SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
SINDROM PIRIFORMIS
Pendahuluan
• Sindrom piriformis adalah peradangan pada saraf perifer yaitu
pada n. ischiadica yang disebabkan kondisi abnormal pada m.
piriformis.
Epidemiologi
• Paling sering terjadi selama
dekade ke-4 dan ke-5
kehidupan.
• Angka kejadian pada pasien
dengan LBP bervariasi, dari 5%
sampai 36%.
• Lebih sering terjadi pada wanita
dibanding pria, mungkin karena
biomekanik sudut m.
quadriceps femoris (sudut Q)
lebih lebar pada os coxae
(pelvis) wanita.
M. Piriformis
• Berperan sebagai rotator
eksternal, abduktor lemah, dan
fleksor lemah panggul.
• Berasal dari permukaan
anterior sakrum, biasanya pada
setinggi vertebrae S2 hingga S4,
dekat dengan kapsula sendi
sakroiliaka.
• Diinervasi oleh n. spinalis S1
dan S2, dan terkadang juga oleh
L5.
• Terdapat berbagai variasi hubungan antara n. ischiadicus
dengan m. piriformis.
n. ischiadicus keluar dari
foramen ischiadicus
mayor sepanjang
permukaan inferior m.
piriformis (96%)
n. ischiadicus keluar dari foramen
ischiadicus mayor menembus m.
piriformis, bercabang 2 dengan
cabang tibial di inferior otot (22%)
cabang tibial
di superior
otot
n. ischiadicus
keluar dari
foramen
ischiadicus mayor
seluruhnya
menembus m.
piriformis dan
tidak bercabang
n. ischiadicus keluar
dari foramen
ischiadicus mayor
sepanjang permukaan
superior m. piriformis
(jarang)
Primer
(<15%)
Penyebab anatomis:
- pemisahan m. piriformis
- pemisahan n. ischiadicus
- anomali jalur n. ischiadicus.
Sekunder
(85%)
Makrotrauma pada bokong  inflamasi
jaringan lunak, spasme otot  penekanan
pada saraf.
Mikrotrauma (penggunaan m. piriformis
berlebihan)  berjalan atau berlari jangka
lama, kompresi langsung, yaitu “wallet
neuritis” (trauma repetitif akibat duduk pada
permukaan keras).
Gejala terjadi sebagai hasil dari
inflamasi dan kongesti lokal
akibat kompresi otot oleh saraf
dan pembuluh darah kecil,
termasuk n. pudendal dan
pembuluh darah.
Gejala
Nyeri saat
duduk,
berdiri,
berbaring
>15-20
menit
Nyeri/parestesia
menjalar dari
sakrum melalui
area gluteal ke
bawah ke sisi
posterior tungkai,
berhenti di atas
lutut
Nyeri
bertambah
saat
berjalan,
memburuk
saat tidak
bergerak
Nyeri timbul
saat posisi
duduk dan
jongkok
Perubahan
posisi tidak
mengurangi
nyeri
sepenuhnya
Nyeri
sakroiliaka
kontralateral
Sulit
berjalan
(antalgic
gait, foot
drop)
Gejala
Baal pada
kaki
Kelemahan
ekstremitas
bawah
ipsilateral
Nyeri
kepala
Nyeri pada
leher
Nyeri
abdominal,
pelvis, dan
inguinal
Dispareunia
pada wanita
Nyeri
dengan
gerakan
usus
Tanda
Nyeri tekan pada
daerah sendi
sakroiliaka,
incisura ischiadica
mayor, dan m.
piriformis
Nyeri tekan
pada m.
piriformis
Massa
“sausage-
shaped”
terpalpasi
pada bokong
ipsilateral
Traksi
tungkai yang
terkena akan
sedikit
mengurangi
nyeri
Kelemahan
asimetris
pada tungkai
yang terkena
Tanda
piriformis
positif
Tanda
Lasegue
positif
Tanda
Tanda
Freiberg
positif
Tanda Pace
(fleksi,
adduksi,
rotasi
internal)
positif
Uji Beatty
positif
Keterbatasan
rotasi medial
ekstremitas
bawah
ipsilateral
Kaki pendek
ipsilateral
Atrofi gluteal
(hanya kasus
kronik)
Rotasi sakral
persisten
terhadap sisi
kontralateral
dengan
kompensasi
rotasi lumbal
Freiberg: rotasi internal pasif pada panggul
Laseque: fleksi panggul 90° dan ekstensi lutut
Pace: FAIR (fleksi, adduksi, rotasi internal)
Pasien posisi berbaring menghadap ke
samping, sisi terkena di atas, fleksi panggul
60°, fleksi lutut 60°, pemeriksa rotasi dan
adduksi panggul dengan menekan lutut ke
bawah.
Beatty: pasien berbaring pada sisi yang tidak
terkena, angkat dan tahan lutut 4 inchi dari
meja pemeriksaan.
Piriformis: pasien relaksasi dengan
posisi supinasi, kaki ipsilateral rotasi
secara eksternal
Diagnosis Penunjang
• EMG bermanfaat untuk membedakan sindrom piriformis
dengan herniasi diskus intervertebralis
• Herniasi: abnormalitas pada otot bagian proksimal m.
piriformis.
• Sindrom piriformis: abnormalitas pada otot bagian distal m.
piriformis.
• MRI dan CT scan mungkin menunjukkan pembesaran m.
piriformis, namun lebih bermanfaat untuk menyingkirkan
kondisi diskus dan vertebral patologis.
Penatalaksanaan
• Terapi paling efektif  konservatif.
• 79% pasien terdapat pengurangan gejala.
• NSAID, muscle relaxant, kompres es, dan istirahat.
• NSAID (ketorolac, ibuprofen): perbaikan setelah 1 minggu.
• Muscle relaxant (diazepam): perbaikan setelah 14 hari; ES
mulut kering, mengantuk, pusing.
• Analgesik narkotik (tramadol): untuk nyeri berat, terapi
jangka-pendek; ES konstipasi, gangguan GI, sedasi.
• Osteopathic Manipulative Treatment (OMT)
• Tujuan: untuk mengembalikan ROM normal dan
mengurangi nyeri, dengan cara mengurangi spasme m.
piriformis.
• Teknik counterstrain: pasien pronasi, tungkai yang terkena
fleksi pada panggul dan lutut, abduksi dan rotasi eksternal
(waktu 90 detik).
• Teknik facilitated positional
release: posisi SDA,
penekanan pada lutut yang
diteruskan sepanjang aksis
femur menuju incisura
ischiadicus (waktu 3-5 detik).
• Pembedahan (dekompresi) dilakukan sebagai pilihan terakhir
apabila penatalaksanaan lain gagal untuk mengurangi gejala.
• Tujuan: menurunkan tegangan/tekanan akibat m. piriformis
serta memastikan bahwa tidak ada penekanan pada n.
ischiadicus.
LUMBAR SPINAL STENOSIS
Pendahuluan
• Istilah stenosis spinal lumbal digunakan untuk
menggambarkan pasien dengan gejala yang berhubungan
dengan penyempitan ukuran spinal lumbal secara anatomis.
• Stenosis spinal lumbal paling sering terjadi akibat perubahan
degeneratif pada lansia.
• Stenosis spinal degeneratif dapat terjadi bersamaan dengan
penyakit lain, termasuk spondilolistesis degeneratif atau
skoliosis degeneratif.
Epidemiologi
• Terjadi pada 5 dari 1000 orang >50 tahun di Amerika.
• Merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan bedah
pada spina pada >60 tahun.
• Pria lebih tinggi insidennya daripada wanita.
• Paling sering mengenai L3-L4 dan L4-L5.
Lumbar Vertebrae
• Corpus vertebra
• Arkus vertebra
• Pediculus (taju pendek yang
menghubungkan lengkung
pada corpus vertebrae)
• Lamina (dua lempeng tulang
yang lebar dan gepeng)
• Foramen (membentuk
canalis vertebralis, yang
berisi medulla spinalis,
meningens, jaringan lemak,
akar saraf dan pembuluh
darah)
Struktur Tulang
• Osteofit sendi facet
• Penebalan lamina
• Osteofit pada corpus vertebra
• Subluksasi maupun dislokasi
sendi facet
• Anomali sendi facet
kongenital
Jaringan Lunak
• Hipertrofi ligamentum flavum
• Penonjolan annulus atau
fragmen nukleus pulposus
• Penebalan kapsul sendi facet
dan sinovitis
• Ganglion sendi facet
Primer
Sekunder
• Abnormalitas
kongenital
• Gangguan
perkembangan
postnatal
• Perubahan
degeneratif
(penyebab
tersering)
• Infeksi lokal
• Trauma
• Pembedahan
Nyeri punggung
bawah, terutama
saat berjalan
Nyeri menjalar
hingga ke ujung
kaki
Parestesia
Foot drop saat
berjalan
Nyeri berkurang
saat membungkuk
atau duduk
X-Ray dan Myelogram
MRI
Penatalaksanaan
• Terapi fisik  latihan peregangan, pijat, penguatan lumbal
dan perut.
• NSAID (ketorolac, ibuprofen)  mengurangi inflamasi dan
meredakan nyeri.
• Injeksi steroid (kortison) di ruang epidural  mengurangi
edema dan rasa sakit  tidak dianjurkan pemberian >3 kali
per tahun.
• Pembedahan: laminektomi dan spinal fusion.
LUMBAR ZYGAPOPHYSEAL
(FACET) JOINT PAIN
Pendahuluan
• Nyeri yang berasal dari tulang belakang dapat disebabkan
oleh berbagai etiologi, yang salah satunya akibat perubahan
osteoarthritik pada sendi zygapophyseal (facet).
• Perubahan hipertrofi akibat osteoarthritis pada sendi
zygapophyseal menimbulkan nyeri atau sering disebut facet
syndrome.
Epidemiologi
• Sendi zygapophyseal lumbal merupakan salah satu struktur
spinal yang dapat menjadi penyebab LBP, setidaknya 10-15%.
• Studi spinal lumbal pada 647 cadaver, Eubanks et al
menemukan bahwa
• Perubahan degeneratif sendi zygapophyseal mulai pada
dekade ketiga.
• 60% dewasa menunjukkan tanda degenerasi sejak usia 30
tahun dan meningkat hingga dekade ketujuh.
• Prevalensi dan derajat degenerasi paling sering pada L4-L5.
Lumbar Zygapophyseal Joint
• Merupakan satu-satunya sendi sinovial pada spinal, dengan
kartilago hialin yang melingkupi tulang subkondral, membran
sinovial, dan kapsul sendi, dan membentuk artikulasi postero-
lateral antar vertebrae.
• Ruang sendi memiliki kapasitas potensial 1-2 ml.
• Termasuk sendi diarthrosis untuk pergerakan vertebrae, yaitu
gerakan rotasi dan translasi dalam tiga aksis koordinat.
• Lebar kartilago sendi 2.5-4 mm, dan kartilago semakin
menebal ke arah titik tengah sendi.
Biomekanika
• Merupakan bagian dari segmen spinal posterior selama
transmisi beban. Persentase beban yang dihantarkan ke
segmen posterior bergantung pada postur, dan meningkat
saat ekstensi.
• Pada spinal normal dan sehat, beban yang ditransmisikan via
sendi zygapophyseal sekitar 3-25%, dan meningkat hingga
47% pada sendi degeneratif.
• Sebagai tambahan, sendi tersebut menstabilkan pergerakan
saat fleksi dan ekstensi, dan terlibat dalam kinematik
rotasional.
• Akibat tingginya tingkat mobilitas dan tekanan yang
mempengaruhi, sendi zygapophyseal dapat mengalami
perubahan degeneratif.
Etiologi
• Penyebab utama nyeri adalah strain berulang dan trauma
yang terakumulasi selama kehidupan pasien.
• Sendi zygapophyseal dapat mengalami OA seperti sendi
diarthrosis lainnya.
• Perubahan degenerasi mencakup erosi lokal dan difus,
sklerosis tulang subkondral, hipertrofi facet, malalignment
apofiseal, sampai pembentukan osteofit.
Gejala
• LBP unilateral dan/atau bilateral
• Nyeri tekan pada palpasi sendi zygapophyseal atau prosessus
transversal
• Tidak ada ciri radikular
• Nyeri membaik dengan fleksi
• Nyeri saat fleksi lateral, ekstensi, dan rotasi
• LBP berkaitan dengan nyeri pada paha
• Penelitian Revel et al, tujuh hal sebagai prediksi facet joint
pain: nyeri berkurang dengan berbaring, usia di atas 65 tahun,
nyeri tidak memberat dengan: batuk dan bersin, ekstensi,
forward flexion, rising from flexion, dan tes ekstensi-rotasi.
Tanda
• Tes ketuk processus spinosus positif
Pasien duduk dengan tulang belakang sedikit fleksi, ketuk
processus spinosus lumbal dan otot-otot sekitar  nyeri lokal
: iritasi pada segmen spinal akibat proses degeneratif; nyeri
radikular: perubahan patologis pada diskus vertebralis.
• Menurut Wilde et al, 12 indikator penegakan diagnosis: tes
injeksi sendi facet positif, nyeri belakang unilateral
terlokalisasi, tes blok cabang medial positif, nyeri tekan pada
sendi faset atau processus transversus, nyeri kurang menjalar,
nyeri berkurang dengan gerakan fleksi, nyeri alih di atas lutut.
Pemeriksaan Radiologi
• Foto polos lumbosakral dengan posisi anteroposterior, lateral,
oblique sering dilakukan.
• CT scan dan MRI lebih bermanfaat untuk menyingkirkan
diagnosis diferensial lain ataupun apabila sudah terjadi
perubahan patologi pada struktur sendi.
Penatalaksanaan
• Terapi medikamentosa
NSAID (ibuprofen), muscle relaxant (siklobenzaprin), analgesik
opioid (oksikodon), dan antidepresan (amitriptilin).
• Medial branch blocks
• Menggunakan anestesi lokal dan/atau steroid.
• Nyeri berkurang setelah 12-14 minggu
• Intra-articular injection
• Instilasi intraartikular anestesi lokal dan/atau steroid ke
dalam sendi facet dengan panduan fluoroskopi.
• Nyeri berkurang setelah 6 bulan.
• Medial branch neurotomy
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitAris Rahmanda
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndromesriyulianti19
 
Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)Peter Obrian
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsypenatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsymeilaneki
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbalhomeworkping4
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahregiregene
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidfikri asyura
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Anatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAnatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAisyah NurHasanah
 
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptxssusere3f9d6
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCoassTHT
 

What's hot (20)

Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi Kulit
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsypenatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy
penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy
 
Referat Presbikusis
Referat PresbikusisReferat Presbikusis
Referat Presbikusis
 
Tulang
TulangTulang
Tulang
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Anatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAnatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot fo
 
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 

Viewers also liked (20)

Piriformis syndrome
Piriformis syndromePiriformis syndrome
Piriformis syndrome
 
Piriformis syndrome
Piriformis syndromePiriformis syndrome
Piriformis syndrome
 
Sciatica
SciaticaSciatica
Sciatica
 
Sciatica
SciaticaSciatica
Sciatica
 
Back Pain Treatment Tips
Back Pain Treatment TipsBack Pain Treatment Tips
Back Pain Treatment Tips
 
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromesBrachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
 
Myofascial pain syndrome and the effects of self myofascial
Myofascial pain syndrome and the effects of self myofascialMyofascial pain syndrome and the effects of self myofascial
Myofascial pain syndrome and the effects of self myofascial
 
Rom radius os ulna
Rom radius os ulnaRom radius os ulna
Rom radius os ulna
 
Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)
 
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
 
Dupuytrens disease
Dupuytrens diseaseDupuytrens disease
Dupuytrens disease
 
Fiu thoracic and lumbar spine clinical evaluation
Fiu   thoracic and lumbar spine clinical evaluationFiu   thoracic and lumbar spine clinical evaluation
Fiu thoracic and lumbar spine clinical evaluation
 
Epidural anesthesia & analgesia
Epidural anesthesia & analgesiaEpidural anesthesia & analgesia
Epidural anesthesia & analgesia
 
Leaflet rom pasif AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet rom pasif AKPER PEMKAB MUNALeaflet rom pasif AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet rom pasif AKPER PEMKAB MUNA
 
epidural anesthesia
epidural anesthesiaepidural anesthesia
epidural anesthesia
 
Dupuytrens contracture presentation
Dupuytrens contracture presentationDupuytrens contracture presentation
Dupuytrens contracture presentation
 
Epidural
EpiduralEpidural
Epidural
 
Lumbar exam in patients with Chronic Pain
Lumbar exam in patients with Chronic PainLumbar exam in patients with Chronic Pain
Lumbar exam in patients with Chronic Pain
 
ROM
ROMROM
ROM
 
Sciatica
SciaticaSciatica
Sciatica
 

Similar to Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyYanto Physio
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tbbenyrw
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeazmiarraga
 
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptxHERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptxDrYeTe
 
REFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxREFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxpeni28
 
Ppt kelainan alat gerak dan teknologi
Ppt kelainan alat gerak dan teknologiPpt kelainan alat gerak dan teknologi
Ppt kelainan alat gerak dan teknologiLydia Nurkumalawati
 
Nyeri Pada Lutut
Nyeri Pada LututNyeri Pada Lutut
Nyeri Pada LututDimas Arief
 
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla SpinalisAsuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla SpinalisFransiska Oktafiani
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Putri Nugraheni
 
Terapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxTerapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxGalihShift2
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisKharima SD
 

Similar to Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain (20)

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Blok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosisBlok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosis
 
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptxJUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
 
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
 
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptxHERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
 
REFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxREFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptx
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptx
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptxPemeriksaan Lumbar Spine.pptx
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptx
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Ppt kelainan alat gerak dan teknologi
Ppt kelainan alat gerak dan teknologiPpt kelainan alat gerak dan teknologi
Ppt kelainan alat gerak dan teknologi
 
Nyeri Pada Lutut
Nyeri Pada LututNyeri Pada Lutut
Nyeri Pada Lutut
 
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla SpinalisAsuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
 
Terapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxTerapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptx
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
 
Konsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasiKonsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasi
 
Cervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptxCervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptx
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain

  • 2. Pendahuluan • Sindrom piriformis adalah peradangan pada saraf perifer yaitu pada n. ischiadica yang disebabkan kondisi abnormal pada m. piriformis.
  • 3. Epidemiologi • Paling sering terjadi selama dekade ke-4 dan ke-5 kehidupan. • Angka kejadian pada pasien dengan LBP bervariasi, dari 5% sampai 36%. • Lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria, mungkin karena biomekanik sudut m. quadriceps femoris (sudut Q) lebih lebar pada os coxae (pelvis) wanita.
  • 4. M. Piriformis • Berperan sebagai rotator eksternal, abduktor lemah, dan fleksor lemah panggul. • Berasal dari permukaan anterior sakrum, biasanya pada setinggi vertebrae S2 hingga S4, dekat dengan kapsula sendi sakroiliaka. • Diinervasi oleh n. spinalis S1 dan S2, dan terkadang juga oleh L5.
  • 5. • Terdapat berbagai variasi hubungan antara n. ischiadicus dengan m. piriformis. n. ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor sepanjang permukaan inferior m. piriformis (96%) n. ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor menembus m. piriformis, bercabang 2 dengan cabang tibial di inferior otot (22%) cabang tibial di superior otot n. ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor seluruhnya menembus m. piriformis dan tidak bercabang n. ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor sepanjang permukaan superior m. piriformis (jarang)
  • 6. Primer (<15%) Penyebab anatomis: - pemisahan m. piriformis - pemisahan n. ischiadicus - anomali jalur n. ischiadicus. Sekunder (85%) Makrotrauma pada bokong  inflamasi jaringan lunak, spasme otot  penekanan pada saraf. Mikrotrauma (penggunaan m. piriformis berlebihan)  berjalan atau berlari jangka lama, kompresi langsung, yaitu “wallet neuritis” (trauma repetitif akibat duduk pada permukaan keras). Gejala terjadi sebagai hasil dari inflamasi dan kongesti lokal akibat kompresi otot oleh saraf dan pembuluh darah kecil, termasuk n. pudendal dan pembuluh darah.
  • 7. Gejala Nyeri saat duduk, berdiri, berbaring >15-20 menit Nyeri/parestesia menjalar dari sakrum melalui area gluteal ke bawah ke sisi posterior tungkai, berhenti di atas lutut Nyeri bertambah saat berjalan, memburuk saat tidak bergerak Nyeri timbul saat posisi duduk dan jongkok Perubahan posisi tidak mengurangi nyeri sepenuhnya Nyeri sakroiliaka kontralateral Sulit berjalan (antalgic gait, foot drop)
  • 9. Tanda Nyeri tekan pada daerah sendi sakroiliaka, incisura ischiadica mayor, dan m. piriformis Nyeri tekan pada m. piriformis Massa “sausage- shaped” terpalpasi pada bokong ipsilateral Traksi tungkai yang terkena akan sedikit mengurangi nyeri Kelemahan asimetris pada tungkai yang terkena Tanda piriformis positif Tanda Lasegue positif
  • 10. Tanda Tanda Freiberg positif Tanda Pace (fleksi, adduksi, rotasi internal) positif Uji Beatty positif Keterbatasan rotasi medial ekstremitas bawah ipsilateral Kaki pendek ipsilateral Atrofi gluteal (hanya kasus kronik) Rotasi sakral persisten terhadap sisi kontralateral dengan kompensasi rotasi lumbal
  • 11. Freiberg: rotasi internal pasif pada panggul Laseque: fleksi panggul 90° dan ekstensi lutut Pace: FAIR (fleksi, adduksi, rotasi internal) Pasien posisi berbaring menghadap ke samping, sisi terkena di atas, fleksi panggul 60°, fleksi lutut 60°, pemeriksa rotasi dan adduksi panggul dengan menekan lutut ke bawah.
  • 12. Beatty: pasien berbaring pada sisi yang tidak terkena, angkat dan tahan lutut 4 inchi dari meja pemeriksaan. Piriformis: pasien relaksasi dengan posisi supinasi, kaki ipsilateral rotasi secara eksternal
  • 13. Diagnosis Penunjang • EMG bermanfaat untuk membedakan sindrom piriformis dengan herniasi diskus intervertebralis • Herniasi: abnormalitas pada otot bagian proksimal m. piriformis. • Sindrom piriformis: abnormalitas pada otot bagian distal m. piriformis. • MRI dan CT scan mungkin menunjukkan pembesaran m. piriformis, namun lebih bermanfaat untuk menyingkirkan kondisi diskus dan vertebral patologis.
  • 14. Penatalaksanaan • Terapi paling efektif  konservatif. • 79% pasien terdapat pengurangan gejala. • NSAID, muscle relaxant, kompres es, dan istirahat. • NSAID (ketorolac, ibuprofen): perbaikan setelah 1 minggu. • Muscle relaxant (diazepam): perbaikan setelah 14 hari; ES mulut kering, mengantuk, pusing. • Analgesik narkotik (tramadol): untuk nyeri berat, terapi jangka-pendek; ES konstipasi, gangguan GI, sedasi.
  • 15. • Osteopathic Manipulative Treatment (OMT) • Tujuan: untuk mengembalikan ROM normal dan mengurangi nyeri, dengan cara mengurangi spasme m. piriformis. • Teknik counterstrain: pasien pronasi, tungkai yang terkena fleksi pada panggul dan lutut, abduksi dan rotasi eksternal (waktu 90 detik). • Teknik facilitated positional release: posisi SDA, penekanan pada lutut yang diteruskan sepanjang aksis femur menuju incisura ischiadicus (waktu 3-5 detik).
  • 16. • Pembedahan (dekompresi) dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila penatalaksanaan lain gagal untuk mengurangi gejala. • Tujuan: menurunkan tegangan/tekanan akibat m. piriformis serta memastikan bahwa tidak ada penekanan pada n. ischiadicus.
  • 18. Pendahuluan • Istilah stenosis spinal lumbal digunakan untuk menggambarkan pasien dengan gejala yang berhubungan dengan penyempitan ukuran spinal lumbal secara anatomis. • Stenosis spinal lumbal paling sering terjadi akibat perubahan degeneratif pada lansia. • Stenosis spinal degeneratif dapat terjadi bersamaan dengan penyakit lain, termasuk spondilolistesis degeneratif atau skoliosis degeneratif.
  • 19. Epidemiologi • Terjadi pada 5 dari 1000 orang >50 tahun di Amerika. • Merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan bedah pada spina pada >60 tahun. • Pria lebih tinggi insidennya daripada wanita. • Paling sering mengenai L3-L4 dan L4-L5.
  • 20. Lumbar Vertebrae • Corpus vertebra • Arkus vertebra • Pediculus (taju pendek yang menghubungkan lengkung pada corpus vertebrae) • Lamina (dua lempeng tulang yang lebar dan gepeng) • Foramen (membentuk canalis vertebralis, yang berisi medulla spinalis, meningens, jaringan lemak, akar saraf dan pembuluh darah)
  • 21.
  • 22. Struktur Tulang • Osteofit sendi facet • Penebalan lamina • Osteofit pada corpus vertebra • Subluksasi maupun dislokasi sendi facet • Anomali sendi facet kongenital Jaringan Lunak • Hipertrofi ligamentum flavum • Penonjolan annulus atau fragmen nukleus pulposus • Penebalan kapsul sendi facet dan sinovitis • Ganglion sendi facet
  • 23. Primer Sekunder • Abnormalitas kongenital • Gangguan perkembangan postnatal • Perubahan degeneratif (penyebab tersering) • Infeksi lokal • Trauma • Pembedahan
  • 24. Nyeri punggung bawah, terutama saat berjalan Nyeri menjalar hingga ke ujung kaki Parestesia Foot drop saat berjalan Nyeri berkurang saat membungkuk atau duduk
  • 26. MRI
  • 27. Penatalaksanaan • Terapi fisik  latihan peregangan, pijat, penguatan lumbal dan perut. • NSAID (ketorolac, ibuprofen)  mengurangi inflamasi dan meredakan nyeri. • Injeksi steroid (kortison) di ruang epidural  mengurangi edema dan rasa sakit  tidak dianjurkan pemberian >3 kali per tahun. • Pembedahan: laminektomi dan spinal fusion.
  • 29. Pendahuluan • Nyeri yang berasal dari tulang belakang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, yang salah satunya akibat perubahan osteoarthritik pada sendi zygapophyseal (facet). • Perubahan hipertrofi akibat osteoarthritis pada sendi zygapophyseal menimbulkan nyeri atau sering disebut facet syndrome.
  • 30. Epidemiologi • Sendi zygapophyseal lumbal merupakan salah satu struktur spinal yang dapat menjadi penyebab LBP, setidaknya 10-15%. • Studi spinal lumbal pada 647 cadaver, Eubanks et al menemukan bahwa • Perubahan degeneratif sendi zygapophyseal mulai pada dekade ketiga. • 60% dewasa menunjukkan tanda degenerasi sejak usia 30 tahun dan meningkat hingga dekade ketujuh. • Prevalensi dan derajat degenerasi paling sering pada L4-L5.
  • 31. Lumbar Zygapophyseal Joint • Merupakan satu-satunya sendi sinovial pada spinal, dengan kartilago hialin yang melingkupi tulang subkondral, membran sinovial, dan kapsul sendi, dan membentuk artikulasi postero- lateral antar vertebrae. • Ruang sendi memiliki kapasitas potensial 1-2 ml. • Termasuk sendi diarthrosis untuk pergerakan vertebrae, yaitu gerakan rotasi dan translasi dalam tiga aksis koordinat. • Lebar kartilago sendi 2.5-4 mm, dan kartilago semakin menebal ke arah titik tengah sendi.
  • 32. Biomekanika • Merupakan bagian dari segmen spinal posterior selama transmisi beban. Persentase beban yang dihantarkan ke segmen posterior bergantung pada postur, dan meningkat saat ekstensi. • Pada spinal normal dan sehat, beban yang ditransmisikan via sendi zygapophyseal sekitar 3-25%, dan meningkat hingga 47% pada sendi degeneratif. • Sebagai tambahan, sendi tersebut menstabilkan pergerakan saat fleksi dan ekstensi, dan terlibat dalam kinematik rotasional. • Akibat tingginya tingkat mobilitas dan tekanan yang mempengaruhi, sendi zygapophyseal dapat mengalami perubahan degeneratif.
  • 33. Etiologi • Penyebab utama nyeri adalah strain berulang dan trauma yang terakumulasi selama kehidupan pasien. • Sendi zygapophyseal dapat mengalami OA seperti sendi diarthrosis lainnya. • Perubahan degenerasi mencakup erosi lokal dan difus, sklerosis tulang subkondral, hipertrofi facet, malalignment apofiseal, sampai pembentukan osteofit.
  • 34. Gejala • LBP unilateral dan/atau bilateral • Nyeri tekan pada palpasi sendi zygapophyseal atau prosessus transversal • Tidak ada ciri radikular • Nyeri membaik dengan fleksi • Nyeri saat fleksi lateral, ekstensi, dan rotasi • LBP berkaitan dengan nyeri pada paha • Penelitian Revel et al, tujuh hal sebagai prediksi facet joint pain: nyeri berkurang dengan berbaring, usia di atas 65 tahun, nyeri tidak memberat dengan: batuk dan bersin, ekstensi, forward flexion, rising from flexion, dan tes ekstensi-rotasi.
  • 35. Tanda • Tes ketuk processus spinosus positif Pasien duduk dengan tulang belakang sedikit fleksi, ketuk processus spinosus lumbal dan otot-otot sekitar  nyeri lokal : iritasi pada segmen spinal akibat proses degeneratif; nyeri radikular: perubahan patologis pada diskus vertebralis. • Menurut Wilde et al, 12 indikator penegakan diagnosis: tes injeksi sendi facet positif, nyeri belakang unilateral terlokalisasi, tes blok cabang medial positif, nyeri tekan pada sendi faset atau processus transversus, nyeri kurang menjalar, nyeri berkurang dengan gerakan fleksi, nyeri alih di atas lutut.
  • 36. Pemeriksaan Radiologi • Foto polos lumbosakral dengan posisi anteroposterior, lateral, oblique sering dilakukan. • CT scan dan MRI lebih bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis diferensial lain ataupun apabila sudah terjadi perubahan patologi pada struktur sendi.
  • 37. Penatalaksanaan • Terapi medikamentosa NSAID (ibuprofen), muscle relaxant (siklobenzaprin), analgesik opioid (oksikodon), dan antidepresan (amitriptilin). • Medial branch blocks • Menggunakan anestesi lokal dan/atau steroid. • Nyeri berkurang setelah 12-14 minggu • Intra-articular injection • Instilasi intraartikular anestesi lokal dan/atau steroid ke dalam sendi facet dengan panduan fluoroskopi. • Nyeri berkurang setelah 6 bulan. • Medial branch neurotomy