Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Bab i pendahuluan
1. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang penting bagi kehidupan
dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya, dimana dalam
kegiatan pemanfaatannya cenderung dilakukan eksploitasi secara berlebihan
melampaui daya dukung lingkungan dan memberikan beban yang tinggi
terhadap daya tampung lingkungan hidup. Salah satu bentuk beban yang
dihasilkan oleh manusia adalah limbah. Menurut Daryanto (2009), limbah
berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan sebagai limbah domestik,
industri dan pertanian. Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas primer atau
sehari-hari manusia dinamakan limbah domestik, dimana limbah tersebut
terbagi atas limbah cair dan limbah padat. Limbah cair adalah limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia, industri dan hasil
pengelolaan sampah dalam fasa/bentuk cair sedangkan limbah pada berbentuk
padatan, dimana limbah padat di masyarakat secara umum dikenal dengan
nama sampah (Damanhuri, 2010).
Sampah di Indonesia merupakan masalah yang serius karena kecepatan
dari pengelolaannya tidak berimbang dengan kuantitas yang dihasilkan.
Ketidak-seimbangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja Tempat Pembuangan
Akhir Sampah (TPAS) setiap harinya. Sebagai contoh, jumlah total sampah
yang dihasilkan oleh Kota Bandung dan sekitarnya pada tahun 2011 mencapai
2.242,9 m3
/hari berdasarkan Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota
Bandung, sedangkan kemampuan pengolahannya hanya mencapai 70% dari
total volume sampah yang datang setiap harinya. Sedangkan jumlah sampah
2. 2
yang dihasilkan oleh kota Jakarta berdasarkan data Dinas Kebersihan Provinsi
DKI Jakarta pada tahun 2010 yaitu sekitar 6400 m3
/hari (ton/hari) dan jumlah
sampah yang dihasilkan oleh kota Surabaya yaitu sebanyak 6064 m3
/hari
(ton/hari) yang berdasarkan Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Kesenjangan
dalam pengelolaan dan jumlah sampah yang dihasilkan tersebut dikarenakan
oleh penanganan sampah yang umum dilakukan di negara-negara berkembang
yaitu secara konvensional dengan cara pembuangan di kawasan terbuka atau
open dumping dan pengurugan atau landfills. Penanganan dengan kedua pola
tersebut memiliki dampak yang akan berakibat negatif terhadap lingkungan
dengan terjadinya peningkatan pencemaran pada lapisan tanah, udara dan air.
Sistem controlled landfills (sampah organik yang diolah menjadi
kompos) dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan
Kota Cimahi terhadap sampah yang dihasilkan oleh masing-masing kawasan
tersebut yang mana bertempat di TPAS Sarimukti dan berlokasi di Desa
Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. TPAS Sarimukti mulai
beroperasi secara penuh pada tahun 2006 yang merupakan TPAS pengganti
dari TPAS Leuwigajah yang mengalami longsor dimana sebelumnya juga
sebagai tempat penampungan sampah dari ketiga kota tersebut (BPSR, 2011).
TPAS Sarimukti dikelola oleh Dinas Pemukiman dan Perumahan melalui
Badan Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) Jawa Barat dan berkerjasama
dengan Perum Dinas Kebersihan Kota Bandung, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Cimahi dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten
Bandung Barat.
3. 3
Kegiatan landfills di TPAS Sarimukti umumnya tidak langsung
dilakukan tetapi dilakukan kegiatan open dumping terlebih dahulu pada zona
yang akan dilakukan pengurugan. Hal ini karena keterbatasan fasilitas seperti
traktor, operator dan juga tingginya jumlah sampah yang masuk ke TPAS
Sarimukti. Kegiatan open dumping tersebut berpotensi menghasilkan lindi jika
terkena air hujan. Lindi merupakan cairan yang terbentuk dari proses
masuknya air eksternal (air hujan) ke dalam timbulan atau urugan sampah,
melarutkan dan membilas materi terlarut seperti materi organik hasil proses
dekomposisi biologis oleh mikroba dan juga materi anorganik seperti logam
berat yang terlarut dan tersuspensi (Damanhuri, 2006). Lindi tersebut
merupakan cairan berbau menyengat dan mengandung logam berat serta
bahan yang beracun. Lindi yang memiliki kandungan logam berat berpotensi
mencemari sumber air di sekitar kawasan TPAS Sarimukti karena cairan
tersebut dapat menginfiltrasi permukaan tanah hingga lapisan tanah tertentu
yang kedap air lalu mengalir menuju sumber air permukaan maupun air tanah
yang berada di sekitarnya.
Sumber air yang digunakan oleh masyarakat di desa sekitar TPAS
Sarimukti sebagaian besar berasal dari air Sungai Cilimus dan Cipicung.
Karena aliran sungai tersebut melalui TPAS Sarimukti, besar kemungkinan
terjadi kontaminasi pada air sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
dan lingkungan. Upaya untuk mengatasi dampak tersebut BPSR
mendistribusikan air bersih dari sumber air Cikadu yang berada di sebelah
utara TPAS Sarimukti dan berjarak > 2 km serta berlokasi lebih tinggi dari
4. 4
kawasan TPAS Sarimukti. Namun, debit air bersih yang didistribusikan oleh
pihak pengelola tidak mencukupi semua kebutuhan maka masyarakat desa
tersebut hanya memanfaatkannya untuk pemenuhan air minum dan tetap
menggunakan air dari kedua aliran sungai untuk mandi, cuci, kakus (MCK).
Kontaminasi yang terdapat di kedua sungai sebagai akibat adanya
keberadaan TPAS Sarimukti yaitu berupa lindi. Berdasarkan penelitian
pendahuluan yang dilakukan oleh Garnasih (2009), air lindi yang diambil dari
TPAS Sarimukti berpotensi bersifat genotoksik (mengandung bahan yang
mampu merusak DNA dan mengubah genom). Genotoksik dapat pula
mempengaruhi kondisi kesehatan secara fisik, kimia dan biologi (Ikehata et
al., 2006). Kualitas air merupakan suatu kondisi air permukaan dan air tanah
yang ditentukan berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologinya.
Berdasarkan peruntukannya kualitas tersebut dapat diidentifikasikan dengan
melalui analisis laboratorium lalu disesuaikan berdasarkan baku mutu
pemanfaatan air tersebut sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
Kualitas air Sungai Cilimus yang terkontaminasi lindi dari kegiatan
open dumping di TPAS Sarimukti dapat berimbas pula pada kondisi kesehatan
masyarakat di sekitar kawasan TPAS. Masalah kesehatan yang muncul
diperkirakan berasal dari kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan air Sungai
Cilimus dan Cipicung sebagai sumber air sehari-hari. Akumulasi logam berat
berpotensi mempengaruhi kesehatan serta dapat tersimpan dalam jaringan
5. 5
manusia dalam waktu dan kadar tertentu. Logam berat seperti Pb, merupakan
logam berat yang bersifat lethal (berbahaya) bagi manusia dan memiliki
tingkat toksisitas yang tinggi seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg) dan arsen
(As) (Kumar et al., 2008).
Berdasarkan data 10 besar penyakit dari Puskesmas Cipatat Kabupaten
Bandung Barat pada akhir bulan Januari 2012, peningkatan beberapa penyakit
seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 1120 kasus, diare
sebanyak 383 kasus, dermatitis (penyakit kulit) sebanyak 210 kasus semenjak
didirikannya TPAS Sarimukti. Peningkatan ISPA kemungkinan diakibatkan
oleh bau lindi yang berasal dari sampah yang diangkut oleh kendaraan
pengangkut sampah yang melalui pemukiman warga di sekitar TPAS
Sarimukti selama 24 jam. Diare, penyakit kulit dan dermatitis kemungkinan
dikarenakan oleh pemanfaatan air Sungai Cilimus dan Cipicung terutama
kegiatan mandi, mencuci dan kakus.
Derajat kesehatan seseorang ataupun kelompok dalam masyarakat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah perilaku, pelayanan
kesehatan, hereditas (keturunan) dan lingkungan. Perilaku merupakan salah
satu pengaruh yang dominan terhadap status kesehatan yang dimiliki oleh
individu maupun kelompok. Pada hakikatnya, perilaku merupakan suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri, dalam hal ini suatu respons dan
perangsangan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya. Perilaku kesehatan
masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti merupakan hubungan antara faktor
perangsangan (stimulus) dan suatu respons yang muncul berkaitan dengan
6. 6
keberadaan TPAS Sarimukti yaitu perilaku kesehatan masyarakat yang
berkaitan mengenai perubahan derajat kesehatan seiring dengan penurunan
kualitas air sungai.
Respons seseorang maupun kelompok terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, makanan, minuman, lingkungan serta pelayanan
lingkungan merupakan dasar pembentukan dari perilaku kesehatan. Menurut
Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan terdiri atas perilaku seseorang
terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan,
perilaku terhadap makanan (dan atau minuman) dan perilaku terhadap
lingkungan sehat. Perilaku kesehatan dapat dijelaskan pula sebagai suatu
bentuk dari pengalaman dan interaksi seseorang ataupun kelompok
masyarakat dengan lingkungannya yang secara khusus menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit (Sarwono, 2007). Peningkatan beberapa
gangguan penyakit yang timbul di Desa Sarimukti semenjak tahun 2006
kemungkinan dipengaruhi oleh pendirian TPAS Sarimukti dan terkontaminasi
oleh masuknya lindi ke dalam air sungai yang berasal dari TPAS. Hal tersebut
dimungkinkan untuk terbentuk suatu perilaku seseorang atau kelompok di
Desa Sarimukti terhadap sakit dan penyakit serta beberapa perilaku kesehatan
lainnya dengan adanya TPAS tersebut.
Upaya untuk mengetahui perilaku kesehatan yang terbentuk dengan
adanya TPAS tersebut dapat dilakukan suatu penelaahan berdasarkan ketiga
domain pembentuk perilakunya yaitu domain kognitif (pengetahuan), domain
7. 7
afektif (sikap atau tanggapan) dan domain psikomotor (praktik atau tindakan).
Langkah pertama adalah penelaahan secara umum tentang pengetahuan
masyarakat mengenai penurunan kualitas air dengan keberadaan TPAS
Sarimukti dan dampaknya yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ataupun
informasi yang diterima baik mengenai lingkungan sehat, sampah,
pencemaran, dan beberapa bentuk dampak yang kemungkinan dihasilkan dari
keberadaan TPAS. Informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai TPAS,
sampah dan upaya pengelolaan sampah skala RT serta minimasi sampah
(Reduce, Reuse dan Recycle) secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi tindakan masyarakat untuk kesehatan.
Langkah kedua, telaah dilakukan terhadap domain sikap masyarakat di
sekitar TPAS Sarimukti terutama warga Desa Sarimukti terhadap lingkungan
yang kemungkinan tercemar tersebut. Fokus telaah adalah responnya baik
positif ataupun negatif dan tingkah laku masyarakat terhadap kondisi
kesehatan lingkungan mereka serta upaya terhadap kualitas kesehatannya.
Langkah ketiga adalah telaah terhadap domain praktik dengan
mengidentifikasi upaya-upaya meminimasi masalah kesehatan yang dilakukan
oleh masyarakat terhadap kemungkinan munculnya dampak pencemaran lindi
yang berasal dari TPAS Sarimukti. Pertanyaan utama adalah apakah
timbulnya gangguan kesehatan yang dimungkinkan berasal dari lindi pada air
Sungai Cilimus yang melalui TPAS Sarimukti dapat menghasilkan suatu
respon dalam bentuk praktik atau tindakan oleh masyarakat secara langsung.
8. 8
Praktik atau tindakan masyarakat tersebut merupakan domain perilaku terakhir
yang ditelaah.
Berdasarkan uraian di atas, suatu penelitian mengenai kualitas air perlu
dilakukan berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti yang mempengaruhi
menurunnya derajat air sungai dan pembentukkan perilaku kesehatan
masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti terutama di Desa Sarimukti
sebagaimana pemanfaatan masyarakat terhadap air Sungai Cilimus dan
Cipicung yang kemungkinan besar telah mengalami kontaminasi tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi dan data yang rasional,
emipris dan juga sistematis mengenai perubahan kualitas air sungai termasuk
kemungkinan peningkatan kadar logam berat Pb dengan menilai kualitas air
sesuai peruntukannya berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 dan hasil identifikasi terhadap perilaku kesehatan masyarakat
berdasarkan domain perilakunya terutama pengetahuan, sikap dan praktik
masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti. Hasil dari penelitian ini akan
memberikan informasi yang dapat mendeskripsikan secara spesifik mengenai
kemungkinan perubahan kualitas air sungai dan perilaku kesehatan
masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti.
B. Perumusan Masalah
Air Sungai Cilimus dan Cipicung merupakan salah satu sumber air
yang digunakan oleh warga Desa Sarimukti untuk memenuhi beberapa
kegiatan yaitu mandi, cuci dan kakus selain dari air yang telah di distribusikan
oleh pengelola TPAS Sarimukti untuk kebutuhan air minumnya. Potensi
9. 9
kontaminasi air sungai dengan keberadaan TPAS Sarimukti secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air Sungai Cilimus dan
Cipicung selain dipengaruhi bahan kontaminan yang berasal dari limbah
domestik. Salah satu bahan kontaminan yang berbahaya yaitu logam berat
dapat mengurangi kualitas air berkaitan pemanfaatannya bagi kebutuhan
sehari-hari dan dampaknya bagi kesehatan (Fardiaz, 1992, Darmono, 2001 dan
Sejati 2009).
Sungai Cilimus dan Cipicung yang dimanfaatkan oleh warga Desa
Sarimukti kemungkinan telah tercemar oleh lindi yang dihasilkan oleh
keberadaan timbunan sampah di TPAS Sarimukti dan berpotensi
menimbulkan masalah seperti penurunan kualitas air dan peningkatan kadar
logam berat yang berbahaya terhadap kesehatan masyarakat di desa tersebut.
Permasalahan kesehatan tersebut berpengaruh terhadap perilaku kesehatan
masyarakat di sekitar TPAS Sarimukti terutama warga di Desa Sarimukti.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kualitas air Sungai Cilimus berkaitan dengan
keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat ?
2. Bagaimanakah perilaku kesehatan masyarakat berkaitan dengan
keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat ?
10. 10
3. Bagaimanakah hubungan antara kualitas air sungai dan perilaku
kesehatan masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti,
Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kualitas air Sungai Cilimus berkaitan dengan
keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat.
2. Menganalisis perilaku kesehatan masyarakat berkaitan dengan
keberadaan TPAS Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat.
3. Menganalisis hubungan antara kualitas air dan perilaku kesehatan
masyarakat berkaitan dengan keberadaan TPAS Sarimukti, Desa
Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
b) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas air sungai dan
perilaku kesehatan masyarakat dengan keberadaan TPAS Sarimukti
di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat
agar masyarakat dapat melakukan upaya-upaya yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatannya.
11. 11
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi terhadap
Balai Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) sebagai pengelola
untuk dasar pengelolaan lingkungan di sekitar TPAS Sarimukti,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
D. Kerangka Pemikiran
Kesejahteraan
Manusia
Pemanfaatan
SDA
Sumberdaya
(SDA)
Lingkungan
Hidup
Sampah Kota Bandung,
Cimahi, Kabupaten Bandung
(Sampah RT, Pasar, dll)
Balai Pengelolaan Sampah
Regional (BPSR)
(Pengelola Sampah Kota)
TPPAS Regional
Sarimukti
(TPAS
Sarimukti)
Pengomposan Pengurugan
(Landfill)
Timbunan
Sampah
di TPAS
Kolam
Lindi
(Leachate)Pengelolaan
Sampah Organik
Sampah
Organik dan
Sampah
Anorganik
Perembesan Pengelolaan
Lindi
Komposting
Pemanfaatan
Sampah (Pupuk &
Soil Moisturizing)
Sungai
Cilimus Hasil Pengelolaan
Lindi
Perilaku
Kesehatan
Masyarakat
Masyarakat
(Desa Sarimukti)
Kualitas Air Sungai
(Bau, Warna, Rasa,
TDS, BOD, COD, DO, pH, Pb, Total
Coliform atau Fecal Coliform)
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran