SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
KATA PENGANTAR

     Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya maka tugas makalah ini dapat diselesaikan.
     Tugas makalah yang berjudul “SALURAN TRANSMISI dan IMPEDANCE
MATCHING ( penyesuaian impedansi )” ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata
kuliah SALURAN TRANSMISI pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya.
     Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
     Terakhir penulis berharap, semoga tugas makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.




                                                          Surabaya, 13 Oktober 2012




                                                                    Penulis




                                                                              Page | 1
DAFTAR ISI



Kata Pengantar                                                      1

Daftar Isi                                                          2

A. PENDAHULUAN                                                      3

B. PEMBAHASAN                                                       3

             1) Saluran Transmisi                                   3

             2) Jenis Media Saluran Transmisi                       4
                     Two-wire (Twin Lead)                          5
                     Coaxial Line                                  5
                     Balanced Shielded Line                        6
                     Microstrip dan Stripline                      6
                     Bumbung gelombang (waveguides)                7


             3) Karakteristik Saluran Transmisi                     7
             4) Impedansi Karakteristik                             8
             5) Gelombang Elektromagnetik dalam Saluran Transmisi   11
                 Kecepatan Rambat Gelombang                        11
                 Panjang Gelombang                                 13


             6) Impedance Matching ( Penyesuaian Impedansi )        13
             7) VSWR (VOLT STANDING WAVE RATIO)                     16

                     Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban        18
                     Pengukuran SWR                                20
                     Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu            22


   C. KESIMPULAN HUBUNGAN SALURAN TRANMISI
       dan IMPEDANCE MATCHING                                       27



       DAFTAR PUSTAKA                                               28

                                                                    Page | 2
SALURAN TRANSMISI
                                    dan
     IMPEDANCE MATCHING ( penyesuaian impedansi )


A. PENDAHULUAN
         Pada era globalisasi ini dapat dirasakan pesatnya kemajuan teknologi dunia
  terutama di bidang informasi. Pencarian informasi di dunia internet saat ini
  sangatlah mudah. Hanya perlu mengetikkan beberapa keyword informasi yang kita
  perlukan maka dalam sekejap ribuan informasi dapat kita download. Dalam dunia
  pertukaran informasi kita juga dapat meng-upload informasi yang mungkin akan
  dibutuhkan oleh orang lain. Tapi apakah kita semua tau bagaimana proses
  download-upload dapat berjalan ? dibutuhkan sebuah saluran transmisi untuk
  menjembatani pertukaran informasi tersebut dan agar saluran tranmisi tersebut
  dapat bekerja maksimal maka diperlukan penyesuaian impedansi ( matching
  impedance ) untuk meminimalisasi terjadinya loss data dan collusion (
  bercampurnya dua data menjadi satu ).


B. PEMBAHASAN
  1) Saluran Transmisi
            Saluran transmisi adalah media atau perantara fisik/non fisik yang
     dijadikan jembatan dan jalannya transmisi telekomunikasi pada pengiriman dan
     penerimaan paket data analog maupun digital jaringan komunikasi data.
     Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi
     dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara
     keduanya. Jika jarak antara sumber informasi dengan penerima informasi dekat,
     maka sistem transmisi yang dipakai cukup melalui udara. Namun bila jarak
     keduanya jauh dan sangat jauh, maka dibutuhkan suatu sistem transmisi yang
     lebih kompleks. Sistem transmisi itu dapat terdiri atas satu atau lebih media
     transmisi. Media yang digunakan dalam sistem ini dapat berupa media fisik
     (kabel) maupun non fisik (nirkabel). Media transmisi fisik merupakan media
     transmisi yang mempunyai bentuk fisik. Media fisik ini umumnya
     menggunakan kabel, bumbung gelombang atau serat optik, sedangkan media
     non fisik berupa udara atau ruang bebas (free space). Saluran transmisi

                                                                           Page | 3
merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam sistem transmisi baik
   sistem kabel maupun nirkabel. Pada sistem transmisi nirkabel, saluran transmisi
   digunakan untuk menghubungkan pemancar dengan antena pemancar dan
   penerima dengan antena penerima.


2) Jenis Media Saluran Transmisi
           Seperti diketahui bahwa untuk melakukan suatu transmisi sinyal dalam
   telekomunikasi, diperlukan jalur fisik yag menghubungkan si pengirim (
   transmitter ) dengan si penerima ( receiver ). Media transmisi untuk gelombang
   elektromagnetik dibedakan menjadi dua, yaitu guided (terarah) dan unguided (
   tidak terarah ). Pada media terarah, gelombang elektromagnetik dipandu
   perambatannya      dengan    media   fisik   yang   dapat   dilihat   oleh     mata.
   Beberapacontoh media terarah diantaranya adalah kabel twisted pair ( UTP dan
   STP ), coaxial, dan fiber optic.       Walaupun secara umum media saluran
   transmisi yang digunakan pada frekuensi tinggi maupun gelombang mikro
   (microwaves) dapat berupa sepasang penghantar atau sebuah penghantar
   berongga, namun dalam aplikasinya dapat kita bedakan dalam 4 kategori, yaitu
   :
       a. Saluran transmisi dua kawat sejajar (two-wire transmission line)
       b. Saluran transmisi koaksial (coaxial transmission line)
       c. Microstrip dan Stripline
       d. Bumbung gelombang (waveguides)


           Saluran transmisi two-wire hanya cocok dipakai pada daerah frekuensi
   terendah dari spektrum frekuensi radio sebab pada frekuensi yang lebih tinggi
   saluran transmisi jenis ini memiliki redaman yang sangat besar. Untuk
   memperbaiki keterbatasan saluran two-wire ini maka pada frekuensi yang lebih
   tinggi, penggunaan sepasang penghantar sejajar digantikan oleh sepasang
   penghantar yang disusun dalam satu sumbu yang sama, disebut "coaxial".
   Dengan saluran ini redaman yang dialami medan elektromagnetik dapat
   dikurangi. Pada daerah frekuensi yang lebih tinggi lagi (gelombang mikro),
   saluran coaxial tidak cocok dipakai karena gelombang elektromagnetik
   merambat dalam bentuk radiasi menembus bahan dielektrik saluran sehingga
   redamannya semakin besar.

                                                                                Page | 4
Untuk itu, digunakan suatu saluran berupa penghantar berongga yang
disebut bumbung gelombang. Sedangkan untuk menghubungkan jarak yang
dekat, pada frekuensi ini biasanya digunakan saluran transmisi yang disebut
stripline dan microwave. Berdasarkan konstruksi fisik, saluran transmisi dapat
dibedakan menjadi yaitu:


    Two-wire (Twin Lead)
              Merupakan saluran dua kawat yang terdiri dari sepasang
       penghantar sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik jenis
       polythylene. Saluran ini biasanya mempunyai impedansi karakteristik
       300Ω sampai 600Ω        dan banyak dipakai untuk menghubungkan
       penerima pesawat televisi dengan antena penerima pada daerah Very
       High Frequency (VHF). Struktur fisiknya dapat dilihat pada Gambar
       2.1. Garis putus-putus pada gambar tersebut menunjukkan medan
       magnet yang timbul di sekeliling induktor, sedangkan garis yang tidak
       putus-putus menunjukkan medan listrik




    Coaxial Line
       Merupakan saluran tidak seimbang (unbalanced line), di mana salah
       satu kawat penghantarnya digunakan sebagai pelindung bagi kawat
       penghantar yang lain dalam satu sumbu yang sama. Kedua kawat
       penghantarnya dipisahkan oleh bahan dielektrik Polyethelyne atau
       teflon. Saluran transmisi ini paling banyak digunakan untuk
       mengirimkan energi dengan frekuensi radio (RF), baik dalam sistem
       pemancar maupun penerima. Impedansi karakteristiknya beragam,
       mulai dari 50 Ω sampai 75 Ω. Struktur fisik dan pola medannya dapat

                                                                      Page | 5
dilihat pada Gambar 2.2 dimana garis putus-putus menunjukkan medan
   magnet, sedangkan garis yang tidak putus-putus menunjukkan medan
   listrik.




 Balanced Shielded Line
              Merupakan perpaduan dari saluran two wire line dan coaxsial, di
   mana kedua kawat penghantarnya saling sejajar, namun untuk
   mengurangi rugi-rugi radiasi digunakan pelindung (shielded) dari
   jalinan serat logam seperti pada saluran coaxial. Kabel ini mempunyai
   karakteristik yang lebih baik dibandingkan kabel two-wire.


 Microstrip dan Stripline
              Merupakan saluran transmisi yang bentuk fisiknya berupa kabel
   yang bersifat kaku. Saluran transmisi jenis ini biasanya digunakan untuk
   bekerja pada daerah frekuensi gelombang mikro (orde GHz) dan
   digunakan untuk menghubungkan piranti elektronik yang berjarak
   dekat. Saluran microstrip biasanya dibuat dalam bentuk Primed Cabling
   Board (PCB) dengan bahan khusus yang mempunyai rugi-rugi rendah
   pada frekuensi gelombang mikro.




                                                                     Page | 6
 Bumbung gelombang (waveguides)
                 Bumbung gelombang (waveguides) merupakan saluran tunggal
          yang berfungsi untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik
          (microwave) dengan frekuensi 300 MHz – 300 GHz. Dalam
          kenyataannya, waveguide merupakan media transmisi yang berfungsi
          memandu gelombang pada arah tertentu. Pada frekuensi yang sangat
          tinggi, diatas 1 GHz, saluran transmisi tidak efektif lagi sebagai media
          transmisi gelombang elektromagnetik, karena pada frekuensi tersebut
          efek radiasi dari redaman saluran sudah terlalu besar. Impedansi
          karakteristik dan mode perambatan gelombang pada saluran jenis ini
          berbeda dengan jenis sebelumnya. Salah satu aplikasi dari bumbung
          gelombang ini adalah serat optik. Walaupun kondisinya berbentuk
          kabel, namun serat optik merupakan saluran transmisi jenis "bumbung
          gelombang", dalam hal ini, bumbung berpenampang lingkaran (circular
          waveguide). Aplikasi yang lainnya yaitu sebagai pengumpan (feeder)
          pada antena parabola. Adapun gambar bumbung gelombang seperti
          pada Gambar 2.3.




3) Karakteristik Saluran Transmisi
          Ketika hubungan antara sumber sinyal dengan beban sedang
   berlangsung, maka sinyal akan merambat pada pasangan kawat penghantar
   saluran transmisi menuju ke ujung yang lain dengan kecepatan tertentu.
   Semakin panjang saluran transmisi, maka waktu tempuh dari rambatan sinyal
   itu akan semakin lama. Arus yang mengalir di sepanjang saluran akan
   membangkitkan suatu medan magnet yang menyelimuti kawat penghantar dan
   ada kalanya saling berimpit dengan medan magnet lain yang berasal dari kawat
   penghantar lain disekitarnya. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kawat

                                                                          Page | 7
penghantar berarus listrik, merupakan suatu timbunan energi yang tersimpan
   dalam kawat penghantar tersebut, sehingga dapat dianggap bahwa kawat
   penghantar bersifat induktif atau memiliki induktansi.
             Tegangan   yang   ada   di   antara   dua   kawat   penghantar   akan
   membangkitkan medan listrik. Medan listrik ini juga merupakan timbunan
   energi yang mungkin juga saling berimpit dengan medan listrik lain
   disekitarnya, sehingga akan timbul kapasitansi di antara dua kawat penghantar.
   Untuk saluran yang panjang, induktansi dan kapasitansi itu akan menyebar
   secara merata pada sepanjang saluran dan besarnya tergantung pada frekuensi
   sinyal atau gelombang yang merambat di dalamnya.
             Setiap jenis saluran transmisi dua kawat juga mempunyai suatu nilai
   konduktansi yakni nilai yang merepresentasikan kemungkinan banyaknya
   elektron yang mengalir (arus) melewati atau menembus bahan dielektrik
   saluran. Jika saluran dianggap seragam (uniform), dimana semua nilai besaran-
   besaran tersebut sama disepanjang saluran, maka potongan kecil saluran dapat
   dianggap merepresentasikan panjang keseluruhan.


4) Impedansi Karakteristik
             Gelombang yang merambat pada saluran transmisi yang panjangnya tak
   berhingga, tidak akan mempengaruhi apa yang ada di ujung saluran.
   Perbandingan antara tegangan dan arus di ujung masukan saluran sesungguhnya
   dapat dianggap sama dengan perbandingan antara tegangan dan arus setelah
   mencapai ujung lainnya. Dapat diartikan bahwa arus dan tegangan di antara
   kedua kawat penghantar saluran itu memandang saluran transmisi sebagai suatu
   impedansi. Impedansi inilah yang disebut "Impedansi Karakteristik (Zo)"




   Jadi dapat dikatakan bahwa impedansi karakteristik adalah impedansi yang
   diukur diujung saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga. Bila daya
   dirambatkan pada saluran transmisi dengan panjang tak berhingga, maka daya
   itu akan diserap seluruhnya disepanjang saluran sebagai akibat bocornya arus
   pada kapasitansi antar penghantar dan hilangnya tegangan pada induktansi
   saluran

                                                                          Page | 8
Pada Gambar 2.4, diperlihatkan bahwa impedansi yang dipandang pada
titik 1'-2' ke 1-2 berhingga) ke arah kanan adalah sebesar Zo juga. Tetapi
dengan tingkat tegangan dan arus yang lebih kecil dibandingkan dengan
tegangan pada titik 1-2. Sehingga bila impedansi pada titik 1'-2' digantikan
dengan impedansi beban sebesar Zo, maka impedansi dititik 1-2 akan sebesar
Zo juga.
Impedansi karakteristik saluran tanpa rugi-rugi (losses-line) dapat dituliskan
sebagai berikut:




Di mana :
L = induktansi total kedua kawat penghantar sepanjang saluran l (Henry)
C = kapasitansi antar kedua kawat penghantar dalutan sepanjang l (Farad)




                                                                      Page | 9
Besar impedansi karakteristik suatu saluran transmisi maupun bumbung
gelombang berbeda-beda dan nilainya ditentukan oleh ukuran fisik penampang
dan bahan dielektrik yang digunakan sebagai isolator. Adapun impedansi
karakteristik saluran transmisi dapat dilihat pada Tabel 2.1 .




Di mana:
D = Jarak antar konduktor (pada twist pair) atau diameter konduktor outer
(pada coaxial dan balanced shielded) (meter)
d = Diameter konduktor inner (meter)
h = Jarak antar konduktor (pada balanced shielded) (meter)
k = Konstanta dielektrik bahan isolator
e = Permitivitas
μ = Permeabilitas
et = Konstanta dielektrik relatif
η = Impedansi gelombang udara (Ω)
fc = Frekuensi cut-off (GHz)




                                                                  Page | 10
5) Gelombang Elektromagnetik dalam Saluran Transmisi
          Ketika pengiriman sinyal melalui suatu saluran, maka medan-medan
   (listrik dan magnet) yang dikirimkan dari sumber sampai ke beban dan setelah
   sampai di beban, energi yang tersimpan dalam medan-medan tersebut diubah
   menjadi energi yang diinginkan, di mana medan-medan ini dikenal sebagai
   medan elektromagnetik. Perambatan energi listrik disepanjang saluran transmisi
   adalah bentuk medan elektromagnetik transversal yaitu gelombang yang arah
   perambatannya tegak lurus terhadap perpindahannya. Ada tiga tipe perambatan
   yang dikenal pada saluran transmisi maupun bumbung gelombang, yaitu tipe
   TEM (Transverse Electric Magnetic), TE (Transverse Electric) dan TM
   (Transverse Magnetic), biasanya tipe TEM yang terjadi pada saluran transmisi,
   sedangkan tipe TE dan TM umumnya terjadi pada bumbung gelombang
   (waveguides). Daerah atau bagian dari saluran transmisi yang paling padat
   diselimuti oleh medan elektromagnetik adalah bagian diantara kedua kawat
   penghantarnya, yang biasanya diisi oleh suatu bahan isolator.
          Parameter yang penting dari bahan isolator adalah konstanta dielektrik
   (k). Harga konstanta dielektrik ini merupakan harga relatif terhadap konstanta
   dielektrik dari ruang hampa. Ada dua hal penting yang mempengaruhi suatu
   gelombang, yaitu :


       Kecepatan Rambat Gelombang
                 Gelombang yang merambat disepanjang saluran transmisi bisa
          memiliki kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan
          karakteristik propagasi saluran tersebut. Kecepatan merambat medan
          elektromagnetik disepanjang saluran transmisi juga ditentukan oleh
          besarnya konstanta dielektrik dari isolator kawat penghantarnya.
          Semakin besar harga k, maka kecepatan merambat akan semakin pelan.
          Hubungan antara konstanta dielektrik dengan kecepatan rambat
          gelombang dapat dituliskan sebagai :




          Dimana :
          k = konstanta dielektrik bahan isolator


                                                                        Page | 11
Harga konstanta dielektrik bahan isolator yang harganya adalah
relatif terhadap konstanta dielektrik udara (ruang hampa), sehingga
tidak memiliki satuan. Konstanta dielektrik beberapa bahan isolator
ditampilkan pada Tabel 2.2 .




Untuk saluran transmisi tanpa rugi-rugi (losses line), kecepatan rambat
gelombang dalam saluran dapat dituliskan sebagai :




Di mana :
ℓ = Panjang potongan saluran (meter)
L = Induktansi total kedua kawat penghantar saluran sepanjang ℓ
(Henry)
C= Kapasitansi antar kedua kawat penghantar sepanjang saluran ℓ
(Farad)




                                                               Page | 12
 Panjang Gelombang
                 Panjang       gelombang   didefenisikan   sebagai   jarak    dimana
          gelombang tersebut bergeser atau berjalan sejauh satu siklus (identik
          dengan perubahan sudut 2π). Bila suatu sinyal frekuensi tinggi
          merambat pada suatu saluran transmisi, maka panjang gelombang sinyal
          tersebut didalam saluran akan bergantung pada harga konstanta
          dielektrik (k) dari bahan isolator tersebut menurut hubungan :




          Di mana :
          c = Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik pada ruang hampa
          (3 x 108 m/detik),
          f = Frekuensi gelombang tersebut (Hz), dan
          k = Konstanta dielektrik




6) Impedance Matching ( Penyesuaian Impedansi )
          Impedance Matching adalah penyepadanan pada saluran yang dilakukan
   agar impedansi input saluran transmisi ZIN = ZO, sehingga terjadi transfer daya
   maksimum. Matching impedance ini hanya dapat diaplikasikan pada rangkaian
   dengan sumber AC.
          Impedance matching ini sangat dibutuhkan dalam interface pada
   transmitter dan receiver. Jika rangkaian telah matching, daya yang ditransferkan
   akan maksimum dan memiliki losses yang kecil. Impedansi matching adalah
   hal yang penting dalam rentang frekuensi gelombang mikro. Suatu saluran
   transmisi yang diberi beban yang sama dengan impedansi karakteristik
   mempunyai standing wave ratio (SWR) bernilai satu, sehingga dalam
   pentransmisian dayanya tanpa ada gelombang yang terpantul. Hal ini
   menyebabkkan efisiensi transmisi menjadi optimum. Matching dalam saluran
   transmisi mempunyai pengertian yang berbeda dengan dalam teori rangkaian.




                                                                             Page | 13
Tujuan matching impedance :
  a)    Memaksimalkan daya kirim dari sumber ke beban.
  b)    Meminimalisasi rugi – rugi di saluran transmisi.
  c)    Memaksimalkan kwalitas pada input penerima.
  d)   Meminimalisasi distorsi signal di saluran transmisi


       Dalam teori rangkaian, transfer daya maksimum membutuhkan
impedansi beban sama dengan konjugasi kompleks sumber. Matching seperti
ini disebut dengan matching konjugasi.


    Conjugate Matching




       Digunakan umumnya di bagian sumber. Matching ini memaksimalkan
       daya yang dikirim ke beban, tapi tidak meminimalkan pantulan ( kecuali
       Zs real).


    Load Matching




       Umumnya digunakan di bagian beban. Matching ini meminimalkan
       pantulan tapi tidak memaksimalkan daya yang dikirim, kecuali jika Z0

       real.
       Gambar berikut menunjukkan sistem saluran transmisi yang ”matched”.




                                                                    Page | 14
Rangkaian penyesuai impedansi umumnya menggunakan komponen
   reaktif (kapasitor dan induktor) untuk menghindari rugi-rugi.

 Matching dengan elemen seri dan parallel
          Perancangan      rangkaian      penyesuai     impedansi      selain
   menggunakan     pendekatan       matematis   dapat   juga   menggunakan
   pendekatan grafis dengan Smith Chart. Pada Smith Chart akan diplot
   titik-titik impedansi atau admitansi. Titik-titik admitansi dan impedansi
   yang diplot dapat merupakan harga normalisasi pada suatu harga
   tertentu. Titik admitansi dapat dapat diperoleh dari titik impedansi
   dengan mencerminkannya pada titik tengah, begitu juga sebaliknya.
   Penambahan komponen reaktansi seri atau paralel dapat dilakukan
   dengan aturan sebagai berikut:
   -   Penambahan L seri atau C seri menggerakkan titik impedansi di
       sepanjang lingkaran resistansi konstan. L seri menambah induktansi
       sedangkan penambahan C seri mengurangi kapasitansi.




   -   Penambahan L atau C paralel menggerakkan impedansi di sepanjang
       lingkaran konduktansi konstan. Penambahan C paralel menaikkan
       kapasitansi sedangkan L paralel mengurangi induktansi.



                                                                    Page | 15
 Stub Matching
                         Penyesuaian impedansi bisa dilakukan dengan menyisipkan
                  suatu admitansi imajiner paralel dalam saluran transmisi. Admitansi ini
                  bisa diperoleh dari potongan suatu saluran transmisi. Teknik penyesuai
                  impedansi seperti ini disebut dengan stub matching. Ujung dari stub bisa
                  terbuka atau tertutup, tergantung dari admitansi imajiner yang
                  diinginkan. Dua atau tiga stub juga bisa disisipkan pada lokasi tertentu
                  untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.




7. VSWR (VOLT STANDING WAVE RATIO)

       VSWR (Volt Standing Wave Ratio) pada Saluran Transmisi Daya RF. Bila
impedansi beban tidak sesuai dengan impedansi saluran transmisi, maka sebagian dari
energi gelombang yang datang pada beban akan dipantulkan. Hal tersebut menimbulkan
suatu gelombang pantulan yang berjalan kembali di sepanjang saluran transmini ke arah
sumbernya.

       Begitu juga apabila impedansi sumber tidak sesuai dengan impedansi saluran, maka
pantulan selanjutnya dari gelombang yang sebelumnya terpantul dari beban akan terjadi.
Dengan demikian pantulan-pantulan majemuk dapat ditimbulkan baik pada beban maupun
pada sumber gelombang.

       Efek keseluruhan dari peristiwa tersebut dapat diperlakukan sebagai resultan dari
suatu gelombang datang dan gelombang pantulan tunggal. Gelombang-gelombang tersebut
bila dilihat dari posisinya merupakan tegangan diam (untuk frekuensi dan sinyal masukan
tetap) dan karena itulah disebut dengan Gelombang Berdiri Tegangan (Voltage Standing
Wave = VSW).



                                                                                 Page | 16
Gambar Rangkaian VSWR meter

       Pada setiap gelombang berdiri tegangan akan terjadi juga arus karena yang
disalurkan dari sumber menuju beban melalui saluran transmisi pada prinsipnya adalah
daya RF. Dengan demikian apabila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan
impedansi beban maka akan timbul pantulan daya (Reflected Power) pada saluran
transmisi. Pantulan daya ini selanjutnya akan berinterferensi dengan daya yang menuju
beban (Forward Power) atau daya maju dan menghasilkan gelombang tegangan berdiri
seperti gambar (Voltage Standing Wave) di atas.




                                                                            Page | 17
Pantulan Daya (Reflected Power) ini pada nilai-nilai yang ekstrim (VSWR >2,0)
merupakan kondisi yang dianggap berbahaya dan selalu dihindari karena akan berpengaruh
langsung pada penambahan Desipasi Daya pada Komponen Utama pada Penguat Akhir RF
dan berpotensi merusaknya.

       Selanjutnya Perbandingan Gelombang Berdiri Tegangan (Voltage Standing Wave
Ratio = VSWR) sesuai gambar di atas dapat didefinisikan sebagai :




Misal, diketahui Impedansi Beban (antenna) adalah 75 Ohm dan Impedansi Saluran
Transmisi 50 Ohm, maka nilai VSWR :




 Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban

Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban dapat didefinisikan sebagai Perbandingan
Tegangan Pantulan terhadap Tegangan Datang yang terjadi pada Beban atau
Perbandingan Arus Pantulan terhadap Arus yang Datang pada Beban.




                                                                             Page | 18
Dengan mengetahui nilai VSWR, dapat juga diketahui koefisien pantulan tegangan pada
beban :




          Pada saluran transmisi, gelombang arus datang akan selalu sefasa dengan
gelombang tegangan datang. Sedangkan gelombang arus pantulan akan selalu berlawanan
fasa dengan gelombang tegangan pantulan. Hal ini terjadi karena salah satu dari medan
listrik atau medan magnet dari gelombang harus berbalik arah. Dengan demikian maka
maksimal arus selalu berpasangan dengan minimal tegangan dan maksimal tegangan selalu
berpasangan dengan minimal arus. Berikut ini kondisi RF pada saluran transmisi untuk
berbagai kondisi Impedansi Beban terhadap Impedansi Saluran Transmisi :




                                                                            Page | 19
Dari persamaan-persamaan di atas, ini berarti bahwa VSWR dapat mempunyai nilai satu
sampai tak berhingga ;




Yang perlu diperhatikan bahwa VSWR adalah selalu suatu bilangan nyata –> yaitu
bilangan yang tidak mempunyai bagian khayal. Nilai VSWR yang ideal seharusnya adalah
satu, karena ini merepresentasikan suatu keadaan yang disesuaikan (matched), dan
pengaturan-pengaturan praktis pada saluran transmisi RF yang sering ditujukan untuk
membuat VSWR yang minimum. Apabila Nilai VSWR sama dengan satu atau sangat
mendekati satu dapat terpenuhi, maka suatu sistem transmisi daya RF dapat dianggap telah
memenuhi persyaratan Optimalisasi dan Efisiensi Transmisi Daya RF.




 Pengukuran SWR

Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang
sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.




                                                                                  Page | 20
SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari
TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt.
Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami
redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :




Namun bila SWR diletakkan di dekat antena, SWR yang terbaca adalah :




Ternyata kedua pengukuran berbeda. Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila SWR meter
diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur.
Kesalahan akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang. Dalam praktek cara
pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR 1 : 1,1) karena
penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih segeralah pindahkan
SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak meleset. Apalagi bila
koaxialnya panjang sekali (20 meter atau lebih) atur kembali matching antena anda.
Selamat bereksperimen.




                                                                                 Page | 21
 Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu.




                           Gambar Anritsu seri S332D




                Gambar dari fungsi-fungsi tombol di SWR Anritsu.




                                                                   Page | 22
Umumnya, hanya dua hal yang dihitung dari penggunaan VSWR, yaitu DTF (Distance to
Fault) dan SWR (Signal Wave Ratio).

GSM 2G 900 : 890 – 960

GSM 2G 1800 : 1710 – 1880

UMTS 3G : 1980 – 2170

Katakanlah, yang akan di VSWR adalah sebagai berikut:

       Standart : 2G
       Band : 900
       Jenis Kabel : AVA, diameter 7/8.
       Panjang Feeder : 80m

Maka yang harus dilakukan adalah :

          1. Hidupkan Site Master
          2. Klik Tombol “Mode”.
          3. pilih Freq – SWR
          4. Tekan Tombol Enter
          5. Di layer sebelah kiri, pilih Signal Standart
          6. Pilih Select Standart
          7. Pilih Show All
          8. Cari yang sesuai dengan yang diinginkan
          9. Cari GSM 900
          10. Pilih Select (Untuk melihat apa aja yang masuk kedalam list yang dipilih,
              tekan tombol Show Selected). Lanjut kan dengan menekan tombol Enter.
          11. Biasa nya Anritsu akan minta di kalibrasi (tapi nanti saja), lanjutkan dengan
              menekan enter.
          12. Tekan tombol FREQ / DIST
          13. Pilih F1, isi dengan frekuensi terendah dari standart (890)
          14. Pilih F2, isi dengan frekuensi tertinggi dari standart (960)
          15. Tekan tombol AMPLITUDO
          16. untuk SWR, isi bottom dengan 1 dan top 1.5

                                                                                 Page | 23
17. tekan tombol MODE, pilih DTF – SWR, lanjutkan dengan enter
          18. Pilih menu D1, isi dengan 0
          19. Pilih menu D2, isi dengan 90
          20. Pilih Menu DTF AID, arah kan ke bacaan Cabel, enter.
          21. Pilih Show All, cari kabel AVA5-50 7/8
          22. Pilih Menu Select / Deselect. Tekan Enter, Enter.
          23. Akhiri dengan Kalibrasi.
          24. Pilih angka “3”, Start Cal.
          25. Berturut-turut, masukkan “T” calibrator OPEN, SHORT dan akhiri dengan
              LOAD.

Setelah selesai menyiapkan kalibrasi, siapkan alat untuk mengukur SWR seperti flexible
jumper, connector, dummy, kunci 32’, isolasi dan rubber.

Berikut akan dijelaskan cara untuk melakukan perhitungan SWR dan DTF.

          1. DTF

              Setelah SWR diubah kemode DTF, dan semua peralatan untuk menghitung
              “measurement” disiapkan, perhatikan bahwa biasa nya ada 4 titik yang nilai
              nya akan tinggi, yaitu di Marker 1, Marker 2, Marker 3 dan Marker 4.

              Marker 1 (M1) adalah perhitungan di konektor SWR.

              Marker 2 (M2) adalah perhitungan di konektor Jumper.

              Marker 3 (M3) adalah perhitungan di konektor Feeder.

              Marker 4 (M4) adalah perhitungan di Dummy atau antenna.




                                                                               Page | 24
Gambar DTF.

Tergantung dari Provider yang ada, batas dari limit DTF akan berbeda beda sesuai dengan
aturan dari provider tersebut. Seperti gambar diatas, limit yang digunakan adalah 1.04.
Biasanya untuk M4, jika menggunakan Dummy maka tetap menggunakan limit 1.04,
sedangkan jika langsung menggunakan antenna, limit bias lebih dari itu (1.2 lebih).

   2. SWR

              Penghitungan SWR biasanya sedikit lebih mudah dari pada DTF. Di bawah
              akan    ditampilkan   salah   satu   contoh   penghitungan    SWR       dengan
              menggunakan limit 1,25.




                                                                                  Page | 25
Gambar SWR.




              Page | 26
C. KESIMPULAN          HUBUNGAN           SALURAN            TRANMISI             dan
  IMPEDANCE MATCHING


        Peran SALURAN TRANSMISI dan IMPEDANCE MATCHING dalam
  pertukaran informasi sangatlah besar. Sebuah saluran transmisi membutuhkan
  impedance matching pada bagian transmitter dan receivernya agar daya yang
  ditransferkan akan maksimum dan memiliki losses yang kecil. Impedansi matching
  adalah hal yang penting dalam rentang frekuensi gelombang mikro. Suatu saluran
  transmisi yang diberi beban yang sama dengan impedansi karakteristik
  mempunyai standing    wave   ratio (SWR)    bernilai     satu,   sehingga     dalam
  pentransmisian dayanya tanpa ada       gelombang       yang terpantul. Hal        ini
  menyebabkkan efisiensi transmisi menjadi optimum. Seperti contoh pada
  impedansi karakteristik Two-wire (Twin Lead, Saluran ini biasanya mempunyai
  impedansi karakteristik 300Ω sampai 600Ω           dan banyak dipakai untuk
  menghubungkan penerima pesawat televisi dengan antena penerima pada daerah
  Very High Frequency (VHF). Jika perhitungan impedansinya tidak sesuai atau
  match dengan 300Ω sampai 600Ω maka hal ini akan memperngaruhi pengiriman
  gelombang elektromagnetik dari transmitter menuju receiver. Intinya jika anda
  menginginkan kualitas pertukaran data anda maksimal, maka impedansi
  pada saluran transmisi haruslah tepat dan match.




                                                                              Page | 27
DAFTAR PUSTAKA


http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Pengertian-Saluran-Telekomunikasi-
Transmisi-Jaringan-Komunikasi-Data&rdmt=88034&id=defadm&pid=Saluran-Transmisi-
Jaringan-Komunikasi-Data-Sistem-Persinyalan


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22084/3/Chapter%20II.pdf


http://www.researchgate.net/publication/42353308_Analisis_Karakteristik_Saluran_Trans
misi_Mikrostrip


http://staff.unud.ac.id/~wiharta/wp-content/uploads/2008/02/saluran-transmisi-pada-
gelombang-mikro.pdf


http://kk.mercubuana.ac.id/files/14041-1-282444298060.pdf


http://eecafedotnet.files.wordpress.com/2012/08/saluran-transmisi-0812-pdf.pdf


http://staff.unud.ac.id/~wiharta/wp-content/uploads/2008/02/matching-impedance.pdf


http://eprints.undip.ac.id/25503/1/ML2F305243.pdf




                                                                                 Page | 28

More Related Content

What's hot

QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)Risdawati Hutabarat
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlabSimon Patabang
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Ferdi Dirgantara
 
PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)nisa setyawan
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMRizki Nugroho
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)Beny Nugraha
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Ishardi Nassogi
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Bab 2 sistem komunikasi
Bab 2 sistem komunikasiBab 2 sistem komunikasi
Bab 2 sistem komunikasiEKO SUPRIYADI
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 

What's hot (20)

Komunikasi radio
Komunikasi radioKomunikasi radio
Komunikasi radio
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
 
modulasi analog
modulasi analogmodulasi analog
modulasi analog
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
 
PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
Qpsk
QpskQpsk
Qpsk
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
 
Propagasi Gelombang Langit
 Propagasi Gelombang Langit Propagasi Gelombang Langit
Propagasi Gelombang Langit
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Bab 2 sistem komunikasi
Bab 2 sistem komunikasiBab 2 sistem komunikasi
Bab 2 sistem komunikasi
 
sistem banyak partikel
sistem banyak partikelsistem banyak partikel
sistem banyak partikel
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)
 

Similar to Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance

Teori Jaringan Nirkabael
Teori Jaringan NirkabaelTeori Jaringan Nirkabael
Teori Jaringan NirkabaelEilaz Barnaveld
 
TRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxTRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxAndiRaihan4
 
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]Salman Alparisi
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxPutri Arifah
 
Electrical Engineering PLTU.pptx
Electrical Engineering PLTU.pptxElectrical Engineering PLTU.pptx
Electrical Engineering PLTU.pptxJokoSusilo678534
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaDiana Fauziyah
 
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSIRahmad Dedy
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiSigit Muhammad
 
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)sofyan_inawan
 
Media Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan NirkabelMedia Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan NirkabelAgus Setiawan
 

Similar to Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance (20)

Teori Jaringan Nirkabael
Teori Jaringan NirkabaelTeori Jaringan Nirkabael
Teori Jaringan Nirkabael
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxTRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptx
 
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK 150 KV
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK 150 KVTRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK 150 KV
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK 150 KV
 
Media Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan UnguidedMedia Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan Unguided
 
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIKTRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Elka
ElkaElka
Elka
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
 
Electrical Engineering PLTU.pptx
Electrical Engineering PLTU.pptxElectrical Engineering PLTU.pptx
Electrical Engineering PLTU.pptx
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasa
 
Tugas spa
Tugas spaTugas spa
Tugas spa
 
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 
KOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATAKOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATA
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
 
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
 
Media Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan NirkabelMedia Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIKTRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 

Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka tugas makalah ini dapat diselesaikan. Tugas makalah yang berjudul “SALURAN TRANSMISI dan IMPEDANCE MATCHING ( penyesuaian impedansi )” ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah SALURAN TRANSMISI pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. Terakhir penulis berharap, semoga tugas makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga. Surabaya, 13 Oktober 2012 Penulis Page | 1
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Daftar Isi 2 A. PENDAHULUAN 3 B. PEMBAHASAN 3 1) Saluran Transmisi 3 2) Jenis Media Saluran Transmisi 4  Two-wire (Twin Lead) 5  Coaxial Line 5  Balanced Shielded Line 6  Microstrip dan Stripline 6  Bumbung gelombang (waveguides) 7 3) Karakteristik Saluran Transmisi 7 4) Impedansi Karakteristik 8 5) Gelombang Elektromagnetik dalam Saluran Transmisi 11  Kecepatan Rambat Gelombang 11  Panjang Gelombang 13 6) Impedance Matching ( Penyesuaian Impedansi ) 13 7) VSWR (VOLT STANDING WAVE RATIO) 16  Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban 18  Pengukuran SWR 20  Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu 22 C. KESIMPULAN HUBUNGAN SALURAN TRANMISI dan IMPEDANCE MATCHING 27 DAFTAR PUSTAKA 28 Page | 2
  • 3. SALURAN TRANSMISI dan IMPEDANCE MATCHING ( penyesuaian impedansi ) A. PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini dapat dirasakan pesatnya kemajuan teknologi dunia terutama di bidang informasi. Pencarian informasi di dunia internet saat ini sangatlah mudah. Hanya perlu mengetikkan beberapa keyword informasi yang kita perlukan maka dalam sekejap ribuan informasi dapat kita download. Dalam dunia pertukaran informasi kita juga dapat meng-upload informasi yang mungkin akan dibutuhkan oleh orang lain. Tapi apakah kita semua tau bagaimana proses download-upload dapat berjalan ? dibutuhkan sebuah saluran transmisi untuk menjembatani pertukaran informasi tersebut dan agar saluran tranmisi tersebut dapat bekerja maksimal maka diperlukan penyesuaian impedansi ( matching impedance ) untuk meminimalisasi terjadinya loss data dan collusion ( bercampurnya dua data menjadi satu ). B. PEMBAHASAN 1) Saluran Transmisi Saluran transmisi adalah media atau perantara fisik/non fisik yang dijadikan jembatan dan jalannya transmisi telekomunikasi pada pengiriman dan penerimaan paket data analog maupun digital jaringan komunikasi data. Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak antara sumber informasi dengan penerima informasi dekat, maka sistem transmisi yang dipakai cukup melalui udara. Namun bila jarak keduanya jauh dan sangat jauh, maka dibutuhkan suatu sistem transmisi yang lebih kompleks. Sistem transmisi itu dapat terdiri atas satu atau lebih media transmisi. Media yang digunakan dalam sistem ini dapat berupa media fisik (kabel) maupun non fisik (nirkabel). Media transmisi fisik merupakan media transmisi yang mempunyai bentuk fisik. Media fisik ini umumnya menggunakan kabel, bumbung gelombang atau serat optik, sedangkan media non fisik berupa udara atau ruang bebas (free space). Saluran transmisi Page | 3
  • 4. merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam sistem transmisi baik sistem kabel maupun nirkabel. Pada sistem transmisi nirkabel, saluran transmisi digunakan untuk menghubungkan pemancar dengan antena pemancar dan penerima dengan antena penerima. 2) Jenis Media Saluran Transmisi Seperti diketahui bahwa untuk melakukan suatu transmisi sinyal dalam telekomunikasi, diperlukan jalur fisik yag menghubungkan si pengirim ( transmitter ) dengan si penerima ( receiver ). Media transmisi untuk gelombang elektromagnetik dibedakan menjadi dua, yaitu guided (terarah) dan unguided ( tidak terarah ). Pada media terarah, gelombang elektromagnetik dipandu perambatannya dengan media fisik yang dapat dilihat oleh mata. Beberapacontoh media terarah diantaranya adalah kabel twisted pair ( UTP dan STP ), coaxial, dan fiber optic. Walaupun secara umum media saluran transmisi yang digunakan pada frekuensi tinggi maupun gelombang mikro (microwaves) dapat berupa sepasang penghantar atau sebuah penghantar berongga, namun dalam aplikasinya dapat kita bedakan dalam 4 kategori, yaitu : a. Saluran transmisi dua kawat sejajar (two-wire transmission line) b. Saluran transmisi koaksial (coaxial transmission line) c. Microstrip dan Stripline d. Bumbung gelombang (waveguides) Saluran transmisi two-wire hanya cocok dipakai pada daerah frekuensi terendah dari spektrum frekuensi radio sebab pada frekuensi yang lebih tinggi saluran transmisi jenis ini memiliki redaman yang sangat besar. Untuk memperbaiki keterbatasan saluran two-wire ini maka pada frekuensi yang lebih tinggi, penggunaan sepasang penghantar sejajar digantikan oleh sepasang penghantar yang disusun dalam satu sumbu yang sama, disebut "coaxial". Dengan saluran ini redaman yang dialami medan elektromagnetik dapat dikurangi. Pada daerah frekuensi yang lebih tinggi lagi (gelombang mikro), saluran coaxial tidak cocok dipakai karena gelombang elektromagnetik merambat dalam bentuk radiasi menembus bahan dielektrik saluran sehingga redamannya semakin besar. Page | 4
  • 5. Untuk itu, digunakan suatu saluran berupa penghantar berongga yang disebut bumbung gelombang. Sedangkan untuk menghubungkan jarak yang dekat, pada frekuensi ini biasanya digunakan saluran transmisi yang disebut stripline dan microwave. Berdasarkan konstruksi fisik, saluran transmisi dapat dibedakan menjadi yaitu:  Two-wire (Twin Lead) Merupakan saluran dua kawat yang terdiri dari sepasang penghantar sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik jenis polythylene. Saluran ini biasanya mempunyai impedansi karakteristik 300Ω sampai 600Ω dan banyak dipakai untuk menghubungkan penerima pesawat televisi dengan antena penerima pada daerah Very High Frequency (VHF). Struktur fisiknya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Garis putus-putus pada gambar tersebut menunjukkan medan magnet yang timbul di sekeliling induktor, sedangkan garis yang tidak putus-putus menunjukkan medan listrik  Coaxial Line Merupakan saluran tidak seimbang (unbalanced line), di mana salah satu kawat penghantarnya digunakan sebagai pelindung bagi kawat penghantar yang lain dalam satu sumbu yang sama. Kedua kawat penghantarnya dipisahkan oleh bahan dielektrik Polyethelyne atau teflon. Saluran transmisi ini paling banyak digunakan untuk mengirimkan energi dengan frekuensi radio (RF), baik dalam sistem pemancar maupun penerima. Impedansi karakteristiknya beragam, mulai dari 50 Ω sampai 75 Ω. Struktur fisik dan pola medannya dapat Page | 5
  • 6. dilihat pada Gambar 2.2 dimana garis putus-putus menunjukkan medan magnet, sedangkan garis yang tidak putus-putus menunjukkan medan listrik.  Balanced Shielded Line Merupakan perpaduan dari saluran two wire line dan coaxsial, di mana kedua kawat penghantarnya saling sejajar, namun untuk mengurangi rugi-rugi radiasi digunakan pelindung (shielded) dari jalinan serat logam seperti pada saluran coaxial. Kabel ini mempunyai karakteristik yang lebih baik dibandingkan kabel two-wire.  Microstrip dan Stripline Merupakan saluran transmisi yang bentuk fisiknya berupa kabel yang bersifat kaku. Saluran transmisi jenis ini biasanya digunakan untuk bekerja pada daerah frekuensi gelombang mikro (orde GHz) dan digunakan untuk menghubungkan piranti elektronik yang berjarak dekat. Saluran microstrip biasanya dibuat dalam bentuk Primed Cabling Board (PCB) dengan bahan khusus yang mempunyai rugi-rugi rendah pada frekuensi gelombang mikro. Page | 6
  • 7.  Bumbung gelombang (waveguides) Bumbung gelombang (waveguides) merupakan saluran tunggal yang berfungsi untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik (microwave) dengan frekuensi 300 MHz – 300 GHz. Dalam kenyataannya, waveguide merupakan media transmisi yang berfungsi memandu gelombang pada arah tertentu. Pada frekuensi yang sangat tinggi, diatas 1 GHz, saluran transmisi tidak efektif lagi sebagai media transmisi gelombang elektromagnetik, karena pada frekuensi tersebut efek radiasi dari redaman saluran sudah terlalu besar. Impedansi karakteristik dan mode perambatan gelombang pada saluran jenis ini berbeda dengan jenis sebelumnya. Salah satu aplikasi dari bumbung gelombang ini adalah serat optik. Walaupun kondisinya berbentuk kabel, namun serat optik merupakan saluran transmisi jenis "bumbung gelombang", dalam hal ini, bumbung berpenampang lingkaran (circular waveguide). Aplikasi yang lainnya yaitu sebagai pengumpan (feeder) pada antena parabola. Adapun gambar bumbung gelombang seperti pada Gambar 2.3. 3) Karakteristik Saluran Transmisi Ketika hubungan antara sumber sinyal dengan beban sedang berlangsung, maka sinyal akan merambat pada pasangan kawat penghantar saluran transmisi menuju ke ujung yang lain dengan kecepatan tertentu. Semakin panjang saluran transmisi, maka waktu tempuh dari rambatan sinyal itu akan semakin lama. Arus yang mengalir di sepanjang saluran akan membangkitkan suatu medan magnet yang menyelimuti kawat penghantar dan ada kalanya saling berimpit dengan medan magnet lain yang berasal dari kawat penghantar lain disekitarnya. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kawat Page | 7
  • 8. penghantar berarus listrik, merupakan suatu timbunan energi yang tersimpan dalam kawat penghantar tersebut, sehingga dapat dianggap bahwa kawat penghantar bersifat induktif atau memiliki induktansi. Tegangan yang ada di antara dua kawat penghantar akan membangkitkan medan listrik. Medan listrik ini juga merupakan timbunan energi yang mungkin juga saling berimpit dengan medan listrik lain disekitarnya, sehingga akan timbul kapasitansi di antara dua kawat penghantar. Untuk saluran yang panjang, induktansi dan kapasitansi itu akan menyebar secara merata pada sepanjang saluran dan besarnya tergantung pada frekuensi sinyal atau gelombang yang merambat di dalamnya. Setiap jenis saluran transmisi dua kawat juga mempunyai suatu nilai konduktansi yakni nilai yang merepresentasikan kemungkinan banyaknya elektron yang mengalir (arus) melewati atau menembus bahan dielektrik saluran. Jika saluran dianggap seragam (uniform), dimana semua nilai besaran- besaran tersebut sama disepanjang saluran, maka potongan kecil saluran dapat dianggap merepresentasikan panjang keseluruhan. 4) Impedansi Karakteristik Gelombang yang merambat pada saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga, tidak akan mempengaruhi apa yang ada di ujung saluran. Perbandingan antara tegangan dan arus di ujung masukan saluran sesungguhnya dapat dianggap sama dengan perbandingan antara tegangan dan arus setelah mencapai ujung lainnya. Dapat diartikan bahwa arus dan tegangan di antara kedua kawat penghantar saluran itu memandang saluran transmisi sebagai suatu impedansi. Impedansi inilah yang disebut "Impedansi Karakteristik (Zo)" Jadi dapat dikatakan bahwa impedansi karakteristik adalah impedansi yang diukur diujung saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga. Bila daya dirambatkan pada saluran transmisi dengan panjang tak berhingga, maka daya itu akan diserap seluruhnya disepanjang saluran sebagai akibat bocornya arus pada kapasitansi antar penghantar dan hilangnya tegangan pada induktansi saluran Page | 8
  • 9. Pada Gambar 2.4, diperlihatkan bahwa impedansi yang dipandang pada titik 1'-2' ke 1-2 berhingga) ke arah kanan adalah sebesar Zo juga. Tetapi dengan tingkat tegangan dan arus yang lebih kecil dibandingkan dengan tegangan pada titik 1-2. Sehingga bila impedansi pada titik 1'-2' digantikan dengan impedansi beban sebesar Zo, maka impedansi dititik 1-2 akan sebesar Zo juga. Impedansi karakteristik saluran tanpa rugi-rugi (losses-line) dapat dituliskan sebagai berikut: Di mana : L = induktansi total kedua kawat penghantar sepanjang saluran l (Henry) C = kapasitansi antar kedua kawat penghantar dalutan sepanjang l (Farad) Page | 9
  • 10. Besar impedansi karakteristik suatu saluran transmisi maupun bumbung gelombang berbeda-beda dan nilainya ditentukan oleh ukuran fisik penampang dan bahan dielektrik yang digunakan sebagai isolator. Adapun impedansi karakteristik saluran transmisi dapat dilihat pada Tabel 2.1 . Di mana: D = Jarak antar konduktor (pada twist pair) atau diameter konduktor outer (pada coaxial dan balanced shielded) (meter) d = Diameter konduktor inner (meter) h = Jarak antar konduktor (pada balanced shielded) (meter) k = Konstanta dielektrik bahan isolator e = Permitivitas μ = Permeabilitas et = Konstanta dielektrik relatif η = Impedansi gelombang udara (Ω) fc = Frekuensi cut-off (GHz) Page | 10
  • 11. 5) Gelombang Elektromagnetik dalam Saluran Transmisi Ketika pengiriman sinyal melalui suatu saluran, maka medan-medan (listrik dan magnet) yang dikirimkan dari sumber sampai ke beban dan setelah sampai di beban, energi yang tersimpan dalam medan-medan tersebut diubah menjadi energi yang diinginkan, di mana medan-medan ini dikenal sebagai medan elektromagnetik. Perambatan energi listrik disepanjang saluran transmisi adalah bentuk medan elektromagnetik transversal yaitu gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap perpindahannya. Ada tiga tipe perambatan yang dikenal pada saluran transmisi maupun bumbung gelombang, yaitu tipe TEM (Transverse Electric Magnetic), TE (Transverse Electric) dan TM (Transverse Magnetic), biasanya tipe TEM yang terjadi pada saluran transmisi, sedangkan tipe TE dan TM umumnya terjadi pada bumbung gelombang (waveguides). Daerah atau bagian dari saluran transmisi yang paling padat diselimuti oleh medan elektromagnetik adalah bagian diantara kedua kawat penghantarnya, yang biasanya diisi oleh suatu bahan isolator. Parameter yang penting dari bahan isolator adalah konstanta dielektrik (k). Harga konstanta dielektrik ini merupakan harga relatif terhadap konstanta dielektrik dari ruang hampa. Ada dua hal penting yang mempengaruhi suatu gelombang, yaitu :  Kecepatan Rambat Gelombang Gelombang yang merambat disepanjang saluran transmisi bisa memiliki kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristik propagasi saluran tersebut. Kecepatan merambat medan elektromagnetik disepanjang saluran transmisi juga ditentukan oleh besarnya konstanta dielektrik dari isolator kawat penghantarnya. Semakin besar harga k, maka kecepatan merambat akan semakin pelan. Hubungan antara konstanta dielektrik dengan kecepatan rambat gelombang dapat dituliskan sebagai : Dimana : k = konstanta dielektrik bahan isolator Page | 11
  • 12. Harga konstanta dielektrik bahan isolator yang harganya adalah relatif terhadap konstanta dielektrik udara (ruang hampa), sehingga tidak memiliki satuan. Konstanta dielektrik beberapa bahan isolator ditampilkan pada Tabel 2.2 . Untuk saluran transmisi tanpa rugi-rugi (losses line), kecepatan rambat gelombang dalam saluran dapat dituliskan sebagai : Di mana : ℓ = Panjang potongan saluran (meter) L = Induktansi total kedua kawat penghantar saluran sepanjang ℓ (Henry) C= Kapasitansi antar kedua kawat penghantar sepanjang saluran ℓ (Farad) Page | 12
  • 13.  Panjang Gelombang Panjang gelombang didefenisikan sebagai jarak dimana gelombang tersebut bergeser atau berjalan sejauh satu siklus (identik dengan perubahan sudut 2π). Bila suatu sinyal frekuensi tinggi merambat pada suatu saluran transmisi, maka panjang gelombang sinyal tersebut didalam saluran akan bergantung pada harga konstanta dielektrik (k) dari bahan isolator tersebut menurut hubungan : Di mana : c = Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik pada ruang hampa (3 x 108 m/detik), f = Frekuensi gelombang tersebut (Hz), dan k = Konstanta dielektrik 6) Impedance Matching ( Penyesuaian Impedansi ) Impedance Matching adalah penyepadanan pada saluran yang dilakukan agar impedansi input saluran transmisi ZIN = ZO, sehingga terjadi transfer daya maksimum. Matching impedance ini hanya dapat diaplikasikan pada rangkaian dengan sumber AC. Impedance matching ini sangat dibutuhkan dalam interface pada transmitter dan receiver. Jika rangkaian telah matching, daya yang ditransferkan akan maksimum dan memiliki losses yang kecil. Impedansi matching adalah hal yang penting dalam rentang frekuensi gelombang mikro. Suatu saluran transmisi yang diberi beban yang sama dengan impedansi karakteristik mempunyai standing wave ratio (SWR) bernilai satu, sehingga dalam pentransmisian dayanya tanpa ada gelombang yang terpantul. Hal ini menyebabkkan efisiensi transmisi menjadi optimum. Matching dalam saluran transmisi mempunyai pengertian yang berbeda dengan dalam teori rangkaian. Page | 13
  • 14. Tujuan matching impedance : a) Memaksimalkan daya kirim dari sumber ke beban. b) Meminimalisasi rugi – rugi di saluran transmisi. c) Memaksimalkan kwalitas pada input penerima. d) Meminimalisasi distorsi signal di saluran transmisi Dalam teori rangkaian, transfer daya maksimum membutuhkan impedansi beban sama dengan konjugasi kompleks sumber. Matching seperti ini disebut dengan matching konjugasi.  Conjugate Matching Digunakan umumnya di bagian sumber. Matching ini memaksimalkan daya yang dikirim ke beban, tapi tidak meminimalkan pantulan ( kecuali Zs real).  Load Matching Umumnya digunakan di bagian beban. Matching ini meminimalkan pantulan tapi tidak memaksimalkan daya yang dikirim, kecuali jika Z0 real. Gambar berikut menunjukkan sistem saluran transmisi yang ”matched”. Page | 14
  • 15. Rangkaian penyesuai impedansi umumnya menggunakan komponen reaktif (kapasitor dan induktor) untuk menghindari rugi-rugi.  Matching dengan elemen seri dan parallel Perancangan rangkaian penyesuai impedansi selain menggunakan pendekatan matematis dapat juga menggunakan pendekatan grafis dengan Smith Chart. Pada Smith Chart akan diplot titik-titik impedansi atau admitansi. Titik-titik admitansi dan impedansi yang diplot dapat merupakan harga normalisasi pada suatu harga tertentu. Titik admitansi dapat dapat diperoleh dari titik impedansi dengan mencerminkannya pada titik tengah, begitu juga sebaliknya. Penambahan komponen reaktansi seri atau paralel dapat dilakukan dengan aturan sebagai berikut: - Penambahan L seri atau C seri menggerakkan titik impedansi di sepanjang lingkaran resistansi konstan. L seri menambah induktansi sedangkan penambahan C seri mengurangi kapasitansi. - Penambahan L atau C paralel menggerakkan impedansi di sepanjang lingkaran konduktansi konstan. Penambahan C paralel menaikkan kapasitansi sedangkan L paralel mengurangi induktansi. Page | 15
  • 16.  Stub Matching Penyesuaian impedansi bisa dilakukan dengan menyisipkan suatu admitansi imajiner paralel dalam saluran transmisi. Admitansi ini bisa diperoleh dari potongan suatu saluran transmisi. Teknik penyesuai impedansi seperti ini disebut dengan stub matching. Ujung dari stub bisa terbuka atau tertutup, tergantung dari admitansi imajiner yang diinginkan. Dua atau tiga stub juga bisa disisipkan pada lokasi tertentu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 7. VSWR (VOLT STANDING WAVE RATIO) VSWR (Volt Standing Wave Ratio) pada Saluran Transmisi Daya RF. Bila impedansi beban tidak sesuai dengan impedansi saluran transmisi, maka sebagian dari energi gelombang yang datang pada beban akan dipantulkan. Hal tersebut menimbulkan suatu gelombang pantulan yang berjalan kembali di sepanjang saluran transmini ke arah sumbernya. Begitu juga apabila impedansi sumber tidak sesuai dengan impedansi saluran, maka pantulan selanjutnya dari gelombang yang sebelumnya terpantul dari beban akan terjadi. Dengan demikian pantulan-pantulan majemuk dapat ditimbulkan baik pada beban maupun pada sumber gelombang. Efek keseluruhan dari peristiwa tersebut dapat diperlakukan sebagai resultan dari suatu gelombang datang dan gelombang pantulan tunggal. Gelombang-gelombang tersebut bila dilihat dari posisinya merupakan tegangan diam (untuk frekuensi dan sinyal masukan tetap) dan karena itulah disebut dengan Gelombang Berdiri Tegangan (Voltage Standing Wave = VSW). Page | 16
  • 17. Gambar Rangkaian VSWR meter Pada setiap gelombang berdiri tegangan akan terjadi juga arus karena yang disalurkan dari sumber menuju beban melalui saluran transmisi pada prinsipnya adalah daya RF. Dengan demikian apabila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan impedansi beban maka akan timbul pantulan daya (Reflected Power) pada saluran transmisi. Pantulan daya ini selanjutnya akan berinterferensi dengan daya yang menuju beban (Forward Power) atau daya maju dan menghasilkan gelombang tegangan berdiri seperti gambar (Voltage Standing Wave) di atas. Page | 17
  • 18. Pantulan Daya (Reflected Power) ini pada nilai-nilai yang ekstrim (VSWR >2,0) merupakan kondisi yang dianggap berbahaya dan selalu dihindari karena akan berpengaruh langsung pada penambahan Desipasi Daya pada Komponen Utama pada Penguat Akhir RF dan berpotensi merusaknya. Selanjutnya Perbandingan Gelombang Berdiri Tegangan (Voltage Standing Wave Ratio = VSWR) sesuai gambar di atas dapat didefinisikan sebagai : Misal, diketahui Impedansi Beban (antenna) adalah 75 Ohm dan Impedansi Saluran Transmisi 50 Ohm, maka nilai VSWR :  Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban Koefisien Pantulan Tegangan pada Beban dapat didefinisikan sebagai Perbandingan Tegangan Pantulan terhadap Tegangan Datang yang terjadi pada Beban atau Perbandingan Arus Pantulan terhadap Arus yang Datang pada Beban. Page | 18
  • 19. Dengan mengetahui nilai VSWR, dapat juga diketahui koefisien pantulan tegangan pada beban : Pada saluran transmisi, gelombang arus datang akan selalu sefasa dengan gelombang tegangan datang. Sedangkan gelombang arus pantulan akan selalu berlawanan fasa dengan gelombang tegangan pantulan. Hal ini terjadi karena salah satu dari medan listrik atau medan magnet dari gelombang harus berbalik arah. Dengan demikian maka maksimal arus selalu berpasangan dengan minimal tegangan dan maksimal tegangan selalu berpasangan dengan minimal arus. Berikut ini kondisi RF pada saluran transmisi untuk berbagai kondisi Impedansi Beban terhadap Impedansi Saluran Transmisi : Page | 19
  • 20. Dari persamaan-persamaan di atas, ini berarti bahwa VSWR dapat mempunyai nilai satu sampai tak berhingga ; Yang perlu diperhatikan bahwa VSWR adalah selalu suatu bilangan nyata –> yaitu bilangan yang tidak mempunyai bagian khayal. Nilai VSWR yang ideal seharusnya adalah satu, karena ini merepresentasikan suatu keadaan yang disesuaikan (matched), dan pengaturan-pengaturan praktis pada saluran transmisi RF yang sering ditujukan untuk membuat VSWR yang minimum. Apabila Nilai VSWR sama dengan satu atau sangat mendekati satu dapat terpenuhi, maka suatu sistem transmisi daya RF dapat dianggap telah memenuhi persyaratan Optimalisasi dan Efisiensi Transmisi Daya RF.  Pengukuran SWR Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Page | 20
  • 21. SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca : Namun bila SWR diletakkan di dekat antena, SWR yang terbaca adalah : Ternyata kedua pengukuran berbeda. Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila SWR meter diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur. Kesalahan akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang. Dalam praktek cara pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR 1 : 1,1) karena penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih segeralah pindahkan SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak meleset. Apalagi bila koaxialnya panjang sekali (20 meter atau lebih) atur kembali matching antena anda. Selamat bereksperimen. Page | 21
  • 22.  Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu. Gambar Anritsu seri S332D Gambar dari fungsi-fungsi tombol di SWR Anritsu. Page | 22
  • 23. Umumnya, hanya dua hal yang dihitung dari penggunaan VSWR, yaitu DTF (Distance to Fault) dan SWR (Signal Wave Ratio). GSM 2G 900 : 890 – 960 GSM 2G 1800 : 1710 – 1880 UMTS 3G : 1980 – 2170 Katakanlah, yang akan di VSWR adalah sebagai berikut: Standart : 2G Band : 900 Jenis Kabel : AVA, diameter 7/8. Panjang Feeder : 80m Maka yang harus dilakukan adalah : 1. Hidupkan Site Master 2. Klik Tombol “Mode”. 3. pilih Freq – SWR 4. Tekan Tombol Enter 5. Di layer sebelah kiri, pilih Signal Standart 6. Pilih Select Standart 7. Pilih Show All 8. Cari yang sesuai dengan yang diinginkan 9. Cari GSM 900 10. Pilih Select (Untuk melihat apa aja yang masuk kedalam list yang dipilih, tekan tombol Show Selected). Lanjut kan dengan menekan tombol Enter. 11. Biasa nya Anritsu akan minta di kalibrasi (tapi nanti saja), lanjutkan dengan menekan enter. 12. Tekan tombol FREQ / DIST 13. Pilih F1, isi dengan frekuensi terendah dari standart (890) 14. Pilih F2, isi dengan frekuensi tertinggi dari standart (960) 15. Tekan tombol AMPLITUDO 16. untuk SWR, isi bottom dengan 1 dan top 1.5 Page | 23
  • 24. 17. tekan tombol MODE, pilih DTF – SWR, lanjutkan dengan enter 18. Pilih menu D1, isi dengan 0 19. Pilih menu D2, isi dengan 90 20. Pilih Menu DTF AID, arah kan ke bacaan Cabel, enter. 21. Pilih Show All, cari kabel AVA5-50 7/8 22. Pilih Menu Select / Deselect. Tekan Enter, Enter. 23. Akhiri dengan Kalibrasi. 24. Pilih angka “3”, Start Cal. 25. Berturut-turut, masukkan “T” calibrator OPEN, SHORT dan akhiri dengan LOAD. Setelah selesai menyiapkan kalibrasi, siapkan alat untuk mengukur SWR seperti flexible jumper, connector, dummy, kunci 32’, isolasi dan rubber. Berikut akan dijelaskan cara untuk melakukan perhitungan SWR dan DTF. 1. DTF Setelah SWR diubah kemode DTF, dan semua peralatan untuk menghitung “measurement” disiapkan, perhatikan bahwa biasa nya ada 4 titik yang nilai nya akan tinggi, yaitu di Marker 1, Marker 2, Marker 3 dan Marker 4. Marker 1 (M1) adalah perhitungan di konektor SWR. Marker 2 (M2) adalah perhitungan di konektor Jumper. Marker 3 (M3) adalah perhitungan di konektor Feeder. Marker 4 (M4) adalah perhitungan di Dummy atau antenna. Page | 24
  • 25. Gambar DTF. Tergantung dari Provider yang ada, batas dari limit DTF akan berbeda beda sesuai dengan aturan dari provider tersebut. Seperti gambar diatas, limit yang digunakan adalah 1.04. Biasanya untuk M4, jika menggunakan Dummy maka tetap menggunakan limit 1.04, sedangkan jika langsung menggunakan antenna, limit bias lebih dari itu (1.2 lebih). 2. SWR Penghitungan SWR biasanya sedikit lebih mudah dari pada DTF. Di bawah akan ditampilkan salah satu contoh penghitungan SWR dengan menggunakan limit 1,25. Page | 25
  • 26. Gambar SWR. Page | 26
  • 27. C. KESIMPULAN HUBUNGAN SALURAN TRANMISI dan IMPEDANCE MATCHING Peran SALURAN TRANSMISI dan IMPEDANCE MATCHING dalam pertukaran informasi sangatlah besar. Sebuah saluran transmisi membutuhkan impedance matching pada bagian transmitter dan receivernya agar daya yang ditransferkan akan maksimum dan memiliki losses yang kecil. Impedansi matching adalah hal yang penting dalam rentang frekuensi gelombang mikro. Suatu saluran transmisi yang diberi beban yang sama dengan impedansi karakteristik mempunyai standing wave ratio (SWR) bernilai satu, sehingga dalam pentransmisian dayanya tanpa ada gelombang yang terpantul. Hal ini menyebabkkan efisiensi transmisi menjadi optimum. Seperti contoh pada impedansi karakteristik Two-wire (Twin Lead, Saluran ini biasanya mempunyai impedansi karakteristik 300Ω sampai 600Ω dan banyak dipakai untuk menghubungkan penerima pesawat televisi dengan antena penerima pada daerah Very High Frequency (VHF). Jika perhitungan impedansinya tidak sesuai atau match dengan 300Ω sampai 600Ω maka hal ini akan memperngaruhi pengiriman gelombang elektromagnetik dari transmitter menuju receiver. Intinya jika anda menginginkan kualitas pertukaran data anda maksimal, maka impedansi pada saluran transmisi haruslah tepat dan match. Page | 27