Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal revised
1. 0
Rasulullah Sebagai Pendidik
yang Holistik dan Ideal
(Makalah Revisi)
Disampaikan pada Diskusi Mata Kuliah
Hadîts Tarbawiy
Dibimbing Oleh: Dr. Ali Masrur, M.Ag
Disusun Oleh: Erta Mahyudin Firdaus
NIM: 3.210.3.006
Program Pascasarjana S3 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung 2010 M/1432 H
2. 1
RASULULLAH SEBAGAI PENDIDIK YANG HOLISTIK DAN IDEAL
Oleh: Erta Mahyudin Firdaus
A. PENDAHULUAN
Kajian tentang diri Rasulullah sebagai pendidik holistik yang ideal merupakan
kajian yang sangat urgen.1
Hal tersebut disebabkan posisi pendidik dalam
pengelolaan dan pengembangan pendidikan berada di garda terdepan. Tanpa
keberadaan pendidik, proses pendidikan tidak berarti apa-apa.
Untuk mewujudkan pendidik profesional berdasarkan roh Islam, kita perlu
melihat kehidupan Rasulullah sebagai pendidik yang holistik dan ideal. Alasan
pengutusan Rasulullah dari kalangan manusia, bukan dari malaikat misalnya,
adalah karena peran dan posisinya sebagai model ideal untuk manusia yang bisa
dicontoh oleh siapa pun, termasuk oleh pendidik.
Dalam pendidikan Islam, Rasulullah SAW adalah pendidik pertama dan
terutama.2
Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai
spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai
landasan yang ideal untuk melahirkan sosok-sosok pendidik yang ideal.
Gambaran tentang pola pendidikan Rasulullah SAW merupakan data yang
perlu diungkapkan kembali, sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan dan
strategi untuk menyukseskan pelaksanaan pendidikan Islam. Pola pendidikan, di
masa Rasullah SAW., juga tidak lepas dari metode, evaluasi, materi, kurikulum,
pendidik, peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang bertalian
dengan pelaksanaan pendidikan Islam, baik secara teoretis maupun praktis.
Karena itu, pembahasan dalam makalah ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari makalah-makalah lain yang disajikan dalam diskusi mata kuliah
ini. Secara khusus, makalah ini akan mendalami konsep kriteria atau sifat yang
dicontohkan oleh Rasulullah untuk para pendidik masa kini.
1
Beliau adalah sosok pendidik holistik karena menjalankan "ta'lim", "tarbiyah", "ta'dib",
"tadris", "irsyad", dan "indzdr" sekaligus dengan cara yang paling ideal.
2
Selain Rasulullah, yang termasuk pendidik dalam Islam adalah Allah SWT, orang tua,
serta guru dan sejenisnya. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 60
3. 2
B. PEMBAHASAN POKOK HADÎTS
1. Mukharrijul Hadîts
Hadis yang dijadikan entry point untuk mengkaji judul “Rasulullah Sebagai
Pendidik yang Holistik dan Ideal” adalah Hadîts dengan redaksi kunci yang
berbunyi,
ﺇﳕﺎﺑﻌﺜﺖﻣﻌﻠﻤﺎ
Artinya: “Aku (Muhammad) diutus untuk menjadi seorang pendidik”
Setelah dilakukan penelusuran melalui al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâzh
al-Hadîts, ditemukan petunjuk awal sebagai berikut:
،ﺟﻪ،ﺍﻟﻌﻠﻢ٢٢٦:،ﺩﻱﻓﻀﻞﺍﻟﻌﻠﻢ،ﻭﺍﻟﻌﺎﱂ٢٢٩
Artinya, hadis tersebut terdapat dalam Sunan Ibnu Mâjah (No. 226) dan
Sunan al-Dârimiy (No. 229). Namun, karena al-Mu’jam al-Mufahras hanya
terbatas pada al-Kutub al-Tis’ah, maka dilakukan lagi penelusuran lebih lanjut
dengan menggunakan teknik komputerisasi, yaitu dengan memanfaatkan al-
Maktabah al-Syâmilah edisi 2.1, hasilnya adalah hadis tersebut terdapat dalam
empat kitab hadis. Dua sumber di antaranya adalah sama dengan informasi dari al-
Mu’jam al-Mufahras, yakni di dalam Sunan ibn Mâjah dan Sunan al-Dârimiy,
sedangkan dua sisanya adalah dalam Musnad al-Thayâlisiy dan Musnad al-
Bazzâr. Berikut adalah redaksi hadis secara lengkap dalam kitab-kitab hadis
tersebut.
a. Sunan Ibnu Mâjah
ﺣﺪﺛﻨﺎﺑﺸﺮﺑﻦﻫﻼﻝﺍﻟﺼﻮﺍﻑ.ﺣﺪﺛﻨﺎﺩﺍﻭﺩﺑﻦﺍﻟﺰﺑﺮﻗﺎﻥﻋﻦﺑﻜﺮﺑﻦﺧﻨﻴﺲﻋﻦ
ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﲪﻦﺑﻦﺯﻳﺎﺩﻋﻦﻋﺒﺪﺍﷲﺑﻦﻳﺰﻳﺪﻋﻦﻋﺒﺪﺍﷲﺑﻦﻋﻤﺮﻭﻗﺎﻝﺧﺮﺝﺭﺳﻮﻝ
ﺍﷲﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢﺫﺍﺕﻳﻮﻡﻣﻦﺑﻌﺾﺣﺠﺮﻩ.ﻓﺪﺧﻞﺍﳌﺴﺠﺪ.ﻓﺈﺫﺍﻫﻮ
ﲝﻠﻘﺘﲔ.ﺇﺣﺪﺍﳘﺎﻳﻘﺮﺃﻭﻥﺍﻟﻘﺮﺁﻥﻭﻳﺪﻋﻮﻥﺍﷲﻭﺍﻷﺧﺮﻯﻳﺘﻌﻠﻤﻮﻥﻭﻳﻌﻠﻤﻮﻥ.ﻓﻘﺎﻝ
ﺍﻟﻨﱯﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ)" :ﻛﻞﻋﻠﻰﺧﲑ.ﻫﺆﻻﺀﻳﻘﺮﺃﻭﻥﺍﻟﻘﺮﺁﻥﻭﻳﺪﻋﻮﻥﺍﷲ
5. 4
ﻢﺭﻓﺎﻥﺷﺎﺀﺃﻋﻄﺎﻫﻢﻭﺇﻥﺷﺎﺀﻣﻨﻌﻬﻢﻭﻫﺆﻻﺀﻳﻌﻠﻤﻮﻥﺍﻟﻨﺎﺱﻭﻳﺘﻌﻠﻤﻮﻥﻭﺇﳕﺎﺑﻌﺜﺖ
ﻣﻌﻠﻤﺎﻭﻫﺬﺍﺃﻓﻀﻞﻓﻘﻌﺪﻣﻌﻬﻢ.٦
2. Penjelasan Sanad dan Matan
a. Penjelasan Sanad
Dari keempat Hadîts yang dikemukakan di atas, ditemukan sejumlah nama
perawi, yang dapat dilihat pada tabel berikut.
N
O
Jalur
Periwayatan 1
Jalur
Periwayatan 2
Jalur
Periwayatan 3
Jalur Periwayatan
4
1
Rasulullah SAW Rasulullah SAW Rasulullah SAW Rasulullah SAW
2
Abdullah bin
‘Amr
Abdullah bin
‘Amr
Abdullah bin
‘Amr
Abdullah bin ‘Amr
3
Abdullah bin
Yazid
Abdurrahman bin
Rafi’
Abdurrahman bin
Rafi’
Abdurrahman bin
Rafi’
4
Abdurrahman bin
Ziyad
Abdurrahman bin
Ziyad bin An’um
Abdurrahman bin
Ziyad bin An’um
Abdurrahman bin
Ziyad
5
Bakr bin Khunais
Abdullah bin
Yazid
Abdullah bin
Yazid
Abdullah bin al-
Mubarak
6
Daud bin
Azzubruqan
Al-Dârimiy
Salamah Abu Daud
7
Bisyr bin Hilal
Asshawaf
Al-Bazzâr
Yunus
8 Ibnu Mâjah
Abu Daud at-
Tayalisi
SUNAN
IBNU MÂJAH
SUNAN
AL-DÂRIMIY
MUSNAD
AL-BAZZÂR
MUSNAD
AL-THAYALISIY
Bila digabungkan dalam bentuk bagan, maka silsilah sanad keempat Hadis
di atas dapat digambarkan seperti berikut ini:
6
Sulaiman bin Daud Abu Daud al-Farisi al-Thayâlisiy, Musnad Abi Daud al-Thayalisiy,
(Baerut: Dar al-Ma;rifah, t. th), h. 298.
6. 5
2. Takhrîjul Hadîts
Dari sejumlah jalur periwayat di atas, dalam makalah ini, hanya para perawi
yang terdapat dalam rangkaian sanad Hadîts riwayat Ibnu Mâjah saja yang
ditelusuri. Demikian itu karena selain keterbatasan kemampuan serta waktu, juga
penulis memandang bahwa jika Hadîts Ibnu Mâjah sudah ditemukan kriteria
kualitas Hadîtsnya, maka Hadîts lain dapat diposisikan sebagai syahid saja.
Dari hasil penelusuran dalam Kitab al-Jarh wa al-Ta’dil, Tahdzib al-
Tahdzib, dan Tahdzib al-Kamal, ditemukan informasi berikut:
Bagan Silsilah Sanad
Rasulullah SAW
Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash
Abdullah bin Yazid
Abdurrahman bin Rafi’
Abdurrahman bin Ziyad
Al-Dârimiy
Salamah
Abdullah bin al-Mubarak
Dawud
Yunus
Abu Daud al-Thayâlisiy
Bakr bin Khunais
Daud bin Azzubruqan
Bisyr bin Hilal al-Shawaf
Ibnu MâjahAl-Bazzâr
7. 6
1. Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash
Biografi singkat
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amr bin al-Ash bin Wa’il bin
Hasyim bin Sa’id bin Sa’ad al-Qurasyi al-Sahmiy. Bergelar Abu
Muhammad, atau Abdur Rahman, atau Abu Nashir. Dia adalah seorang
sahabat yang mulia. Adalah-nya tidak diragukan lagi berdasarkan
kesepakatan para ahli jarah dan ta’dil. Meninggal dunia di Thaif.
Murid-muridnya
Abdullah bin Abil Huzayl al-Anazy, Abu Abdirrahman Abdullah bin
Yazid, Abdurrahman bin Jubayr al-Mishriy, Abdurrahman bin Hujayrah
al-Khaulaniy, Abdurrahman bin Rafi’ al-Tanwakhiy, Qadhiy Ifriqiyyah,
Abdurrahman bin Syamasah al-Mahriy, dll.
2. Abdullah bin Yazid
Biografi singkat
Abdullah bin Yazid al-Ma’arifiy, Abdurrahman al-Habliy al-Mishriy. Dia
termasuk tabi’in, wafat pada tahun 100 H di Afrika.
Guru-gurunya
Abdullah bin Umar bin al-Khaththab, Abdullah bin Amer bin al-Ash,
Uqbah bin Amir al-Jahniy, dll.
Murid-muridnya
Abdurrahman bin Ziyad bin An’am al-Ifriqiy, Abaydullah bin Abi
Ja’far, Utsman bin Nu’aym al-Ra’ayniy, dll.
Komentar para ulama
Almaziy menukil pendapat Utsman bin Sa’id al-Darimiy yang bersumber
dari Yahya bin Ma’in yang menerangkan bahwa Abdullah bin Yazid
tsiqat. Ibnu Hibban memasukkanya dalam daftar kitab “al-Tsiqât”. Ibnu
hajar mengklasifikannya ke dalam kelompok orang-orang yang tsiqat.
Mulâhazhah: 1. Sanad Hadîts muttashil dengan sebelumnya
2. Perawi Hadîts, Abdullah bin Yazid, orang yang tsiqah
8. 7
3. Abdurrahman bin Ziyad
Biografi singkat
Abdurrahman bin Ziyad bin An’am bin Munabbih al-Sya’baniy, Abu
Ayyub, dikenal juga dengan nama Abu Khalid al-Ifriqiy. Dia termasuk
pembesar tabi’in, wafat tahun 156 H di Afrika.
Guru-gurunya
Abu Abdirrahman Abdullah bin Yazid al-Halabiy, Abdurrahman bin
Rafi’ al-Tanwakhiy, Utbah bin Hamid, dll.
Murid-muridnya
Bakr bin Khuniys al-Kufiy, Bakr bin Amer al-Ma’arifiy, al-Jarud bin
Yazid al-Naysaburiy, dll.
Komentar para ulama
Ibnu Hajar memasukkanya ke dalam klasifikasi orang yang hafalannya
lemah, meskipun dia adalah orang yang salih. Al-Zahabiy menilainya
sebagai orang yang dha’if.
Mulâhazhah: 1. Sanad Hadîts muttashil dengan sebelumnya
2. Perawi Hadîts, Abdurrahman bin Ziyad, dinilai dha’iîf.
4. Bakr bin Khunays
Biografi singkat
Bakr bin Khunays al-Kufiy al-Abid, tinggal di Bagdad, termasuk pembesar
tabi’ tabi’in.
Guru-gurunya
Abdurrahman bin Ziyad bin An’am al-Ifriqiy, Atha’ bin Abi Ribah,
Auf al-A’rabiy, dll.
Murid-muridnya
Daud bin al-Zubruqan, Abu Sulayman Daud bin Hilal al-Nashbiy,
Sullam bin Salam al-Wasithiy, dll.
Komentar para ulama
Menurut Abu Daud dia tidak ada masalah. Al-Maziy meriwayatkan dari
9. 8
Ahmad bin Sa’id bin Maryam dari Yahya bin Ma’in bahwa Daud adalah
pribadi yang salih, tidak ada masalah berat, hanya saja dia mau menerima
hadits dari orang-orang yang berkualitas lemah.
Dalam Tahzib al-Tahzib 1/482 dikutip pendapat al-Ajliy yang mengatakan
bahwa di orang yang tsiqat. Abdullah bin Ali bin al-Madiniy menilai
beliau dha’if. Al-Bazzar berkata tidak kuat. Al-Zahabiy juga menilainya
lemah/wahin.
Mulâhazhah: 1. Sanad Hadîts muttashil dengan sebelumnya
2. Perawi Hadîts, Bakr bin Khunais, dinilai dha’iîf
5. Daud bin al-Zubruqan
Biografi singkat
Daud bin al-Zubruqan al-Raqasyiy, Abu Amr, dan kadang disebut Abu
Umar, al-Bashriy. Dia termasuk tabi’ tabiin pertengahan, wafat setelah
tahun 180 H.
Guru-gurunya
Bakr bin Khunays, Tsabit al-Bananiy, Hajjaj bin Arthat, dll.
Murid-muridnya
Bisy bin Hilal al-Shawaf, Baqiyyah bin al-Walid, Hajjaj bin Ibrahim al-
Azraq
Komentar para ulama
Ibrahim bin Ya’kub al-Jurjaniy menyebut Daud bin al-Zurbruqan dengan
kazzab. Abu Ya’kub dan Syaibah dan Abu Zur’ah menyatakannya sebagai
matruk. Abu daud menilainya dha’if. Al-Nasa’iy mengatakan dia tidak
tsiqat. Ibnu Hajar memasukkanya dalam daftar matruk. Dan al-Azdiy
menilainya kazab.
Mulâhazhah: 1. Sanad Hadîts muttashil dengan sebelumnya
2. Perawi Hadîts, Daud bin Azzubruqan, dinilai dha’iîf
10. 9
6. Bisyr bin Hilal al-Shawaf
Biografi singkat
Bisyr bin Hilal al-Shawaf al-Numayriy, Abu Muhammad al-Abashriy.
Termasuk para pembesar murid tabi’ tabiin. Wafat tahun 247 H.
Guru-gurunya
Daud bin al-Zubruqan, Shalih bin Musa al-Thalhiy, Abdul Aziz bin
Abdushshamad al-Ammiy, dll.
Murid-muridnya
Jama’ah selain Bukhariy, Muslim, Abu Daud, al-Tirmiziy, al-Nasa’iy,
Ibnu Majah, dll.
Komentar para ulama
Al-Nasaiy menilainya tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam daftar
kitab “al-Tsiqat”, Ibnu Hajar juga mengkategorikannya tsiqat. Demikian
juga penilaian beberapa ulama semisal Abu Ali al-Jayaniy.
Mulâhazhah: 1. Sanad Hadîts muttashil dengan sebelumnya
2. Perawi Hadîts, Bisyr bin Hilal Asshawaf, dinilai tsiqah
7. Ibnu Mâjah (Sudah Dikenal Identitasnya)
Kesimpulan Umum Kualitas Hadîts
Dengan melihat data-data setiap perawi, penulis menyimpulkan bahwa
Hadîts ini ditinjau dari ketersambungan (ittishâl) sanadnya termasuk Hadîts
yang muttashil. Sedangkan jika dilihat dari kualitas para perawinya secara
keseluruhan, maka karena ada tiga orang rawi yang dinilai dha’if oleh para
kritikus, disimpulkanlah bahwa Hadîts ini hadis dhaif. Penilaian ini sejalan
dengan pendapat al-Syeikh al-Albani dalam syarah dan takhrij hadits Sunan
Ibnu Mâjah.
7
7
Muhammad Yazid Abu Abdillah al-Qazwainiy, Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Sunan
Ibnu Mâjah, (Baerut: Dar al-Fikr, t.th), j. 1, h. 83.
11. 10
3. Fiqhul Hadîts
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah dari ‘Abdullah bin ‘Amr
diceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah keluar dari salah satu (hujrah)
rumah istri-istrinya, kemudian masuk masjid. Di sana beliau melihat ada dua
halaqah (kelompok orang), salah satu halaqah sedang membaca Alquran seraya
berdoa sementara halaqah yang satunya lagi sedang belajar dan mengajar. Nabi
kemudian bersabda, “Mereka semua melakukan yang baik, satu kelompok
membaca al-Qur’an dan berdoa, itu baik. Jika Allah berkehendak, Dia bisa
mengabulkan atau menolak doa mereka. Sementara yang lainnya sedang belajar
dan mengajar. Aku pun diutus untuk menjadi seorang pendidik.” Kemudian Nabi
pun duduk bersama halaqah pembelajaran”.
Tidak jauh berbeda dengan riwayat Ibnu Mâjah, riwayat al-Dârimiy juga
menjelaskan hal yang sama, hanya saja kelompok halaqah dalam riwayat Ibnu
Mâjah dinamai dengan majlis, dan Hadîts riwayat ini lebih jelas
menginformasikan bahwa yang dipelajari oleh kelompok kedua adalah fiqih dan
ilmu lainnya, dan secara eksplisit Rasulullah SAW menyebut kelompok yang
kedua lebih baik dibanding kelompok pertama. Karena itu beliu kemudian
memilih untuk bergabung bersama para pencari dan pemberi ilmu.
Riwayat al-Bazzâr juga masih senada dengan riwat al-Dârimiy, sedangkan
dalam riwayat al-Thayâlisiy, kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kedua
diungkapkan dengan "yatazâkarun", yaitu berdiskusi atau membahas fiqih.
Penulis menduga bahwa fiqih yang dimaksud dalam tiga riwayat terakhir adalah
fiqih dalam arti dasarnya, yaitu memahami ilmu yang bersumber dari al-Qur'an,
bukan fiqih dalam arti spesifik yang kita kenal sekarang.
Secara singkat Hadis “sesungguhnya aku diutus untuk menjadi seorang
pendidik” meskipun diriwayatkan melalui beberapa jalur sanad, dan dengan
redaksi yang beragam, tetapi semuanya menegaskan bahwa Rasulullah SAW
berfungsi sebagai seorang pendidik, dengan demikian maka perkataan, perbuatan
dan ketetapan Rasulullah SAW adalah teladan yang harus diikuti oleh semua
pendidik, apapun sebutannya.
12. 11
C. KONTEKSTUALISASI DAN IMPLIKASI HADIS DALAM PENDIDIKAN
1. Posisi Rasulullah sebagai Pendidik dalam Islam
Hadis yang menjadi rujukan dalam makalah ini penulis jadikan sebagai
landasan teologis dan idealis bahwa Rasulullah selain sebagai manajer, pemimpin
bisnis, pemimpin keluarga yang harmonis, juru dakwah, pemimpin sosial politik,
pemimpin hukum, dan pemimpin militer, beliau juga seorang pendidik.8
Beliau
berposisi pendidik bukan saja karena peran dan peranan yang beliau jalankan
selama misi kenabiannya, tetapi juga karena beliau secara eksplisit menyatakan
bahwa beliau adalah seorang pendidik.
Muhammad SAW memang seorang yatim yang tidak mendapatkan
pendidikan sekolah yang mengajarkannya baca tulis, namun beliau sangat
menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia.
Beliau tidak pernah mengenyam pendidikan di pusat-pusat pendidikan Yunani
dan diasuh oleh para filosof, namun beliau mampu menjawab berbagai persoalan
manusia. Karena beliau adalah sosok pendidik yang dididik langsung oleh
pendidik sejati dan hakiki, yaitu Allah SWT. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW
bersabda:
ﹶﺃﺩﺑﹺﻨﻲﺭّﹺﺑﻲﹶﻓﹶﺄﺣﺴﻦﺗﹾﺄﺩﻳﹺﺒﻲ
"Sesungguhnya Allah telah mendidikku, dan Ia mendidikku dengan baik,”9
Kedudukan pendidik yang tinggi tersebut merupakam realisasasi ajaran Islam
itu sendiri. Islam memuliakan ilmu pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari
pembelajaran, yang merupakan hasil dari interaksi antara pendidik dan terdidik.
Karena sumber dari segala ilmu itu adalah Allah, maka Rasulullah diutus untuk
menjadi pendidik yang membawa pesan-pesan keilmua tersebut. Intinya pandangan
dan kedudukan pendidik dalam Islam, tidak terlepas dari nilai-nilai kelangitan.10
8
Lebih lanjut baca di antaranya Muhammad Syafii Antonio, Muhammad SAW The Super
Leader Super Manajer, Jakarta: PLM Centre, 2008
9
Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnus Sam'ani dalam Adabul Imla' wal-istamla', dari hadits
Abdullah bin Mas'ud. Juga dikeluarkan oleh al-Askari dalam al-Amtsdl, dinyatakan sahih oleh
Abul Fadhl bin Nashir, dan dinyatakan dha'if oleh yang lainnya.
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 76
13. 12
2. Muhammad SAW adalah Pendidik Living Model
Salah satu faktor penting keberhasilan pendidikan Rasulullah SAW adalah
karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Artinya,
pada diri Rasulullah SAW tercermin semua ajaran al-Qur'an -yang beliau
ajarkan- dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah
Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat
dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam dengan meniru perilaku Rasulullah
SAW. Dalam kaitan ini, maka seluruh perilaku dan sifat-sifat terpuji Rasulullah,
terutama sifat siddîq, tablîgh amânah dan fathânah, haruslah menjadi perilaku
dan sifat-sifat yang melekat pada diri para pendidik muslim.
3. Tuntunan Rasulullah SAW Tentang Beberapa Sifat Pendidik
Seorang guru hendaknya memiliki sifat-sifat tertentu sebagaimana
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang pendidik yang selalu mengajar
umatnya dengan berbagai macam hal. Dalam mengajar, beliau memiliki berbagai
sifat mulia sehingga maksud ajarannya dapat tersampaikan dan diamalkan oleh
murid-muridnya. Berikut beberapa sifat mulia yang patut diamalkan oleh para
pendidik.
1. Ikhlas
Iklash itu terkait dengan niat. Niat itu terletak di dalam hati bukan pada
gambaran luar suatu perbuatan. Ini lah yang menjadi esensi suatu perbuatan yang
akan dinilai oleh Allah SWT karena Allah hanya menerima perbuatan yang
diniatkan dengan ikhlas. Rasulullah SAW bersabda,
ﱠﻥﹺﺇﻪﱠﻠﺍﻟﹶﻻﺮﹸﻈﻨﻳﹶﻰﻟﹺﺇﻢﹸﻛﹺﺭﻮﺻﻢﹸﻜﻟﺍﻮﻣﹶﺃﻭﻦﻜﹶﻟﻭﺮﹸﻈﻨﻳﹶﻰﻟﹺﺇﻢﹸﻜﹺﺑﹸﻮﻠﹸﻗﻢﹸﻜﻟﺎﻤﻋﹶﺃﻭ
"Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada tubuh dan rupa kamu,
akan tetapi dia memandang kepada hati [kualitas niat] dan amal-amal kamu."11
11
Shahih Muslim no. 2564 kitab al-Birru wa al-Adab, HR Ahmad II: 285 dan HR. Ibnu
Mâjah no. 4143 bab al-qana'ah.
14. 13
2. Jujur
Jujur adalah penyelamat bagi pendidik di dunia dan di akhirat.
Bohong kepada murid akan menghalangi penerimaan dan menghilangkan
kepercayaan. Bohong pengaruhnya sampai kepada masyarakat dan tidak
terbatas pada orang yang melakukannya. Sifat ini penting bagi pendidik
didasarkan sabda Rasulullah SAW,
ﻋﹶﻠﻴﹸﻜﻢﹺﺑّﺼﺎﻟﺪﹺﻕ؛ﹶﻓﹺﺈﱠﻥّﺼﺍﻟﺪﻕﻳﻬﺪﻱﹺﺇﹶﻟﻰﹾﻟﺍﹺﺒّﹺﺮ،ﻭﹺﺇﱠﻥﹾﻟﺍﹺﺒﺮﻳﻬﺪﻱﹺﺇﹶﻟﻰﹾﻟﺍﺠﻨﺔ،ﻭﻣﺎﻳﺰﺍﻝ
ﺮﺍﻟﺟﹸﻞﻳﺼﺪﻕﻭﻳﺘﺤﺮﻯّﺼﺍﻟﺪﻕﺣﺘﻰﻳﹾﻜﺘﺐﻋﻨﺪِﷲﺍﺻّﺪﻳﹰﺎﻘ،ﻭﹺﺇﻳﹸﻛﺎﻢﻭﹾﻟﺍﻜﹾﺬﺏ،ﹶﻓﹺﺈﱠﻥ
ﹾﻟﺍﻜﹾﺬﺏﻳﻬﺪﻱﹺﺇﹶﻟﻰﺍﹾﻟﹸﻔﺠﻮﹺﺭ،ﻭﹺﺇﱠﻥﹾﻟﺍﹸﻔﺠﻮﺭﻳﻬﺪﻱﹺﺇﹶﻟﻰﻨﺍﻟﹺﺭﺎ،ﻭﻣﺎﻳﺰﹸﻝﺍﺮﺍﻟﺟﹸﻞﻳﹾﻜﺬﺏ
ﻭﻳﺘﺤﺮﻯﹾﻟﺍﻜﹾﺬﺏﺣﺘﻰﻳﹾﻜﺘﺐﻋﻨﺪِﷲﺍﹶﻛﱠﺬﹰﺎﺍﺑ
"Sesungguhnya kebenaran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu
menunjukkan pada surga. Dan sesungguhnya seseorang itu berlaku jujur (benar)
hingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang shiddiq. Dan sesungguhnya
dusta itu menunjukkan kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan menunjukkan
pada neraka. Dan sesungguhnya seseorang itu berbuat dusta hingga ditulis di sisi
Allah sebagai pendusta."12
3. Adil dan Egaliter
Betapa agungnya sikap adil, sebagaimana Allah SWT memerintahkan untuk
bersikap adil dan mewajibkan hamba-Nya untuk berlaku adil terhadap kerabat dekat
ataupun jauh, juga terhadap musuh sekalipun. Mewujudkan sikap adil dan
menyamakan hak setiap murid sangat penting karena sikap tersebut akan
menebarkan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Rasulullah SAW
bersabda,
ﱠﻥﹺﺇﺐﺣﹶﺃﹺﺱﺎﻨﺍﻟﹶﻰﻟﹺﺇﺍﷲﻡﻮﻳﺔﻣﺎﻴﻘﹾﻟﺍ،ﻢﻬﺑﺮﹾﻗﹶﺃﻭﻲﻨﻣﺎﺴﻠﺠﻣ،ﻡﺎﻣﹺﺇﹲﻝﺩﺎﻋ،ﱠﻥﹺﺇﻭﺾﻐﺑﹶﺃ
ﹺﺱﺎﻨﺍﻟﹶﻰﻟﹺﺇﺍﷲﻡﻮﻳﺔﻣﺎﻴﻘﹾﻟﺍ،ﻢﻫﺪﺷﹶﺃﻭﺎﺑﹶﺍﺬﻋ،ﻡﺎﻣﹺﺇﺮﺋﺎﺟ.
12
Shahih Bukhari, no. 6094, Shahih Muslim No. 2607, H.R. Abu Daud No. 4989 dan
Hadits riwayat Tirmidzi no. 1971
15. 14
"Manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat adalah pemimpin yang
adil, dan manusia yang paling dibenci Allah dan mendapat siksa yang pedih
pada hari kiamat adalah pemimpin yang zhalim.”13
4. Berperangai Tidak Kasar/Lembut
Sikap tidak kasar adalah sikap yang terpuji yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik. Ucapan yang baik, senyuman, dan raut muka yang berseri dapat
menghilangkan jarak yang membatasi antara seorang guru dengan muridnya. Sikap
kasih dan sayang, serta kelapangan hati seorang pendidik akan dapat menangani
kebodohan seorang murid. Sabda Rasulullah SAW,
ﱠﻥﹺﺇﻪﱠﻠﺍﻟﻖﻴﻓﺭﺐﺤﻳﻖﹾﻓﺮﺍﻟﻲﻄﻌﻳﻭﻪﻴﹶﻠﻋﺎﻣﹶﻻﻲﻄﻌﻳﹶﻰﻠﻋﻒﻨﻌﹾﻟﺍ،ﱠﻥﹺﺇﻪﱠﻠﺍﻟﺐﺤﻳﻖﹾﻓﺮﺍﻟﻲﻓ
ﹾﺍَﻷﹺﺮﻣ
"Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan dalam segala
sesuatu."14
Termasuk dalam pendidikan tentunya.
5. Tawadhu’
Dampak dari sifat tawadhu bukan hanya dirasakan oleh seorang
pendidik, tetapi juga akan dirasakan oleh para murid. Sifat ini akan memberikan
dampak yang positif bagi diri mereka. Sifat tawadhu dapat menghancurkan batas
yang menghalangi antara seorang guru dengan muridnya. Rasulullah SAW
bersabda,
ﱠﻥﹺﺇﻪﱠﻠﺍﻟﻰﺣﻭﹶﺃﻲﹶﻟﹺﺇﹾﻥﹶﺃﻮﺍﻌﺿﺍﻮﺗﻰﺘﺣﹶﻻﺮﺨﹾﻔﻳﺪﺣﹶﺃﹶﻰﻠﻋﺪﺣﹶﺃﹶﻻﻭﹺﻎﺒﻳﺪﺣﹶﺃﹶﻰﻠﻋﺪﺣﹶﺃ
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu
sehingga seseorang tidak bersikap sombong pada yang lainnya dan tidak
menzholimi satu sama lainnya."15
13
HR. Tirmidzi no. 1329. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan
gharib dan HR. Ahmad III: 22 dan 55.. Hadis ini digunakan menjadi landasan karena pendidik
adalah pemimpin dalam pembelajarannya.
14
Shahih Muslim no. 2593 dan 2594 kitab al-birru wa al-shillah, HR. Abu Dawud no. 2478
kitab alJihaddan no. 4808 kitab al-Adab dan HR. Ahmad VI: 58, 112, 125, 171, 206 dan 222 dari
'Aisyah r.a.
15
HR Muslim no. 7210 kitab al fannah, HR. Abu Dawud no. 4891 kitab al-adab dan HR.
Ibnu Mâjah no. 270 bab al-bara'ah min al-kibru wa al-tawadhu'.
16. 15
6. Berani
Sifat berani adalah tuntutan yang seharusnya dipenuhi oleh setiap guru.
Mengakui kesalahan tidak akan mengurangi harga diri seseorang. Bahkan sikap seperti
itu akan mengangkat derajatnya, sekaligus bukti keberanian yang dimilikinya.
Berani bukan saja dalam mengungkapkan kebenaran atau menegur prilaku siswa
yang bermoral rendah atau berakhlak buruk, tetapi juga dalam mengakui
kekurangan guru. Rasulullah SAW bersabda,
ﻦﻣﹶﻞﺘﹸﻗﹶﻥﻭﺩﻪﻟﺎﻣﻮﻬﹶﻓﺪﹺﻴﻬﺷﻦﻣﻭﹶﻞﺘﹸﻗﹶﻥﻭﺩﻪﻠﻫﹶﺃﻭﹶﺃﹶﻥﻭﺩﻪﻣﺩﻭﹶﺃﹶﻥﻭﺩﻪﹺﻨﻳﺩﻮﻬﹶﻓﺪﹺﻴﻬﺷ
"Siapa saja yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid, siapa saja
yang terbunuh karena membela dirinya maka dia syahid. Siapa pun yang terbunuh
karena membela agamanya maka dia syahid. Siapa pun yang terbunuh karena
membela keluarganya maka dia syahid."16
7. Jiwa Humor yang Sehat
Dampak positif yang ditimbulkan dari senda gurau adalah terciptanya
suasana nyaman di ruangan kelas, halaqah atau pertemuan tertentu. Humor yang
sehat dapat menghilangkan rasa jenuh yang menghinggapi para murid, tetapi
jelas dengan memperhatikan larangan untuk tidak berlebih-lebihan dalam bersenda
gurau, agar pelajaran yang hendak dicapai tidak keluar dari yang dicita-citakan
dan tidak menghilangkan faedah yang diharapkan.
ﱠﻥﹶﺃﹰﻼﺟﺭﻰﺗﹶﺃﻲﹺﺒﻨﺍﻟﱠﻰﻠﺻﻪﱠﻠﺍﻟﻪﻴﹶﻠﻋﻢﱠﻠﺳﻭﹶﻝﹶﺎﻘﹶﻓﺎﻳﹶﻝﻮﺳﺭﻪﱠﻠﺍﻟﹺﻲﻨﹾﻠﻤﺣﺍ،ﹶﻝﹶﺎﻗﻲﹺﺒﻨﺍﻟﱠﻰﻠﺻ
ﻪﱠﻠﺍﻟﻪﻴﹶﻠﻋﻢﱠﻠﺳﻭﺎﻧﹺﺇﻙﹸﻮﻠﻣﺎﺣﹶﻰﻠﻋﻭﺪﹶﻟﺔﹶﻗﺎﻧﹶﻝﹶﺎﻗﺎﻣﻭﻊﻨﺻﹶﺃﺪﹶﻟﻮﹺﺑﺔﹶﻗﺎﻨﺍﻟﹶﻝﹶﺎﻘﹶﻓﻲﹺﺒﻨﺍﻟﱠﻰﻠﺻ
ﻪﱠﻠﺍﻟﻪﻴﹶﻠﻋﻢﱠﻠﺳﻭﹾﻞﻫﻭﺪﻠﺗﹶﻞﹺﺑﹺﺈﹾﻟﺍﱠﻻﹺﺇﻕﻮﻨﺍﻟ
Seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW lalu berkata, "Ya
Rasulullah bawalah aku." Kemudian Rasulullah SAW menjawab, "Aku akan
membawamu di atas anak unta." Lelaki itu bertanya (penuh heran), "Bagaimana
16
HR. Tirmidzi no. 1418 dan 1421 kitab al-diyydt, HR. Abu Dawud no. 4772 kitab al-
Sunnah, HR. Nasai', VII: 115-116 kitab Tahrim al-damm, HR. Ibnu Mâjah no. 2580 kitab al-
hudud dan HR. Ahmad I: 190. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan
shahih.
17. 16
aku akan dibawa oleh seekor anak unta?" Kemudian Nabi menjawab, "Bukankah
unta itu dilahirkan dalam bentuk anak unta juga!"17
8. Sabar dan Menahan Amarah
Kesabaran adalah alat yang paling baik bagi kesuksesan seorang
pendidik. Amarah akan menyebabkan hilangnya kontrol diri dan lemah dalam
melihat kebenaran. Dampak amarah yang tidak terkontrol sangatlah menghinakan.
Kekuatan seorang guru tersembunyi pada bagaimana ia mampu
mengendalikan amarahnya ketika terjadi sesuatu yang membuatnya marah, dan
bagaimana ia mampu menguasai akal sehatnya. Rasulullah SAW bersabda,
ﺲﻴﹶﻟﺪﻳﺪﺸﺍﻟﺔﻋﺮﺼﹺﺎﻟﺑﺎﻤﻧﹺﺇﺪﻳﺪﺸﺍﻟﻱﺬﱠﻟﺍﻚﻠﻤﻳﻪﺴﹾﻔﻧﺪﻨﻋﹺﺐﻀﻐﹾﻟﺍ
"Seorang [pendidik] yang hebat bukanlah yang memenangkan pergulatan fisik, tapi
seorang [pendidik] yang hebat itu adalah yang bisa menguasai dirinya ketika
marah "18
9. Mengontrol Lisan
Ejekan dan hinaan hanya akan menyebabkan jatuhnya harkat dan derajat
orang yang dihina. Hal ini akan menimbulkan adanya rasa permusuhan dan
kemarahan. Sifat ini akan lebih menghinakan apabila dimiliki seorang guru.
Sabda Rasulullah SAW,
ﻦﻣﹶﻥﹶﺎﻛﻦﻣﺆﻳﻪﱠﻠﹺﺎﻟﺑﹺﻡﻮﻴﹾﻟﺍﻭﹾﺍﻵﹺﺮﺧﹾﻞﹸﻘﻴﹾﻠﹶﻓﺍﺮﻴﺧﻭﹶﺃﺖﻤﺼﻴﻟ
"Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang
baik atau diam."19
17
HR. Tirmidzi dalam Shahih al-Jami' no. 1991 dan 3605, HR. Ahmad, III: 267, & Abu
Dawud no. 4998. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa status hadits mi adalah hasan shahih
kemudian dishahihkan oleh AI-Bani.
18
Shahih Muslim No. 2609 kitab al-Birru wa al-shillah wa al-adab, Shahih Al-
AI-Bukhari No. 6114 dan HR. Ahmad II: 236.
19
Shahah Al-Al-Bukhari No. 5672 kitab al-A dab dan Shahih Muslim No. 47 kitab
al-iman.
18. 17
10. Sinergi dan Musyawarah
Bermusyawarah dapat membantu seorang guru dalam menghadapi suatu
permasalahan atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat orang lain
tidak menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan seseorang. Bahkan
sikap tersebut merupakan pertanda tingginya tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan
seseorang.
Lebih dari itu, bermusyawarah dapat mendekatkan seseorang kepada
kebenaran. Sedangkan meninggalkannya hanya akan menjauhkan diri dari
kebenaran. Abu Hurairah berkata,
ﺎﻣﺖﻳﹶﺃﺭﺍﺪﺣﹶﺃﺮﹶﺜﹾﻛﹶﺃﹰﺓﺭﻮﺸﻣﻪﹺﺑﺎﺤﺻﹶﺄﻟﻦﻣﹺﻝﻮﺳﺭﻪﱠﻠﺍﻟﱠﻰﻠﺻﻪﱠﻠﺍﻟﻪﻴﹶﻠﻋﻢﱠﻠﺳﻭ
"Aku tidak melihat seorang pun yang paling banyak bermusyawarah, kecuali
Rasulullah."20
11. Disiplin
Disiplin adalah kunci sukses seorang pendidik, sebab dalam disiplin akan
tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun
belajar, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan
agama dan jauh dari sifat putus asa. Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya
disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa maupun kehidupan bernegara.
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama.
Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Demikian pentingnya
waktu sehingga berbagai bangsa menyatakan penghargan terhadap waktu.
Peribahasa Arab mengatakan “Waktu adalah pedang.” Dalam sebuah hadits qudsi
dijelaskan, "Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru-seru: "Wahai anak
Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan
kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak
kembali lagi sehingga hari pengadilan". (H.R. Turmudzi).
20
H.R Tirmidzi, No. 1714
19. 18
D. PENUTUP
Sebenarnya masih banyak sifat-sifat yang diteladankan oleh Rasulullah
SAW. Sifat-sifat tersebut mengacu kepada ciri-ciri orang Islam yang ideal dan
holistik (paripurna). Buah dari aplikasi sifat tersebut adalah Muhammad SAW
menjadi salah satu tokoh pendidikan dunia. meskipun beliau adalah seorang
yang ummi. Pemahaman seperti ini berimplikasi pentingnya penanaman dan
pengembangan sifat-sifat terpuji pada diri setiap pendidik muslim.
Kedudukan Rasulullah sebagai pendidik ideal dalam pendidikan Islam,
dapat dilihat dari peranannya yang sangat luar biasa dalam pengelolaan dan
pengembangan sistem pendidikan, meskipun dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang sangat sederhana, ia telah berhasil "menelurkan" out put yang
berkualitas. Dalam waktu yang relatif singkat, bangsa Arab yang pada
mulanya hidup dalam kejahiliahan dan kegelapan menjadi negara berdaulat,
berperadaban tinggi, bahkan telah menghantar bangsa Arab menjadi negara
adikuasa
Salah satu kunci keberhasilan pendidikan beliau adalah sifat-sifat yang beliau
miliki. Sifat-sifat yang mulia tersebut menjadikan beliau living model yang ditiru
oleh murid-murid beliau yang juga hebat seperti beliau. Dengan demikian,
pembenahan dalam persoalan pendidikan kita saat ini salah satunya bisa dilakukan
dengan mereformasi perilaku dan sifat-sifat para pendidik. Yakni dengan meneladi
sifat-sifat rasul sebagai pendidik yang holistik dan ideal. Penerimaan/pengangkatan
seorang pendidik formal, juga hendaknya didasarkan pada keterpenuhan syarat
kriteria sifat pendidik muslim yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Jika saat ini kita sedang menggiatkan peningkatan kualitas pendidikan
dengan memperbaiki pendidikan karakter siswa, maka yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah memperbaiki karakter para pendidik yang akan menjadi panutan, yang
ditiru dan dan digugu oleh murid-muridnya. Wallâhu A’lam bish Shawâb
20. 19
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad Syafii, (2008) Muhammad SAW The Super Leader Super
Manajer, Jakarta: PLM Centre.
al-Asqalaniy, Ibnu Hajar, Tahdzîb al-Tahdzîb, Mashdar al-Kitab: Mauqi' Ya'kub
Kutub al-Tis’ah
Maktabah Syamilah, edisi. 2.1
al-Maziy, Yusuf bin al-Zakiy Abdurrahman Abu al-Hajjaj, (1400 M/1980 H)
Tahdzîb al-Kamâl, Baerut: Mu'assasah al-Risalah.
Nizar, Samsul, (Ed.), (2009) Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Cet. 3.
al-Nahlawi, Abdurrahman, (1992) Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan
Islam, Bandung:: CV Diponegoro,1992.
Ramayulis, (2010) Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Cet 8.
Sayadi, Wajidi, (2009) Hadis Tarbawi, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Tafsir, Ahmad, (2008) Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet 3.
_________, (2010) Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet 9.