PAPER
ROH KUDUS DAN MISI
Disusun oleh:
Fehenkey Jutirim
NIM: 20178609
Semester: VI
M.K: Dogmatika IV
D.P: Rudy Roberto Walean, M.Th.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
19 Mei 2020
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus karena atas rahmat-Nya maka
paper ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih atas tuntunan dan pengarahan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya terkhususnya kepada seorang
pembimbing yang penulis hormati yaitu Rudy Roberto Walean, M.Th., selaku dosen dalam mata
kuliah Dogmatika IV.
Tidak lupa juga kepada kedua orang tua yang telah banyak mendukung dalam materi,
tenaga, didikan maupun bimbingan kerohanian dan lain sebagainya, dan juga segenap keluarga,
dan juga rekan seperjuangan yang turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dan pendapat
yang sangat bermanfaat dalam kelancaran proses pengerjaan paper ini.
Harapan penulis agar paper ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca, dan
harapan agar adanya saran yang membangun dari para pembaca yang tentunya menjadi bahan
evaluasi penulis supaya semakin lebih baik lagi dalam penulisan pada kesempatan yang
berikutnya.
Sekian dari penulis, semoga tulisan ini bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.
STT Mawar Saron Lampung, 19 Mei 2020.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Roh Kudus telah diutus ke dunia untuk meneruskan misi penyelamatan Kristus. Misi
penyelamatan-Nya ini diamanatkan juga kepada para murid-Nya. Ini berarti melalui misi Roh
Kudus aktif bekerja supaya karya keselamatan Kristus tersebar luas di seluruh dunia. Roh Kudus
memainkan peranan yang sangat penting dalam misi Gereja sejagat mulai dari awal komuniti
wujud dan berkembang. Ini jelas sekali ketika Roh Kudus turun atas para murid Ia menguasai
serta meroboh kehidupan mereka pada hari Pentakosta.
Roh Kudus telah membuka misi Gereja dan menyertai segala aktivitas dan penginjilan
para murid dan komuniti Kristian awal serta dalam membuat keputusan untuk kepentingan
Gereja sejagat. Roh Kudus memberi keberanian kepada para rasul untuk bersaksi tentang Kristus
yang telah disalibkan, mati dan dikuburkan dan bangkit dari kematian. Roh Kudus menyertai
para murid dalam aktiviti misionari mereka Ia bertindak sebagai pembimbing, pendorong dan
penolong mereka dalam membuat pilihan dan pertolongan (Kis. 13:46-48; 15:5-11, 28). Ini
berarti tanpa pimpinan, bimbingan dan pertolongan Roh Kudus Gereja tidak dapat berkembang.
Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke sorga, menyatakan kepada para rasul-Nya bahwa Tuhan
akan mengutus penghibur yaitu Roh Kudus kepada mereka dalam nama-Nya. Ia akan mengajar
mereka serta mengingatkan semua apa yang Tuhan telah perjelaskan kepada mereka, melalui
Roh Kudus damai Tuhan Yesus akan tinggal beserta mereka dan Ia akan memimpin mereka
untuk mentaati sabda Tuhan serta setia mengasihi-Nya. Janji Tuhan ini telah menjadi kenyataan
pada waktu Roh Kudus datang ke atas para murid pada hari Pentakosta. Maka perlulah kita juga
dapat pimpinan dan bimbingan Roh Kudus dalam perjalanan iman kita supaya kita juga dapat
bekerjasama dengan-Nya untuk meneruskan misi Kristus di dalam dunia di masa kini.
Oleh karena itu setiap orang percaya harus memohon bantuan dan pimpinan Roh Kudus
agar senantiasa setia kepada Tuhan dan turut serta dalam meneruskan misi Kristus tanpa takut di
dalam dunia masa kini.
Dan dalam pembahasan ini lebih khusus membahas Roh Kudus dalam misi: Menyingkapi
bagaimana sesungguhnya Ia turut campur tangan dalam setiap pelaksanaan misi yang dilakukan
oleh para hamba-hamba Tuhan dan para pelayan-Nya, bahkan para penginjil.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Roh Kudus adalah pribadi Allah ketiga dari Ke-Allahan yang kekal, sederajat, sama-
sama abadi, dan sama-sama ada dengan Bapa dan Anak. Pelayanan-Nya adalah menyadarkan
dan mengubah manusia termasuk mengungkapkan Anak dan Bapa kepada orang percaya. Karena
kemuliaan Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus dalam seluruh pelayanan-Nya yang mulia bekerja
melalui semua orang yang percaya kepada Bapa melalui Anak. Inilah sebabnya zaman sekarang
dikenal sebagai zaman Roh Kudus.
Roh Kudus dikatakan sebagai “Roh Allah” dan dikatakan “Roh” (Yunani “Pneuma”)
berarti “napas” atau “angin”, yang mengandung makna konsep kuasa yang tak terlihat (Yes.
40:7; Yoh. 3:5-8).1
Roh Kudus bukan suatu kuasa yang tidak memiliki kepribadian, dan bukan hanya suatu
gerakan, melainkan Roh Kudus adalah satu Pribadi yang pasti.
Misi; Missio (Latin); Apostello (Yunani) berarti “mengutus” seseorang atau suatu benda
untuk pergi. Dalam PL, kata “utus” ditemukan 700 kali dan PB 131 kali (116 kali terdapat dalam
keempat Injil dan Kisah Para Rasul). Misi dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja hiphil
imperative masculine plral yang berarti “Misi” (pergi). Istilah misi berasal dari kata dasar
“mission”. Pemberita bisa disebut “missionaris atau missionary” dari kata Injil euvanggellion
(utusan Injil dan kata sifat missionary atau missioner atau wujud; bersikap pekabaran Injil. Allah
adalah pengutus Agung disebut missioner (Mat. 28:19-20).2
Brunner mengatakan bahwa gereja ada karena misi seperti halnya api ada karena
pembakaran. Gereja ada karena jemaat yang bermisi. Identitas jemaat adalah jemaat yang
meninggikan dan memuji-muji Dia (Mzm. 107:32).3
Verkuyl mengatakan bahwa misiologi, studi mengenai aktivitas keselamatan dari Allah
Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.4
1 Kevin J. Conner, A Practical Guide To Christian Belief, (England: Gandum Mas, 2004), hal. 168.
2 Harianto GP, Teologi Misi, (Yogyakarta: ANDI, 2017), hal. 11.
3 Ibid, 11.
4 Ibid, 12.
4
B. Titik Awal Misi Bermulai
Menjelang kenaikan Tuhan Yesus ada sebuah misi yang ditinggalkan-Nya (Amanat
Agung) untuk dilaksanakan oleh murid-murid-Nya. Misi yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus
kepada mereka (dan sekarang menjadi tugas setiap orang percaya) adalah menjadikan semua
bangsa sebagai murid Kristus (Mat. 28:19-20). Untuk melaksanakan misi itu, Tuhan Yesus
berpesan kepada mereka bahwa mereka harus tetap berada di Yerusalem karena Ia meletakkan
tonggak misi di Yerusalem. Seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).
Tanda yang muncul ketika pemberitaan Injil oleh rasul Petrus adalah dengan munculnya
bahasa lain (bahasa yang dimengerti semua orang, (Kis. 2:4-8). Dimulai terjadinya penganiayaan
jemaat di Yerusalem, maka pekabaran Injil semakin tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria (Kis.
8:1-4), khususnya oleh Filipus yang mengunjungi Samaria (Kis. 8:5), diteguhkan oleh
penumpangan tangan oleh rasul Petrus dan rasul Yohanes, serta ditandai penerimaan Roh Kudus
(Kis. 8:14-17). Dapat dilihat juga ketika ditandai oleh turunnya Roh Kudus yang disertai tanda
yang kelihatan pekabaran Injil kepada Kornelius dan orang bukan Yahudi yang berkumpul di
rumahnya (Kis. 10:45). Dijelaskan juga bahwa peneguhan terhadap berita itu adalah oleh
turunnya Roh Kudus yang ditandai dengan bahasa Roh (Kis. 18:6). Tanda yang menyertai para
pekabar Injil (orang-orang misi) bisa beraneka ragam, termasuk perubuhan pola hidup.
Sebagai penekanan, kembalinya Tuhan Yesus ke Surga tidak membatalkan janji
penyertaan-Nya, sebab hanya dengan meninggalkan dunia ini, maka Roh-Nya yang Kudus akan
tinggal dalam diri orang percaya dan senantiasa menyertainya. Roh Kudus, Pribadi yang diutus-
Nya, inilah yang akan menolong mereka mengingat, dan memahami pengajaran Yesus, serta
memberitakannya.
Roh Kudus juga akan menyertai Gereja Tuhan di dunia ini untuk menyatakan kebenaran
dan keadilan di tengah-tengah pergumulan bangsa terkait dengan berbagai masalah yang
dihadapi. Dan Roh ini pulalah yang akan memberikan kemampuan dan keberanian untuk
menyaksikan kasih Kristus pada Dunia.
5
C. Peran Roh Kudus Dalam Setiap Orang Percaya: Melalui Roh Kudus, Kita Bersaksi
Mengenai Kebenaran Tentang Yesus Kepada Semua Bangsa
Pertama, kita dipanggil untuk mewujudkan pelayanan Yesus dengan kuasa dari Roh
Kudus. Kedua, kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk bersaksi tentang kebenaran mengenai
Kristus kepada semua bangsa.
Dalam bersaksi tentang kebenaran Yesus, kita harus fokus bahwa misi kita adalah untuk
mengenal Yesus Kristus dan menyelesaikan Amanat Agung-Nya. Misi kita juga bukan
mempertahankan status quo. Misi kita adalah menyampaikan kebenaran Yesus dengan
kuasa dari Roh Kudus kepada orang-orang yang mau mendengar, baik di sini, di sana,
dan di mana pun mereka berada.5
Dari penjelasan di atas ini, dianjurkan oleh penulis bahwa ketika kita melakukan misi
tersebut adalah penting untuk tidak kehilangan fokus sebagaimana kita melakukannya dengan
segala kemampuan kita, atau dengan kata lain dengan segenap hati tanpa ada fokus lain yang
bisa menggangu konsentrasi kepada misi tersebut. Itulah yang diharapkan dalam pelaksanaan,
namun demikian, kita tidak melakukannya sendirian. Kita harus diberi kuasa terlebih dahulu.
Menyaksikan dan bersaksi bagi Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus. Kata kuasa di situ
diterjemahkan dari kata yang menjadi akar kata “dynamite”. Kuasa Roh Kudus adalah yang
penuh daya ledak. Kuasa itulah yang memampukan gereja untuk membawa dampak luar biasa
pada masa awal keberadaannya. Kuasa itulah yang memelihara jemaat-jemaat di seluruh dunia,
sekalipun mendapat serangan dahsyat dari luar. Kuasa itulah yang mendorong orang-orang yang
pemalu itu memberitakan Kristus dengan penuh keberanian di tengah penganiayaan dan
penderitaan. Kuasa itulah yang kita butuhkan untuk mengubah budaya masyarakat kita demi
kemuliaan Allah.
Rasul Paulus menyatakan kepada jemaat Korintus, “Aku juga telah datang kepadamu
dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun maupun
pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikamt yang meyakinkan, tetapi dengan
keyakinan akan kekuatan Roh” (1 Kor. 2:3-4). Allah dapat menggunakan orang-orang pemalu
dan membuat mereka berkhotbah seperti Billy Graham. Allah dapat menggunakan orang-orang
lemah dan membuat mereka sekuat Simson. Allah dapat mengambil orang miskin dan membuat
mereka bersaksi di hadapan para raja dan pangeran. Semua itu karena Roh Kudus.
5 Andrew Brake, Menjalankan Misi Bersama Yesus, (Bandung: Kalam Hidup, 2016), hal. 6.
6
Paulus juga berdoa bagi jemaat di Efesus, “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan
kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu” (Ef. 3:16).
Kuasa itu tersedia bagi kita untuk menyampaikan kesaksian tentang kasih karunia, belas kasihan,
dan kasih Yesus kepada dunia yang membutuhkan-Nya. Jemaat dipenuhi oleh kuasa yang begitu
besar, yang siap untuk meledak. Namun, kuasa itu bukan sekadar tumpukan bahan peledak.
Kuasa itu adalah kekuatan Roh Kudus yang menunggu untuk memicu jemaat serta mengutusnya
dengan suatu kuasa yang diperbarui untuk bersaksi bagi Yesus.
D. Peran Roh Kudus Di Kitab Injil
1. Penyertaan Roh Kudus Dalam Penginjilan.
Yesus Memperingatkan kepada semua murid-Nya ketika Ia mengutus mereka, bahwa
hidup itu memang ada liku-likunya dan terjadi berbagai macam kesusahan, bahkan di dalam
pemberitaan Injil tidak yang mereka lakukan dengan penuh kuasa sekalipun tidak semua orang
akan menyambut Injil tersebut.
Yesus pernah berkata; “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16).
Penyertaan Roh Kudus dalam pemberitaan Injil sangat nyata dalam (Mat. 10:19-20), “Apabila
mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus
kamu katakana, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena
bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam
kamu.” Artinya murid-murid-Nya (penginjil) akan dipenuhi dengan Roh Kudus yang sekaligus
akan memberikan karunnia kebijaksanaan dan kata-kata untuk memberi kesaksian yang
memuliakan Kristus.
Penyertaan Roh Kudus dalam pemberitaan Injil dibuktikan dengan tanda-tanda ajaib akan
menyertainya. “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-
tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi
nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Mrk. 16:15-
18).
7
2. Roh Kudus Menuntun Dalam Pertobatan/Memberi Orang-Orang Percaya Kehidupan Baru.
Yesus mengatakan kepada Nikodemus (seorang Farisi) yang datang pada-Nya di waktu
malam, “Aku berkata kepadamus, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak
dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Selanjutnya, Yesus menerangkan tentang kelahiran
baru atau pertobatan tersebut sebagai “lahir dari air dan Roh” (Yoh. 3:5), dan Yesus mengulangi
sampai dua kali “lahir dari air dan Roh” (Yoh. 3:6,8). Dari ayat ini, maka jelas bahwa pekerjaan
Roh Kudus salah satunya adalah membawa orang-orang menjadi percaya kepada Yesus dan
mengalami kelahiran kembali.
Baptisan air adalah ketika tubuh orang yang dibaptis masuk ke dalam air adalah
melambangkan kematian (menanggalkan kehidupan yang lama), dan ketika keluar dari dalam
air itu melambangkan hidup oleh Roh Kudus.
Jadi, Roh Kudus berperan untuk memberi kelahiran kembali, berarti Roh Kudus
memberikan kepada orang-orang percaya kehidupan baru. Itu artinya Roh Kudus yang
memenuhi orang-orang percaya menyebabkan mereka mengalami hidup yang baru. Roh Kudus
mengubah hati orang-orang percaya dari dalam ke luar.
3. Roh Kudus Memberi Kuasa Kepada Penginjil.
Yesus tidak mengutus murid-muridnya dengan hampa atau kosong, tetapi Ia
memperlengkapi atau memberi kuasa untuk menyertai mereka. Karena kuasa telah diberikan
kepada Yesus, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat.
28:18-20). Demikian juga Ia berjanji sebelum naik ke sorga dengan mengatakan, “Tetapi kamu
akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8). Maka ketika Yesus
memanggil murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil, Ia memberi kuasa untuk mengalahkan
kuasa kegelapan. (Luk. 9:1-2,6), mengatakan sebagai berikut, Maka Yesus memanggil kedua
belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-
setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk
memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, lalu pergilah mereka dan
8
mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di
segala tempat.
Kuasa yang Tuhan berikan adalah kemampuan untuk menghadapi kuasa kegelapan. Roh
Kudus yang di dalam kita jauh lebih besar dari roh-roh yang di dalam dunia ini (1 Yoh. 4:4). Itu
berarti bahwa kemenangan melawan kuasa kegelapan telah menjadi jaminan bagi kita.
E. Peran Roh Kudus Dalam Misi “Menurut Kisah Para Rasul”
1. Roh Kudus Memenuhi Murid-Murid-Nya Untuk Tugas Pelaksanaan Misi Kristus.
Semua orang percaya yang sudah menerima Roh Kudus dan dipenuhi-Nya, adalah
mustahil jika tidak berbicara tentang Injil. Roh Kudus akan membuka mata rohani dunia dan
orang yang belum percaya agar mereka mengertia dan diinsafkan akan dosa mereka (Kis. 2:4-11,
41). Seperti Roh Kudus yang mengurapi Tuhan Yesus, Dia juga memampukan murid-murid-Nya
untuk setiap jenis pelayanan misi, sepertia dalam (Luk. 4:18), “Roh Tuhan ada pada-Ku oleh
sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan
Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan rahmat Tuhan telah datang”.
Dalam buku A Biblical Theology of the New Testament, mengatakan bahwa pemenuhan
Roh Kudus dalam tulisan Lukas menjelaskan tentang kehadiran serta pemberian kuasa atau
kemampuan.6
Berkaitan pemenuhan Roh Kudus dalam misi, kita bisa memperhatikan dua hal yang
penting, yaitu Roh Kudus memberikan kuasa kepada murid-murid serta memberikan
kemampuan untuk bersaksi. Pertama, Roh Kudus memberikan kuasa kepada murid-murid dalam
misi. Ini yang dijanjikan di dalam (Kis. 1:8), bahwa mereka (murid-murid-Nya) akan menerima
kuasa jikalau Roh Kudus turun ke atas mereka sekalian akan menjadi saksi di Yerusalem,
seluruh Yudea dan Samaria sampai ujung bumi. Roh Kudus memberikan kuasa dengan beragai
bentuk. Mujizat dan tanda-tanda tidaklah dapat dikesampingkan sebagai karya Roh Kudus.
Banyak kali dicatatkan bahwa murid-murid mengadakan mujizat serta tanda. Di dalam
(Kis. 2:43) mencatatkan bahwa rasul-rasul mengadakan tanda-tanda dan mujizat dan ini mungkin
jika ada kuasa dari Roh Kudus, seperti yang diungkapkan Andrew Brake dalam bukunya,
6 Zuck, ed., A Biblical Theology of the New Testament, hal. 108.
9
“Adapun, tanda dan mujizat yang diadakan para rasul dalam jemaat mula-mula mengalir
langsung dari Roh Kudus yang bersemayam dalam diri mereka serta dalam persekutuan gereja
mereka.”7. Selain itu masih banyak mujizat dan tanda lain yang rasul-rasul lakukan dalam
pelayanan mereka (Kis. 3:6-7; 5:1-11; 12; 9:34-35; 40:41; 41:8-10). Inilah wujud nyata
penyertaan Roh Kudus dalam misi yang dijalankan rasul-rasul; Ia memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat dan tanda. Pada akhirnya orang-orang takut dan gentar serta memuliakan
Tuhan.
Roh Kudus juga menyatakan kuasa-Nya lewat teguran dari rasul-rasul seperti yang
dialami oleh Petrus. Dalam pelayanan misi, teguran beberapa tokoh terhadap orang lain mejadi
suatu hal yang juga memberikan dampak besar bagi orang-orang yang menyaksikan, seperti
peristiwa yang dialami oleh Petrus dan Paulus. Petrus menegur Ananias dan Safira karena
tindakan mereka yang Petrus anggap sebagai dusta terhadap Roh Kudus atau terhadap Allah
sendiri. Respons orang-orang menjadi takut melihat kejadian tersebut. Petrus dengan keberanian
dan kuasa dari Roh Kudus menegur Ananias dan Safira: dan Allah – secara tidak langsung –
menunjukkan kehadiran-Nya. Melalui peristiwa itu, orang-orang percaya menyaksikan bahwa
Allah sangat serius terhadap dosa mereka (Ananias dan Safira); orang-orang dibawa dibawa
untuk melihat Allah dan kuasa-Nya.
Paulus juga mengalami hal yang sama. Ketika ia harus menegur dalam pimpinan Roh
Kudus, dan tanpa sadar tegurannya memberikan dampak kepada seorang gurbenur di Pulau
Pafos. Ia memberikan teguran keras kepada seorang tukan sihir dan nabi palsu yang bernama
Baryesus atau Elimas. Melihat mujizat yang terjadi (Elimas benar-benar buta), gurbernur itupun
percaya dan takjub dengan ajaran Tuhan. Dalam pelayanan misi, seorang gurbernur menjadi
percaya dan takjub dengan ajaran Tuhan melalui peristiwa di mana kuasa Tuhan nyata ketika
Paulus dengan penuh Roh Kudus menegur sorang penyihir.
Kedua, Roh Kudus memenuhi, Roh Kudus memenuhi murid-murid dan memampukan
mereka untuk bersaksi. Roh Kudus bekerja dan memampukan murid-murid memberitakan
mengenai Yesus Kristus. Dalam (Kis. 2:1-12), Roh Kudus memberikan kuasa sehingga rasul-
rasul dapat berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Ada lidah-lidah api yang hinggap pada mereka
dan Roh Kudus memenuhi mereka. Roh Kudus memimpin mereka berbicara, bersaksi kepada
7 Andrew Brake, Menjalankan Misi Bersama Yesus, (Bandung: Kalam Hidup, 2016), hal.51.
10
orang banyak. Brake menyatakan hal ini adalah kuasa dari Roh Kudus dan menjadi bagian
penting dalam misi Roh Kudus yaitu menjangkau bangsa-bangsa.8
Kuasa pemberitaan Injil Yesus Kristus jelas terlihat juga dalam kisah Petrus, Setfanus
dan Paulus. Mereka memberitakan tentang Yesus Kristus dengan jelas dan berani. Mereka
menjelaskan mengenai pemberontakan orang-orang, perlawanan terhadap Yesus yang adalah
Mesias yang dinantikan. Mereka menegur orang karena pemberontakan mereka. Namun mereka
juga memberikan pengharapan dalam pemberitaan kabar baik. Meskipun tidak sedikit orang
menolak, namun banyak orang yang datang bertobat melalui pemberitaan tokoh-tokoh tersebut.
Mereka menyerahkan diri mereka dan bertobat. Yesus diberitakan dan orang-orang
diselamatkan. Itu karya Roh Kudus; memampukan rasul-rasul untuk bersaksi tentang Yesus
Kristus.
Inilah peran Roh Kudus dalam memenuhi murid-murid: Ia memberikan kuasa dan
memampukan mereka dalam memberitakan Injil. Pertama, Roh Kudus nyata memberikan kuasa
ketika rasul-rasul mengadakan banyak mujizat dan tanda, kemudian ketika Petrus dan Paulus
menegur. Kedua, Roh Kudus memampukan murid-murid untuk bersaksi dan Roh Kudus
memilih.
Tugas kedua adalah Roh Kudus memilih. Roh Kudus punya kuasa untuk memilih orang-
orang tertentu untuk kepentingan pelayanan misi. Dalam narasi (Kis. 13:2) terlihat jelas Roh
Kudus punya peran langsung dalam memutuskan Paulus dan Barnabas untuk pelayanan misi.
Ketika jemaat di Antiokhia sedang berdoa dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “khusukanlah
Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Meskipun
kemungkinan Roh Kudus tidak tiba-tiba berbicara langsung dan bisa didengar (audible) oleh
semua orang ketika sedang bersekutu, namun dari narasi ini kita dapat melihat peran landsung
dari Roh Kudus dalam memilih hamba-hamba-Nya untuk misi. Pilihan-Nya juga tidaklah
sembarangan. Tetapi sesungguhnya Roh Kudus memilih orang-orang yang berkualitas, bukan
orang-orang yang tidak siap pergi bersama-Nya.
8 Ibid, 28-29.
11
2. Roh Kudus Memimpin Utusan-Nya (Missionaries).
Roh Kudus sering dengan secara langsung mengarahkan hamba-hamba-Nya mengenai
apa yang mereka harus lakukan. Salah satu contoh yang bisa kita tarik adalah ketika Filipus
dalam pelayanannya dipimpin oleh Roh Kudus untuk mendekati sebuah kereta dalam
perjalanannya menuju ke Yerusalem. Akhirnya ia bertemu dengan sida-sida dari Etiopia yang
sedang kesulitan untuk mengerti sebuah nas dalam Perjanjian Lama berdasarkan kitab Yesaya,
(Kis. 8:30-34). Filipus pun berkesempatan menjelaskan nas tersebut dan memberitakan tentang
Injil Yesus (Kis. 8:35). Melalui arahan langsung dari Roh Kudus, Filipus dapat peluang
memberitakan kabar baik kepada sorang Etiopia (orang penting Etiopia). Alhasil, orang tersebut
memutuskan untuk dirinya dibaptis oleh Filipus.
Petrus juga mengalami pimpinan Roh Kudus ketika ia berada di atas sebuah rumah, di
mana ia diberitahukan oleh Roh Kudus mengenai 3 orang yang sedang mencarinya. Atas
perintah-Nya, Petrus lansung turun dan menemui mereka (Kis. 10:19-20). Mereka adalah utusan
dari Kornelius. Sekali lagi atas perintah Roh Kudus, Petrus pergi bersama-sama dengan mereka
dengan tanpa kebimbangan di hati. Atas pimpinan Roh Kudus terhadap Petrus tersebut akhirnya
menjadi sebuah titik awal di mana pandangan Petrus dan banyak orang-orang Yahudi mengenai
bangsa lain diubahkan. Kebenarannya adalah Allah juga menerima, menyelamatkan dan
mengaruniakan Roh-Nya kepada orang-orang dari bangsa lain yang percaya pada-Nya.
Di kesempatan lain, Paulus juga mengalami pimpinan Roh Kudus, di mana dalam
rencananya untuk pelayanan ke Asia bersama Silas, Roh Kudus mencegah mereka (Kis. 16:6).
Mungkin karena belum waktunya atau bukan kehendak Tuhan agar mereka menuju ke sana
sehingga Roh Kudus memimpin mereka untuk melayani di Makedonia. Dalam pimpinan-Nya,
Injil pun diberitakan dan meluas di Makedonia bahkan banyak orang yang dikuatkan oleh
pelayanan mereka di situ. Tentunya semua itu karena Roh Kudus yang memimpin hamba-
hamba-Nya dalam pelayanan misi.
3. Roh Kudus Memberi Kekuatan Khusus Kepada Murid-Murid Lewat Pelayan-Nya.
Roh Kudus sangat jelas di dalam Alkitab bahwa Ia menguatkan setiap murid secara
khusus agar mereka siap dan dengan berani bersaksi tentang Dia. Dengan memakai pelayan-Nya,
adalah salah satu cara yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menguatkan murid-murid untuk
memberitakan Injil lebih lagi. Ia memakai pelayan Allah untuk menjadi saksi bagi para murid.
12
Hal ini dapat dipelajari lewat peristiwa ketika Paulus hendak pergi ke Yerusalem. Sesampainya
di Tirus, Paulus mengunjungi murid-murid di situ. Murid-murid memperingatkan Paulus agar
tidak pergi ke Yerusalem (Kis. 21:3-4). Sepertinya Roh Kudus menyatakan kepada mereka (para
murid) apa yang akan dihadapi oleh Paulus, oleh sebab itulah mereka memperingatkan Paulus.
Mesikpun demikian, ternyata ada perbedaan respons antara murid-murid dan Paulus; Paulus
melihat peringatan ini untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di depan, namun murid-
murid melihat hal itu sebagai alasan untuk mundur dalam pelayanan. Peringatan ini tidak hanya
datang dari murid-murid. Seorang nabi bernama Agabus datang dan bahkan memperagakan
(menggunakan ikat pinggang Paulus) apa yang akan dialami oleh Paulus di Yerusalem (Kis.
21:10-11). Namun, hal itu tidak sedikit pun mengoyahkan rasul Paulus; ia dengan tegas tetap
akan pergi ke Yerusalem karena ia telah siap dan rela mati karena nama Tuhan Yesus. Ia
menunjukkan kesiapan, keberanian serta tekadnya untuk pergi demi Kristus; jikalau ia harus
mati, itu bukan lagi satu hal yang merugikan atau mengherankan bagi dia karena sebelumnya
pun ia telah berkata bahwa hidupnya adalah Kristus, dan mati itu adalah keuntungan baginya
sehingga ia benar-benar telah siap menghadapinya tanpa rasa takut. Menurut penulis, hal ini
tentu memengaruhi para murid yang melihat dan mendengar rasul Paulus sehingga mereka turut
dikuatkan dalam pelayanan mereka. Tekad serta semangat rela berkorban yang dimiliki oleh
rasul Paulus untuk bersaksi bagi Tuhan Yesus dipakai oleh Roh Kudus untuk menguatkan murid-
murid. Itulah yang alasannya mengapa Ia (seperti dengan sengaja) “membisikkan” atau
menyatakan penderitaan yang akan dialami oleh rasul Paulus murid-murid (Roh Kudus
bermaksud untuk menguatkan murid-murid lewat peristiwa itu). Ia mau supaya mereka saat itu
melihat rasul Paulus; dalam keteguhan hatinya, keberaniannya, serta kerelaannya untuk mati
demi Kristus agar mereka mendapat pengertian sekaligus kekuatan untuk mampu mengambil
keputusan yang serupa dalam mengikut Tuhan Yesus. Demikianlah tugas Roh Kudus; Ia
menguatkan jemaat untuk bersaksi dengan cara memakai hamba-Nya yang teguh dan rela
berkorban demi Kristus.
13
4. Roh Kudus Memelihara Dan Berkarya Di Dalam Jemaat Sehingga Terus Bertumbuh.
Dalam Kisah Para Rasul 9:31, disebutkan bahwa jemaat mengalami pertumbuhan jumlah
oleh karena Roh Kudus. Melalui pertolongan dan penghiburan-Nya, jemaat mengalami
pertumbuhan. Di dalam (Kis. 4:31), Roh Kudus memenuhi jemaat dan memeberikan keberanian
kepada mereka untuk memberitakan firman Allah dengan berani. Melalui peristiwa itu, pastinya
Injil semakin tersebar. Jadi dapat dipastikan bahwa jemaat yang bertumbuh adalah jemaat yang
memberitakan Injil atas pimpinan Roh Kudus.
Kehidupan jemaat yang saling berbagi dan penuh kerelaan untuk menjual harta juga
merupakan bagian dari karya Roh Kudus di dalam jemaat. Jemaat yang percaya oleh karena
pelayanan misi, terus dipelihara oleh Roh Kudus. Mereka rela menjual harta bendanya dan
membagi-bagikan kepada jemaat yang lain, sehingga tidak ada yang kekurangan, (Kis. 2:44-45).
Selain itu, jemaat mula-mula hidup bertekun di dalam pengajaran dan doa, mereka juga menjual
harta dan berbagi serta saling memecahkan roti (ay. 42, 46). Semua merupakan hasil karya Roh
Kudus di dalam Jemaat. Pemberitaan akan Yesus telah diterima dan orang-orang menjadi
percaya. Allah tidak berhenti bekerja. Dan melalui Roh Kudus, Ia terus memelihara dan berkarya
di dalam jemaat sehingga jemaat terus bertumbuh.
5. Karya Roh Kudus Kepada Bangsa-bangsa Lain Dalam Pelayanan Misi.
Tugas Roh Kudus juga tidak hanya memenuhi murid-murid atau orang-orang Yahudi
saja, namun ada bukti bahwa Roh Kudus juga memenuhi orang-orang non Yahudi. Dalam (Kis.
8:14-17), Roh Kudus memenuhi orang-orang Samaria. Di dalam bagian yang lain, yaitu (Kis.
10:44-48), dicatatkan bahwa Roh Kudus juga turun kepada bangas-bangsa non-Yahudi. Dari
peristiwa ini bisa menjadi bukti bahwa Allah menerima dan hendak menyelamatkan bangsa-
bangsa lain yang percaya juga (Kis. 28:28). Dalam buku A Biblical Theology of the New
Testament tercatat demikian:
Pencurahan Roh Allah atas komunitas ini tidak hanya menunjukkan datangnya “hari
terakhir” (Kis. 2:17), tetapi juga menunjukkan (pada saat Dia dicurahkan kembali dalam
Kisah Para Rasul 10) bahwa bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi adalah setara dalam
rencana Allah (Kis. 11:15-18). Mereka menjadi bagian yang sama dalam komunitas baru
itu.9
9 Zuck, A Biblical Theology of the New Testament, 107.
14
Jadi, dapat dikatakan sekarang bahwa memang ada kesetaraan antara bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa lain dalam rencana Allah. Hal ini dibuktikan dengan tinggalnya Roh Kudus
dalam orang-orang non-Yahudi. Hal ini menjadi kesaksian besar bahwa tidak hanya bagi orang-
orang Yahudi saja karya Roh Kudus itu dinyatakan, namun kepada orang-orang dari bangsa lain
juga.
Dan melalui karya Roh Kudus kepada bangsa-bangsa lain dalam pelayanan misi, akan
menjadi kesaksian yang besar kepada orang-orang Yahudi yang percaya saat itu. Ini menjadi
kesaksian bagi umat Allah dari bangsa Yahudi bahwa juga mengasihi dan menyelamatkan orang-
orang dari bangsa lain. Ketika Petrus berbicara dengan Kornelius dan orang banyak, seketika itu
juga Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka mulai berbicara dalam bahawa roh dan
memuliakan Tuhan. Hal ini telah membuat semua orang percaya dari golongan bersunat yang
saat itu bersama-sama dengan Petrus tercengang-cengang (Kis. 10:44-45). Menurut David J.
Williams, hal ini mencengangkan karena orang-orang Yahudi sudah didiktum (atau menerima
keputusan yang resmi) bahwa Roh Kudus tidak pernah turun atas orang-orang yang tidak
bersunat atau atas orang-orang non-Yahudi dan dalam kasus ini, berbeda dari apa yang selama
ini sudah mereka percayai. “God had unquestionably poured out the gift of the Holy Spirit on
these Gentiles”10 Allah tanpa dipertanyakan lagi mencurahkan Roh Kudus atas orang-orang non-
Yahudi. Hal ini menjadi kesaksian yang sangat-sangat mencengangkan bagi orang-orang percaya
Yahudi. Lewat peristiwa itu Petrus bersaksi kepada orang-orang bersunat di Yerusalem bahwa
Roh Kudus juga turun atas orang-orang yang tidak bersunat; banyak orang yang akhirnya
percaya dan menerima akan hal itu (Kis. 11:1-18).
Selain itu, turunya Roh Kudus juga menjadi kesaksian yang nyata bagi banyak orang-
orang dari bangsa lain itu sendiri. Mereka disadarkan bahwa mereka juga merupakan umat
pilihan Allah. Andrew Brake menuliskan, “Állah juga berkenan kepada mereka. Ia senang
menyatakan diri-Nya kepada mereka.”11
Seperti yang telah dipaparkan di atas, Roh Kudus juga berperan dalam memenuhi orang-
orang golongan non-Yahudi. Ini tugas yang penting dalam pelayanan misi. Ini membuktikan
bahwa Allah juga menganggap setara orang-orang dari bangsa lain dalam rencana keselamatan.
10 David J. Williams, Understanding The Bible Commentary Series: Acts,hal. 196.
11 Andrew Brake, Menjalankan Misi Bersama Yesus, (Bandung: Kalam Hidup, 2016), hal. 249.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Roh Kudus sangat berperan penting segenap pelayanan, pekerjaan Kristus bahkan Ia
memiliki tugas yang tidak bisa tergantikan dalam misi (mutlak). Pertama, Roh Kudus memenuhi
murid-murid dalam pelayanan. Dalam kepenuhan-Nya, Ia juga menganugerahkan kepada rasul-
rasul kuasa dalam pelayanan sehingga nama Tuhan semakin dikenal dan dimuliakan. Bahkan
melalui teguran, Roh Kudus juga bekerja menyatakan kuasa-Nya. Ia juga memampukan mereka
untuk bersaksi bagi nama Kristus dan memberikan keberanian kepada mereka. Kedua, Roh
kudus memilih orang-orang tertentu untuk tugas-Nya, baik dalam pelayanan misi maupun dalam
memelihara jemaat yang adalah buah dari pelayanan misi. Roh Kudus juga memilih orang-orang
yang “berkualitas”. Ketiga, Roh Kudus memimpin para utusan-Nya dalam pelayanan misi. Hal
ini yang membuat Injil semakin tersebar dan banyak orang menjadi percaya dan juga dikuatkan;
karena Roh Kudus memimpin para pelayan-Nya ke tujuan yang tepat, serta Ia sendiri akan turut
menjamah dan membuka hati dan pikiran banyak orang yang sedang mendengarkan Injil.
Keempat, Roh Kudus berkarya dalam Jemaat: Ia menguatkan jemaat dalam persekutuan dan
membuat jemaat bertumbuh. Kelima, Roh Kudus menguatkan murid-murid untuk bersaksi
melalui pelayanan-Nya yang setia, teguh dan rela berkorban bagi Kristus. Keenam, Roh Kudus
juga memenuhi orang-orang non-Yahudi. Ini menjadi bukti adanya kesetaraan antara orang-
orang Yahudi dan non-Yahudi. Karya-Nya mejadi kesaksian tidak hanya bagi orang-orang
Yahudi sendiri, namun juga bagi orang-orang non-Yahudi (kitalah orang-orang yang bukan
Yahudi yang turut mendapat bagian dari pekerjaan Roh Kudus itu sehingga kita menjadi percaya
karna pasti tuntunan dan atas campur tangan-Nya).
Oleh karena itu, adalah satu keharusan “mutlak” bagi para missioner di zaman ini untuk
tetap mengandalkan Roh Kudus dalam pemberitaan Injil karena Dialah yang lebih tau tempat,
waktu dan hati yang tepat untuk ditaburi kabar baik itu. Selain itu, adalah mutlak bagi para
pemberita Injil saat ini untuk terus bersekutu dengan-Nya sebagaimana yang dilakukan oleh
murid-murid-Nya di Alkitab sehingga mereka lebih peka terhadap kehendak-Nya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brake. Andrew, Menjalankan Misi Bersama Yesus, Bandung: Kalam Hidup, 2016.
David J. Williams, Understanding The Bible Commentary Series: Acts, 2011.
GP. Harianto, Teologi Misi, Yogyakarta: ANDI, 2017.
Kevin J., A Practical Guide To Christian Belief, England: Gandum Mas, 2004.
Zuck, Ed., A Biblical Theology of the New Testament, 2010.