Diese Präsentation wurde erfolgreich gemeldet.
Die SlideShare-Präsentation wird heruntergeladen. ×

tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf

Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige

Hier ansehen

1 von 162 Anzeige

Weitere Verwandte Inhalte

Ähnlich wie tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf (20)

Aktuellste (20)

Anzeige

tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf

  1. 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022 Kelompok 1 Kelas V (Sore)
  2. 2. RISTA INTAN 1222200096 Our Team ALVIN PRASETYA 1221800117 MUHAMMAD FAHMI 1221700144
  3. 3. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
  4. 4. A. TEORI PERMINTAAN Permintaan ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa, dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa tersebut. Dalam sistem ekonomi yang menganut harga, yang dimaksud dengan barang yang diminta ialah keinginan untuk membeli yang didukung oleh uang cukup untuk membayar barang yang diinginkan.
  5. 5. Secara umum yang selalu melekat pada semua jenis barang faktor yang mempengaruhi permintaan barang adalah: a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang lain (substitusi maupun komplementer) c. Income d. Selera
  6. 6. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang dipengaruh beberapa faktor, antara lain: a. Harga barang itu sendiri b. Kegunaan barang tersebut c. Rasa dan keinginan konsumen d. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri e. Jumlah barang dan jasa yang tersedia f. Jumlah dan jenis barang pengganti g. Harga barang lain h. Tingkat penghasilan konsumen i. Waktu atau tempat
  7. 7. Fungsi permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Dx = f (Px;Py.....P2, I, S) Dimana: Dx = Permintaan akan barang Px = Harga barang itu sendiri P2 = Harga barang lain I = Pendapatan konsumen S = Selera
  8. 8. Hukum Permintaan Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang diminta mekanisme sebagai berikut: “jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang”.
  9. 9. Dari hukum permintaan tersebut dapat ditarik kesimpulan berikut: Naiknya harga akan mengakibatkan berkurangnya jumlah pembeli dan kecenderungan konsumen untuk mengurangi jumlah pembelinya karena konsumen tersebut menggantinya dengan yang lain karena konsumen tersebut merasa ia lebih miskin dari keadaan sebelum kenaikan harga. Turunnya harga mendorong konsumen memperbesar pembeliannya, juga mendorong bertambahnya konsumen baru yang sanggup untuk membeli barang tersebut.
  10. 10. Kurva Permintaan Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel dependen. Titik kemungki nan Harga (dalam Rp) Jumlah barang yang diminta A 2.000 4 B 1.600 8 C 1.200 12 D 8 16
  11. 11. Pengecualian Kurva Permintaan Ada dua hal lagi yang diduga keras pengecualian terhadap hukum permintaan. Hal pertama berhubungan dengan barang gengsi, dimana jika harga barang naik, maka permintaan akan bertambah karena barang ini menarik bagi orang yang senang menonjolkan kemewahan. Akan tetapi, hal ini pasti tidak benar sebab apabila demikian halnya maka harga akan naik tanpa ada batanya. Hal kedua yang diduga keras sebagai pengecualian adalah pengaruh harapan yang
  12. 12. Menggambar Kurva Permintaan dengan Matematis Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa fungsi sebagai berikut: Q = F (P) Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai berikut: Q = a – bP Kalau dalam persamaan fungsi a ini adalah suatu intercept (suatu garis yang memotong garis yang lain). Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P selalu berbanding terbalik. Slope yang negatif menggambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri ke kanan bawah.
  13. 13. • Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergeseran di sepanjang kurva permintaan itu sendiri Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila harga komoditi diminta berubah. Perubahan harga barang sendiri akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan anggapan ceteris paribus. ini dicerminkan oleh pergerakan pada satu kurva permintaan. Pergeseran Kurva Permintaan
  14. 14. • Perubahan faktor-faktor lain selain berubahnya harga barang itu sendiri mengakibatkan pergeseran kurva permintaan: a. Pendapatan konsumen b. Harga barang terkait substitusi dan komplementer c. Selera dan preferensi konsumen d. Perubahan faktor lain
  15. 15. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu danperminitaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga.
  16. 16. B. TEORI PENAWARAN Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”. Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. Semakin tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah yang ditawarkan, sebagai kurva penawaran tunduk kepada hukum penawaran.
  17. 17. Hukum Penawaran Jika harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus. Hukum penawaran juga dapat dinyatakan sebagai berikut: “Ada hubungan langsung antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harganya dengan anggapan ceteris paribus” Hukum tersebut berarti bahwa kalau harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan), dan begitu pula sebaliknya.
  18. 18. Faktor yang Mempengaruhi Penawaran 1. Berubahnya harga input variabel 2. Perubahan Teknologi 3. Perubahan Iklim 4. Harga komoditas lain 5. Biaya untuk memperoleh faktor produksi 6. Pajak dan subsidi 7. Harapan harga
  19. 19. Kurva Penawaran Kurva penawaran merupakan grafik yang menggambarkan korelasi antara harga dan kuantitas barang yang terjadi pada periode tertentu. Di kurva tersebut, harga akan digambarkan di garis vertikal yang berda di kiri, dan kuantitas barang akan berada di sumbu horizontal.
  20. 20. Bentuk Kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran kurva penawaran memperlihatkan kuantitas maksimal dalam suatu unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan berbagai pilihan harga pasar. Pada setiap harga tertentu mereka bersedia menjual lebih sedikit, tetapi mereka tak dapat didorong untuk menjual lebih banyak. Penjual bersedia untuk menerima harga yang lebih tinggi untuk suatu kuantitas tertentu, tetapi mereka tidak akan bersedia menawarkan jumlah tersebut dengan harga yang lebih rendah.
  21. 21. Bentuk kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum penawaran Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, dimana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya. Penawaran yang seperti itu disebut sebagai kurva penawaran seketika atau market short period supply curve. Kurva S1 merupakan kurva penawaran jangak panjang dengan biaya konstan, sedangkan kurva S2 disebut sebagai kurva penawaran jangka panjang dengan biaya menurun.
  22. 22. Perubahan Penawaran Kurva penawaran adalah tempat yang menunjukan jumlah maksimal yang ditawarkan. Penjual bersedia menerima harga yanglebih tinggi untuk suatu kuantitas tertentu, tetapi mereka tidak akan mau menawarkan kuantitas tersebut dengan harga yang lebih rendah. Dikatakan jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva akan bergeser ke kiri, perubahan jumlah yang ditawarkan disebabkan karena adanya perubahan harga barang itu sendiri.
  23. 23. Elastisitas Penawaran Elastisitas merupakan kenaikan harga yang menyebabkan peningkatan kualitas barang. Dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien elastisitas, kecuali dalam keadaan yang tak biasa.
  24. 24. Ada beberapa jenis kurva, yaitu: 1. Inelastis Sempurna, elastis bernilai 0, maksudnya berapapun harga barang yang diberikan, jumlah produk yang ditawarkan akan tetap sama. 2. Inelastis, Persentase dari perubahan jumlah produk yang ditawarkan lebih kecil dibandingkan dengan presentase perubahan harga produk 3. Elastis Uniter, presentase penawaran barang danharga produk sama 4. Elastis, presentase jumlah produk lebih besar dari presentase harga produk 5. Elastis Sempurna, dapat digunakan jika para penjual hanya ingin
  25. 25. HARGA KESEIMBANGAN PASAR
  26. 26. RISTA INTAN 1222200096 Our Team ALVIN PRASETYA 1221800117 MUHAMMAD FAHMI 1221700144
  27. 27. TEORI HARGA PASAR Harga pasar adalah harga ekonomi dari suatu barang atau jasa yang ditawarkan dipasaran. Teori ekonomi berpendapat bahwa harga pasar bertemu pada titik dimana kekuatan penawaran dan permintaan bertemu. Dalam pandangan sekuritas, harga pasar adalah harga yang sedang berlaku sebagaimana ditentukan oleh perdaganagan terakhir yang tercatat.
  28. 28. Proses Terbentuknya Harga Pasar Harga pasar terbentuk karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan pada harga pasar bila jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Kesimpulannya, harga pasar terbentuk jika terjadi hal-hal berikut: • Terjadinya proses tawar menawar antara penjual dengan pembeli • Adanya kesepakatan harga ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawakan.
  29. 29. Proses Penetapan Harga Pasar Permasalah mengenai harga sangat melekat dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan ekonomi. Hal ini dikaenakan harga memegang peranan penting. Melalui penetapan harga, kelayakan dan kualitas suatu produk/jasa dapat terlihat jelas dari nilai ekonominya. tentunya penetapan harga yanga diterapkan setiap orang berbeda beda, tergantung pada jenis produk/jasa, lingkungan, dan profesi.
  30. 30. Berikut adalah hal hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga pasar, antara lain: • Bagi pedagang menengah, Harga beli dan pemasaran terdiri dari transportasi, penyimpanan, penguatan, resiko, biaya lain dan keuntungan yang diinginkan. • Bagi pedagang pengecer Harga beli dan pemasaran terdiri dari pungutan, pendiginan, dan biaya lain.
  31. 31. TEORI ELASTISITAS
  32. 32. RISTA INTAN 1222200096 ALVIN PRASETYA 1221800117 MUHAMMAD FAHMI 1221700144 Our Team
  33. 33. Elastisitas 1. Konsep Elastisitas • Elastisitas merupakan suatu ukuran derajat kepekaan (response) suatu variabel terhadap perubahan variabel lainnya. • Semakin tinggi elastisitas, semakin besar derajat kepekaan variabel tersebut. • Elastisitas diukur dari Persentase (%) perubahan suatu variabel akibat perubahan 1% variabel lainnya.
  34. 34. Dalam Teori Permintaan dan Penawaran • Apa yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang jika harga barang tersebut turun atau naik sebesar satu persen? a.Jawabannya sangat tergantung kepada derajat kepekaan masing-masing Konsumen dan Produsen dalam merespon perubahan harga tersebut. b.Derajad kepekaan Konsumen dan Produsen terhadap perubahan harga berbeda antara satu barang dengan barang yang lainnya.
  35. 35. • Derajat kepekaan konsumen terhadap perubahan faktor faktor yang mempengaruhinya disebut elastisitas permintaan. • Derajat kepekaan produsen terhadap perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya disebut elastisitas penawaran.
  36. 36. 2. Slope (kemiringan) Kurva Permintaan dan Penawaran • Slope (kemiringan) suatu kurva ditentukan oleh sudut yang dibentuk oleh kurva tersebut dengan sumbu horizontal. • Semakin besar sudut yang terbentuk berarti semakin besar slope dari kurva tersebut. • Slope kurva permintaan atau kurva penawaran menunjukkan seberapa besar derajat kepekaan permintaan atau penawaran terhadap perubahan harga barang.
  37. 37. • Slope kurva yang semakin besar menunjukkan semakin tidak elastis (inelastis) permintaan atau penawaran. Sebaliknya, slope kurva yang semakin kecil menunjukkan permintaan atau penawaran semakin elastis terhadap perubahan harga barang • Semakin inelastis permintaan atau penawaran, semakin tidak respon permintaan atau penawaran terhadap perubahan harga. Artinya perubahan harga tidak banyak 4 mempengaruhi permintaan atau penawaran.
  38. 38. Bentuk-bentuk Elastisitas Dalam Teori Permintaan dan Penawaran • Price Elasticity of Demand (Elastisitas Harga Permintaan) • Income Elasticity of Demand (Elastisitas Pendapatan terhadap permintaan) • Cross-Price Elasticity of Demand (Elastisitas Harga Silang dari Permintaan) • Price Elasticity of Supply (Elastisitas Harga Penawaran)
  39. 39. 3. Elastisitas Harga Permintaan • Sering disebut Elastisitas Permintaan • Persentase perubahan jumlah yang diminta akibat perubahan harga sebesar satu persen.
  40. 40. Tanda dan Besaran Elastisitas • Sesuai dengan hukum permintaan, “bila harga naik, permintaan turun” maka elastisitas permintaan selalu bertanda negatif. • Karena selau bertanda negatif, maka biasanya nilai elastisitas sering tidak menggunakan tanda negatif. • Besaran nilai elastisitas
  41. 41. ED < 1 = Inelastis ED = 1 = Unit elastis ED > 1 = Elastis ED = ∞ = Elastis sempurna ED = 0 = Inelastis sempurna Elastisitas Permintaan Pada Dua Titik (Elastisitas Busur). Nilai elastisitas permintaan antara dua titik pada kurva permintaan, dihitung berdasarkan nilai tengah:
  42. 42. Menghitung elastisitas permintaan antara dua titik:
  43. 43. Faktor-faktor Yang Menentukan Nilai Elastisitas Permintaan Permintaan cenderung elastis jika : • Barang tergolong barang mewah (luxury goods) • Semakin panjang periode waktu • Mempunyai kemampuan substitusi yang lebih tinggi terhadap barang lain • Ketersediaan barang yang terbatas di pasar
  44. 44. Elastisitas Permintaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Secara umum, demand mempunyai elastisitas harga yang lebih elastis dalam jangka panjang • Konsumen memerlukan waktu untuk menyesuaikan kebiasaan konsumsinya • Subsitusi umumnya tersedia dalam jangka panjang • Masyarakat tidak dapat dengan mudah menyesuaikan konsumsinya dalam jangka pendek. • Dalam jangka panjang, Masyarakat cenderung menggunakan BBM yang lebih efisien untuk mobilnya. Alternatif energy untuk bahan bakar mobil (e.g., battery untuk mobil /mobil listrik) mungkin tersedia.
  45. 45. Elastisitas Permintaan pada satu titik Elastisitas permintaan pada satu titik pada kurva permintaan tergantung pada slope serta nilai P dan Q pada titik tersebut. Jika fungsi permintaan adalah: Qd = a−bP Menurut Definisi: 𝐸𝐷 = ∆𝑄𝑑 ∆𝑃 𝑃 𝑄𝑑 Dari fungsi permintaan diatas, ∆Qd/∆P = slope = −b maka: ED = (−b) (P/Qd)
  46. 46. 4. ELASTISITAS PENDAPATAN DARI PERMINTAAN (Income Elasticity of Demand) Persentase perubahan dari jumlah barang yang diminta akibat perubahan satu persen pendapatan konsumen
  47. 47. Jenis barang berdasarkan nilai elastisitas pendapatan : EI > 0 : Barang Normal EI < 0 : Barang Inferior EI = 0 : Barang Netral pendapatan (Income-neutral Goods)
  48. 48. 5. Elastisitas Harga Silang Dari Permintaan (Cross-Price Elasticity of Demand) • Mengukur % perubahan jumlah barang yang diminta (Qb) yang diakibatkan dari perubahan satu % harga barang lainnya (Pm) • Es > 0 : Kedua barang bersifat substitusi • Contoh: tahu dan tempe atau kopi dan teh • Es < 0 : Kedua barang bersifat komplementer • Contoh: Kaos kaki dan Sepatu atau kopi dan gula
  49. 49. 6. Elastisitas Harga Penawaran (Price Elasticity of Supply) Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat perubahan satu persen harganya. Es = (%∆Q)/(% ∆P) ES = ∞ Perfectly Elastic, ES > 1 Elastic, ES = 1 Unit Elastic, ES < 1 Inelastic, 25 ES = 0 Perfectly Inelastic,
  50. 50. Menghitung Elastisitas Supply antara dua titik.
  51. 51. Faktor-faktor Yang Menentukan Nilai Elastisitas Penawaran • Hasil produksi pertanian vs. barang manufaktur • Jangka waktu → Lebih elastis dalam jangka panjang. Fleksibilitas atau kemampuan perusahaan untuk merubah jumlah barang yang diproduksi.
  52. 52. Elastisitas Jangka Pendek Versus Jangka Panjang
  53. 53. A. Beberapa Konsep Berkaitan dengan Perilaku Konsumen ● Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional berharap memperoleh utility yang optimal.
  54. 54. PERILAKU KONSUMEN
  55. 55. MUHAMMAD FAHMI 1221700144 ALVIN PRASETYA 1221800117 RISTA INTAN 1222200096 Our Team
  56. 56. A. Beberapa Konsep Berkaitan dengan Perilaku Konsumen ● Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional berharap memperoleh utility yang optimal.
  57. 57. ● Nilai Barang Kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut disebut "nilai". ● Nilai barang dapat dibedakan menjadi: 1. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat memenuhi kebutuhan akan makanan. 2. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
  58. 58. ● Hukum Gossen: Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhaan). ● Hukum Gossen II: Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal utility). Pemenuhan Kepuasan
  59. 59. B. Pendekatan Tradisional untuk Mengungkapkan Perilaku Konsumen Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Jadi, apabila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut. Dalam kerangka pendekatan tradisional ini dikenal sekelompok orang yang menganggap bahwa utilitas dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan "util".
  60. 60. ● Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(x1; X2;........Xn) ● Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua ● Teori yang pertama (cardinal utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility, teori kedua menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). ● Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna. Teori daya guna kardinal menganggap bahwa besarnya daya guna yang diterima atau dialami seseorang konsumen sebagai akibat dari tindakan mengonsumsikan barang itu dapat diukur.
  61. 61. C. Cardinal Approach ● Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU).Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. ● Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu. Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.
  62. 62. Dalam pendekatan ini guna dapat dibedakan antara guna total (total utility = TU) dan guna batas atau marginal utility (MU). 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
  63. 63. ● Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu (1) utility bisa diukur dengan uang: (2) berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal utility yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun; (3)
  64. 64. Kritik pada Pendekatan Cardinal ● Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemilihan yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan. ● Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai yang tetap.
  65. 65. Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut: TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX Atau (TUx+1)-(TUx) = MUX Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif ( - ). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan pertama dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
  66. 66. Untuk memecahkan kasus dapat mempergunakan formula berikut ini: MUX MUy = Px Py Formula (rumus) di atas disebut dengan syarat utama yang harus dipenuhi Dengan formula ini akan dapat diketahui komposisi yang akan memberikan guna yang maksimal bagi konsumen. Kelemahan dari formula ini ialah tidak diperhatikannya berapa besar pendapatan konsumen. Untuk mengatasi kelemahan ini maka dibuat formula pelengkap sebagai berikut: X. Py+Y. Py=.......=/ (pendapatan)
  67. 67. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.
  68. 68. D. Indifference Curve Approach ● Didalam menjelaskan perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, sebagian besar ahli ekonom mengandalkan interpretasi grafis untuk memperjelas ide atau gagasan yang hendak diungkapkan. Salah satu kurva yang digunakan yaitu kurva Indeferen (Indifference Curve). ● Indifference Curve adalah kurva yang menggambarkan kombinasi konsumsi dua macam barang/jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Setiap titik dalam kurva ini melambangkan tingkat kepuasan yang tidak berbeda (indifference), meski kombinasi konsumsi barang/jasa berbeda beda
  69. 69. tabel 1 Kombinasi Jumlah Pakaian Jumlah Makanan A 1 7 B 2 5 C 3 4 D 4 3,5  untuk mengetahui lebih jelas mengenai indifference curve, coba perhatikan skedul kombinasi barang berikut Grafik
  70. 70. Asumsi perilaku konsumen dari pendekaatan ini adalah: ● Rationality. Setiap konsumen diasumsikan bertindak rasional, yaitu berusaha mengejar kepuasan maksimum meski dihadapkan dengan keterbatasan anggaran. ● Utility is Ordinal. Berdasarkan asumsi ini, kepuasan itu tidak dapat diukur, namun hanya bisa dibandingkan (sifatnya bertingkat). ● Transitivity and Consistency of Choice. Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat pilihan antara berbagai kombinasi barang.. ● Non Satiation. Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang lebih banyak daripada yang sedikit. Konsumen juga diasumsikan selalu ingin terus berkonsumsi
  71. 71. Ciri-Ciri Indifference Curve ● Memiliki slope (kemiringan) yang negatif Hal ini karena untuk mempertahankan kepuasan yang sama, maka penambahan di satu barang harus diimbangi dengan pengurangan barang lainnya ● Cembung ke arah Ordinat Bentuk kurva cembung ini didasarkan pada asumsi tingkat subtitusi marjinal (marginal rate of substitution) yang terus berkurang. Marginal rate of substitution (MRS) merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana konsumen bersedia menukarkan barang yang satu dengan barang lainnya dalam kurva IC yang sama.
  72. 72. Ciri-Ciri Indifference Curve ● Semakin ke kanan, Semakin tinggi kepuasan. posisi Indefference Curve (IC) yang kebih tinggi (lebih kanan) menggambarkan jumlah pakaian dan makanan yang lebih banyak. Posisi IC tersebuttentunya lebih disukai konsumen karena memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
  73. 73. Ciri-Ciri Indifference Curve ● Sesama Indefference curve tidak saling berpotongan Sesama kurva IC tidak mungkin saling berpotongan. Hal ini terkait dengan asumsi konsistensi dan transitivitas. Untuk mengetahui lebih jelas mengapa sesama kurva IC tidak saling berpotongan, perhatikan gambar berikut ini
  74. 74. PERILAKU PRODUSEN
  75. 75. MUHAMMAD FAHMI 1221700144 RISTA INTAN 1222200096 Our Team ALVIN PRASETYA 1221800117
  76. 76. PERILAKU PRODUSEN 76  Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk mencapai efesiensi dalam kegiatan produksinya.  Produsen berusaha untuk menghasilkan produksi seoptimal mungkin dengan mengantur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.
  77. 77. PERILAKU PRODUSEN 77 Dalam teori ekonomi seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan yang penting, yaitu: 1.Berapa output yang harus diproduksi 2.Bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan
  78. 78. Apa itu produksi?  Produksi adalah transformasi atau perubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau proses dimana masukan (input) diubah menjadi keluaran (output)  Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal dan keterampilan) 78
  79. 79. TEORI PRODUKSI 79  Poduksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang. Dimana bentuk kegiatannya meliputi: 1. From Changing activitie, yaitu kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang. 2. Transportation, yaitu kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. 3. Storage, yaitu kegiatan menyimpan suatu barang yang akan digunakan di masa yang akan datang. 4. Merchandishing, yaitu kegiatan memperdagangkan suatu barang agar sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan. 5. Personal service, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain mengakui keberadaannya.
  80. 80. Fungsi Produksi  Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Dlam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = F (C.L.B.S) Dimana : Q = Output L = Labor S = Skill C = Capital B = Bahan Baku 80
  81. 81. FAKTOR PRODUKSI adalah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus. FAKTOR PRODUKSI TETAP (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: kandang, peralatan tahan lama, kendaraan, mesin pelet dll FAKTOR PRODUKSI VARIABEL (Variable factor of production), yaitu faktor produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta besar penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: pakan, doc, bahan bakar dan lain-lain. TEORI PRODUKSI (Cont`d)
  82. 82.  Teori ini menjelaskan bahwa dalam proses produksi (output) hanya ada satu faktor produksi (input) yang berubah secara terus menerus, sementara faktor produksi lain tidak berubah.  Hukum yang berlaku pada teori ini adalah (The Law of Diminishing Return) artinya, jika salah satu faktor produksi (tenaga kerja) ditambah secara terus menerus maka produksi total akan bertambah terus dengan kondisi awal pertambahannya besar, kemudian pertambahannya semakin lambat sampai produksi total mencapai tingkat maksimum dan jika tenaga kerja ditambah lagi maka produksi total semakin lama semakin berkurang. TEORI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL (Satu Faktor Produksi yang berubah)
  83. 83. Ukuran Produktivitas Produk Total (total product), Output yang dihasilkan dari seluruh input Rumus : TP = Q = f(L) Produk Marjinal (Marginal Product), Perubahan output yang dihasilkan yang disebabkan adanya perubahan input yang digunakan Rumus : 𝑀𝑃𝐿 = ∆𝑇𝑃 ∆𝐿 = 𝜕𝑇𝑃 𝜕𝐿 = 𝑇𝑃′ Produk Rata-Rata (Average Product), Rata-rata jumlah produk yang dihasilkan untuk setiap satuan faktor produksi yang dipakai Rumus : 𝐴𝑃𝐿 = 𝑇𝑃 𝐿 = 𝑓(𝐿) 𝐿
  84. 84. • Kurva Produk Total (KPT) (TP) atau Total Physical Product (TPP), adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi yang digunakan dengan produk yang dihasilkan. • Kurva Produk Rata-Rata (KPR) (AP) atau Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksi yang digunakan dengan produk rata-rata pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi. Produk rata-rata adalah jumlah produk yang dihasilkan untuk setiap penggunaan satu satuan faktor produksi. Apabila jumlah produk dinyatakan dengan Y dan jumlah faktor produksi yang digunakan adalah X maka produk rata-rata adalah Y/X. • Kurva Produk Marjinal (KPM) (MP), atau Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksi dengan produk marjinal pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi. Produk marjinal adalah penambahan produk yang diperoleh karena penambahan faktor produksi satu satuan (Y / X). Pengertian Kurva Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marjinal.
  85. 85. BENTUK KENAIKAN HASIL Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan faktor produksi secara berturut-turut maka produknya akan meningkat. Seberapa besar kenaikannya dan sifat kenaikannya dapat dibedakan atas: Kenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale). Penambahan tiap satu satuan faktor produksi yang terus menerus menyebabkan kenaikan hasil yang tetap. Tabel Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Tetap Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 1 20 10 10 3 1 30 10 10 4 1 40 10 10 BENTUK KENAIKAN HASIL
  86. 86. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 Faktor Produksi (X) Produksi (Y) Ilustrasi Kurva Kenaikan Hasil Tetap BENTUK KENAIKAN HASIL (cont`d)
  87. 87. Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale) Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan secara terus menerus satu satuan faktor produksi akan mengakibatkan penambahan produk yang makin lama makin meningkat. Tabel Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Bertambah Setiap penambahan satu satuan faktor produksi (X) menyebabkan penambahan produk (Y) yang makin lama makin tinggi sehingga produk marjinalnya (Y/X) makin besar, dimana kurvanya akan cembung ke arah sumbu horizontal Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 1 25 15 15 3 1 45 20 20 4 1 70 25 25 BENTUK KENAIKAN HASIL (Cont`d)
  88. 88. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 1 2 3 4 5 Faktor Produksi (X) Produksi (Y) Kurva Kenaikan Hasil Bertambah
  89. 89. Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale) Penambahan satu satuan faktor produksi yang terus menerus akan menyebabkan penambahan produk yang makin lama makin berkurang. Tabel 4.3. Hubungan Input dan Output dengan Kenaikan Hasil Berkurang Pada tabel di atas tampak bahwa makin banyak faktor produksi digunakan, menyebabkan produk total makin tinggi tetapi dengan produk marjinal yang makin rendah. BENTUK KENAIKAN HASIL (Cont`d) Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 1 18 8 8 3 1 24 6 6 4 1 28 4 4
  90. 90. 0 5 10 15 20 25 30 0 1 2 3 4 5 Faktor Produksi (X) Produksi (Y) Kurva Kenaikan Hasil Berkurang BENTUK KENAIKAN HASIL (Cont`d)
  91. 91. Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan Kenaikan Hasil Berkurang. Secara umum dapat dikatakan apabila penggunaan faktor produksi variabel relatif masih sedikit dipergunakan dibandingkan dengan penggunaan faktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil bertambah (increasing return to scale), dan sebaliknya bila penggunaan faktor produksi variabel relatif lebih besar dibandingkan dengan faktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil berkurang (decreasing return to scale). Kombinasi berbagai fase produksi ini biasanya terjadi untuk berbagai jenis proses produksi, baik pabrik, pertanian maupun peternakan. Karena terjadi secara umum, maka terbentuk apa yang dinamakan dengan HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG atau “THE LAW OF DIMINISHING RETURN” BENTUK KENAIKAN HASIL (Cont`d)
  92. 92. HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The Law of Diminishing Return) Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yang makin besar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini mengakibatkan pertambahan produksi total semakin kecil sampai mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.
  93. 93. Faktor Produksi (X) Produk (Y) Produk Marjinal (Y/X) Produk Rata- rata (Y/X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 50 90 140 180 210 232 240 238 234 30 40 50 40 30 22 8 - 2 - 4 20,0 25,0 30,0 35,0 36,0 35,0 33,1 30,0 26,4 23,4 Hukum Kenaikan Hasil yang Makin Berkurang HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The Law of Diminishing Return) (Cont`d)
  94. 94. • Penambahan terus menerus faktor produksi menyebabkan produk total meningkat sampai tingkat tertentu (x=8 dan Y=240) • Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin besar (naik). • Pada saat fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point), produk marjinal mencapai titik maksimum (x=4 dan MP=50) • Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang (produk marjinal menurun). • Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan nol (0). • Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai negatif SIFAT DARI THE LAW OF DIMINISHING RETURN
  95. 95. 0 50 100 150 200 250 300 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Faktor Produksi (X) Produksi (Y) The Law of Diminishing Return HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The Law of Diminishing Return) (Cont`d)
  96. 96. X dX Y dY Ep / /  dX dY Y X Elastisitas Produksi merupakan perbandingan perubahan relatif antara jumlah produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis dapat dituliaskan sebagai berikut: atau sama dengan x Kita ketahui dY/ dX = produk marjinal dan Y/X = produk rata-rata, sehingga dapat dituliskan bahwa : Ep = PM / PR oleh karena itu : pada saat PM > PR maka Ep > 1 pada saat PM = PR maka Ep = 1 pada saat PM < PR maka Ep < 1 ELASTISITAS PRODUKSI DAN DAERAH PRODUKSI
  97. 97.  Hubungan antara input dengan produk total, produk marginal dan produk : rata- ratanya dapat digambarkan dalam bertuk kurva seperti ditampilkan pada Ilustrasi 4.5.  Daerah produksi dibagi atas daerah rasional dan daerah irasional berdasarkan tingkat elastisitas produksinya.  Berdasarkan nilai elastisitas produksi, daerah produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : • Daerah elastisitas produksi > 1 s/d elastisitas produksi = 1, disebut daerah I (irasional). Penambahan faktor produksi sebesar 1% menyebabkan penambahan produk selalu lebih besar dari 1%. • Daerah elastisitas produksi = 1 s/d elastisitas produksi = nol, disebut daerah II (rasional). Penambahan faktor produksi 1% menyebabkan penambahan produk paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. • Daerah elastisitas produksi = nol s/d elastisitas produksi < nol, disebut daerah III (irasional). Penambahan faktor produksi menyebabkan pengurangan produk (penambahan negatif) atau mengurangi pendapatan. ELASTISITAS PRODUKSI DAN DAERAH PRODUKSI (Cont`d)
  98. 98. (20) (10) - 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Input Produksi (X) ) Output (Y KPT KPM KPR E=0 I II III E= 1 Hubungan Input dengan Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marjinal
  99. 99. EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM  Efisiensi tehnis akan tercapai pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, sementara efisiensi ekonomi tercapai pada saat keuntungan maksimum.  Pada ilustrasi diatas efisiensi teknis dicapai pada saat PR max yaitu saat berpotongan dengan PM, atau saat PR = PM. yaitu pada tingkat penggunaan input X = 5 unit dan tingkat produksi (output) mencapai Y = 195 unit. Sementara produk maksimum dicapai saat X = 9 dan output Y max =240 unit.
  100. 100. EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM (Cont`d)  Bila diketahui jumlah produk yang dihasilkan = Y dan harganya = Hy serta jumlah faktor produksi yang digunakan = X dan harganya Hx. Maka besarnya keuntungan (π) = penerimaan total – biaya total. π = Y. Hy – X. Hx  Keuntungan maksimum dicapai bila turunan pertama dari fungsi keuntungan tersebut sama dengan nol dπ / dX = Hy . dY/dX – Hx = 0; dimana dY/dX = produk marjinal atau nilai produk marjinal (NPMx) = Hx.  Keuntungan maksimal dicapai bila nilai produk marjinal sama dengan harga inputnya.
  101. 101.  Teori ini menjelaskan bahwa dalam proses produksi (output) dengan menggunak dua faktor produksi (input) yang berubah secara terus menerus, sementara faktor produksi lain tidak berubah. TP (Q) = f(L,K)  Dalam teori ini ada konsep: 1 . Konsep Isoquant 2. Konsep Isocost TEORI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL (Dua Faktor Produksi yang berubah)
  102. 102.  Isoquant adalah Suatu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari penggunaan faktor produksi yang menghasilkan jumlah output sama dan berkemiringan negatif.  Konsep Isoquant ditampilkan dalam bentuk tabel dan kurva, yaitu tabel atau kurva yang menghubungkan berbagai titik kombinasi dua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi yang dapat menghasilkan output sama.  Kura isoquant mempunyai asumsi bahwa dua faktor produksi tersebut dalam penggunaannya harus dapat dipertukarkan. Contohnya penggunaan mesin dengan tenaga kerja. KONSEP ISOQUANT
  103. 103.  Mempunyai slope negatif , artinya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, karena kedua faktor produksi saling bersubstitusi artinya jika satu variabel ditambah penggunaannya maka faktor lain akan dikurangi penggunaannya.  Cembung ke arah titik origin atau titik nol  Tidak berpotongan satu sama lain  Semakin jauh dari titik nol menunjukan bahwa tingkat/jumlah produksi makin besar. SIFAT KURVA ISOQUANT
  104. 104. Tabel Kombinasi Penggunaan Dua Faktor Produksi (L&K) untuk menghasilkan output sama (Isoquant) K Q 6 10 24 31 36 40 39 5 12 28 36 40 42 40 4 12 28 36 40 40 36 3 10 23 33 36 36 33 2 7 18 28 30 30 28 1 3 8 12 14 14 12 1 2 3 4 5 6 L Isoquant 1 ouput (Q) = 12 Isoquant 2 ouput (Q) = 28 Isoquant 3 ouput (Q) = 36 Isoquant 4 ouput (Q) = 40 L K L K L K L K 1 5 2 5 4 6 5 6 1 4 2 4 3 5 4 5 3 1 3 2 3 4 4 4 6 1 6 2 4 3 5 4 5 3 6 5 6 4 Kombinasi Penggunaan Dua Faktor Produksi (L&K) untuk menghasilkan output sama Beberapa Kondisi output sama (Isoquant) dengan berbagai kombinasi L&K
  105. 105. Kurva Kombinasi Penggunaan Dua Faktor Produksi (L&K) untuk menghasilkan output sama (Isoquant) K 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 K L A B C D E F G H 6 L M N O P S R l1 l2 l3 l4 40 unit 36 unit 28 unit 12 unit
  106. 106. KONSEP ISOCOST 106  Isocost atau garis biaya menggambarkan kombinasi dua faktor produksi yang dapat dipakai dalam proses produksi dengan biaya yang dikeluarkan sama.  Persamaan Matematika untuk fungsi isocost adalah: C = (Pk x K) + (PL x L) atau C = (r x K) + (w x L) C : Dana yang dikeluarkan produsen untuk mendapatkan input Pk: Harga capital/unit atau merupakan nilai dari tingkat bunga (r) PL: Harga Labor/unit atau besarnya upah yg diberikan pada tenaga kerja (w) K : Jumlah modal dan L : Jumlah tenaga kerja  Kemiringan kurva isocost dapat dihitung dengan cara membandingkan antara perubahan kapital (∆K) dengan (∆L) ∆K = _ C/PK = _ PL = W ∆L C/PL PK r
  107. 107. KESEIMBANGAN PRODUSEN 107 Keseimbangan produsen adalah suatu kondisi dimana produsen dapat menjalankan kegiatan produksinya secara efisien. Kondisi efisien akan tercapai apabila produsen dapat: 1. Mengoptimalkan produk dengan kondisi biaya tertentu 2. Meminimumkan biaya untuk menghasilkan produk tertentu dalam jumlah tertentu.
  108. 108. HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI Ada tiga macam pola hubungan antar input:  Hubungan dengan Daya Substitusi Tetap (DSM Tetap), yaitu bila penambahan satu satuan faktor produksi yang satu (X1) menyebabkan pengurangan faktor produksi yang lain (X2), dalam jumlah yang tetap, sementara jumlah produk yang dihasilkan tidak berubah (iso produk).  Hubungan Komplementer, yaitu bila kedua jenis faktor produksi harus dikombinasikan dalam satu perbandingan yang tetap. Misalnya X1 = 1 satuan dan X2 = 4 satuan. Apabila X1 = 5 satuan maka X2 = 20 satuan.  Hubungan dengan Daya Substitusi yang Semakin Berkurang, yaitu apabila dalam kondisi iso produk, penggunaan jumlah faktor produksi yang satu (X1) dapat digantikan oleh faktor produksi kedua (X2) dengan penggunaan yang semakin kecil.
  109. 109. HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI (Cont`d) Kombinasi berbagai produk yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi membentuk empat macam pola hubungan antar hasil produksi:  Joint Products, yaitu dua macam produk dihasilkan secara bersamaan dalam sekali proses produksi.  Complementary Products ,yaitu dua produk dihasilkan dengan pola kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk yang lainnya, pada penggunaan faktor produksi tertentu.  Supplementary , yaitu bila kenaikan produk yang satu tidak mempengaruhi produk yang lain dalam satu proses produksi.  Competitive Products, yaitu bila kenaikan produk yang satu mengakibatkan turunnya produk yang lain.
  110. 110. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  111. 111. RISTA INTAN 1222200096 ALVIN PRASETYA 1221800117 MUHAMMAD FAHMI 1221700144 Our Team
  112. 112. 1. Pengertian Pasar Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang 2. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing- masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing- masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau BENTUK PASAR PERSAINGAN
  113. 113. 3. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: a. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing-masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. Penjual dan pembeli sangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau lebih, asal masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar yang terjadi di pasar. b. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik Jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempuma dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama.
  114. 114. c. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih dalam pembelian barang tersebut di pasar. Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan. d. Informasi terhadap Pasar Sempurna Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya. Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru, maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada gambar di bawah ini.
  115. 115. Pada kedua gambar di atas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  116. 116. 4. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi Dari gambar di atas harga yang menjamin laba maksimal adalah OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan a. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
  117. 117. b. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Dari gambar di atas harga yang menjamin laba maksimal adalah OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1
  118. 118. c. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar di atas. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 001, Dengan AC yang paling rendah.
  119. 119. 5. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna a) Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru.Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: Mendapat laba super normal, Mendapat laba normal, Menderita kerugian.
  120. 120. b) Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang.Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  121. 121. 6. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar. • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  122. 122. Rista Intan 1222200096 Our Team Alvin Prasetya 1221800117 MUHAMMAD FAHMI 1221700144
  123. 123. Pasar Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya. Untuk masuk ke dalam industri/pasar perusahaan-perusahaan yang telah ada harus menambah kapasitas produksinya. Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi- bagikan di antara perusahaan yang ada. Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri.
  124. 124. Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  125. 125. Tiga Kondisi Yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami hal, yaitu : 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  126. 126. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
  127. 127. 3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mengalami Kerugian MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  128. 128. Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output Dan Harga • Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis • Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output. Keluarnya perusahaan dan industri akan terus berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengan kurva permintaan yang dihadapinya.
  129. 129. • Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang sama untuk memperluas pasar masing-masing. Tak ada yang bereaksi atas penggerogotan pasarnya oleh penjual lain. • Jenis Produk yang Tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan disini ragam produk demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
  130. 130. PASAR PERSAINGAN MONOPOLI
  131. 131. Alvin Prasetya 1221800117 Rista Intan 1222200096 MUHAMMAD FAHMI 1221700144 Our Team
  132. 132. Pasar Persaingan Monopoli Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian. Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output sang monopolis juga tak memengaruhi produser lain dalam perekonomian. Ciri-ciri Pasar Monopoli 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip 3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri 4. Dapat mempengaruhi penentuan harga 5. Promosi Iklan kurang Faktor-faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  133. 133. Penentuan Besarnya Harga dan Output Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut: π=R-B Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. δηδQ= δRδδ- δBδQ=0 MR = MC Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat putout Q, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPCQ) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
  134. 134. Hubungan P, TR, dan MR Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar sang monopolis harus menurunkan harga. Artinya bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan Marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk sang monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan ini.
  135. 135. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis 1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 blaya rata.
  136. 136. 2. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas Besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata- rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OPIKQ dan TC =OQKP1. 3. Monopolis yang Mendapat Kerugian Besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =OP1LQ dan TC = OP2KQ.
  137. 137. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah 1) Pengaturan Harga Sang Manopolis memperoleh laba maksimal dimana biaya marginal sama dengan pendapat margina.l Dikarenakan tak ada perusahaan baru yang masuk maka laba maksimal ini akan dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Keuntungan monopolis ini dianggap tidak wajar. Untuk itu pemerintah dapat menentukan harga tertinggi di bawah harga keseimbangan MR = MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva marginal
  138. 138. 2) Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus Decrasing Cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun. Monopoli Alami Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif .
  139. 139. 3) Perpajakan • Pajak Lumpsum Pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan mempengaruhi besarnya biaya marginal, tetapi hanya mempengaruhi besarnya biaya rata-rata . Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output tetap, yaitu harga sebesar OP3 sedang output sebesar OQ. Adanya pajak membuat laba monopolis berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesa P2P3LM. • Pajak Khusus (Spesific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak persatuan barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut.
  140. 140. X Inefisiensi di Bawah Monopoli Inefisiensi x adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang intensif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram sebelah kiri dan PComP dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik in, Harga = MC dan industri memenuhi persyaratan untuk efisiensi alokatif. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan (MC = MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga P1 dan Q1) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
  141. 141. Skala Ekonomis Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif. Di mana kita mengasumsi bahwa monopoli mampu mendorong biaya marginal lebih rendah daripada jangka panjang, menemukan sebuah output equilibrium Q2 dan harga di bawah yang kompetitif. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC = MR. Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2 dengan biaya produksi MC yang konstan sebesar OL. Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis. Sedang pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Pada gambar di atas terlihat yang lebih elastis lebih condong mendatar kurvanya. Tujuan kebijakan diskriminasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk kedua pasar. Agar labanya memaksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC = MR.
  142. 142. PASAR OLIGOPOLI
  143. 143. MUHAMMAD FAHMI 1221700144 ALVIN PRASETYA 1221800117 RISTA INTAN 1222200096 Our Team
  144. 144. Pengertian ● Pasar ologopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader). Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. ● Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terkait dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak tanduk pesaing mereka. Sehingga semua promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan menjahukan konsumen dari pesaing mereka.
  145. 145. Ciri-Ciri Pasar Oligopoli ● 1. terdapat beberapa penjual ● 2. Barang yang dijual homogen atau bercorak ● 3. Sulit dimasuki perusahaan baru ● 4. Membutuhkan peran iklan ● 5. Terdapat suatu market leader ● 6. Harga jual tidak mudah berubah
  146. 146. Macam-Macam Pasar Oligopoli ● 1. Oligopoli murni: Menjual barang yang homogen. Biasanya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah ● 2. Oligopoli diferensial: Menjual barang bercorak. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir.
  147. 147. Kebaikan Pasar Oligopoli ● 1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli ● 2. Mampu melakukan penelitihan dan pengembangan produk ● 3. Lebih memperlihatkan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual ● 4. Adanya penerapan teknologi baru
  148. 148. Keburukan Pasar Oligopoli ● 1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan ● 2. Harganya yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi ● 3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopoli karena semangat bersaing kurang ● 4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi ● 5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru ● 6. Bisa berkembang ke arah monopoli
  149. 149. Karakteristik Pasar Oligopoli ● 1. Sejumlah besar perusahaan dominan, dengan beberapa yang kecil lainnya ● 2. Suatu produk yang distandarisasikan maupun dibedakan ● 3. Kekuatan dari perusahaan dominan terhadap harga, namun ketakutan akan pembalasan ● 4. Hambatan secara teknologi dan ekoomi untuk menjadi suatu perusahaan yang dominan ● 5 Penggunaan persaingan non harga yang ekstensif akibat ketakutan akan perang harga.
  150. 150. Pemusatan Oligopoli ● Suatu bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai 10 perusahaan dengan pangsa pasar yang besar.
  151. 151. Penyebab-Penyebab Pemusatan Oligopoli ● 1. Skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu ● 2. Siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing lemah ● 3. Keuntungan dari perusahaan yang bergabung ● 4. Hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan
  152. 152. Kurva Permintaan Oligopoli
  153. 153. Kurva MR dalam Oligopoli
  154. 154. Keseimbangan Perusahaan Perusahaan dalam Oligopoli
  155. 155. Model Oligopoli 1. Model Cournot Model Cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat subtitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Penurunan Kurva Reaksi secara Sistematis Q = a + bX, dan b>0, serta Q = Q1 + Q2
  156. 156. 2. Model Bertand ● Model pasar duopoli yang kedua adalah modal Betrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Betrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.
  157. 157. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) ● Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan mempengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut.
  158. 158. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked – Demand Model) ● P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. ● Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah . Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya permintaan yang ada di pasar naik tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga.
  159. 159. 5. Model Stackelberg ● Model Ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952 yang merupakan pengembangan dari model Cournot. ● Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian perusahaan A akan menentukan tingkat output yaitu, di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi apabila dipasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai.
  160. 160. Penentuan Harga dan Output Dalam Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli : Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand Curve Model) Bentuk kurva yang kinked itu adalah PED2. Hal ini terjadi karena sifat reaksi seorang produsen terhadap tindakan produsen lain karena kurva penerimaan marjinalnya adalah PLNMR, yaitu ada bagian yang patah (LN). Harga akan berubah jika MC memotong bagian MR yang condong miring. Harga bisa berubah naik turun jika MC memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus LN).
  161. 161. Terima Kasih

×