َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
ّٰللا ىَّلَص ِ ه
ّٰللا َل ْوُسَر َّنَأ
:
َماَيِقْال َم ْوَي ٍدْبَع اَمَدَق ُل ْوُزَت َ
َل
ىَّتَح ِة
ْنَع َو ُهَانْفَأ اَمْيِف ِه ِ
رُمُع ْنَع ٍعَب ْرَأ ْنَع َلَأْسُي
َم ِهِمْلِع ْنَع َو ُه َ
َْلبَأ اَمْيِف ِهِدَسَج
َلِمَع اَذا
ِهْيِف
َفْنَأ اَمْيِفَو ُهَبَسَتْكا َنْيَأ ْنِم ِهِلاَم َْنعَو
ُهََق
.
(
هِعِجام في ُّيوالترمذ ََّانب ِح ُابن واهَر
Artinya : Sesungguhnya Rasûlullâh ﷺbersabda: "Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba di
hari kiamat sehingga ditanya dengan empat macam, yaitu:
(1) tentang umurnya habis digunakan untuk apa,
(2) jasadnya rusak digunakan untuk apa,
(3) ilmunya bagaimana mengamalkannya,
(4) hartanya dari mana mencari dan kemana
membelanjakannya.
" (HR. Ibnu Hibban dan At Tirmizi).
Dalam Islam kedudukan harta merupakan hal penting oleh karenanya
Islam mensyariatkan peraturan-peraturan mengenai muamalah seperti
jual beli, sewa-menyewa, gadai menggadai, dan sebagainya, serta
melarang penipuan, riba dan mewajibkan kepada orang yang merusak
barang orang lain untuk membayarnya, harta yang dirusak oleh anak-
anak yang di bawah tanggungannya, bahkan yang dirusak oleh
binatang peliharaannya sekalipun.
Perlindungan Islam terhadap harta benda seseorang tercermin dalam
firmanNya:
َب ْمُكَلاَوْمَأ واُلُكْأَت ال واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأ اَي
ُكَت ْنَأ الِإ ِلِاطَبْلاِب ْمُكَنْي
َون
ُفْنَأ واُلُتْقَت الَو ْمُكْنِم ٍ
اضَرَت َْنع ًةَارَجِت
َر ْمُكِب َانَك َ َّ
َّللا َّنِإ ْمُكَس
اًمي ِح
(
٢٩
)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (Q.S. An-Nisa: 29).
Apa yang dimaksud dengan
Berkah?
Lisanul Arab, "barakah" dimaknai sebagai an-mâ'
waz ziyâdah, tumbuh dan bertambah. Sebagian
ulama merinci lagi bahwa berkah adalah
bertambahnya kebaikan (ziyâdaatul khair).
Kebaikan yang dimaksud tentu bukan
kenikmatan duniawi, melainkan tingkat
kesadaran kita kepada Allah, taqarrub ilallah.
1. Syukur kepada
Allah SWT atas
segala nikmat yang
dikaruniakan
kepadanya.
ىَل ْمُكُّبَر َنَّذَاَت ْذِا َو
ِ
زَ َ
َل ْمُت ْرَكَش ْن
ْمُكَّنَدْي
َع َّنِا ْمُت ْرَفَك ْنىَل َو
ْديِدَشَل ْيِباَذ
Allah SWT berfirman, ”Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan.
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS Ibrahim: 7).
َّي اةَّنىَمْطُّم اةَنِمٰا َْتناَك اةَي ْرَق ا
َلَثَم ُ ه
ّٰللا َبَرَض َو
َف ٍانَكَم ِلُك ْنِم اادَغَر اَهُق ْز ِ
ر اَهْيِتْأ
ْتَرَفَك
ِب ِف َْوخْال َو ِع ْوُجْال َاسَبِل ُ ه
ّٰللا اَهَقاَذَاَف ِ ه
ّٰللا ِمُعْنَاِب
َن ْوُعَنْصَي ا ْوُناَك اَم
112
. Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu
Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.
2. Silaturahim.
Amalan ini merupakan upaya menyambung tali
persaudaraan antarsesama manusia. Merajut dan
memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan
Muslim) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan
sesama manusia). Praktik ini dapat melapangkan
rezeki dari Allah.
Abu Hurairah ra menyampaikan sebuah hadis Nabi
SAW yang berkaitan dengan hal ini, ”Barang siapa
yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, hendaknya ia menyambung tali
kekerabatan (silaturahim).” (HR Bukhari).
3.
Menafkahkan
nya di jalan
Allah.
Berkembangnya harta dipengaruhi juga
oleh faktor di mana ia dibelanjakan.
ْمَا َن ْوُقِفْنُي َْنيِذَّال ُلَثَم
ِ ه
ّٰللا ِلْيِبَس ْيِف ْمُهَلا َو
ِلَثَمَك
ِبَانَس َعْبَس ْتَتَبْْۢنَا ٍةَّبَح
ٍةَلُبْْۢنُس ِلُك ْيِف َل
ۗ ٍةَّبَح ُةَئاِم
ُءَۤاشَّي ْنَمِل ُفِع ٰضُي ُ ه
ّٰللا َو
ۗ
ْميِلَع عِسا َو ُ ه
ّٰللا َو ”
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan, Allah Mahaluas (kurnia-
Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al
Baqarah: 261).
4.
Senantiasa
melakukan
kebaikan.
Segala kebaikan akan kembali
kepada pelakunya. Kebaikan
itu akan membuahkan
keberkahan dan kebahagiaan.
Dalam Alquran, dijelaskan,
َسْحَا ْمُتْنَسْحَا ْنِا
ِسُفْنَ ِ
َل ْمُتْن
ْمُك ”
Jika kamu berbuat baik,
(berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu.” (QS Al-Isra’: 7).
5. Berzakat
dan
bersedekah
Zakat dan sedekah akan membersihkan harta
seseorang karena di dalamnya terdapat hak orang
lain.
Allah berfirman,
َطُت اةَقَدَص ْمِهِلا َوْمَا ْنِم ْذُخ
ْيِكَزُت َو ْمُهُرِه
اَهِب ْمِه
َتوٰلَص َّنِا ْۗمِهْيَلَع ِلَص َو
ُ ه
ّٰللا َو ْۗمُهَّل نَكَس َك
ْميِلَع ْعيِمَس
”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.
Dengan zakat itu, kamu membersihkan dan
menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya, doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan, Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Attaubah:
103)
Sifat harta ia akan memberikan kepuasan
ketika ia dibagikan. Dan, ia akan terus
memberikan rasa kurang ketika ia hanya
disimpan.
َي نَع ِانَتَّنَج ۖ ةَياَء ْمِهِنَكْسَم ىِف ٍإَبَسِل َانَك ْدَقَل
ُكِبَر ِق ْز ِ
ر نِم ۟واُلُك ۖ ٍلاَمِش َو ٍينِم
ْم
ورُفَغ ٌّبَر َو ةَبِيَط ةَدْلَب ۚ ُۥهَل ۟واُرُكْشٱ َو
ٌ
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan)
di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah
kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang
Maha Pengampun”.
2.
Amal Shalih
“Dan sekiranya mereka benar-benar
menjalankan Taurat, Injil dan (Al-Qur’an)
yang diturunkan kepada mereka, niscaya
mereka akan mendapatkan makanan dari
atas mereka dan dari bawah kaki
mereka” [Al-Ma’idah : 66]
Para ulama tafsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud
dengan “mendapatkan makanan dari atas dan dari
bawah kaki”, ialah Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
meielimpahkan kepada mereka rizki yang sangat
banyak dari langit dan dari bumi, sehingga mereka
akan mendapatkan kecukupan dan berbagai kebaikan,
tanpa susah payah, letih, lesu, dan tanpa adanya
tantangan atau berbagai hal yang mengganggu
ketentraman hidup mereka [5]