SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
KECERDASAN BUATAN
(ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
PERTEMUAN 4-5-6
PENGENALAN KECERDASAN BUATAN
 Hal penting dalam menentukan keberhasilan
sistem cerdas adalah kesuksesan dalam
pencarian
 Pada dasarnya ada 2 Teknik pencarian :
A. Pencarian buta (blind search) :
1. Pencarian melebar pertama
(Breadth – First Search)
2. Pencarian mendalam pertama
(Depth – First Search)
B. Pencarian terbimbing (heuristic search) :
1. Pendakian Bukit (Hill Climbing)
2. Pencarian Terbaik Pertama (Best First Search)
1. Pencarian Melebar Pertama
(Breadth – First Search)
• Semua node pada level n akan dikunjungi
terlebih dahulu sebelum mengunjungi
node-node pada level n+1. pencarian
dimulai dari node akar terus ke level 1 dari
kiri ke kanan, kemudian berpindah ke level
berikutnya dari kiri ke kanan hingga solusi
ditemukan.
Gambar
disamping
merupakan
gambar
pencarian
dengan BFS
 Algoritma :
1. Buat suatu variabel Node_List dan
tetapkan sebagai keadaan awal
2. Kerjakan langkah-langkah berikut ini
sampai tujuan tercapai atau node_list
dalam keadaan kosong:
a. Hapus elemen pertama dari
Node_List sebut dengan nama E,
Jika Node_List kosong, keluar.
b. Pada setiap langkah yang aturannya
cocok dengan E, kerjakan:
i. Aplikasikan aturan tersebut untuk
membentuk suatu keadaan baru
ii Jika keadaan awal adalah tujuan
yang diharapkan, sukses dan keluar
Iii Jika Tidak, tambahkan keadaan
awal yang baru tersebut pada akhir
Node_List.
Keuntungan :
- Tidak akan menemui jalan buntu
- Jika ada 1 solusi, maka BFS
akan menemukannya, Dan jika
ada lebih dari 1 solusi, maka
solusi minimum akan ditemukan.
Kelemahan :
- Membutuhkan memori yang
cukup banyak karena
menyimpan semua node dalam
satu pohon
- Membutuhkan waktu yang
cukup lama, karena akan
menguji n level untuk
mendapatkan solusi pada level
yang ke (n+1)
Proses pencarian dilakukan pada
semua anaknya sebelum dilakukan
pencarian ke node-node yang selevel.
Pencarian dimulai dari node akar ke
level yang lebih tinggi. Proses diulangi
terus hingga ditemukan solusi.
• Keterangan di
atas dapat
diperlihatkan
pada gambar
disamping ini
 Algoritma :
1. Jika keadaan awal merupakan
tujuan, keluar (sukses)
2. Jika tidak, kerjakan langkah-langkah
berikut ini sampai tercapai keadaan
sukses atau gagal :
a. Bangkitkan succesor E dari
keadaan awal. Jika tidak ada
succesor, maka akan terjadi
kegagalan.
b. Panggil DFS dengan E sebagai
keadaan awal
c. Jika sukses berikan tanda sukses.
Namun jika tidak, ulangi langkah 2
Keuntungan :
- Membutuhkan memori relatif
kecil, karena hanya node-node
pada lintasan yang aktif saja
yang disimpan
-Secara kebetulan, akan
menemukan solusi tanpa harus
menguji lebih banyak lagi
dalam ruang keadaan
Kelemahan :
- Memungkinkan tidak
ditemukannya tujuan yang
diharapkan
- Hanya mendapat 1 solusi pada
setiap pencarian
Pencarian Heuristik
• Kelemahan blind search :
– Waktu akses lama
– Memori yang dibutuhkan besar
– Ruang masalah besar – tidak cocok – karena
keterbasan kecepatan komputer dan memori
• Solusi - Pencarian heuristik
• Pencarian heuristik
– sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam
proses pencarian, namum dg kemungkinan
mengorbankan kelengkapan (completeness).
– menggunakan suatu fungsi yang menghitung biaya
perkiraan / estimasi dari suatu simpul tertentu menuju
ke simpul tujuan (disebut fungsi heuristik)
Contoh
• Kasus 8-puzzle
– Ada 4 operator :
• Ubin kosong digeser ke kiri
• Ubin kosong digeser ke kanan
• Ubin kosong digeser ke bawah
• Ubin kosong digeser ke atas
STIKOM Artha Buana
Contoh
• Diberikan informasi khusus :
– Untuk jumlah ubin yang menempati posisi
(urutan) yang benar (h)
– Jumlah yang lebih banyak adalah yang lebih
diharapkan (lebih baik)
14STIKOM Artha Buana
JumlahUbin Yg Benar
Contoh
• Diberikan informasi khusus :
– Untuk jumlah ubin yang menempati posisi
yang salah
– Jumlah yang lebih kecil adalah yang
diharapkan (lebih baik)
Jumlah Ubin Yg Salah
Contoh
• Menghitung total gerakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan
• Jumlah yang lebih kecil adalah yang
diharapkan (lebih baik)
Pencarian Heuristik
Berikut ini, sekilas metode yang tergolong
heuristic search :
1.Simple HC
2.Steepest-Ascent HC
3.Best First Search
Pencarian ke- Lintasan Panjang
Lintasan
Lintasan Terpilih Panjang
Lintasan
Terpilih
1 ABCD 19 ABCD 19
2 ABDC 18 ABDC 18
3 ACBD 12 ACBD 12
4 ACDB 13 ACBD 12
5 ADBC 16 ACBD 12
Dst…
Hill Climbing (HC)
• Menyelesaikan masalah yang mempunyai
beberapa solusi
• Ada solusi yang lebih baik daripada solusi
lain
• Contoh : Traveling Salesman Problem (TSP)
– Seorang salesman ingin mengunjungi n kota.
– Jarak antara tiap-tiap kota sudah diketahui.
– Kita ingin mengetahui rute terpendek dimana setiap
kota hanya boleh dikunjungi tepat 1 kali.
– Misal ada 4 kota dg jarak antara tiap-tiap kota seperti
berikut ini :
Hill Climbing
• Solusi – solusi yang mungkin dg
menyusun kota-kota dalam urutan abjad,
misal :
– A – B – C – D : dg panjang lintasan (=19)
– A – B – D – C : (=18)
– A – C – B – D : (=12)
– A – C – D – B : (=13)
– dst
Simple Hill Climbing
• Ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan
yang mungkin.
• Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota
yang bersebelahan.
• Fungsi heuristik yang digunakan adalah panjang lintasan
yang terjadi.
• Operator yang akan digunakan adalah menukar urutan
posisi 2 kota dalam 1 lintasan. Bila ada n kota, dan ingin
mencari kombinasi lintasan dg menukar posisi urutan 2
kota, maka akan didapat sebanyak :
Simple Hill Climbing
• 6 kombinasi tsb digunakan sbg operator :
– Tukar 1,2 = menukar urutan posisi kota ke – 1 dg kota ke – 2
– Tukar 2,3 = menukar urutan posisi kota ke – 2 dg kota ke – 3
– Tukar 3,4 = menukar urutan posisi kota ke – 3 dg kota ke – 4
– Tukar 4,1 = menukar urutan posisi kota ke – 4 dg kota ke – 1
– Tukar 2,4 = menukar urutan posisi kota ke – 2 dg kota ke – 4
– Tukar 1,3 = menukar urutan posisi kota ke – 1 dg kota ke – 3
Simple Hill Climbing
• Keadaan awal, lintasan ABCD (=19).
• Level pertama, hill climbing mengunjungi BACD (=17), BACD (=17) <
ABCD (=19), sehingga BACD menjadi pilihan selanjutnya dg operator
Tukar 1,2
• Level kedua, mengunjungi ABCD, karena operator Tukar 1,2 sudah dipakai
BACD, maka pilih node lain yaitu BCAD (=15), BCAD (=15) < BACD (=17)
• Level ketiga, mengunjungi CBAD (=20), CBAD (=20) > BCAD (=15), maka
pilih node lain yaitu BCDA (=18), pilih node lain yaitu DCAB (=17), pilih
node lain yaitu BDAC (=14), BDAC (=14) < BCAD (=15)
• Level keempat, mengunjungi DBAC (=15), DBAC(=15) > BDAC (=14),
maka pilih node lain yaitu BADC (=21), pilih node lain yaitu BDCA (=13),
BDCA (=13) < BDAC (=14)
• Level kelima, mengunjungi DBCA (=12), DBCA (=12) < BDCA (=13)
• Level keenam, mengunjungi BDCA, karena operator Tukar 1,2 sudah
dipakai DBCA, maka pilih node lain yaitu DCBA, pilih DBAC, pilih ABCD,
pilih DACB, pilih CBDA
• Karena sudah tidak ada node yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil
dibanding nilai heuristik DBCA, maka node DBCA (=12) adalah lintasan
terpendek (SOLUSI)
Algoritma Simple Hill Climbing
• Evaluasi state awal, jika state awal sama dg tujuan, maka proses
berhenti. Jika tidak sama dg tujuan maka lanjutkan proses dg
membuat state awal sebagai state sekarang.
• Kerjakan langkah berikut sampai solusi ditemukan atau sampai
tidak ada lagi operator baru yang dapat digunakan dalam state
sekarang:
– Cari sebuah operator yang belum pernah digunakan dalam state
sekarang dan gunakan operator tersebut untuk membentuk state
baru.
– Evaluasi state baru.
• Jika state baru adalah tujuan, maka proses berhenti
• Jika state baru tersebut bukan tujuan tetapi state baru lebih
baik daripada state sekarang, maka buat state baru menjadi
state sekarang.
• Jika state baru tidak lebih baik daripada state sekarang,
maka lanjutkan kelangkah sebelumnya.
Steepest Hill Climbing
• Mirip dg simple hill climbing
• Perbedaannya dg simple hill climbing :
– semua suksesor dibandingkan, dan yang
paling dekat dg solusi yang dipilih
– Pada simple hill climbing, node pertama yang
jaraknya terdekat dg solusi yang dipilih
• Keadaan awal, lintasan ABCD (=19).
• Level pertama, hill climbing memilih nilai heuristik terbaik
yaitu ACBD (=12) sehingga ACBD menjadi pilihan
selanjutnya.
• Level kedua, hill climbing memilih nilai heuristik terbaik,
karena nilai heuristik lebih besar dibanding ACBD, maka
hasil yang diperoleh lintasannya tetap ACBD (=12)
Steepest Hill Climbing
• Evaluasi keadaan awal (Initial State). Jika keadaan awal
sama dg tujuan (Goal state) maka kembali pada initial
state dan berhenti berproses. Jika tidak maka initial state
tersebut jadikan sebagai current state.
• Mulai dg current state = initial state.
• Dapatkan semua pewaris (successor) yang dapat
dijadikan next state pada current statenya dan evaluasi
successor tersebut dg fungsi evaluasi dan beri nilai pada
setiap successor tersebut.
• Jika salah satu dari successor tersebut mempunyai nilai
yang lebih baik dari current state maka jadikan
successor dg nilai yang paling baik tersebut sebagai new
current state.
• Lakukan operasi ini terus menerus hingga tercapai
current state = goal state atau tidak ada perubahan pada
current statenya.
Best First Search
• Kombinasi dari metode depth first search dan
breadth first search
• Pada best first search, pencarian diperbolehkan
mengunjungi node di lebih rendah, jika ternyata
node di level lebih tinggi memiliki nilai heuristik
lebih buruk.
• Fungsi Heuristik yang digunakan merupakan
prakiraan (estimasi) cost dari initial state ke goal
state, yang dinyatakan dg :
– f’(n) = g(n) + h’(n)
– f’ = Fungsi evaluasi
– g = cost dari initial state ke current state
– h’ = prakiraan cost dari current state ke goal state
Contoh
4 3
35 3
2 5
Algoritma
• Buat sebuah antrian, inisialisasi node
pertama dg root dari tree
• Bila node pertama, jika ≠ GOAL, node
dihapus dan diganti dg anak-anaknya.
Selanjutnya keseluruhan node yang ada
diurutkan
• Bila node pertama = GOAL, selesai

More Related Content

What's hot

Metode pencarian heuristik
Metode pencarian heuristikMetode pencarian heuristik
Metode pencarian heuristikBaguss Chandrass
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanSherly Uda
 
Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antaraGunawan Manalu
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataBanta Cut
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayesdedidarwis
 
Aturan produksi Finite State Automata
Aturan produksi Finite State AutomataAturan produksi Finite State Automata
Aturan produksi Finite State AutomataMateri Kuliah Online
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automataahmad haidaroh
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritsaid zulhelmi
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsiSiti Khotijah
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08KuliahKita
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanBuhori Muslim
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 

What's hot (20)

Metode pencarian heuristik
Metode pencarian heuristikMetode pencarian heuristik
Metode pencarian heuristik
 
Jawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihanJawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihan
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antara
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Regula falsi
Regula falsiRegula falsi
Regula falsi
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayes
 
Aturan produksi Finite State Automata
Aturan produksi Finite State AutomataAturan produksi Finite State Automata
Aturan produksi Finite State Automata
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Algoritma brute force
Algoritma brute forceAlgoritma brute force
Algoritma brute force
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskrit
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatan
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
TURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGITURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGI
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
2 ruang keadaan
2 ruang keadaan2 ruang keadaan
2 ruang keadaan
 

Similar to AI Pencarian

MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptx
MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptxMKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptx
MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptxDidik56
 
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutan
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutanPertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutan
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutanEndang Retnoningsih
 
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02Nanank Darey
 
Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)Farichah Riha
 
Dw 3-intelijensi buatan2
Dw 3-intelijensi buatan2Dw 3-intelijensi buatan2
Dw 3-intelijensi buatan2Dian Sari
 
Teknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikTeknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikHerman Celamanya
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanAli Nardi
 
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxKECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxFebriSugandi1
 
Teknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikTeknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikHerman Celamanya
 
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdfKecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdfHendroGunawan8
 
Teknik Optimasi TSP
Teknik Optimasi TSPTeknik Optimasi TSP
Teknik Optimasi TSPPamor Gunoto
 

Similar to AI Pencarian (18)

MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptx
MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptxMKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptx
MKB3462-Kecerdasan-Buatan_4_Heuristic-Search_v2.pptx
 
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutan
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutanPertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutan
Pertemuan 05 Teknik Pencarian (Search) -lanjutan
 
Ai 2
Ai 2Ai 2
Ai 2
 
Teknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikTeknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristik
 
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02
Metodepencarianheuristik 121108094422-phpapp02
 
Searching
SearchingSearching
Searching
 
Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)
 
Dw 3-intelijensi buatan2
Dw 3-intelijensi buatan2Dw 3-intelijensi buatan2
Dw 3-intelijensi buatan2
 
Pertemuan 05
Pertemuan 05Pertemuan 05
Pertemuan 05
 
Teknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikTeknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristik
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakan
 
Materi4 searching
Materi4 searchingMateri4 searching
Materi4 searching
 
AI_20111003
AI_20111003AI_20111003
AI_20111003
 
Tugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching aiTugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching ai
 
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxKECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
 
Teknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristikTeknik pencarian heuristik
Teknik pencarian heuristik
 
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdfKecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
 
Teknik Optimasi TSP
Teknik Optimasi TSPTeknik Optimasi TSP
Teknik Optimasi TSP
 

More from Endang Retnoningsih

Penggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellPenggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellEndang Retnoningsih
 
2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contentsEndang Retnoningsih
 
1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internetEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siPertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehousePertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehousePertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehousePertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehousePertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiPertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Endang Retnoningsih
 

More from Endang Retnoningsih (20)

Penggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellPenggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik Excell
 
2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents
 
2.pengenalan word
2.pengenalan word2.pengenalan word
2.pengenalan word
 
1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet
 
Pertemuan 2 manajemen proyek si
Pertemuan 2 manajemen proyek siPertemuan 2 manajemen proyek si
Pertemuan 2 manajemen proyek si
 
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siPertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
 
Pertemuan 14 Presentasi
Pertemuan 14 PresentasiPertemuan 14 Presentasi
Pertemuan 14 Presentasi
 
Pertemuan 13 Presentasi
Pertemuan 13 PresentasiPertemuan 13 Presentasi
Pertemuan 13 Presentasi
 
Pertemuan 12 Presentasi
Pertemuan 12 PresentasiPertemuan 12 Presentasi
Pertemuan 12 Presentasi
 
Pertemuan 11 Kualitas Data
Pertemuan 11 Kualitas DataPertemuan 11 Kualitas Data
Pertemuan 11 Kualitas Data
 
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehousePertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
 
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehousePertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
 
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehousePertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
 
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehousePertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
 
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiPertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
 
Pertemuan 3 Data Multi Dimensi
Pertemuan 3 Data Multi DimensiPertemuan 3 Data Multi Dimensi
Pertemuan 3 Data Multi Dimensi
 
Pertemuan 2 Konsep Dasar DW
Pertemuan 2 Konsep Dasar DWPertemuan 2 Konsep Dasar DW
Pertemuan 2 Konsep Dasar DW
 
Pertemuan 1 Pengantar DW
Pertemuan 1 Pengantar DWPertemuan 1 Pengantar DW
Pertemuan 1 Pengantar DW
 
Pertemuan 13 Robotic
Pertemuan 13 RoboticPertemuan 13 Robotic
Pertemuan 13 Robotic
 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

AI Pencarian

  • 1. KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) PERTEMUAN 4-5-6 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN
  • 2.  Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian  Pada dasarnya ada 2 Teknik pencarian : A. Pencarian buta (blind search) : 1. Pencarian melebar pertama (Breadth – First Search) 2. Pencarian mendalam pertama (Depth – First Search) B. Pencarian terbimbing (heuristic search) : 1. Pendakian Bukit (Hill Climbing) 2. Pencarian Terbaik Pertama (Best First Search)
  • 3. 1. Pencarian Melebar Pertama (Breadth – First Search) • Semua node pada level n akan dikunjungi terlebih dahulu sebelum mengunjungi node-node pada level n+1. pencarian dimulai dari node akar terus ke level 1 dari kiri ke kanan, kemudian berpindah ke level berikutnya dari kiri ke kanan hingga solusi ditemukan.
  • 5.  Algoritma : 1. Buat suatu variabel Node_List dan tetapkan sebagai keadaan awal 2. Kerjakan langkah-langkah berikut ini sampai tujuan tercapai atau node_list dalam keadaan kosong: a. Hapus elemen pertama dari Node_List sebut dengan nama E, Jika Node_List kosong, keluar. b. Pada setiap langkah yang aturannya cocok dengan E, kerjakan: i. Aplikasikan aturan tersebut untuk membentuk suatu keadaan baru ii Jika keadaan awal adalah tujuan yang diharapkan, sukses dan keluar Iii Jika Tidak, tambahkan keadaan awal yang baru tersebut pada akhir Node_List.
  • 6. Keuntungan : - Tidak akan menemui jalan buntu - Jika ada 1 solusi, maka BFS akan menemukannya, Dan jika ada lebih dari 1 solusi, maka solusi minimum akan ditemukan. Kelemahan : - Membutuhkan memori yang cukup banyak karena menyimpan semua node dalam satu pohon - Membutuhkan waktu yang cukup lama, karena akan menguji n level untuk mendapatkan solusi pada level yang ke (n+1)
  • 7. Proses pencarian dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang selevel. Pencarian dimulai dari node akar ke level yang lebih tinggi. Proses diulangi terus hingga ditemukan solusi.
  • 8. • Keterangan di atas dapat diperlihatkan pada gambar disamping ini
  • 9.  Algoritma : 1. Jika keadaan awal merupakan tujuan, keluar (sukses) 2. Jika tidak, kerjakan langkah-langkah berikut ini sampai tercapai keadaan sukses atau gagal : a. Bangkitkan succesor E dari keadaan awal. Jika tidak ada succesor, maka akan terjadi kegagalan. b. Panggil DFS dengan E sebagai keadaan awal c. Jika sukses berikan tanda sukses. Namun jika tidak, ulangi langkah 2
  • 10. Keuntungan : - Membutuhkan memori relatif kecil, karena hanya node-node pada lintasan yang aktif saja yang disimpan -Secara kebetulan, akan menemukan solusi tanpa harus menguji lebih banyak lagi dalam ruang keadaan Kelemahan : - Memungkinkan tidak ditemukannya tujuan yang diharapkan - Hanya mendapat 1 solusi pada setiap pencarian
  • 11. Pencarian Heuristik • Kelemahan blind search : – Waktu akses lama – Memori yang dibutuhkan besar – Ruang masalah besar – tidak cocok – karena keterbasan kecepatan komputer dan memori • Solusi - Pencarian heuristik • Pencarian heuristik – sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam proses pencarian, namum dg kemungkinan mengorbankan kelengkapan (completeness). – menggunakan suatu fungsi yang menghitung biaya perkiraan / estimasi dari suatu simpul tertentu menuju ke simpul tujuan (disebut fungsi heuristik)
  • 12. Contoh • Kasus 8-puzzle – Ada 4 operator : • Ubin kosong digeser ke kiri • Ubin kosong digeser ke kanan • Ubin kosong digeser ke bawah • Ubin kosong digeser ke atas STIKOM Artha Buana
  • 13. Contoh • Diberikan informasi khusus : – Untuk jumlah ubin yang menempati posisi (urutan) yang benar (h) – Jumlah yang lebih banyak adalah yang lebih diharapkan (lebih baik)
  • 15. Contoh • Diberikan informasi khusus : – Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang salah – Jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik)
  • 16. Jumlah Ubin Yg Salah
  • 17. Contoh • Menghitung total gerakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan • Jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik)
  • 18.
  • 19. Pencarian Heuristik Berikut ini, sekilas metode yang tergolong heuristic search : 1.Simple HC 2.Steepest-Ascent HC 3.Best First Search
  • 20. Pencarian ke- Lintasan Panjang Lintasan Lintasan Terpilih Panjang Lintasan Terpilih 1 ABCD 19 ABCD 19 2 ABDC 18 ABDC 18 3 ACBD 12 ACBD 12 4 ACDB 13 ACBD 12 5 ADBC 16 ACBD 12 Dst…
  • 21. Hill Climbing (HC) • Menyelesaikan masalah yang mempunyai beberapa solusi • Ada solusi yang lebih baik daripada solusi lain
  • 22. • Contoh : Traveling Salesman Problem (TSP) – Seorang salesman ingin mengunjungi n kota. – Jarak antara tiap-tiap kota sudah diketahui. – Kita ingin mengetahui rute terpendek dimana setiap kota hanya boleh dikunjungi tepat 1 kali. – Misal ada 4 kota dg jarak antara tiap-tiap kota seperti berikut ini :
  • 23. Hill Climbing • Solusi – solusi yang mungkin dg menyusun kota-kota dalam urutan abjad, misal : – A – B – C – D : dg panjang lintasan (=19) – A – B – D – C : (=18) – A – C – B – D : (=12) – A – C – D – B : (=13) – dst
  • 24. Simple Hill Climbing • Ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan yang mungkin. • Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota yang bersebelahan. • Fungsi heuristik yang digunakan adalah panjang lintasan yang terjadi. • Operator yang akan digunakan adalah menukar urutan posisi 2 kota dalam 1 lintasan. Bila ada n kota, dan ingin mencari kombinasi lintasan dg menukar posisi urutan 2 kota, maka akan didapat sebanyak :
  • 25. Simple Hill Climbing • 6 kombinasi tsb digunakan sbg operator : – Tukar 1,2 = menukar urutan posisi kota ke – 1 dg kota ke – 2 – Tukar 2,3 = menukar urutan posisi kota ke – 2 dg kota ke – 3 – Tukar 3,4 = menukar urutan posisi kota ke – 3 dg kota ke – 4 – Tukar 4,1 = menukar urutan posisi kota ke – 4 dg kota ke – 1 – Tukar 2,4 = menukar urutan posisi kota ke – 2 dg kota ke – 4 – Tukar 1,3 = menukar urutan posisi kota ke – 1 dg kota ke – 3
  • 26.
  • 27. Simple Hill Climbing • Keadaan awal, lintasan ABCD (=19). • Level pertama, hill climbing mengunjungi BACD (=17), BACD (=17) < ABCD (=19), sehingga BACD menjadi pilihan selanjutnya dg operator Tukar 1,2 • Level kedua, mengunjungi ABCD, karena operator Tukar 1,2 sudah dipakai BACD, maka pilih node lain yaitu BCAD (=15), BCAD (=15) < BACD (=17) • Level ketiga, mengunjungi CBAD (=20), CBAD (=20) > BCAD (=15), maka pilih node lain yaitu BCDA (=18), pilih node lain yaitu DCAB (=17), pilih node lain yaitu BDAC (=14), BDAC (=14) < BCAD (=15) • Level keempat, mengunjungi DBAC (=15), DBAC(=15) > BDAC (=14), maka pilih node lain yaitu BADC (=21), pilih node lain yaitu BDCA (=13), BDCA (=13) < BDAC (=14) • Level kelima, mengunjungi DBCA (=12), DBCA (=12) < BDCA (=13) • Level keenam, mengunjungi BDCA, karena operator Tukar 1,2 sudah dipakai DBCA, maka pilih node lain yaitu DCBA, pilih DBAC, pilih ABCD, pilih DACB, pilih CBDA • Karena sudah tidak ada node yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil dibanding nilai heuristik DBCA, maka node DBCA (=12) adalah lintasan terpendek (SOLUSI)
  • 28. Algoritma Simple Hill Climbing • Evaluasi state awal, jika state awal sama dg tujuan, maka proses berhenti. Jika tidak sama dg tujuan maka lanjutkan proses dg membuat state awal sebagai state sekarang. • Kerjakan langkah berikut sampai solusi ditemukan atau sampai tidak ada lagi operator baru yang dapat digunakan dalam state sekarang: – Cari sebuah operator yang belum pernah digunakan dalam state sekarang dan gunakan operator tersebut untuk membentuk state baru. – Evaluasi state baru. • Jika state baru adalah tujuan, maka proses berhenti • Jika state baru tersebut bukan tujuan tetapi state baru lebih baik daripada state sekarang, maka buat state baru menjadi state sekarang. • Jika state baru tidak lebih baik daripada state sekarang, maka lanjutkan kelangkah sebelumnya.
  • 29. Steepest Hill Climbing • Mirip dg simple hill climbing • Perbedaannya dg simple hill climbing : – semua suksesor dibandingkan, dan yang paling dekat dg solusi yang dipilih – Pada simple hill climbing, node pertama yang jaraknya terdekat dg solusi yang dipilih
  • 30. • Keadaan awal, lintasan ABCD (=19). • Level pertama, hill climbing memilih nilai heuristik terbaik yaitu ACBD (=12) sehingga ACBD menjadi pilihan selanjutnya. • Level kedua, hill climbing memilih nilai heuristik terbaik, karena nilai heuristik lebih besar dibanding ACBD, maka hasil yang diperoleh lintasannya tetap ACBD (=12)
  • 31. Steepest Hill Climbing • Evaluasi keadaan awal (Initial State). Jika keadaan awal sama dg tujuan (Goal state) maka kembali pada initial state dan berhenti berproses. Jika tidak maka initial state tersebut jadikan sebagai current state. • Mulai dg current state = initial state. • Dapatkan semua pewaris (successor) yang dapat dijadikan next state pada current statenya dan evaluasi successor tersebut dg fungsi evaluasi dan beri nilai pada setiap successor tersebut. • Jika salah satu dari successor tersebut mempunyai nilai yang lebih baik dari current state maka jadikan successor dg nilai yang paling baik tersebut sebagai new current state. • Lakukan operasi ini terus menerus hingga tercapai current state = goal state atau tidak ada perubahan pada current statenya.
  • 32. Best First Search • Kombinasi dari metode depth first search dan breadth first search • Pada best first search, pencarian diperbolehkan mengunjungi node di lebih rendah, jika ternyata node di level lebih tinggi memiliki nilai heuristik lebih buruk. • Fungsi Heuristik yang digunakan merupakan prakiraan (estimasi) cost dari initial state ke goal state, yang dinyatakan dg : – f’(n) = g(n) + h’(n) – f’ = Fungsi evaluasi – g = cost dari initial state ke current state – h’ = prakiraan cost dari current state ke goal state
  • 34. Algoritma • Buat sebuah antrian, inisialisasi node pertama dg root dari tree • Bila node pertama, jika ≠ GOAL, node dihapus dan diganti dg anak-anaknya. Selanjutnya keseluruhan node yang ada diurutkan • Bila node pertama = GOAL, selesai