1. 1
TUGAS I
KOMUNIKASI ANTAR PERSONIL
OVER VIEW ILMU KOMUNIKASI
NAMA : Diana Nurmalasari
NIM : 1147050046
KELAS : D
HARI : Jum’at, 04 September 2015
WAKTU : 14.20-16.00 WIB
DOSEN : Lilis Sulastri, Dr,MM
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
2. 2
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Communication, Communicatio1, communicare2
[bhs Latin]. Bersumber juga dari kata Communis yang artinya Sama [sama makna].
Komunikasi akan berlangsung apapbila adanya kesamaan makna. Kesamaan
Bahasa belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Komunikasi dikatakan
komunikatif apabila keduabelah pihak selain mengerti bahasa yang dipergunakan,
juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Kegiatan komunikasi tidak
hanya Informatif [agar pihak lain mengerti dan tahu] tetapi Persuasif [agar pihak
lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan
atau kegiatan].
Komunikasi menurut para ahli :
1. CARL I. HOVLAND [Ilmu Komunikasi]
Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaian serta pembentukan pendapat dan sikap.
Obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi,
melainkan juga pembentukan pendapat umum [public opinion] dan sikap publik
[public attitude].
Definisi khusus : komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain
[communication is the process to modify the behavior of other individuals]
2. HAROL D. LASWELL
Komunikasi adalah solusi terbaik dalam menjawab pertanyaan WHO SAYS
WHAT IN WHICH CHANNEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT?
Kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H.
Paradigma tsb menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :
a) Komunikator = who [communicator, source, sender]
b) Pesan = says what [message]
c) Media = in which channel [channel, media]
d) Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]
e) Efek [effect, impact, influence]
3. 3
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
A. Konteks Komunikasi
Konteks berarti semua faktor diluar orang-orang yang berkomunikasi, yang
terdiri dari :
1. Aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna
dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang
tersedia untuk menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologis, seperti: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para
peserta komunikasi.
3. Aspek sosial, seperti: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik
budaya.
4. Aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang,
sore, malam).
Indikator paling umum untuk mengklasifikasian komunikasi berdasarkan
konteksnya atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam
komunikasi.
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya
berfikir. Komunikasi ini melekat pada komunikasi dua orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri-sendiri, hanya saja tidak disadari.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertana menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. 3
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan
kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Komunikasi kelompok dengan
sendirinya melibatkan juga komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan
4. 4
teori komunikasi antara pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.4
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang, yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi ini
sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah. Beberapa pakar komunikasi
menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large-grup communication)
untuk berkomunikasi ini.5
5. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar daripada kominikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat
diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa
baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan
untuk sejumlah besar orang.
7. Komunikasi Media
Komunikasi Medio (medio berasal dari Bahasa latin “pertengahan”)
maksudnya disini adalah pertenghan antara komunikasi tatap-muka dan
komunikasi massa yang ditandai dengan penggunaan teknologi dan
berlangsung dalam kondisi khusus dan melibatkan peserta yang dapat
diidentifikasi.
Konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan bidang,
kejuruan atau kekhususan : komunikasi politik, komunikasi kesehatan,
komunikasi pertanian, komunikasi bisnis, komunikasi instruksional,
komunikasi pembangunan, komunikasi antarbudaya, dan komunikasi
internasional.
5. 5
B. Hakikat Komunikasi
Hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia
melakukan aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga,
tetangga, dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan
diri dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada
sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide
atau inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika
berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda,
maka manusia sudah melakukan komunikasi antarbudaya.
Isi dari interaksi antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan
melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan
reaksi yang dilakukan manusia baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi
dalam ilmu komunikasi disebut tindakan komunikasi.
C. Prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan
konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William
B. Gudykunst6 disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard
E.Porter7 menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat
istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang
dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu:
1. Komunikasi adalah proses simbolik
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
5. Komunikas terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7. Komunikasi bersifat sistematik
8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi
6. 6
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
11. Komunikasi bersifat irreversible
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
1. Komunikasi adalah proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir
pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan pokok manusia,
seperti dikatakan oleh Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau
penggunaan lambang.8 Manusia memang satu-satunya hewan yang
menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk
lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi
kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk
menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia
menggunakan lambnag verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan
menangani hubungan antara manusia dan objek ( baik nyata ataupun abstrak)
tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan
objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks
tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga
dimensi) yang menyerupai apa yang direpresenasikannya. Representasi ini
ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno,
dan foto pada KTP Anda adalah ikon Anda.
Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah
mempresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk
indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala
7. 7
(symptom). Indeks muncul berdasarkan hubunagn antara sebab dan akibat yang
punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang
akan turun, sedangkan asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat untuk
berkumpul misalnya, seperti dalam dalam kasus suku primitif, maka asap
menjadi lambang karena maknanya telah disepakati bersama. Contohnya
penampilan. Penampilan yang baik menggambarkan simbol yang baik pula,
atau penggunaan bahasa harus menggunakan bahasa yang halus dan baik agar
dapat diterima oleh masyarakat.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah
(komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate).
Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komuniaksi. Alih-alih, komunikasi
terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya
sendiri.
Amat sulit bagi seseorang untuk tidak berkomunikasi, karena setiap
perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau ia tersenyum, ia ditafsirkan
bahagia; kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam
diri sekalipun, ketika kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu
menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Contohya
seorang pasien yang sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit yang tidak
hentinya memperbaiki posisi tidurnya, ini akan membuat perawat bertanya
kepada pasien tersebut.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak
yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang pelayanan
8. 8
keshatan dan antara pelayanan kesehatan dan pasien memiliki dimesi isi yang
berbeda.
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi
secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa
yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai
contoh, kalimat “pergi...” yang diucapkan dengan nada yang berbeda justru
berarti sebaliknya.
Dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk
kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk
menyampaiakn pesan tersebut. Pengaruh suatu diagnosa penyakit misalnya,
bukan hanya bergantung pada isinya, tapi juga siapa penulisnya. Diagnosa yang
sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang berbeda.
Diagnosa yang ditulis orang yang sudah terkenal dan merupakan seorang
profesor akan dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang
yang belum dikenal dan juga bukan seorang profesor.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai
dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan
secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul
disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya
tercapai).
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komuniaksi. Meskipun kita
sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku
kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain
untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi komunikasi
sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komuniaksi sebagai
instrumen seperti dalam persuasi.
9. 9
Niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk
berkomunikasi. Contohnya bila seorang dokter bertanya kepada seorang pasien
yang kesakitan, kemudian pasien itu tidak menjawab dan hanya memegangi
perutnya, maka itu dapat menunjukkan bahwa kemungkinan pasien tersebut
mengalami kesakitan yang luar biasa sehingga tidak dapat menjawab
pertanyaan dari dokter.
5. Komunikas terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,
suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-
topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan
seperti “lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa
kurang sopan bila dikemukakan dimasjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon
pada tengah malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila dibandingkan dengan
dering telpon pada siang hari.Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat
penting (darurat) , misalnya untuk mengbarkan orang sakit, kecelakaan atau
meninggal dunia atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah dirumah ada
orang atau tidak.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar
norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan
proses komunikasi.
10. 10
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku
komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau
tatakrama. Artinya , orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan
bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak
selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku
komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
7. Komunikasi bersifat sistematik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi
internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Organ-
organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat
membuat kepala kita pusing. Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani juga
berhubungan dengan unsur kita yang bersifat rohani. Kemarahan membuat
jantung kita berdetak lebih cepat dan berkeringat. Setidaknya dua sistem dasar
beroperasi dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal dan Sistem
Eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu
ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama sosialisasinya
dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat,setempat,
kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya,
tempat kerja, dan sebagainya).
Berbeda dengan sistem internal, sistem eksteernal terdiri dari unsur-unsur
dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk
berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan
ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli
publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi
komunikasi.
11. 11
8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai
bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai
makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan
harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam
kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskupun
mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yangsama, diberi
makanan yang sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun adanya
kesamaan sekali lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan
pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih
efektif.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Meskipun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu arah,
sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya (komunikasi tatap-
muka) bersifat dua-arah (sifat sirkuler). Ketika seseorang berbicara kepada
seseorang lainnya, atau kepada sekelompok orang seperti dalam rapat atau
kuliah, sebetulnya komunikasi itu bersifat dua-arah, karena orang-orang yang
kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi
“pembicara” atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku
nonverbal mereka.
Meskipun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi,
unsur-unsur proses komunikasi sebenarnya tidak berpola secara kaku. Pada
dasarnya, unsur-unsur tersebut tidak berada dalam suatu tatanan yang bersifat
linier, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi
boleh jadi beroperasi dalam susunan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya
sebagian, dalam suatu tatanan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial
dibandingkan sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses
komunikasi.
12. 12
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Komunikasi sebagai suatu proses dapat dianalogikan dengan pernyataan
Herclitus enam abad sebelum Masehi bahwa “ Seorang manusia tidak akan
pernah melangkah di sungai yang sama dua kali.” Pada saat yang kedua manusia
itu berbeda dan begitu juga sungainya. Ketika kita menyebrang sungai untuk
kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya pada hari yang lan, maka sesungguhnya
penyebrangan itu bukanlah fenomena yang sama. Begitu jugalah komunikasi;
komunikasi terjadi sekali waktu kemudian menjadi bagian dari sejarah kita.
Dalam proses komunikasi itu, para peserta saling mempengaruhi, seberapa kecil
pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal ataupun lewat komunikasi
nonverbal.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional
adalah bahwa para peserta komunikasi berubah, dari sekedar berubah
pengetahuan hingga berubah pandangan dan perilakunya. Ada orang yang
perubahannya sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu, tetapi perubahan
akhirnya (secara kumulatif) cukup besar. Namun ada juga orang yang berubah
secara tiba-tiba, melalui cuci otak atau kontroversi agama, misalnya dari
seorang nasionalis menjadi komunis, atau dari Hindu menjadi Kristen atau
Muslim. Pandangan dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa
seseorang mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena merupakan suatu
peristiwa, perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil
kembali.” Dalam komunikasi, sekali Anda mengirimkan pesan, Anda tidak
dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi
menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah
implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini
seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab, efeknya tidak bisa ditiadakan
13. 13
sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya. Apalagi bila penyampaian itu
dilakukan untuk pertama kalinya.
Curtis et al ., 9 mengatakan bahwa kesan pertama itu cenderung abadi.
Dalam komunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa
disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu akan
sulit dikembalikan lagi ke posisi semula, meskipun surat kabar, majalah, radio
atau televisi telah meminta maaf dan memuat hak jawab sumber berita secara
lengkap.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah
komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk
menyelasaikan persoalan yang mungkin berkaitan dengan masalah struktural.
Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi. Misalnya,
meskipun pemerintah bersusah payah menjalin komunikasi yang efektif dengan
warga Aceh dan warga Papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil bila
pemerintah memberlakukan masyarakat di wilayah-wilayah itu secara tidak
adil, dengan merampas kekayaan alam mereka dan mengangkutnya ke pusat.
D. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
a. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan
tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjukkan pada suatu hasil atau
akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. Secara umum menurut
Schramm (Effendy,1993 : 14), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua
perspektif kepentingan yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator
dan kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian maka tujuan
komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:
14. 14
Dalam konteks organisasi lingkungan kerja, tujuan utama
komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan, malaksanakan,
dan melancarkan jalannya organisasi. Tujuan komunikasi efektif yang
penting lainnya adalah untuk meningkatkan moril.
Menurut Moekijat (1989 : 15) dalam bukunya Teori Organisasi
menyatakan beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa, komunikasi yang
baik dan tingkat moril yang tinggi ada hubungannya.
b. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi ditinjau dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dala
setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran berita, gambar, fakta, dan
pesan yang dibutuhkan agar dapat mengenai secara jelas terhadap kondisi
lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil kepentingan yang benar.
2. Sosialisasi
Menginginkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif sehingga sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia
dapat berpikir di dalam masyarakat.
15. 15
3. Motivasi
Menjelaskan setiap tujuan masyarakat dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
4. Perdebatan dan diskusi
Menyediakan dan saling tukar menukar fakta yang perlu untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik.
5. Pendidikan
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual yang diperlukan semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan
Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
kebudayaan.
7. Hiburan
Penyebaran simbol, suara, serta imej dari drama, tari kesenian, masalah
dan lain-lain untuk kesenangan kelompok atau individu.
8. Integrasi
Kesempatan untuk memperoleh pesan agar kelompok maupun individu
saling Kenal dan menghargai kondisi, pandangan, Dan Keinginan orang lain
(Widjaja, 1988: 60).
E. Ruang Lingkup Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari semua orang selalu berbicara tentang
komunikasi atau paling tidak menggunakan kata komunikasi. Namun demikian
tidak banyak yang benar-benar mengerti makna kata-kata komunikasi yang selalu
dibicarakan atau bahkan pernah dilaksanakan. Secara sederhana Arifin (1988)
mengemukakan bahwa dalam percakapan banyak orang selalu menggunakan
kalimat-kalimat yang didalamnya mengandung kata komunikasi, dengan makna
yang berbeda satu dengan yang lainnya.10 Misalnya dalam kalimat-kalimat berikut
ini :
16. 16
1. Saya belajar tentang komunikasi ; komunikasi berarti disiplin ilmu
2. Tulisan anda kurang komunikatif ; komunikatif berarti dimengerti atau dipahami
3. Antara dosen dengan mahasiswa terdapat jurang komunikasi ; komunikasi
berarti hubungan.
4. Hal itu telah saya komunikasi-kan dengan anaknya ; komunikasi berarti pesan
5. Ia mampu berkomunikasi, karena itu banyak temannya ; komunikasi berarti
keterampilan, seni ataupun proses.
F. Sejarah Komunikasi Manusia
Everet M.Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology: The
New Media In Society, antara lain menyebutkan bahwasejarah komunikasi
diperkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi 9SM). Pada zaman
ini yang disebut sebagai zaman Cro-magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat
berkomunikasi sudah dikenal.Tiga belas ribu tahun kemudian, atau sekitar tahun
22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang
diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut.
Sejarah perkembangan komunikasi yang lebih jelas diperkirakan dapat
ditelusuri sejak sekitar 4000 tahun SM. Sejak zaman itu hingga sekarang, menurut
Rogers, sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi dalam 4 era perubahan: era
komunikasi tulisan, era komunikasi catatan, era telekomunikasi, dan era
komunikasi interaktif.
Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika Bangsa Sumeri mulai
mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah Nat sekitar 4000 tahun SM.
Era komunikasi cetakan dimulai sejak penemuan mesin cetak hand-press oleh
Gutenberg pada tahun 1456. Era telekomunikasi diawali dengan ditemukannya alat
telegrap oleh Samuel Morse pada tahun 1844.Era keempat, era komunikasi
interaktif, mulai terjadi pada pertengahn abad ke-19. Pada saat itu, tepatnya tahun
1946, ditemukannya Mainframe Computer ENIAC dengan 18.000 vacum tubes
oleh para ahli dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Gambaran
kronologis mengenai perkembangan dari keempat era tersebut disertai dengan
17. 17
bentuk-bentuk penemuan komunikasi yang menandai masing-masing era adalah
sebagai berikut :
1. Kronologi Sejarah Perkembangan Komunikasi Manusia
a) 35.000 SM Zaman Cro-Magnon: Bahasa diperkirakan telah dikenal
pada zaman ini.
b) 22.000 SM Ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua
2. Era Komunikasi Cetakan
a) Tahun 1456 Gutenberg menemukan alat mesin cetak (metal) hand-press.
b) Tahun 1833 Penerbitan surat kabar Penny Press yang pertama, The New
York Sun.
c) Tahun 1839 Daguerre menemukan metode fotografi yang praktis untuk
surat kabar.
3. Era Telekomunikasi
a) Tahun 1844 Samuel Morse mengirimkan pesan melalui alat telegraph
yang pertama.
b) Tahun 1876 Alexander Graham Bel mengirimkan pesan melalui
pesawat telepon yang pertama.
c) Tahun 1894 Penemuan film bioskop.
d) Tahun 1895 Guglielmo Marcomi mengirimkan pesan melalui radio.
e) Tahun 1912 Lee de Forest menemukan vacuum tube.
f) Tahun 1920 Siaran radio pertama oleh kDKA di Pittsburgh, Amerika
Serikat.
g) Tahun 1933 RCA di Amerika Serikat mendemostrasikan TV.
h) Tahun 1941 Siaran TV komersial pertama.
4. Era Komunikasi Interaktif
a) Tahun 1946 Penemuan Mainframe Computer, ENIAC dengan 18.000
vacuum tubes oleh Universitas Pennylvania, Amerika Serikat.
b) Tahun 1947 William Shockley, John Bardeen dan Walter Brattain
menemukan pesawat radio transistor
c) Tahun 1956 Penemuan videotape oleh perusahaan Ampex, Redwood
City, California, Amerika Serikat
18. 18
d) Tahun 1957 Rusia meluncurkan satelit luar angkasa pertama,
SPUTNIK.
e) Tahun 1969 Pesawat luar angkasa NASA berpenumpang manusia
mendarat di Bulan, dikendalikan oleh minicomputer yang besarnya
3000 kali lebih lebih kecil dari ENIAC.
f) Tahun 1971 Penemuan microprocessor, sebuah unit pengendali
computer (CPU)dengan semiconductor chip oleh Ted Hoff.
g) Tahun 1975 HBO (Home Box Office) mulai menyiarkan siaran TV
kabel melalui satelit.
h) Tahun 1976 Sistem teleteks pertama diperkenalkan oleh BBC dan ITV
di Inggris.
i) Tahun 1977 Qube, system TV kabel interaktif pertama diperkenalkan di
Columbus, Ohio, Amerika Serikat.
j) Tahun 1979 Sistem Videoteks pertama diperkenalkan oleh British Post
Office, Inggris.
G. Mengapa Manusia Harus Berkomunikasi
1. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyratkan bahwa
komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membentuk konsep-diri, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan.
a) Pembentukan konsep-diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya
bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-
aspek konsep diri seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan,
pengalaman, rupa fisik, kita tanam kepada diri kita lewat pernyataan (umpan
balik) orang lain dalam masyarakat yang menegaskan aspek-aspek tersebut dan
ini dilakukan lewat kimunikasi.
b) Pernyataan eksitensi-diri
19. 19
Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Bila kita berdiam
diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada.
Pengamatan juga menunjukan bahwa bila seorang anggota diskusi tidak
berbicara sama sekali dan memilih tetap diam, orang lain akan segera
menganggap bahwa si pendiam itu tida ada sama sekali. Mereka tidak meminta
si pendiam itu untuk memberi komentar atau berbicara kepadanya. Dan bila
kemudian si pendiam memutuskan berbicara, anggota lainnya sering bereaksi
seolah-olah si pendiam itu mengganggu saja. Mereka memperhatiaknnya
sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak berbicara. Respon
kelompok yang demikian mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam
membuat komentar dalam diskusi dan kemudian menunggu giliran untuk
berbicara lagi. Dengan bersikap pasif si pendiam gagal menggunakan
pembicaraan untuk menyatakan eksistensi-dirinya.
c) Untuk kelangsungan hidup, menumpuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan
Untuk memenuhi kebutuhan biologis seperti makan dan minum, dan
memnuhi kebutuhan psikologgis kita memerlukan komunikasi. Melalui
komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kitadan
meningkatkan kesehatan mental kita.
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk
pemunuhan diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri sendiri
dan juga orang lain.
2. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresi yang
dapat dilakukan sendirian atataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif
tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui
pesan-pesan nonverbal. Perasaan peduli, rindu, simpati, gembira dsb. Emosi juga
dapat disalurkan lewat puisi, lagu, tarian, lukisan dsb.
3. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
20. 20
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual yang
biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-
upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog seagai rites of passage, mulai dan upacara kelahiran, sunatan,
pernikahan dsb.
4. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Tujuan umum dari komunikasi instrumental diantaranya mengonfirmasi,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku
atau menggerakan tindakan dan juga untuk menghibur.
CATATAN KAKI
1Onong Uchjana Effendy.Ilmu Komunikasi: Teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997, hlm. 4.
2Judy C.Pearson dan Paul E.Nelson. Understanding and Sharing: An Introduction to Speech
Communication. Dobuque, lowa: Wm.C.Brown, 1979, hlmn 3.
3Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss. Human Communcation.Edisi ke-2. New York: Random House,
1977, hlm 8.
4Littlejhon, hlmn.18-19
21. 21
5Joseph Straubhaardan Robert LaRose. Communication Media in the Information Society.Belmont,
California: Wadsworth, 1996, hlm. 9; Effendy, hlmn 7.
6William B.Gudykunst dan Young Yun Kim. Communicatting with Strangers : An Approach to
Intercultural Communication. Edisi ke-2. New York: McGraw-Hill, 1992
7Larry A.Samovar dan Richaed E. Potter. Communication betwen Cultures Belmot, California:
Wadsworth, 1991
8Lihat S.I.Hayakawa. “Symbols.” Dalam Wayne Austin Shrope. Experiences in Communication.
New York : Harcourt Brace Jovanovich, 1974, hlm. 144.
9Curtis et al., hlm.17.
10
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, Komunikasi Teori dan. Praktek, PT Remaja
Rosdakarya, 2005,Bandung,hal.6-9.