2. Sejarah Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi lahan
dan tenaga kerja, meningkatkan luas lahan yang dapat ditanami, menghemat energi dan
sumber daya (benih, pupuk, dan air), meningkatkan efektivitas, produktivitas dan kualitas hasil
pertanian, mengurangi beban kerja petani, menjaga kelestarian lingkungan dan produksi
pertanian yang berkelanjutan, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
(Hardi, 1997).
Pada awal-awal perkembangan mekanisasi pertanian ini, kita masih mengadopsi
langsung teknologi dari negara maju. Padahal kondisi lahan pertanian kita dan sistem usaha
taninya jauh berbeda dengan negara asal teknologi. Akibatnya berbagai masalah timbul,
seperti batas sawah menjadi hilang dan lapisan bawah yang kedap air rusak. Harapan untuk
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan juga tidak tercapai. Proses alih teknologi
seperti ini sering disebut sebagai material transfer (Hayami, 1989).
Mekanisasi pertanian adalah introduksi dan penggunaan alat mekanis untuk
melaksanakan operasi pertanian Alat mekanis yang digunakan mencakup semua peralatan
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan ternak, motor bakar, motor listrik, angin dan
sumber tenaga lainnya seperti nuklir. Mekanisasi juga dapat di-artikan sebagai aplikasi ilmu
teknik (engineering science) untuk rnengembangkan, mengorganisasi dan mengatur semua
operasi dalam "usaha pertanian". Suatu operasi pertanian dapat didefinisikan sebagai usaha
manusia untuk mengubah karakteristik atau posisi suatu obyek, misalnya: tanah: penyiapan
tanah perta-naman benih: benih di gudang persemaian (Sulomo, 1999).
3. Sejarah Mekanisasi Pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan
mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub
sistem penunjang (supporting system) dalam proses budidaya, pengolahan dan
penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible (tidak dapat terbagi),
peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat didistribusikan pada
banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup kemampuan
untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin
pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari
sistem budidaya pertaniannya. Posisi strategis mekanisasi pertanian memiliki
makna yang sangat kompleks;
- Pertama, peningkatan produktivitas, Produktivitas berarti juga dengan jumlah
unit input yang sama dihasilkan produksi yang lebih tinggi. –
Kedua, efisiensi dan proses. Dengan meingkatnya efisiensi penggunaan
sumber daya pertanian, berarti meningkat efisiensi usha tani, yang pada
akhirnya juga meningkat efisiensi ekonomi. Ketiga kualitas dan nilai tambah.
Menggunakan mekanisasi pertanian dapat meningkatkan kualitas produk.
Susut karena kerusakan mekanis atau karena kerusakan fisik dapat dikurangi.
Proses pengeringan atas pendinginan dapat memperpanjang waktu simpan
dan sekaligus mencegah kerusakan karena faktor faktor alami dan buatan.
Keempat meningkatnya pendapatan.
4. Pengertian Mekanisasi Menurut Para Ahli
Menurut Mosher (1966)
Pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, didasarkan pada
pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang
pertumbuhan tanaman dan hewan di sebuah peternakan, di mana
aktivitas bisnis adalah produksi.
Menurut Van Aarsten (1953)
Pertanian adalah kegiatan manusia yang digunakan untuk
mendapatkan hasil yang berasal dari tanaman atau hewan yang
awalnya dicapai dengan sengaja meningkatkan kemungkinan yang
telah diberikan oleh alam untuk berkembang biak tanaman atau
hewan.
Menurut David Ray Griffin
Pertanian adalah yang paling disalahpahami, rumit, diabaikan, dan
tidak diinginkan.
Menurut Y.W. Wartaya Winangun
Pertanian merupakan pengembangan substansial, yaitu sebagai
kebutuhan pangan, penyedia bahan baku untuk industri, pengusaha
dan penyumbang devisa.
5. Pengertian Mekanisasi Menurut Para Ahli
Menurut Mosher
Pertanian adalah bentuk khas produksi, didasarkan pada pertumbuhan
tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan
tanaman dan hewan di sebuah peternakan, di mana aktivitas bisnis adalah
produksi, sehingga biaya dan pendapatan yang sangat penting.
Menurut Spedding
Pertanian dalam pandangan modern manusia untuk aktivitas manusia dan
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan yang juga harus
mencakup kegiatan ekonomi dan manajemen di samping biologi.
Menurut Indianto Mu’in
Pertanian adalah kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, karena
lebih dari 80% penduduknya bekerja di sektor pertanian.
Menurut Sri Sulestari
Pertanian adalah jenis bisnis yang menekankan pada pengolahan tanah
dan tanaman tumbuh dalam bentuk tanaman.