SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PROFESI KEPENDIDIKAN
„Peningkatan Profesional Guru‟
Disusun oleh :
Fathan Bahtra (06121408015)
Dia Cahyawati (06121408016)
Winda Efrializa (06121408016)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Profesi
Kependidikan ini yang berjudul "Peningkatan Profesional Guru". Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah profesi kependidikan di program studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak somakim selaku dosen pembimbing mata kuliah
Profesi Kependidikan dan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Palembang,12 Februari 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Definisi Profesional Guru
2. Pembentukan Guru
3. Karakteristik Guru
4. Cara Peningkatan Guru Profesional
5. CTL
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Pada saat masyarakat melihat kualitas pendidikan masih rendah, maka dengan sendirinya
muncul pertanyaan dalam diri masyarakat, apa sebenarnya yang menyebabkan kualitas
pendidikan ini masih rendah? Apakah pendidiknya (guru) yang kurang bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan proses pembelajaran? ataukah dari segi metode/strategi dan kurikulum yang
kurang tepat? ataukah dari kemampuan peserta didik yang rendah dalam merespon pelajaran
sehingga sulit untuk menerima pelajaran serta sulit termotivasi untuk belajar dengan tekun?.
Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan mengiringi kondisi kualitas pendidikan di Tanah Air
yang kurang memuaskan.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mutu pendidikan di Tanah Air sampai saat ini
masih rendah. Cukup banyak bukti yang dapat digunakan untuk mendukung kesimpulan ini.
Rata-rata hasil ujian akhir nasional, ujian akhir sekolah atau apa-pun namanya untuk semua mata
pelajaran berkisar pada rentangan 5 sampai 7 saja. Berbagai hasil survei yang telah dilakukan
oleh lembaga internasional juga menempatkan prestasi siswa Indonesia pada posisi bawah.
Terakhir, hasil survei TIMSS 2003 (Trends in International Mathematics and Sciencies Study) di
bawah payung International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA)
menempatkan Indonesia pada posisi ke-34 untuk bidang matematika dan pada posisi ke-36 untuk
bidang sains dari 45 negara yang disurvei (Kompas, 22/12/2004). Bahkan, di Jawa Timur, dalam
seleksi penerimaan calon pegawai negeri daerah yang diumumkan beberapa hari lalu dilaporkan
banyak formasi yang tidak terisi karena tidak satu calon-pun yang mengikuti ujian memenuhi
nilai standar (passing grade) yang ditetapkan.
Realitas yang memukul dunia pendidikan di Tanah Air ini, menjadi semakin lengkap,
apabila dikaitkan juga dengan laporan dari UNDP yang baru-baru ini dipublikasikan,
berdasarkan laporan, Human Development Report 2004”, tersebut dinyatakan bahwa angka buta
huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia mencapai 12,1%. Ini berarti, dari setiap 100
orang Indonesia dewasa yang berusia 15 tahun ke atas, ada 12 orang yang tidak bisa membaca.
Angka ini relatif jauh lebih tinggi, apabila kita bandingkan dengan negera-negara lain, seperti
Thailand (7,4%), Brunai Darussalam (6,1%) dan Jepang (0,0%). Sebuah negara yang baru saja
keluar dari konflik politik yang besar dan baru memulai untuk berbenah diri namun sudah
memperlihatkan hasilnya karena membangun dengan tekad dan kesungguhan hati.
Ada beberapa kajian yang perlu dibahas untuk meningkatkan kualitas guru dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air. Di antaranya:
1). Apa definisi guru profesional?
2). Bagaimana pembentukan guru profesional?
3). Apa sebenarnya yang menjadi karakteristik guru profesional?
4). Apa saja cara penigkatan profesional guru matematika?
PEMBAHASAN
1. Definisi Guru Profesional
Sebelum membahas tentang proses pembentukan dan karakteristik guru profesional,
maka alangkah lebih baik jika diketahui terlebih dahulu tentang apa makna guru profesional
dalam dunia pendidikan.
Secara bahasa profesional berasal dari bahasa Inggris (profession) dan bahasa
Belanda (professie) yang keduanya mengadopsi dari bahasa Latin yaitu(professio) yang memiliki
arti pengakuan atau pernyataan. Secara istilah profesionalisme dapat dikatakan sebagai
pernyataan atau pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih.
Seperti yang diungkapkan oleh para ahli, bahwa kegaiatan atau pekerjaan dapat dikatakan
sebagai profesi apabila ia dilakukan untuk mencari nafkah dan sekaligus dilakukan dengan
tingkat keahlian yang cukup tinggi, dan profesi akan dapat menghasilkan mutu produk yang baik
apabila diiringi dengan etos kerja yang mantap pula.
Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat dalam setiap profesionalitas yang baik
menurut etos kerjanya di antaranya:
1) Adanya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality).
2) Adanya keinginan untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan.
3) Adanya keinginan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat melalui karya
profesionalnya..
Definisi di atas mengandung makna setidaknya kata profesional memiliki tiga ciri di
antaranya:
Pertama, mengandung unsur pengabdian.
Maksud dari unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus dikembangkan untuk
memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat, pelayanan itu dapat berupa
pelayanan indifidual maupun kolektif.
Kedua, mengandung unsur idealisme.
Maksud dari unsur idealisme yaitu setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian atau
bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam profesi itu mencakup
pengertian pengabdian terhadap sesuatu yang luhur dan idealis.
Ketiga, mengandung unsur pengembangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unsur pengembangan adalah setiap bidang profesi
mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari
pengabdiannya secara terus menerus.
Ketiga makna kata profesional tersebut ternyata memiliki konsep mengenai bidang yang
berhubungan dengan pekerjaan. Jika profesionalisme dianggap sebagai bidang pekerjaan maka
sudah selayaknya memiliki etos kerja yang baik. Bekerja harus menghasilkan kualitas yang
bagus, unggul, tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, ulet, rajin, cermat, teliti, sistematis dan
berpedoman pada dasar keilmuan tertentu.
Adapun konsekuensi apabila guru dipandang sebagai sebuah profesi (pekerjaan), maka
ada beberapa ketentuan yang harus di taatinya di antaranya:
1) Setiap profesi yang dikembangkan harus memberikan layanan tertentu kepada
masyarakat.
2) Profesi bukan sekedar mata pencaharian tetapi mencakup pengertian, pengabdian
terhadap sesuatu.
3) Profesi mengandung makna yaitu mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan
prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus.
2. Pembentukan Guru Profesional
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor
yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, baik di
jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan
kualitas pendidikan di Tanah Air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan
eksistensi guru itu sendiri. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu
mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi
anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak
didik dalam proses pendidikan secara global.
Posisi guru yang merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran akan semakin
terlihat ketika anak didik berada di ujung akhir tahun pelajaran, setelah melakukan ujian
nasional, maka akan dapat dilihat kualitas anak didik pada masing-masing lembaga pendidikan.
Di antara usaha untuk pembentukan guru profesional antara lain:
Guru harus memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman, pengembangan materi pelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik.
Guru harus sering mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri oleh para
guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan pendidikan.
Guru juga di tuntut untuk membiasakan diri mengkomunikasikan hasil penelitian
yang telah ditemukan.
Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam upaya,
meningkatkan keprofesionalannya, yaitu :
a. Sertifikasi sebagai sebuah sarana
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui
sertifikasi sebagai sebuah proses ilmiah yang memerlukan pertanggung jawaban moral
dan akademis. Dalam issu sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan
yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah
ditetapkan. Sertifikasi bagi para guru dan dosen merupakan amanah dari UU Sistem
Pendidikan Nasional kita (pasal 42) yang mewajibkan setiap tenaga pendidik harus
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar yang dimilikinya.
b. Perlunya perubahan paradigma
Faktor lain yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru adalah,
perlunya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak lagi
ditempatkan sekedar sebagai obyek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan
sebagai subyek. Seorang guru tidak lagi sebagai instruktur yang harus memposisikan
dirinya lebih tingi dari anak didik, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau
konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam konteks ini, guru di tuntut untuk
mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif secara
dinamis dalam suasana yang demokratis.
c. Jenjang karir yang jelas
Salah satu faktor yang dapat merangsang profesionalisme guru adalah, jenjang
karir yang jelas. Dengan adanya jenjang karir yang jelas akan melahirkan kompetisi yang
sehat, terukur dan terbuka, sehingga memacu setiap individu untuk berkarya dan berbuat
lebih baik. Peningkatan jenjang karir yang jelas dapat memberikan motivasi kepada para
guru untuk meningkatkan kualitas pribadinya masing-masing sesuai dengan bidang
keahlian guna memenuhi tugas menjadi guru profesional. Di samping motivasi yang
timbul akibat adanya jenjang karir yang jelas, juga akan muncul perasaan bangga
terhadap profesinya yang pada akhirnya akan timbul komitmen untuk selalu meng-
update ilmu pengetahuan di kuasainya selama ini.
d. Peningkatan kesejahteraan yang nyata
Kesejahteraan merupakan issu yang utama dalam konteks peran dan fungsi guru
sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Paradigma professional tidak akan tercapai apabila
individu yang bersangkutan, tidak pernah dapat memfokuskan diri pada satu hal yang
menjadi tanggungjawab dan tugas pokok dari yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk
mencapai profesionalisme, jaminan kesejahteraan bagi para guru merupakan suatu hal
yang tidak dapat diabaikan dan dipisahkan sebagai konsekuensi logis dari tugas seorang
profesionalisme.
3. Karakteristik Guru Profesional
Untuk mengetahui bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional apabila memiliki ciri-
ciri/karakteristik tertentu yang dapat diukur dan diketahui dengan mudah. Abudin Nata
memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di antaranya:
1) Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang materi yang akan di
ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk menyampaikannya.
Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan pembelajaran sehingga dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
2) Guru profesional harus memiliki mental modern seperti: berpandangan jauh ke
depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis, penuh percaya diri,
terbuka, dan menghargai orang lain.
3) Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama, bermoral, dan
berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak terpengaruh oleh adanya faham-
faham kehidupan yang mengarah pada sifat sekularistik.
Bertolak dari historis penelitian tentang efektifitas keberhasilan guru dalam menjalankan
tugas kependidikannya, Madley menemukan beberapa asumsi keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Di antara karakteristik keberhasilan guru yaitu:
pertama, asumsi sukses guru tergantung pada kepribadiaannya;
kedua, asumsi sukses guru tergantung pada penguasaan metode;
ketiga, asumsi sukses guru tergantung pada frekuensi dan intensitas aktivitas interaktif guru
dengan siswa;
keempat, asumsi bahwa apapun dasar dan alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai
tanda memiliki wawasan, ada indikator penguasaan materi, ada indikataor penguasaan strategi
belajar mengajar, dan lainnya.
Persyaratan tertentu yang harus dimiliki sebagai guru profesional menurut Oemar Hamalik
dalam bukunya proses belajar mengajar ada delapan syarat meliputi:
Memiliki bakat sebagai guru
Memiliki keahlian sebagai guru
Memiliki keahlian baik dan terintegrasi
Memiliki mental yang sehat
Berbadan sehat
Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
Guru adalah manusia berjiwa pancasila
Guru adalah seorang warga negara yang baik
4. Cara Peningkatan Guru Profesional Matematika
Guru Profesional yang dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 4 ).
Tertera pula dikatakan pada UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 1 ayat 12 adalah “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.”
Nah dalam UU tersebut sertifikat profesi seakan-akan hanya bersifat formalitas belaka,
tidak menyentuh substansinya. Oleh sebab itu, kriteria atau ukuran yang digunakan pemerintah
sebagai syarat guru mendapatkan sertifikat profesi perlu ditinjau lebih dalam .Untuk itu hal yang
harus diperhatikan untuk meningkatkan keprofesionalan guru terutama guru matematika
berdasarkan UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 pasal 20 yaitu :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan metode team work
dimana dalam metode ini siswa secara aktif dapat menemukan inovasi dan
mengeluarkan pendapat dari apa yang mereka teliti .Terlebih dahulu guru harus
mempunyai tujuan ,visi,misi yang jelas untuk mendapat hasil pembelajaran yang baik
dengan pendekatan 5M (mengamati,menanya,mencoba,menalar,menyimpulkan).
Contoh :
Cara pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran
yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ( ramah, terbuka, negosiasi) yang
terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa ( daily life modeling), sehingga akan
terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia
pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif nyaman dan
menyenangkan. prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa. siswa
melakukan dan menglami, tidak hana menonton dan mencatat, dan
pemngembangkan kemampuan sosialisasi (Jurnal Mustofa:Upaya Pengembangan
Profesionalisme Guru di Indonesia).
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah guru dituntut menguasai teknologi
sebagai salah satu wujud akselerasi pengetahuan yang mutlak harus di transfer
kepada generasi penerus. hal ini untuk menghindari terjadinya guru gaptek.
langkah nyatanya adalah :
Guru harus meluangkan waktu untuk belajar menguasai teknologi.
Guru harus belajar menggunakan media pembelajaran agar proses pembelajaran
tercapai.
Guru harus update terhadap teknologi. supaya lebih unggul dari peserta didik.
Contoh :
Dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran dan garis singgung ,siswa
diminta untuk mendownload geogebra agar lebih mudah dan dapat memahami
lingkaran serta garis singgung lebih lanjut melalui kreasi dan aktifitas yang mereka
lakukan .
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana guru profesional tidak boleh bertindak
secara subjektif .
Contoh :
Seorang anak pengusaha memiliki kemampuan intelektual yang rendah namun
memiliki nilai matematika yang tinggi dikelasnya karena kedudukan sebagai anak
pengusaha tersebut.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika ; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun kegiatan yang harus dilakukan seorang guru matematika untuk menjadi
guru profesional yang baik menurut saya adalah dengan mengikuti pelatihan,
seminar ,serta mengikuti studi lanjut agar mampu meningkatkan kualitas kerja dan
dapat menciptakan suasana belajar yang baru untuk disampaikan kepada peserta
didiknya supaya para peserta didik lebih bersemangat untuk mendengarkan dan
memahami pelajaran tersebut.Dan study lanjut yang dimaksud adalah untuk
meningkatkan mutu guru sebagai tenaga pengajar yang harus mencetak siswa yang
berkompeten .
Profesional sangat penting, tidak ada orang lain yang bisa melaksanakan tugas
mendidik kecuali pendidik profesional. Seorang profesional bukan hanya mengajar saja namun
juga mendidik dan melatih.
5. Contekstual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dengan siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari
.
Tujuan dari CTL adalah :
1. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga
siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari
permasalahan kepermasalah lainnya.
2. Agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya
pemahaman
3. Menekankan pada pengembangan minat pengalam siswa
4. Untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses
pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain
5. Agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
6. Untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi akademik dengan
konteks kehidupan sehari-hari
7. Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mntransfer informasi-informasi
kompleks dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri
Strategi CTL adalah :
1. Berbasis masalah
2. Menggunakan konteks beragam
3. Mempertimbangkan kebinekaan siswa
4. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
5. Belajar melalui kolaborasi
6. Menggunakan penelitian otentik
7. Mengejar standar tinggi
KESIMPULAN
Realita tentang kondisi pendidikan di Indonesia yang masih dalam proses pembenahan
ini diakui atau tidak, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran anak didik. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan
yang memiliki tanggungjawab dan pengaruh besar terhadap pembentukan kualitas anak didik.
Bahkan dapat juga dikatakan jika guru dalam dalam proses pembelajarannya sesuai dengan tugas
profesi yang di “emban” baik dalam disiplin keilmuannya maupun dalam seni proses
pembelajarannya, maka dapat diprediksikan hasilnya-pun akan menjadi lebih baik.
Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki dunia pendidikan di Tanah Air, mulai dari
perbaikan kurikulum, metode/strategi pembelajarannya, dan upaya peningkatan mutu tenaga
kependidikan. Usaha perbaikan tersebut merupakan bentuk manifestasi dari upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Di antara usaha memperbaiki mutu dunia pendidikan yaitu dengan
meningkatkan kualitas tenaga kependidikan. Yakni membentuk guru yang belum profesional
menjadi profesional. Untuk menciptakan guru profesional dalam proses pembelajaran di
butuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Yusuf. Makna Profesionalisme Guru di Mata Siswa. http://alumni-
xaverius.zai.web.id/?p=83 (diakses 12 April 2008) Hal. 2
Zamroni. 2000. Paradikma Pendidikan Masa Depan. Jogjakarta. Bigraf. Hal. 53-54
Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Bumi
Aksara Hal. 46
Daryanto, drs, 2009, Panduan Proses Pembelajaran, Cerdas Pustaka, Surabaya. Depdiknas, 2008,
Pedoman Pemberian Subsidi Peningkatan Kualifikasi guru ke S1/D4 Depdiknas, 2009, TOT
KTSP, PMPTK, Jakarta

More Related Content

What's hot

Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruUpaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruEliza Isandhyta
 
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Suaidin -Dompu
 
Laluan kerjaya dalam profesion keguruan
Laluan kerjaya dalam profesion keguruanLaluan kerjaya dalam profesion keguruan
Laluan kerjaya dalam profesion keguruanMunirah Muni
 
KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK Shiltima Wiska
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMustika K
 
Muzakarah profesi
Muzakarah profesiMuzakarah profesi
Muzakarah profesiadesaadah
 
Pengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guruPengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guruyahyanursidik
 
Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Gurumiezy1989
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanPujiati Puu
 
264711697 kumpulan7-kualiti-guru
264711697 kumpulan7-kualiti-guru264711697 kumpulan7-kualiti-guru
264711697 kumpulan7-kualiti-guruNor Aminah
 
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di Malaysia
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di MalaysiaNota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di Malaysia
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di MalaysiaSherly Jewinly
 

What's hot (20)

Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruUpaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
 
Uas pp
Uas ppUas pp
Uas pp
 
Ppl & microteaching
Ppl & microteachingPpl & microteaching
Ppl & microteaching
 
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
 
Makalah gupres2
Makalah gupres2Makalah gupres2
Makalah gupres2
 
Laluan kerjaya dalam profesion keguruan
Laluan kerjaya dalam profesion keguruanLaluan kerjaya dalam profesion keguruan
Laluan kerjaya dalam profesion keguruan
 
KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Muzakarah profesi
Muzakarah profesiMuzakarah profesi
Muzakarah profesi
 
KUALITI GURU
KUALITI GURUKUALITI GURU
KUALITI GURU
 
Bab I
Bab I Bab I
Bab I
 
Kompetensi guru
Kompetensi  guruKompetensi  guru
Kompetensi guru
 
Pengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guruPengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guru
 
Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Guru
 
Makalah daspen
Makalah daspenMakalah daspen
Makalah daspen
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikan
 
264711697 kumpulan7-kualiti-guru
264711697 kumpulan7-kualiti-guru264711697 kumpulan7-kualiti-guru
264711697 kumpulan7-kualiti-guru
 
Masalah Pendidikan
Masalah PendidikanMasalah Pendidikan
Masalah Pendidikan
 
Pbkk3243 penilaian program bimbingan dan kaunseling
Pbkk3243  penilaian program bimbingan dan kaunselingPbkk3243  penilaian program bimbingan dan kaunseling
Pbkk3243 penilaian program bimbingan dan kaunseling
 
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di Malaysia
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di MalaysiaNota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di Malaysia
Nota Tajuk 6 Kurikulum dan Pengajaran PTV dan KHSR di Malaysia
 

Viewers also liked

Jurnal pengembangan materi dilatasi
Jurnal pengembangan materi dilatasiJurnal pengembangan materi dilatasi
Jurnal pengembangan materi dilatasiDia Cahyawati
 
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebra
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebraKonsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebra
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebraMade Rai Adnyana
 

Viewers also liked (6)

Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Trigonometri pptrad
Trigonometri pptradTrigonometri pptrad
Trigonometri pptrad
 
Dilatasi telmat
Dilatasi telmatDilatasi telmat
Dilatasi telmat
 
Jurnal pengembangan materi dilatasi
Jurnal pengembangan materi dilatasiJurnal pengembangan materi dilatasi
Jurnal pengembangan materi dilatasi
 
Makalah lengkap
Makalah lengkapMakalah lengkap
Makalah lengkap
 
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebra
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebraKonsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebra
Konsep Pencerminan dan Dilatasi menggunakan GeoGebra
 

Similar to Peningkatan keprofesionalan guru

Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Gurumiezy1989
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN Cescashinta
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tikuwidewi
 
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02purdiyanto -
 
Tugas yenita purnamasari
Tugas yenita purnamasariTugas yenita purnamasari
Tugas yenita purnamasariyenitaprs
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruanarsyad20
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Pipit Wijaya
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesimubarokrizqi
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanMichelle Rumawir
 
Ulasan guru efektif
Ulasan guru efektifUlasan guru efektif
Ulasan guru efektifApin Singgi
 
Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruProfesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruCartoon Dyqta
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfXixoHandshome
 

Similar to Peningkatan keprofesionalan guru (20)

Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Guru
 
kualifikasi dan kompetensi guru.docx
kualifikasi dan kompetensi guru.docxkualifikasi dan kompetensi guru.docx
kualifikasi dan kompetensi guru.docx
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruProfesionalisasi Guru
Profesionalisasi Guru
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tik
 
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02
Buku5pedomanpenilaiankegiatanpkb 121106205007-phpapp02
 
Tugas yenita purnamasari
Tugas yenita purnamasariTugas yenita purnamasari
Tugas yenita purnamasari
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Orps farid nurhidayat
Orps farid nurhidayatOrps farid nurhidayat
Orps farid nurhidayat
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruan
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
 
MAKALAH bu emi.docx
MAKALAH bu emi.docxMAKALAH bu emi.docx
MAKALAH bu emi.docx
 
Ulasan guru efektif
Ulasan guru efektifUlasan guru efektif
Ulasan guru efektif
 
Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruProfesionalisasi Guru
Profesionalisasi Guru
 
Tugas 4 tik
Tugas 4 tikTugas 4 tik
Tugas 4 tik
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
 

More from Dia Cahyawati

Media pembelajaran (dilatasi)
Media pembelajaran (dilatasi)Media pembelajaran (dilatasi)
Media pembelajaran (dilatasi)Dia Cahyawati
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaDia Cahyawati
 
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201Dia Cahyawati
 
09soal olimp-mat-tk-provinsi-2009
09soal olimp-mat-tk-provinsi-200909soal olimp-mat-tk-provinsi-2009
09soal olimp-mat-tk-provinsi-2009Dia Cahyawati
 
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23Dia Cahyawati
 
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283Dia Cahyawati
 
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23Dia Cahyawati
 
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39Dia Cahyawati
 
Smp -matematika_2007
Smp  -matematika_2007Smp  -matematika_2007
Smp -matematika_2007Dia Cahyawati
 
Smp -matematika_2006
Smp  -matematika_2006Smp  -matematika_2006
Smp -matematika_2006Dia Cahyawati
 
Smp -matematika_2005
Smp  -matematika_2005Smp  -matematika_2005
Smp -matematika_2005Dia Cahyawati
 
Smp -matematika_2004
Smp  -matematika_2004Smp  -matematika_2004
Smp -matematika_2004Dia Cahyawati
 
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32Dia Cahyawati
 
Pegangan belajar matematika 1
Pegangan belajar matematika 1Pegangan belajar matematika 1
Pegangan belajar matematika 1Dia Cahyawati
 
Kelas02 mtk mastitingsumarmi
Kelas02 mtk mastitingsumarmiKelas02 mtk mastitingsumarmi
Kelas02 mtk mastitingsumarmiDia Cahyawati
 
Wahana matematika (ipa)
Wahana matematika (ipa)Wahana matematika (ipa)
Wahana matematika (ipa)Dia Cahyawati
 
Matematika 3 (bahasa)
Matematika 3 (bahasa)Matematika 3 (bahasa)
Matematika 3 (bahasa)Dia Cahyawati
 
X matematika buku siswa
X matematika buku siswaX matematika buku siswa
X matematika buku siswaDia Cahyawati
 

More from Dia Cahyawati (20)

Media pembelajaran (dilatasi)
Media pembelajaran (dilatasi)Media pembelajaran (dilatasi)
Media pembelajaran (dilatasi)
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
 
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201
Ilmu%20 sosial%20dan%20budaya%201
 
09soal olimp-mat-tk-provinsi-2009
09soal olimp-mat-tk-provinsi-200909soal olimp-mat-tk-provinsi-2009
09soal olimp-mat-tk-provinsi-2009
 
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-22-314-ali-lia-23
 
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283
Soal un-matematika-smp-22-312-bimo-fajar-39-283
 
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23
Soal un-matematika-smp-21-214-ali-lia-23
 
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39
Soal un-matematika-smp-21-212-bimo-fajar-39
 
Smp -matematika_2007
Smp  -matematika_2007Smp  -matematika_2007
Smp -matematika_2007
 
Smp -matematika_2006
Smp  -matematika_2006Smp  -matematika_2006
Smp -matematika_2006
 
Smp -matematika_2005
Smp  -matematika_2005Smp  -matematika_2005
Smp -matematika_2005
 
Smp -matematika_2004
Smp  -matematika_2004Smp  -matematika_2004
Smp -matematika_2004
 
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32
Soal un-matematika-smp-31-221-akmal-fajar-32
 
Matematika 3
Matematika 3Matematika 3
Matematika 3
 
Pegangan belajar matematika 1
Pegangan belajar matematika 1Pegangan belajar matematika 1
Pegangan belajar matematika 1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Kelas02 mtk mastitingsumarmi
Kelas02 mtk mastitingsumarmiKelas02 mtk mastitingsumarmi
Kelas02 mtk mastitingsumarmi
 
Wahana matematika (ipa)
Wahana matematika (ipa)Wahana matematika (ipa)
Wahana matematika (ipa)
 
Matematika 3 (bahasa)
Matematika 3 (bahasa)Matematika 3 (bahasa)
Matematika 3 (bahasa)
 
X matematika buku siswa
X matematika buku siswaX matematika buku siswa
X matematika buku siswa
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Peningkatan keprofesionalan guru

  • 1. PROFESI KEPENDIDIKAN „Peningkatan Profesional Guru‟ Disusun oleh : Fathan Bahtra (06121408015) Dia Cahyawati (06121408016) Winda Efrializa (06121408016) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012/2013
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Profesi Kependidikan ini yang berjudul "Peningkatan Profesional Guru". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah profesi kependidikan di program studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak somakim selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi Kependidikan dan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Palembang,12 Februari 2014
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN PEMBAHASAN 1. Definisi Profesional Guru 2. Pembentukan Guru 3. Karakteristik Guru 4. Cara Peningkatan Guru Profesional 5. CTL KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
  • 4. PENDAHULUAN Pada saat masyarakat melihat kualitas pendidikan masih rendah, maka dengan sendirinya muncul pertanyaan dalam diri masyarakat, apa sebenarnya yang menyebabkan kualitas pendidikan ini masih rendah? Apakah pendidiknya (guru) yang kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan proses pembelajaran? ataukah dari segi metode/strategi dan kurikulum yang kurang tepat? ataukah dari kemampuan peserta didik yang rendah dalam merespon pelajaran sehingga sulit untuk menerima pelajaran serta sulit termotivasi untuk belajar dengan tekun?. Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan mengiringi kondisi kualitas pendidikan di Tanah Air yang kurang memuaskan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mutu pendidikan di Tanah Air sampai saat ini masih rendah. Cukup banyak bukti yang dapat digunakan untuk mendukung kesimpulan ini. Rata-rata hasil ujian akhir nasional, ujian akhir sekolah atau apa-pun namanya untuk semua mata pelajaran berkisar pada rentangan 5 sampai 7 saja. Berbagai hasil survei yang telah dilakukan oleh lembaga internasional juga menempatkan prestasi siswa Indonesia pada posisi bawah. Terakhir, hasil survei TIMSS 2003 (Trends in International Mathematics and Sciencies Study) di bawah payung International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA) menempatkan Indonesia pada posisi ke-34 untuk bidang matematika dan pada posisi ke-36 untuk bidang sains dari 45 negara yang disurvei (Kompas, 22/12/2004). Bahkan, di Jawa Timur, dalam seleksi penerimaan calon pegawai negeri daerah yang diumumkan beberapa hari lalu dilaporkan banyak formasi yang tidak terisi karena tidak satu calon-pun yang mengikuti ujian memenuhi nilai standar (passing grade) yang ditetapkan. Realitas yang memukul dunia pendidikan di Tanah Air ini, menjadi semakin lengkap, apabila dikaitkan juga dengan laporan dari UNDP yang baru-baru ini dipublikasikan, berdasarkan laporan, Human Development Report 2004”, tersebut dinyatakan bahwa angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia mencapai 12,1%. Ini berarti, dari setiap 100 orang Indonesia dewasa yang berusia 15 tahun ke atas, ada 12 orang yang tidak bisa membaca. Angka ini relatif jauh lebih tinggi, apabila kita bandingkan dengan negera-negara lain, seperti Thailand (7,4%), Brunai Darussalam (6,1%) dan Jepang (0,0%). Sebuah negara yang baru saja
  • 5. keluar dari konflik politik yang besar dan baru memulai untuk berbenah diri namun sudah memperlihatkan hasilnya karena membangun dengan tekad dan kesungguhan hati. Ada beberapa kajian yang perlu dibahas untuk meningkatkan kualitas guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air. Di antaranya: 1). Apa definisi guru profesional? 2). Bagaimana pembentukan guru profesional? 3). Apa sebenarnya yang menjadi karakteristik guru profesional? 4). Apa saja cara penigkatan profesional guru matematika?
  • 6. PEMBAHASAN 1. Definisi Guru Profesional Sebelum membahas tentang proses pembentukan dan karakteristik guru profesional, maka alangkah lebih baik jika diketahui terlebih dahulu tentang apa makna guru profesional dalam dunia pendidikan. Secara bahasa profesional berasal dari bahasa Inggris (profession) dan bahasa Belanda (professie) yang keduanya mengadopsi dari bahasa Latin yaitu(professio) yang memiliki arti pengakuan atau pernyataan. Secara istilah profesionalisme dapat dikatakan sebagai pernyataan atau pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih. Seperti yang diungkapkan oleh para ahli, bahwa kegaiatan atau pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi apabila ia dilakukan untuk mencari nafkah dan sekaligus dilakukan dengan tingkat keahlian yang cukup tinggi, dan profesi akan dapat menghasilkan mutu produk yang baik apabila diiringi dengan etos kerja yang mantap pula. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat dalam setiap profesionalitas yang baik menurut etos kerjanya di antaranya: 1) Adanya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality). 2) Adanya keinginan untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan. 3) Adanya keinginan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat melalui karya profesionalnya.. Definisi di atas mengandung makna setidaknya kata profesional memiliki tiga ciri di antaranya: Pertama, mengandung unsur pengabdian. Maksud dari unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus dikembangkan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat, pelayanan itu dapat berupa pelayanan indifidual maupun kolektif.
  • 7. Kedua, mengandung unsur idealisme. Maksud dari unsur idealisme yaitu setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian atau bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam profesi itu mencakup pengertian pengabdian terhadap sesuatu yang luhur dan idealis. Ketiga, mengandung unsur pengembangan. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur pengembangan adalah setiap bidang profesi mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus. Ketiga makna kata profesional tersebut ternyata memiliki konsep mengenai bidang yang berhubungan dengan pekerjaan. Jika profesionalisme dianggap sebagai bidang pekerjaan maka sudah selayaknya memiliki etos kerja yang baik. Bekerja harus menghasilkan kualitas yang bagus, unggul, tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, ulet, rajin, cermat, teliti, sistematis dan berpedoman pada dasar keilmuan tertentu. Adapun konsekuensi apabila guru dipandang sebagai sebuah profesi (pekerjaan), maka ada beberapa ketentuan yang harus di taatinya di antaranya: 1) Setiap profesi yang dikembangkan harus memberikan layanan tertentu kepada masyarakat. 2) Profesi bukan sekedar mata pencaharian tetapi mencakup pengertian, pengabdian terhadap sesuatu. 3) Profesi mengandung makna yaitu mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus. 2. Pembentukan Guru Profesional Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan
  • 8. eksistensi guru itu sendiri. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global. Posisi guru yang merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran akan semakin terlihat ketika anak didik berada di ujung akhir tahun pelajaran, setelah melakukan ujian nasional, maka akan dapat dilihat kualitas anak didik pada masing-masing lembaga pendidikan. Di antara usaha untuk pembentukan guru profesional antara lain: Guru harus memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman, pengembangan materi pelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik. Guru harus sering mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri oleh para guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan pendidikan. Guru juga di tuntut untuk membiasakan diri mengkomunikasikan hasil penelitian yang telah ditemukan. Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam upaya, meningkatkan keprofesionalannya, yaitu : a. Sertifikasi sebagai sebuah sarana Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui sertifikasi sebagai sebuah proses ilmiah yang memerlukan pertanggung jawaban moral dan akademis. Dalam issu sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Sertifikasi bagi para guru dan dosen merupakan amanah dari UU Sistem Pendidikan Nasional kita (pasal 42) yang mewajibkan setiap tenaga pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar yang dimilikinya. b. Perlunya perubahan paradigma Faktor lain yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru adalah, perlunya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak lagi
  • 9. ditempatkan sekedar sebagai obyek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan sebagai subyek. Seorang guru tidak lagi sebagai instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tingi dari anak didik, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam konteks ini, guru di tuntut untuk mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif secara dinamis dalam suasana yang demokratis. c. Jenjang karir yang jelas Salah satu faktor yang dapat merangsang profesionalisme guru adalah, jenjang karir yang jelas. Dengan adanya jenjang karir yang jelas akan melahirkan kompetisi yang sehat, terukur dan terbuka, sehingga memacu setiap individu untuk berkarya dan berbuat lebih baik. Peningkatan jenjang karir yang jelas dapat memberikan motivasi kepada para guru untuk meningkatkan kualitas pribadinya masing-masing sesuai dengan bidang keahlian guna memenuhi tugas menjadi guru profesional. Di samping motivasi yang timbul akibat adanya jenjang karir yang jelas, juga akan muncul perasaan bangga terhadap profesinya yang pada akhirnya akan timbul komitmen untuk selalu meng- update ilmu pengetahuan di kuasainya selama ini. d. Peningkatan kesejahteraan yang nyata Kesejahteraan merupakan issu yang utama dalam konteks peran dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Paradigma professional tidak akan tercapai apabila individu yang bersangkutan, tidak pernah dapat memfokuskan diri pada satu hal yang menjadi tanggungjawab dan tugas pokok dari yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk mencapai profesionalisme, jaminan kesejahteraan bagi para guru merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dan dipisahkan sebagai konsekuensi logis dari tugas seorang profesionalisme.
  • 10. 3. Karakteristik Guru Profesional Untuk mengetahui bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional apabila memiliki ciri- ciri/karakteristik tertentu yang dapat diukur dan diketahui dengan mudah. Abudin Nata memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di antaranya: 1) Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang materi yang akan di ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk menyampaikannya. Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan pembelajaran sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien. 2) Guru profesional harus memiliki mental modern seperti: berpandangan jauh ke depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis, penuh percaya diri, terbuka, dan menghargai orang lain. 3) Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama, bermoral, dan berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak terpengaruh oleh adanya faham- faham kehidupan yang mengarah pada sifat sekularistik. Bertolak dari historis penelitian tentang efektifitas keberhasilan guru dalam menjalankan tugas kependidikannya, Madley menemukan beberapa asumsi keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Di antara karakteristik keberhasilan guru yaitu: pertama, asumsi sukses guru tergantung pada kepribadiaannya; kedua, asumsi sukses guru tergantung pada penguasaan metode; ketiga, asumsi sukses guru tergantung pada frekuensi dan intensitas aktivitas interaktif guru dengan siswa; keempat, asumsi bahwa apapun dasar dan alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai tanda memiliki wawasan, ada indikator penguasaan materi, ada indikataor penguasaan strategi belajar mengajar, dan lainnya. Persyaratan tertentu yang harus dimiliki sebagai guru profesional menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar ada delapan syarat meliputi: Memiliki bakat sebagai guru
  • 11. Memiliki keahlian sebagai guru Memiliki keahlian baik dan terintegrasi Memiliki mental yang sehat Berbadan sehat Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas Guru adalah manusia berjiwa pancasila Guru adalah seorang warga negara yang baik 4. Cara Peningkatan Guru Profesional Matematika Guru Profesional yang dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 4 ). Tertera pula dikatakan pada UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 12 adalah “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.” Nah dalam UU tersebut sertifikat profesi seakan-akan hanya bersifat formalitas belaka, tidak menyentuh substansinya. Oleh sebab itu, kriteria atau ukuran yang digunakan pemerintah sebagai syarat guru mendapatkan sertifikat profesi perlu ditinjau lebih dalam .Untuk itu hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan keprofesionalan guru terutama guru matematika berdasarkan UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 pasal 20 yaitu : a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan metode team work dimana dalam metode ini siswa secara aktif dapat menemukan inovasi dan mengeluarkan pendapat dari apa yang mereka teliti .Terlebih dahulu guru harus mempunyai tujuan ,visi,misi yang jelas untuk mendapat hasil pembelajaran yang baik dengan pendekatan 5M (mengamati,menanya,mencoba,menalar,menyimpulkan). Contoh :
  • 12. Cara pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ( ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa ( daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif nyaman dan menyenangkan. prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa. siswa melakukan dan menglami, tidak hana menonton dan mencatat, dan pemngembangkan kemampuan sosialisasi (Jurnal Mustofa:Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia). b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah guru dituntut menguasai teknologi sebagai salah satu wujud akselerasi pengetahuan yang mutlak harus di transfer kepada generasi penerus. hal ini untuk menghindari terjadinya guru gaptek. langkah nyatanya adalah : Guru harus meluangkan waktu untuk belajar menguasai teknologi. Guru harus belajar menggunakan media pembelajaran agar proses pembelajaran tercapai. Guru harus update terhadap teknologi. supaya lebih unggul dari peserta didik. Contoh : Dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran dan garis singgung ,siswa diminta untuk mendownload geogebra agar lebih mudah dan dapat memahami lingkaran serta garis singgung lebih lanjut melalui kreasi dan aktifitas yang mereka lakukan . c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana guru profesional tidak boleh bertindak secara subjektif . Contoh :
  • 13. Seorang anak pengusaha memiliki kemampuan intelektual yang rendah namun memiliki nilai matematika yang tinggi dikelasnya karena kedudukan sebagai anak pengusaha tersebut. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika ; dan e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun kegiatan yang harus dilakukan seorang guru matematika untuk menjadi guru profesional yang baik menurut saya adalah dengan mengikuti pelatihan, seminar ,serta mengikuti studi lanjut agar mampu meningkatkan kualitas kerja dan dapat menciptakan suasana belajar yang baru untuk disampaikan kepada peserta didiknya supaya para peserta didik lebih bersemangat untuk mendengarkan dan memahami pelajaran tersebut.Dan study lanjut yang dimaksud adalah untuk meningkatkan mutu guru sebagai tenaga pengajar yang harus mencetak siswa yang berkompeten . Profesional sangat penting, tidak ada orang lain yang bisa melaksanakan tugas mendidik kecuali pendidik profesional. Seorang profesional bukan hanya mengajar saja namun juga mendidik dan melatih. 5. Contekstual Teaching and Learning (CTL) CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dengan siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari- hari . Tujuan dari CTL adalah : 1. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga
  • 14. siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalah lainnya. 2. Agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman 3. Menekankan pada pengembangan minat pengalam siswa 4. Untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 5. Agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna 6. Untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari 7. Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mntransfer informasi-informasi kompleks dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri Strategi CTL adalah : 1. Berbasis masalah 2. Menggunakan konteks beragam 3. Mempertimbangkan kebinekaan siswa 4. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri 5. Belajar melalui kolaborasi 6. Menggunakan penelitian otentik 7. Mengejar standar tinggi
  • 15. KESIMPULAN Realita tentang kondisi pendidikan di Indonesia yang masih dalam proses pembenahan ini diakui atau tidak, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran anak didik. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang memiliki tanggungjawab dan pengaruh besar terhadap pembentukan kualitas anak didik. Bahkan dapat juga dikatakan jika guru dalam dalam proses pembelajarannya sesuai dengan tugas profesi yang di “emban” baik dalam disiplin keilmuannya maupun dalam seni proses pembelajarannya, maka dapat diprediksikan hasilnya-pun akan menjadi lebih baik. Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki dunia pendidikan di Tanah Air, mulai dari perbaikan kurikulum, metode/strategi pembelajarannya, dan upaya peningkatan mutu tenaga kependidikan. Usaha perbaikan tersebut merupakan bentuk manifestasi dari upaya meningkatkan mutu pendidikan. Di antara usaha memperbaiki mutu dunia pendidikan yaitu dengan meningkatkan kualitas tenaga kependidikan. Yakni membentuk guru yang belum profesional menjadi profesional. Untuk menciptakan guru profesional dalam proses pembelajaran di butuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Wibisono, Yusuf. Makna Profesionalisme Guru di Mata Siswa. http://alumni- xaverius.zai.web.id/?p=83 (diakses 12 April 2008) Hal. 2 Zamroni. 2000. Paradikma Pendidikan Masa Depan. Jogjakarta. Bigraf. Hal. 53-54 Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Bumi Aksara Hal. 46 Daryanto, drs, 2009, Panduan Proses Pembelajaran, Cerdas Pustaka, Surabaya. Depdiknas, 2008, Pedoman Pemberian Subsidi Peningkatan Kualifikasi guru ke S1/D4 Depdiknas, 2009, TOT KTSP, PMPTK, Jakarta