1. D I A N A E L LY Z A E M A F I T R I , S . P D .
POLA PEWARISAN SIFAT
PADA HUKUM MENDEL
2. HISTORY POLA PEWARISAN SIFAT
• Hipotesis “pencampuran”
Materi genetik dari kedua orang tua mengalami
pencampuran serupa pencampuran cat warna biru dan
kuning menjadi hijau.
• Hipotesis sekarang
Penurunan sifat pada mahluk hidup adalah sifat yang
diturunkan dari induk kepada keturunannya dikendalikan
oleh gen.
3. PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
Istilah – istilah terkait pewarisan sifat
• Alela
• Genotipe
• Fenotipe
• Gamet
• Parental
• Filial
• Homozigot
• Heterozigot
• Dominan
• Resesif
• Intermediet
4. PENELITIAN MENDEL
Mendel melakukan penelitian untuk
mengetahui penurunan sifat dari induk
kepada keturunannya dengan
menggunakan tanaman kacang ercis.
Alasan mendel menggunakan kacang
ercis karena :
• Mempunyai jenis – jenis sifat beda yang
mencolok
• Dapat melakukan penyerbukan sendiri
• Mudah melakukan penyerbukan silang
• Cepat berbuah atau berumur pendek
• Mudah dipelihara
• Ukuran tanaman lebih kecil.
5. PENELITIAN AWAL MENDEL
• Tanaman galur murni : tanaman yang apabila disilangkan
dengan sesama mereka, seluruh keturunannya mempunyai
sifat yang sama dengan induknya.
• Kemudian, Mendel menyilangkan dua galur murni dgn sifat
yang sangat kontras. Dihasilkan keturunan pertama (F1), lalu
F1 disilangkan dgn sesamanya dan dihasilkan keturunan
kedua (F2). Pada penelitian ini, Mendel tidak menemukan
sifat yang merupakan percampuran antara sifat dari dua
induk.
• Maka, munculah dua hukum yakni Hukum Segregasi dan
Hukum Pengelompokkan bebas.
6. HUKUM SEGREGASI
(HUKUM MENDEL I)
• Hukum Mendel I atau hukum segregasi dapat dibuktikan
dengan persilangan monohibrid (persilangan dengan
satu sifat beda).
• Pada pembentukan gamet, gen yang merupakan
pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anak.
9. • Testcross
• Metode yang digunakan untuk mengetahui genotipe dari suatu
karakter bila karakter tersebut disebabkan oleh alel yang sama
(homozigot) atau berbeda (heterozigot)
• Penyilangan keturunan generasi F1 dengan induk yang homozigot
resesif
• P : RR (biji bulat) X rr (biji kisut)
• G : R, R X r, r
• F1 : Rr (biji bulat)
• TC : F1 X induk homozigot resesif
• P : Rr X rr
• G : R, r X r
• F2 : Rr (Bulat) 50% dan rr (kisut) 50%
10. • Backcross
• Metode yang digunakan untuk mengetahui genotipe induk.
• Penyilangan keturunan generasi F1 dengan salah satu
induknya (induk dominan atau induk resesif)
• P : MM (marmut hitam) X mm (marmut putih)
• G : M, M X m, m
• F1 : Mm (marmut hitam)
• TC : F1 X induk homozigot dominan
• P : Mm X MM
• G : M, m r X M, M
• F2 : MM dan Mm (marmut hitam) 100%
11. HUKUM PENGELOMPOKKAN BEBAS
(HUKUM MENDEL II)
• Hukum Mendel II atau hukum pengelompokan secara
bebas dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid
(persilangan dengan dua sifat beda).
13. • Berdasarkan hasil percobaan di atas, Mendel menarik kesimpulan
bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas (tidak saling
mempengaruhi) ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum II Mendel atau dikenal dengan The
Law of Independent Assortmen of Genes atau hukum
Pengelompokan Gen secara Bebas.
• Oleh karena itu, pada contoh dihibrid tersebut terjadi 4 macam
pengelompokan dari dua pasang gen sebagai berikut.
1) Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK.
2) Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk.
3) Gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK.
4) Gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk.
14. HUKUM PROBABILITAS
• Mencari jumlah macam gamet
• Mencari perbandingan fenotipe
Misal segitiga pascal trihibrid :
15. HUKUM PROBABILITAS
• Mencari jumlah macam fenotip F2
• Mencari jumlah keturunan homozigot
• Mencari jumlah macam genotipe F2
25. EPISTASIS DOMINAN RESESIF
Disilangkan ayam negeri berbulu putih dengan berbulu putih. Dimana
sifat gen sebagai berikut.
• C : Warna
• c : Tidak menghasilkan warna
• I : Inhibitor (menghalangi) keluarnya warna
• i : Tidak menghalangi keluarnya warna
Hasil penelitian yang dilakukan mengungkapkan ada dua gen yang
berinteraksi memengaruhi warna bulu ayam negeri sebagai berikut.
• I-C : berwarna putih
• I-c : berwarna putih
• i-C : berwarna
• i-c : berwarna putih
26. • P : Putih X Putih
• P : IICC X iicc
• G : IC ic
• F1 : IiCc (warna putih)
• Keturunan F1 disilangkan dengan sesamanya
• P : Putih X Putih
• P2: IiCc X IiCc
• G2: IC IC
Ic Ic
iC iC
ic ic
27. F2 IC Ic iC ic
IC IICC
putih
IICc
putih
IiCC
putih
IiCc
putih
Ic IICc
putih
Iicc
putih
IiCc
putih
Iicc
putih
iC IiCC
putih
IiCc
putih
iiCC
warna
iiCc
warna
ic IiCc
putih
Iicc
putih
iiCc
warna
iicc
putih
• Perbandingan fenotip keturunan generasi ke-2 (F2)
• Putih : Warna
• 13 : 3
28. GEN RANGKAP PENGARUH
KUMULATIP
Disilangkan tanaman gandum (Hordeum vulgare) kulit biji
berwrna ungu tua dan putih.
Hasil penelitian yang dilakukan mengungkapkan ada dua gen
dominan yang berinteraksi mempengaruhi suatu sifat baru dan
apabila keduanya tidak berinteraksi maka warna tidak muncul,
sehingga sifat warna kulit tanaman gandum yang tampak
sebagai berikut.
• A-B : berwarna ungu tua
• A-b : berwarna ungu
• a-B : berwarna ungu
• a-b : berwarna putih
29. • P : Ungu tua X Putih
• P : AABB X aabb
• G : AB ab
• F1 : AaBb (warna Ungu Tua)
• Keturunan F1 disilangkan dengan sesamanya
• P : Ungu tua X Ungu tua
• P2: AaBb X AaBb
• G2: AB AB
Ab Ab
aB aB
ab ab
30. F2 AB Ab aB ab
AB AABB
Ungu tua
AABb
Ungu tua
AaBB
Ungu tua
AaBb
Ungu Tua
Ab AABb
Ungu tua
AAbb
Ungu
AaBb
Ungu tua
Aabb
Ungu
aB AaBB
Ungu tua
AaBb
Ungu tua
aaBB
Ungu
aaBb
Ungu
ab AaBb
Ungu tua
Aabb
Ungu
aaBb
Ungu
aabb
putih
• Perbandingan fenotip keturunan generasi ke-2 (F2)
• Ungu tua : Ungu : Putih
• 9 : 6 : 1