Model struktural fungsionalis adalah model analisis
yang memusatkan perhatian pada integrasi sosial,
stabilitas sosial, dan konsensus nilai. Model ini tidak
lepas dari tokoh yang bernama Emile Durkheim
MODEL STRUKTURAL
FUNGSIONAL
1. Model Struktural Fungsional Emile Durkheim
Durkheim memandang bahwa pendidikan adalah
suatu fakta sosial yang memiliki tiga ciri:
-Berada di luar individu
-Memiliki daya paksa
-Tersebar di kalangan masyarakat
Pandangan lain yang dikemukakan oleh Durkheim dan
sangat berpengaruh adalah pembagian kerja dan
solidaritas sosial
- Semakin maju suatu masayarakat, semakin tajamlah
pembagian erja di antara warganya. Oleh karena itu
pada masyarakat terdapat spesialis-spesialis untuk
bidang-bidang yang sangat khusus.
- Masyarakat yang memiliki pembagian kerja lebih
lanjut,akan memiliki solidaritas sosial yang didasari
oleh adanya rasa saling memerlukan atau saling
bergantung. Pembagian kerja juga disebut dengan
spesialisasi yang artinya proses penempatan orang
pada posisi tertentu sesuai dengan bakat, minat, dan
penempatan yang ada di masarakat.
Pokok-pokok pemikiran Durkheim
Pendidikan dianggap sebagai “social think” (pikiran
sosial) karena :
-Cita-cita masyarakat dapat direalisasikan melalui
lembaga pendidikan;
-Cita-cita masyarakat : bahwa masyarakat harus dapat
bertahan hidup, untuk itu harus ada suatu
keseimbangan di kalangan warganya;
-Pendidikanlah yang mampu melaksanakan cita-cita
masyarakat melalui proses penanaman nilai-nilai yang
ada di dalam masyarakat (sosialisasi moral)
2. Model Strutural Fungsional Parsons
- Parsons menyatakan bahwa tindakan orang
dipengaruhi oleh dua orientasi: 1) motivasional, 2)
sosial
- Konsensus nilai merupakan faktor yang diisyaratkan
bagi timbul dan terpeliharanya integritas sosial.
- Terdapat 3 subsistem yaitu: budaya, sosial,
kepribadian
- Pendidikan adalah proses sosialisasi yang
memungkinkan individu mengembangkan rasa
tanggung jawab dan berbagai kemampuan.
3. Teori fungsionalisme Robert K. Merton
Ia banyak menyoroti dampak tindakan manusia
terhadap masyarakat. Merton memandang bahwa
dampak suatu tindakan bersifat fungsional dan
disfungsional. Artinya tindakan seseorang dapat
meningkatkan fungsi masyarakat (bermanfaat),
sekaligus merugikan.
- Para penganut model konflik memandang bahwa dalam
setiap masyarakat selalu ada kelompok mayoritas yang
mendominasi kelompok kecil.
- Selalu ada kelompok kepentingan yang terus- menerus
bersaing dan bertentangan satu sama lain
- Pendidikan merupakan sarana untuk menanamkan nilai-
nilai yang dianut kelompok dominan kepada generasi
mudanya dalam rangka mempertahankan struktur sosial
yang ada atau melanggengkan posisi dominan mereka.
- Tokoh penting penganut model ini adalah S. Bowles, H.
Gintis, Pierrre Bourdieu, Paulo Freire, dan Ivan Illich
ANALISIS MODEL KONFLIK
1. Analisis model konflik menurut Bowles dan
Gintis
Sistem yang ada dalam pendidikan di sekolah tidak
berbeda dengan sistem di dunia kerja masayarakat
kapitalis. Terdapat penekanan pada disiplin,
ketekunan, ketepatan, kebergantungan pada atasan,
tidak pada kemandirian dan kreativitas.
2. Analisis model konflik menurut Bourdieu
Setiap masyarakat mempunyai pertimbangan budaya
yang tidak bisa dijelaskan dengan logika
3. Analisis model konflik menurut Paulo Freire
Pendidikan harus membebaskan pelajar dari keadaan
pasif
4. Analisis model konflik menurut Ivan Illich
Sekolah adalah tempat anak-anak ditekan dan dipaksa
untuk mempelajari hal-hal yang tidak mereka senangi
dan kehendaki.
Pokok persoalan pendidikan yang dimasalahkan oleh
para penganut aliran ini meliputi seleksi calon murid,
materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan
perkembangan dan kepentingan pelajar, kurikulum, dll.
ANALISIS MODEL TERBARU