1. Dosen Pengampu : Dr. Jamaluddin, M.Pd.I
AUDIT MUTU
Sistem Penjaminan Mutu Internal
Disusun Oleh :
Kelompok II/MPI/6A
• Zulia Eka Safitri ( 203190155 )
• Siti Nur Mafia ( 203190023 )
• Dedi Kurniawan ( 203190022 )
• Sri Mulyani ( 203190019 )
2. A. Audit Mutu
1. Pengertian Audit Mutu
Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
3. Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sistem Manajemen
Mutu SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai
proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit
dipenuhi. Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian
aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang
telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.
Sedangkan menurut The International Standard For Terminology In Quality
Manajement, ISO 8402, audit mutu merupakan suatu pengujian yang sitematis dan
independent untuk menentukan apakah aktivitas mutu dan hasil sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan, dan apakah pengaturan tersebut dapat
diimplementasikan secara efektif dan cocok untuk mencapai tujuan.
4. 2. Tujuan Audit Mutu
Tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan
signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan
dan/atau perubahan.
Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu :
a. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi.
b. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu
sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan.
c. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan
(misalnya) pelanggan.
d. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok.
e. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi.
5. Tujuan audit mutu secara khusus adalah
Mengarahkan pencapaian sasaran, memberikan sense of urgency
Menemukan peluang perbaikan.
Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif.
Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu
sedini mungkin.
6. 3. Prinsip Audit Mutu
a. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :
1) Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme Kode Etik merupakan dasar profesionalisme
auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada
sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian.
2) Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat. Seorang auditor berkewajiban untuk
melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan audit, kesimpulan audit
dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat.
3) Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.
7. b. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :
1. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang
bukan tanggungjawabnya.
2. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample
audit yang diambil cukup mewakili.
3. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi.
4. Auditor harus berkualifikasi dan independen.
5. Maksud dan tujuan dari audit harus diklarifikasi dan disetujui.
6. Audit harus direncanakan dan dipersiapkan secara memadai.
7. Orang yang bertanggung jawab atas aktifitas yang akan diaudit harus secara baik dan
diberitahukan sebelum dan sesudah audit.
8) Rencana audit dan laporan akhir harus tertulis.
8. 9) Auditor harus menindaklanjuti tindakan perbaikan.
10) Penilaian terhadap standar harus obyektif, faktual dan apabila mungkin
kuantitatif.
11) Audit tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan.
12) Frekuensi, intensitas dan luas audit bervariasi dengan kebutuhan aktual.
13) Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur.
14) Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat dipercaya.
9. 4. Alasan Melakukan Audit Mutu
Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan
audit. Alasan melakukan Audit antara lain menurut (Iskandar Indranata, 2006):
a. Mengembangkan sistem pada organisasi.
b. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
c. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai
dengan apa yang diinginkan organisasi.
d. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan
yang ditetapkan organisasi.
e.Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus
menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten
10. a. Menilai ketaatan terhadap prosedur pengendalian mutu dan standar program mutu.
b. Menilai proses pengembalian keputusan untuk keabsahan.
c. Menilai karakteristik mutu suatu produk serta proses yang berkaitan dengan
spesifikasi dari pelanggan atau pendesain melalui pengendalian dari inspkesi
reguler.
d. Memperbaiki efektivitas dari program manajemen mutu.
e. Mengeksplorasi penyebab kerusakan, keluhan pelanggan dan masalah lain.
f. Memperoleh sertifikasi normal dari program manajemen mutu.
g.Mengarahkan dan memotivasi staff dan manajemen untuk menciptakan kesadaran
mutu.
h.Menunjukkan perhatian manajemen mutu terhadap pemasok untuk memperoleh
perlindungan atas tuntutan liabilitas produk.
i. Memperkenalkan formalitas dan konsistensi dalam program mutu.
j. Melakukan pelatihan dan memberikan pengetahun teknis
5. Manfaat Audit Mutu
11. B. Audit Mutu Internal
Audit Internal adalah proses tinjauan yang dilakukan kepada sebuah
lembaga ataupun program, dimana fokus tinjauannya pada akuntabilitas, dan
menentukan apakah maksud dan tujuan yang dinyatakan telah terpenuhi.
Pelaksanaan audit internal harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
1. Independen, obyektif, terencana secara sistemik, dan berdasarkan serangkaian
bukti;
2. Mengandung unsur konsultasi yang bertujuan memberikan nilai tambah atau
perbaikan bagi unit yang diaudit;
3. Dilakukan oleh peer group terhadap unit atau institusi dan/atau program atau
kegiatan, dengan memeriksa atau menginvestigasi prosedur, proses atau
mekanisme.
12. Tujuan Audit Mutu Internal Pendidikan
01 02
Mengetahui bahwa
pelaksanaan standar
mutu Universitas/
Sekolah/ Madrasah
telah tepat dan efektif,
serta terdapat upaya-
upaya peningkatan
standar mutu
pendidikan tersebut.
03
Mengidentifikasi
lingkup perbaikan dan
mengembangannya
secara profesional
berkelanjutan.
Memberi nilai tambah
dan memperbaiki
kegiatan operasional
akademik/proses
akademik serta
proses non akademik
padaUniversitas
/Sekolah/Madrasah.
13. AMI VS AMAI
AMI: Audit Mutu Internal (AMI),
digunakan apabila ruang
lingkup yang diaudit meliputi
semua aspek dalam organisasi
(akademik dan non akademik).
AMAI: Audit Mutu Akademik
Internal (AMAI), digunakan
apabila ruang lingkup yang di
audit hanya sebatas fungsi
AKADEMIK
14. Proses AMI Mengikuti Siklus
Merencanakan audit
tahunan
Menetapkan Tujuan
Audit
Menetapkan
jadwal audit
Menetapkan sasaran dan
lingkup audit
Membentuk tim
audit
Mengkaji ulang dokumen &
menyiapkan daftar
pengecekan
Menyelenggarakan
rapat tim audit
Melaksanakan audit
di tempat obyek
audit
Menyusun
laporan audit
Melakukan kajiulang
oleh manajemen
Siklus
AMI
15. Frekuensi Audit Mutu Internal
Pertimbangan lain untuk menentukan frekuensi AMI adalah sbb:
a. Atas permintaan klien.
b. Sesuai persyaratan peraturan.
c. Terdapat perubahan yang signifikan dalam manajemen, kebijakan,
dan teknik.
d. Terdapat perubahan sistem.
e. Sesuai kebutuhan penyempurnaan.
f. Sesuai dengan manajemen resiko
Tipe Audit
a. Audit tipe pertama (audit internal)
b. Audit tipe kedua (audit eksternal)
c. Audit tipe ketiga (audit eksternal secara
independen)
16. c. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Audit Internal Iso 9001
Langkah-Langkah Dalam Audit Internal Sebagai pemilik proses, proses
Internal Audit dapat menjadi cara terbaik untuk mendapatkan pandangan dari
orang luar, yang dapat secara langsung melihat proses Anda dan membantu
mengidentifikasi area mana saja yang diperlukan perbaikan, atau membantu Anda
merampingkan proses untuk berjalan lebih baik, lebih cepat atau lebih efisien.
a. Perencanaan Jadwal Audit.
d. Pelaporan Audit
b. Perencanaan Proses Audit.
c. Melakukan Audit.