2. 1. Mendeskribsikan berbagai pengaruh
deferensiasi sosial dan stratifikasi
sosial
2. Mengindentifikasi berbagai konflik
dalam masyarakat
3. Mendeskribsikan sebab-sebab konflik
4. Mendeskribsikan faktor-faktor
pendorong integrasi sosial
3.
4. Menurut Lewis A. Coser konflik merupakan peristiwa
normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-
hubungan sosial. Tidak adanya konflik dalam sebuah
masyarakat tidak dapat dianggap sebagai petunjuk
kekuatan dan stabilitas hubungan masyarakatnya.
Konflik tersebut merupakan tanda hubungan sosial
yang hidup dan dinamis.
5. 1. Konflik dapat memeperjelas aspek-aspek
kehidupan yang belum jelas atau masih
4. Konflik merupakan jalan untuk
belum tuntas ditelaah. Contoh: perbedaan
mengurangi ketergantungan antar
pendapat tentang suatu permasalahan
individu atau kelompok.
dalam diskusi. Perbedaan tersebut justru
5. Konflik dapat membantu menghidupkan
dapat memperjelas dan mempertajam
kembali norma-norma lama dan
kesimpulan seminar tersebut.
menciptakan norma-norma baru.
2. Konflik memungkinkan adanya
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana
penyesuaian kembali norma-norma, nilai-
untuk mencapai keseimbangan anatara
nilai, serta hubungan-hubungan sosial
kekuatan-kekuatan yang ada didalam
dalam kelompok bersangkutan dengan
masyarakat.
kebutuhan individu atau kelompok.
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi
3. Konflik meningkatakan solidaritas sesama
baru apabila pihak yang berkonflik berada
anggota kelompok (in group solidarity)
dalam kekuatan yang seimbang.
yangs edang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
6. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan
kelompok.
Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
Berubahnya kepribadian para individu. Sebagai contoh
Konflik memunculkan rasa benci, curiga, atau menjadikan
perkelahian sebagai solusi sebuah permasalahan
Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok
yang kalah.
7.
8.
9. Teori faktor individual
Beberapa ahli berpendapat setiap perilaku kelompok, termaksud
perilaku kekerasan, selalau berawal dari perilaku individu.
Agresifitas perilaku menyebabkan timbulnya kekerasan.
Faktor penyebab dari perilaku kekerasan adalah:
A. Faktor pribadi Kelainan jiwa (psikopat, psikoneurosis,
frustasi yang kronis serta pengaruh obat bius)
B. Faktor Sosial Konflik rumah tangga, faktor budaya dan
faktor media massa.
Teori Faktor Kelompok
Beberapa ahli mengemukakan pandangan bahwa individu
cenderung membentuk kelompok dengan mengendapkan
idntitas berdasarkan persamaan ras, agama, dan etnik.
Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan timbul karena deprifasi relatif (kehilangan rasa
memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya,
perbuhan sosial yang terjadi cepat dalam sebuah masyarakat
tidak mampu ditanggap dengan seimbang oleh sisitem sosial dan
nilai masyarakatnya.
10. Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat
didalam kehidupan masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik
hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri.
Tiga syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan
kekerasan:
1. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus
menyadari akan adanya situasi konflik diantara mereka.
Dengan kesadaran tersebut mereka berusaha
melaksanakan prinsip keadilan secara jujur.
2. Kekuatan sosial yang saling bertentangan terorganisasi
dengan jelas. Jika tidak, pengendalian konflikpun akan sulit
dilakukan.
3. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus
mematuhi aturan-aturan main tertentu yang telah
disepakati bersama. Aturan tersebut akan menjamin
keberlangsungan hidup kelompok-kelompok yang bertikai.
11. Mayarakat memiliki saran atau mekanisme untuk pengendalian
konflik dalam tubuhnya, disebut juga katup npenyelamat atau
safety valve, yaitu suatu mekanisme khusus yang diapakai untuk
mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik.
Lewis A. Coser melihat katup penyelamat itu sebagai jalan
keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak
yang berlawanan. Ktup tersebut membiarkan luapan permusuhan
tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur.
Konsiliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang
memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil
diantara pihak-pihak yang bertikai. Agar dapat berfungsi
efektif lembaga konsiliasi harus memenuhi 4hal, yaitu:
1. Lembaga tersebut harus melupakan lembaga yang otonom
2. Kedudukan lembaga tersebut didalam masyarakatnya harus
bersifat monopolitis
3. Lembaga tersebut harus berperan agar kelompok yang
bertikai merasa terikat kepada lembaga tersebut.
4. Lembaga tersebut harus bersifat demokrastis
12. Mediasi
Pengendalian konflik denganc ara mediasi dilakukan apabila kedua
pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator. Cara mediasi cukup efektif untuk mengurangi irasionalitas
yang biasanya timbul didalam konflik.
Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah
pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa
menerima hadirnya pihak ke3 yang akan memeberikan keputusan-
keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
Menurut George Simmel terdapat cara lain untuk menghentikan
konflik,yaitu:
1. Kemenangan salah satu pihak atas pihak lainnya.
2. Kompromi atau perundingan diantara pihak-pihak yang bertikai
sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada
pihak yang merasa kalah.
3. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai
4. Saling memeaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang
lain
5. Kesepakatan untuk tidak berkonflik
13. Berikut beberapa cara pengendalian konflik:
1. Memberikan perhatian pada salah satu
pihak yang berkonflik dengan cara menyuap
atau menyogok
2. Menggunakan orang ketiga diluar pihak-
pihak yang sedang berkonflik
3. Menggunakan aturan yang ketat