menentukan 1/5 bagian dari kalorimeter, nampan sebagai wadah alat dan bahan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah aluminiumdan kaca sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya, air sebagai media perambatan kalor, tissue untuk membersihkan alat-alat praktikum yang telah digunakan.  Aluminium Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang aluminium dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan aluminium ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil aluminium dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel.  Kaca Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang kalorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang kaca dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil kaca dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel. 11
  • 12. 4.2 Analisa Hasil Dari Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis dapat dianalisa hasilnya sebagai berikut:  Aluminium Berat kalorimeter (K) = 104 gram Berat Aluminium (B) = 1,06 gram Berat air (A) = 44 gram NO T1 (0C) T2 (0C) T3 (0C) 1 27,5 29 28 kal/g oC  Kaca Berat kalorimeter (K) = 101 gram Berat Kaca (B) = 2,5 gram Berat air (A) = 47 gram NO T1 (0C) T2 (0C) T3 (0C) 1 28 29 28 kal/g oC 12
  • 13. Kalor Jenis (c) Jenis Benda J/kg Co kkal/kg Co Air 4180 1,00 Alkohol (ethyl) 2400 0,57 Es 2100 0,50 Kayu 1700 0,40 Aluminium 900 0,22 Marmer 860 0,20 Kaca 840 0,20 Besi / baja 450 0,11 Tembaga 390 0,093 Perak 230 0,056 Raksa 140 0,034 Timah hitam 130 0,031 Emas 126 0,030 (Lohat, 2009) Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu kalor jenis aluminium = 0,420 dan kalor jenis kaca = 0,465 dan dapat disimpulkan kalor jenis kaca lebih besar dari kalor jenis aluminium. Sedangkan menurut Lohat (2009), kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20. sehingga kalor jenis aluminium lebih besar dari pada kaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan berbeda dan berbanding terbalik dengan literatur yang ada. 13
  • 14. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan yaitu  Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut  Rumus kalor jenis yaitu Keterangan: c = kalor jenis ∆Q = perbandingan banyaknya kalor m = massa ∆T = perbandingan suhu  Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat yang dinamakan kalorimeter  Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer yang sering digunakan adalah termometer merkuri  Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya lebih akurat, presisi, dan akuntable  Manfaat kalor dibidang perikanan yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan ikan  Hasil pengamatan yang diperoleh adalah Kalor jenis aluminium = 0,420 kal/g oC Kalor jenis kaca = 0,465 kal/g oC 14
  • 15. Hasil ini jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan literatur yang ada. Menurut literatur kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20. 5.2 Saran Dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis diharapkan praktikan berhati-hati ketika mengambil aluminium dan kaca didalam ketel uap. Agar tangan kita tidak terkena air panas. 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Fauzi. 2010. Suhu, Kalor, dan Pemuaian. http://www.akujagoan.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-ilmu Hayati edisi kedua. Yogyakarta:Gadjah mada University Press Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika edisi ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga Lohat, Alexander San. 2009. Kalor Jenis. http://www.gurumuda.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Metana, Arga. 2010. Kalor. http://www.argametana.blogspot.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Mansur. 2010. Timbangan Digital Bizerba. http://www.bisnis.fenue.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi keempat. Jakarta:Erlangga PT Digi Indonesia. 2010. Timbangan Digital. http://www.timbangandigital.co.id. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Purnomo, Sidik. 2008. Kalor dan Perubahan Wujud Zat. http://sidikpurnomo.net. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Sears, Francis Weston. 1970. Mekanika, Panas, dan Bunyi. Jakarta:Binacipta Skuler. 2007. Termometer. http://www.forumsains.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga 16