SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER DENGAN PENAMBAHAN PHOSPHAT
(INTERNAL TREATMENT)

I. Tujuan Percobaan

-

Mahasiswa dapat memahami sistem pengolahan air umpan boiler secara internal
treatment.

-

Mahasiswa dapat menganalisa air sebelum dan sesudah dilakukan internal treatment.

II. Bahan yang digunakan
-

Air

-

Phosphat (Na2PO4)

-

EDTA

-

Ericrom Black T

III. Alat yang digunakan
-

Tanki softener

-

Conduktometer

-

pH

-

Gelas Kimia

-

Bola Karet

-

Pipet Ukur

-

Pipet Tetes
IV. Dasar Teori
Internal Treatment (perawatan dalam)
Adalah pengolahan air didalam boiler dengan cara pembubuhan/penambahan bahanbahan kimia (chemicals) ke dalam boiler dengan maksud untuk mencegah terjadi endapan
kerak, korosi dan sebagainya didalam boiler. Para ahli berpendapat bahwa antara
pretreatment dan internal treatment harus saling menunjang agar hasil yang dicapai sesuai apa
yang di harapkan dimana pipa-pipa api/air tidak mengalami endapan sehingga transfer panas
dari panas ke air mencapai tingkat Efisiensi yang tinggi. Internal treatment di bagi 2 cara:
1. Organik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan organik seperti tannin sebagai pencegah kerak
dan penyerap oksigen.
2. Inorganik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan – bahan non-organik seperti : Polyphospate
sebagai pencegah kerak dan sodium sulphite / hydrazine sebagai penyerap oksigen, amine
sebagai pencegah karat pada pipa uap, pipa condensate dan sebagainya.
Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah
pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas,
yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan
mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi
dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak
terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Senyawa
yang digunakan seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan
senyawa inorganik.
Beberapa Problema pada Ketel
1.

Problema Kerak
Scaling / Kerak adalah Konsentrasi padatan terlarut (dissolved solid) pada zona

heating lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga terbentuk lapisan film (concentrated film)
yang kemudian menjadi scale. Konduktivitas thermal pada scale / kerak rendah, sehingga
mengakibatkan efisiensi boiler.
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral pembentukan
kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas
penguapan. Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam boiler
karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah kalsium sulfat,
senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga
bila lama penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama
dengan kalsium dan magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin sulit
untuk dihilangkan.
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan panas
permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan
dari dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan
menurunnya efisiensi boiler.
2.

Problema Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam uap yang

terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di alam
misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat terjadi
disebabkan oleh : gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S, kerak dan deposit,
perbedaan logam ( korosi galvanis ), pH yang terlalu rendah dan lain-lain.
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general corrosion,
pitting (terbentuknya lubang ) dan embrittlement (peretakan baja ). Adanya gas yang terlarut,
oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah penyebab utama general
corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gasgas ini di dalam air umpan boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan
memisah pada ruang uap, tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau
terperangkap pada kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi
pada logam-logam boiler. Karena itu pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH air
menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai nilai pH yang
relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi berbahaya adalah bentuk korosi
embrittlement atau keretakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada tekanan
yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan
inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan
kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan
meluas pada ujung tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan
caustic yang terkonsentrasi.
3.

Carry - Over
Lolosnya silika / salt pada boiler water bersama steam. Hal ini diakibatkan kurangnya

menjaga konsentrasi silika. Carry over silika menyebabkan scalling pada heat exchanger
(reboiler, heater, dsb).
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan konsentrasi yang
tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara berlebihan sehingga dapat
menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar bersama dengan uap
ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat
diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau
material-material yang diperlukan steam.
Parameter Fisik Air
-

Suspended solid (>10-3 mm)

-

Koloid (10-6 mm - 10-3 mm)

-

Turbiditas (absorbed/scattered)

-

Warna (dissolved solid, <10-6 mm)

-

Zat tannin pada kayu dan humus warna Kuning

-

Oksida besi warna merah

-

Oksida mangan warna coklat/hitam

-

Rasa dan bau

-

Temperatur
V. Prosedur Kerja
-

Memeriksa air umpan (tanki) penuh atau ½ penuh

-

Membuka keran resin kolom air

-

Menganalisa air yang keluar dari kolom air (input tanki softener)

-

Membuka katup phosphate

-

Membiarkan selama 20 menit

-

Mengambil air yang keluar dari tanki softener

-

Menganalisa :
» pH
» Conductivity

VI. Data Pengamatan
Parameter
pH
Turbidity ( NTu)
Alkali
Kadar Garam (ppm)
Temperatur (oC)
Konduktivity (µs)
%DO
TDS (ppm)

Sesudah

Sebelum
» pH
» Conductivity

VI. Data Pengamatan
Parameter
pH
Turbidity ( NTu)
Alkali
Kadar Garam (ppm)
Temperatur (oC)
Konduktivity (µs)
%DO
TDS (ppm)

Sesudah

Sebelum

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontanan
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor Alir Tangki BerpengadukReaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Neraca panas materi
Neraca panas materiNeraca panas materi
Neraca panas materi
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Pik 2 bab 4_halogenasi
Pik 2 bab 4_halogenasiPik 2 bab 4_halogenasi
Pik 2 bab 4_halogenasi
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
 

Ähnlich wie Pengolahan air umpan boiler(internal)

Ähnlich wie Pengolahan air umpan boiler(internal) (20)

Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
 
Kerusakan karena Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena  Boiler Water Systems.pptKerusakan karena  Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena Boiler Water Systems.ppt
 
Laporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiLaporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besi
 
Flow Assurance
Flow AssuranceFlow Assurance
Flow Assurance
 
Material Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.pptMaterial Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.ppt
 
Tugas quis
Tugas quisTugas quis
Tugas quis
 
Isal air proses
Isal air prosesIsal air proses
Isal air proses
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
 
Perubahan Materi
Perubahan MateriPerubahan Materi
Perubahan Materi
 
Makalah Korosi
Makalah KorosiMakalah Korosi
Makalah Korosi
 
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
 
pembuatan katalis
pembuatan katalispembuatan katalis
pembuatan katalis
 
Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)
 
Bab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah BatubaraBab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah Batubara
 
Bab 1 perubahan ilmu kimia
Bab 1 perubahan ilmu kimiaBab 1 perubahan ilmu kimia
Bab 1 perubahan ilmu kimia
 
BIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptxBIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptx
 
Perubahan materi.pdf
Perubahan materi.pdfPerubahan materi.pdf
Perubahan materi.pdf
 

Pengolahan air umpan boiler(internal)

  • 1. PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER DENGAN PENAMBAHAN PHOSPHAT (INTERNAL TREATMENT) I. Tujuan Percobaan - Mahasiswa dapat memahami sistem pengolahan air umpan boiler secara internal treatment. - Mahasiswa dapat menganalisa air sebelum dan sesudah dilakukan internal treatment. II. Bahan yang digunakan - Air - Phosphat (Na2PO4) - EDTA - Ericrom Black T III. Alat yang digunakan - Tanki softener - Conduktometer - pH - Gelas Kimia - Bola Karet - Pipet Ukur - Pipet Tetes
  • 2. IV. Dasar Teori Internal Treatment (perawatan dalam) Adalah pengolahan air didalam boiler dengan cara pembubuhan/penambahan bahanbahan kimia (chemicals) ke dalam boiler dengan maksud untuk mencegah terjadi endapan kerak, korosi dan sebagainya didalam boiler. Para ahli berpendapat bahwa antara pretreatment dan internal treatment harus saling menunjang agar hasil yang dicapai sesuai apa yang di harapkan dimana pipa-pipa api/air tidak mengalami endapan sehingga transfer panas dari panas ke air mencapai tingkat Efisiensi yang tinggi. Internal treatment di bagi 2 cara: 1. Organik treatment Dalam hal ini orang menggunakan bahan organik seperti tannin sebagai pencegah kerak dan penyerap oksigen. 2. Inorganik treatment Dalam hal ini orang menggunakan bahan – bahan non-organik seperti : Polyphospate sebagai pencegah kerak dan sodium sulphite / hydrazine sebagai penyerap oksigen, amine sebagai pencegah karat pada pipa uap, pipa condensate dan sebagainya. Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Senyawa yang digunakan seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan senyawa inorganik. Beberapa Problema pada Ketel 1. Problema Kerak Scaling / Kerak adalah Konsentrasi padatan terlarut (dissolved solid) pada zona heating lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga terbentuk lapisan film (concentrated film) yang kemudian menjadi scale. Konduktivitas thermal pada scale / kerak rendah, sehingga mengakibatkan efisiensi boiler.
  • 3. Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas penguapan. Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila lama penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin sulit untuk dihilangkan. Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya efisiensi boiler. 2. Problema Korosi Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat terjadi disebabkan oleh : gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S, kerak dan deposit, perbedaan logam ( korosi galvanis ), pH yang terlalu rendah dan lain-lain. Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general corrosion, pitting (terbentuknya lubang ) dan embrittlement (peretakan baja ). Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gasgas ini di dalam air umpan boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap, tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada logam-logam boiler. Karena itu pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air boiler. Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH air menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi berbahaya adalah bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan
  • 4. meluas pada ujung tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan caustic yang terkonsentrasi. 3. Carry - Over Lolosnya silika / salt pada boiler water bersama steam. Hal ini diakibatkan kurangnya menjaga konsentrasi silika. Carry over silika menyebabkan scalling pada heat exchanger (reboiler, heater, dsb). Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap. Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau material-material yang diperlukan steam. Parameter Fisik Air - Suspended solid (>10-3 mm) - Koloid (10-6 mm - 10-3 mm) - Turbiditas (absorbed/scattered) - Warna (dissolved solid, <10-6 mm) - Zat tannin pada kayu dan humus warna Kuning - Oksida besi warna merah - Oksida mangan warna coklat/hitam - Rasa dan bau - Temperatur
  • 5. V. Prosedur Kerja - Memeriksa air umpan (tanki) penuh atau ½ penuh - Membuka keran resin kolom air - Menganalisa air yang keluar dari kolom air (input tanki softener) - Membuka katup phosphate - Membiarkan selama 20 menit - Mengambil air yang keluar dari tanki softener - Menganalisa :
  • 6. » pH » Conductivity VI. Data Pengamatan Parameter pH Turbidity ( NTu) Alkali Kadar Garam (ppm) Temperatur (oC) Konduktivity (µs) %DO TDS (ppm) Sesudah Sebelum
  • 7. » pH » Conductivity VI. Data Pengamatan Parameter pH Turbidity ( NTu) Alkali Kadar Garam (ppm) Temperatur (oC) Konduktivity (µs) %DO TDS (ppm) Sesudah Sebelum