Program kebutuhan khusus untuk anak tunanetra mencakup orientasi mobilitas sosial dan komunikasi serta pelatihan membaca dan menulis huruf Braille, dengan tujuan membantu mereka bergerak secara mandiri dan berkomunikasi secara efektif. Asesmen komprehensif dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif, bahasa, sensorik, sosial, dan motorik anak tunanetra.
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
PPT 13 - Konsep dan Praktik Program Kebutuhan Khusus AGP
1. KONSEP DAN PRAKTIK PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS BAGI
ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
.
2. Pendahuluan
Dalam layanan pendidikan anak dengan gangguan penglihatan, program
kebutuhan khusus yang dikembangkan adalah Orientasi Mobilitas Sosial dan
Komunikasi (OMSK).
Namun dalam pembahasan kali ini akan disampaikan pula pengenalan awal
tentang Baca-Tulis Huruf Braille.
4. ORIENTASI
CITRA TUBUH
(BODY IMAGE)
suatu kesadaran dan pengetahuan tentang
bagian tubuh, fungsi bagian-bagian tubuh,
nama bagian tubuh, dan hubungan antara
bagian tubuh yang satu dengan lainnya
6. PROSES ORIENTASI
1. Persepsi.
Proses asimilasi data dari lingkungan yang
diperoleh melalui indera-indera yang masih
berfungsi seperti penciuman, pendengaran,
perabaan, persepsi kinestetis,
atau sisa penglihatan.
7. PROSES ORIENTASI
2. Analisis.
Proses pengorganisasian data yang
diterima kedalam bebetapa kategori
berdasarkan ketetapannya,
keterkaitannya, keterkenalannya,
sumber, jenis dan intensitas sensorisnya.
9. PROSES ORIENTASI
4. Perencanaan.
Proses merencanakan tindakan yang akan
dilakukan berdasarkan data hasil seleksi
sensoris yang sangat relevan untuk
menggambarkan situasi lingkungan.
11. PROSES ORIENTASI
1. Landmarks (ciri medan).
Setiap benda, suara, bau, suhu, atau
petunjuk taktual yang sudah dikenal,
mudah ditemukan, menetap, & telah
diketahui sebelumnya, serta memiliki
lokasi yang permanen
di suatu lingkungan.
2. Clues (petunjuk).
Setiap rangsangan suara, bau, perabaan,
kinestetis, atau visual yang mempengaruhi
keinderaan yang dapat segera memberikan
informasi kepada siswa tentang informasi
penting untuk menentukan posisi dirinya atau
sebagai ngaris pengarah.
12. PROSES ORIENTASI
3. Indoor & Outdor Numbering System
(sistem penomoran di dalam dan luar ruangan).
Pola dan susunan nomor-nomor ruangan
di dalam dan luar suatu bangunan.
4. Measurement (pengukuran).
Tindakan atau proses mengukur.
Mengukur merupakan suatu keterampilan
untuk menentukan suatu dimensi secara
pasti atau kira-kira dari suatu benda atau
ruang, dengan mempergunakan alat.
13. PROSES ORIENTASI
5. Compass Directions (arah-arah mata angin).
Arah-arah mata angin adah arah-arah tertentu
yang ditentukan oleh medan magnetik dari bumi.
Empat arah pokok ditentukan oleh titik-titik yang
pasti, dengan interval 90 derajat setiap
sudutnya, keempat arah tersebut adalah utara,
timur, selatan, dan barat.
6. Self Familiarization (pengakraban diri).
Proses pengakraban diri merupakan pelajaran
khusus sebagai upaya menggabungkan lima
komponen orientasi dan menunjukkan saling
keterkaitannya.
15. TUJUAN AKHIR O&M
Agar tunanetra dapat memasuki setiap lingkungan,
baik yang sudah dikenal maupun belum dikenal, dengan
aman, efisien, luwes, dan mandiri dengan
menggabungkan kedua keterampilan tersebut.
16. ASESMEN dalam OMSK
Kegiatan pokok dalam asesmen pengembangan OMSK adalah
metode yang sistimatis untuk mengetahui tentang:
1. Apa yang sudah dikuasai?;
2. Apa yang belum dikuasai?;
3. Apa yang dibutuhkan?
17. Aspek-aspek yang harus diASESMEN dan
dikembangkan dalam OMSK
Ketika peserta didik dengan gangguan penglihatan baru masuk sekolah
harus dilakukan asesmen yang komprehensif, untuk mengetahui gambaran
secara menyeluruh terhadap potensinya, kemudian mengembangka
keterampilan tersebut dalam pengajaran. Adapun demensinya adalah
sebagai berikut:
1. Kognisi (berpikir, memahami, pemecahan masalah)
2. Bahasa (kemampuan ekspresif dan reseptif)
3. Perhatian (tekun, detail)
4. Perilaku adaptif dan kontrol diri/emosi (impulsif,
temperamen, giliran, toleransi terhadap frustrasi)
18. Aspek-aspek yang harus diASESMEN dan
dikembangkan dalam OMSK
Ketika peserta didik dengan gangguan penglihatan baru masuk sekolah
harus dilakukan asesmen yang komprehensif, untuk mengetahui gambaran
secara menyeluruh terhadap potensinya, kemudian mengembangka
keterampilan tersebut dalam pengajaran. Adapun demensinya adalah
sebagai berikut:
5. Koordinasi motorik (kasar/halus, koordinasi antara mata
dan anggota tubuh, pendengaran dengan anggota tubuh,
misal melompat, meloncat, melempar/menangkap,
menggambar, menyusun)
6. Sensorik (kemampuan panca indera menangkap stimulus)
7. Interaksi sosial (memulai percakapan, permainan kelompok)
8. Self help, binadiri, kemandirian (mengenakan pakaian,
makan, mencuci tangan-kaki) .
19. BRAILLE DASAR
Karakter huruf Braille dibentuk berdasarkan kerangka enam titik: dua titik ke
kanan dan tiga titik ke bawah.
1 4
2 5
3 6
20. BRAILLE DASAR
Jadi, dihitung mulai dari atas, titik-titik di sebelah kiri diberi nomor
1, 2, dan 3, sedangkan titik-titik di sebelah kanan diberi
nomor 4, 5, dan 6. Penomoran ini akan mempermudah
anda dalam belajar menulis Braille dengan
menggunakan reglet maupun mesin tik