Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat seperti panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, dan mikroorganisme. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur penentuan kestabilan zat secara kinetika kimia dan aplikasinya dalam membuat formulasi sediaan farmasi.
2. Pendahuluan
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan
suatu zat antara lain:
–
–
–
–
–
–
–
panas,
cahaya ,
kelembaban,
oksigen,
pH,
mikroorganisme dan
bahan-bahan tambahan yang dipergunakan dalam
formula sediaan obat
2
3. Pendahuluan
• Sebagai contoh, senyawa-senyawa ester dan
amida seperti amil nitrat dan kloramfenikol
merupakan zat yang mudah terhidrolisis
dengan adanya lembab
• sedangkan vitamin C sangat mudah sekali
mengalami oksidasi
3
4. Penentuan Kestabilan Zat
• Pada umumnya penentuan kestabilan suatu
zat dapat dilakukan melalui perhitungan
kinetika kimia.
• Cara ini tidak memerlukan waktu lama
sehingga cukup praktis digunakan dalam
bidang farmasi.
4
5. Penentuan Kestabilan Zat
• Hal-hal yang penting diperhatikan dalam
penentuan kestabilan suatu zat secara kinetika
kimia adalah :
– Kecepatan reaksi
– Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi
– Tingkat reaksi dan cara penentuan
5
6. Aplikasi
• Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus
dipehatikan dalam membuat formulasi suatu sediaan
farmasi.
• Hal ini penting mengingat suatu sediaan biasanya
diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan
waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan
mengakibatkan dosis yang diterima pasien berkurang.
• Adakalanya hasil urai tersebut bersifat toksik sehingga
dapat membahayakan jiwa pasien.
• Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih
kondisi pembuatan sediaan yang tepat sehingga kestabilan
obat terjaga.
6
7. Tujuan Praktikum
• Menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat
• Menentukan energi aktivasi dari reaksi
penguraian suatu zat
• Menentukan usia simpan suatu zat
7
9. A. Penyiapan Larutan Uji
• Larutkan 250 mg parasetamol dalam 100 ml
NaOH 0,1 M kemudian ditambahkan air
hingga 250 ml (1000 ppm)
• Dari larutan 1000 ppm dipipet masing-masing
1, 2, 3, 4, dan 5 ml ke dalam masing-masing
labu takar 50 ml, kemudian dicukupkan
volumenya dengan air sehingga diperoleh
konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm.
9
10. B. Penentuan panjang gelombang
maksimal
• Tentukan panjang gelombang maksimum
paracetamol dengan menggunakan larutan
parasetamol 40 ppm pada panjang gelombang
antara 200-300 nm
10
12. C. Pembuatan kurva baku
• Ukur serapan yang terbentuk pada larutan
parasetamol konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan
100 ppm. Regresikan agar diperoleh
persamaan garis lurusnya.
12
14. D. Penentuan umur simpan sirup
parasetamol
• Sirup paracetamol dimasukkan kedalam 21
vial masing-masing sebanyak 5 ml,
• kemudian vial-vial tersebut dimasukkan
kedalam oven dengan suhu 40oC, 50oC, dan
60oC, pada hari ke 0, 1, 2, 3 dan 4 diambil 1
vial dan diukur kadar paracetamol
14
15. E. Penetapan kadar sirup parasetamol
• Sirup parasetamol sebanyak 1 ml ditambahkan
larutan natrium hidroksida o,1 N, hingga 10 ml
kemudian dipipet sebayak 1 ml ditambahkan
air hingga 50 ml.
• ukur serapannya. Hitung bobot zat dalam mg
dalam sirup dengan rumus sebagai berikut:
x
x
y
a
b
y
a
b
xf p
x50x10
15
17. Hitung kadar parasetamol
Menit ke-
Konsentrasi (ppm)
Suhu 40o C Suhu 50o C Suhu 60o C
0
30
60
90
120
150
180
x
x
y
a
b
y
a
b
xf p
x50x10
17
18. Penentuan orde Reaksi penguraian
parasetamol
Cara grafik
Dengan membuat kurva hubungan antara konsentrasi
obat sisa terhadap waktu. Dengan regresi linier dicari
harga r yang paling mendekati 1
Cara grafik
Dimana:
-Orde 0 sumbu x = waktu; sumbu y = konsentrasi
-Orde 1 sumbu x = waktu; sumbu y = log konsentrasi
-Orde 2 sumbu x = waktu; sumbu y = 1/ konsentrasi
18
19. Persamaan tingkat reaksi
• Reaksi tingkat nol:
a
2k
t1 / 2
• Reaksi tingkat satu:
t1 / 2
0,693
k
• Reaksi tingkat dua:
t1 / 2
copyright by mira
1
ak
19
20. Contohnya Suhu 40o C
Menit Konsentrasi
ke(C)
0
30
60
90
120
150
180
Log C
1/C
20
21. Orde
Koefisien korelasi (r)
Suhu 40 Suhu 50 Suhu 60
0
1
2
Nilai r yang paling mendekati 1 berarti laju
penguraian parasetamol mengikuti orde
tersebut
21
22. Tentukan laju reaksi penguraian parasetamol
sesuai dengan orde reaksi yang telah
ditentukan diatas
SUHU
40
50
60
b
K
22
23. Tentukan persamaan garis lurus antara 1/T dan
Log k untuk mendapatkan K parasetamol pada
suhu 25o C.
SUHU (T) SUHU (oK) T 1/T (X) K LOG K
40
50
60
log k
log A
Ea 1
2,303 RT
23
24. Setelah diperoleh nilai K untuk suhu 25 o C tentukan waktu
paruh dan daluarsa parasetamol jika t (90%) dengan
menggunakan rumus sesuai orde reaksi penguraiannya :
Jika orde 0
t1 / 2
t 90
Jika orde 1
t1 / 2
t 90
Jika orde 2
t1 / 2
t 90
1
2
1
10
Co
K
Co
K
0,693
k
0,105
k
1
Cok
1
9kCo
24